Anda di halaman 1dari 10

METHYLPREDNISOLON

nama kelompok

Tria Astuti Revy Ria Dynensi

Sabina Zahra
Methylprednisolon

Methylprednisolon merupakan golongan glukokortikoid sintetik


dengan struktur mirip dengan hormon alami yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal. Methylprednisolone biasanya digunakan dalam
terapi pengganti insufisiensi adrenal dan sebagai agen anti-
inflamasi dan imunosupresan.
indikasi

Methylprednisolone adalah obat dengan kandungan yang


menyerupai hormon kortikosteroid yang diproduksi oleh
kelenjar adrenal. Funsi dari methylprednisolone ini
adalah untuk mengatasi pembengkakan, kemerahan,
nyeri, dan sensasi panas akibat peradangan.
penyakit yang bisa dikendalikan oleh
methylprednisolone brdasarkan organ tubuh:

a. Otak: tuberculosis meningitis.


b. Darah: leukimia.
c. Usus: penyakit crohn dan colitis ulseratif.
d. Mata: neuritis optic, uvetis dan iritis.
e. Sendi: atritis rheumatoid dan demam rematik.
f. Paru-paru: asma dan tuberculosis.
g. Otot: dermatomyositis dan polimiositis.
h. Kulit: eksim.
kontra indikasi

Sampai sekarang tidak ada kontraindikasi yang absolut.


Pemberian dosis tunggal besar bila diperlukan selalu
dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat
merupakan kontraindikasi relatif dapat dilupakan,
terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien.
efek samping

Insufisiensi adrenokortikal Efek pada saluran cerna


.Efek muskuloskeletal Efek sistem syaraf
Gangguan cairan dan elektrolit Efek dermatologi
Efek pada mata
Efek endokrin
dosis dan bentuk sediaan

• Dosis awal pada dewasa dari metilprednisolon dapat bermacam-macam dari 4 mg – 48 mg


per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung keadaan penyakit diberikan bersamaan dengan
makanan.
• Dosis vial 10-40 mg IV/ IM (mims).
• Sediaan oral Metilprednisolon (generik, medrol, meprolone); 2,4,8,16, 32 mg
tablet. Sediaan paranteral metilprednisolon asetat (generic, Depo-medrol); 20, 40,
80 mg/ mL IM.
• Sediaan paranteral metilprednisolon sodium susinat (generik, solu- medrol);
40,125, 500, 1000 mg/vial injeksi.
mekanisme kerja dalam tubuh

Methylprednisolone bekerja dengan berikatan pada reseptor


khusus dalam sitoplasma sel. Ikatan tersebut dapat menghambat
sintesis beberapa protein tertentu yang berperan pada reaksi
inflamasi dalam tubuh. Methylprednisolone bekerja dengan
menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif.
Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang
kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein
Penutup

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai