Methylprednisolon merupakan golongan glukokortikoid sintetik
dengan struktur mirip dengan hormon alami yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Methylprednisolone biasanya digunakan dalam terapi pengganti insufisiensi adrenal dan sebagai agen anti- inflamasi dan imunosupresan. indikasi
Methylprednisolone adalah obat dengan kandungan yang
menyerupai hormon kortikosteroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Funsi dari methylprednisolone ini adalah untuk mengatasi pembengkakan, kemerahan, nyeri, dan sensasi panas akibat peradangan. penyakit yang bisa dikendalikan oleh methylprednisolone brdasarkan organ tubuh:
a. Otak: tuberculosis meningitis.
b. Darah: leukimia. c. Usus: penyakit crohn dan colitis ulseratif. d. Mata: neuritis optic, uvetis dan iritis. e. Sendi: atritis rheumatoid dan demam rematik. f. Paru-paru: asma dan tuberculosis. g. Otot: dermatomyositis dan polimiositis. h. Kulit: eksim. kontra indikasi
Sampai sekarang tidak ada kontraindikasi yang absolut.
Pemberian dosis tunggal besar bila diperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat merupakan kontraindikasi relatif dapat dilupakan, terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien. efek samping
Insufisiensi adrenokortikal Efek pada saluran cerna
.Efek muskuloskeletal Efek sistem syaraf Gangguan cairan dan elektrolit Efek dermatologi Efek pada mata Efek endokrin dosis dan bentuk sediaan
• Dosis awal pada dewasa dari metilprednisolon dapat bermacam-macam dari 4 mg – 48 mg
per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung keadaan penyakit diberikan bersamaan dengan makanan. • Dosis vial 10-40 mg IV/ IM (mims). • Sediaan oral Metilprednisolon (generik, medrol, meprolone); 2,4,8,16, 32 mg tablet. Sediaan paranteral metilprednisolon asetat (generic, Depo-medrol); 20, 40, 80 mg/ mL IM. • Sediaan paranteral metilprednisolon sodium susinat (generik, solu- medrol); 40,125, 500, 1000 mg/vial injeksi. mekanisme kerja dalam tubuh
Methylprednisolone bekerja dengan berikatan pada reseptor
khusus dalam sitoplasma sel. Ikatan tersebut dapat menghambat sintesis beberapa protein tertentu yang berperan pada reaksi inflamasi dalam tubuh. Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif. Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein Penutup