Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PANJANG STUMP DENGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PADA PASIEN PENGGUNA TRANSTIBIAL PROSTHESIS

Hanifah Aeni, 2023. Dwi Setyawan, Muhammad Syaifuddin

Program Studi Terapan Ortotik Prostetik, Politeknik Kesehatan Surakarta

hanifahaeni7@gmail.com

Abstrak: Transtibial prosthesis merupakan alat pengganti anggota gerak tungkai bawah
yang telah hilang. Pada dasarnya melakukan semua aktivitas itu membutuhkan kekuatan
otot. Lalu bagaimana Hubungan Panjang Stump Transtibial Prosthesis dengan Kekuatan
Otot Tungkai. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan desain
penelitian observasional panalitik. Alat ukur yang digunakan adalah midline (untuk
mengukur panjang tungkai) leg dynamometer (untuk mengukur kekuatan otot tungkai.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara panjang stump
dengan kekuatan otot tungkai pada pengguna transtibial prosthesis dengan nilai
signifikan sebesar 0,208 (p > 0,05) dengan nilai korelasi sebesar 0,436. Maka
keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat di simpulkan bahwa
panjang stump tidak berhubungan secara signifikan dengan kekuatan otot tungkai
menggunakan alat ukur leg dynamometer pada pasien amputasi bawah lutut pengguna
transtibial prosthesis.

Kata Kunci : Panjang Stump, Kekuatan Otot Tungkai, Transtibial Prosthesis, Leg
Dynamometer.

PENDAHULUAN

Amputasi dapat diartikan yang terjadi pada ekstremitas sudah


sebagai tindakan memisahkan bagian tidak mungkin dapat diperbaiki dengan
tubuh Sebagian atau seluruh bagian menggunakan teknik lain, atau
ekstremitas. Tindakan ini merupakan manakala kondisi organ dapat
tindakan yang dilakukan dalam kondisi membahayakan keselamatan tubuh klien
pilihan terakhir manakala masalah secara utuh atau merusak organ tubuh
organ

62
yang lain seperti dapat menimbulkan kelamin, makanan, latihan, aktivitas
komplikasi infeksi (Rachmat and fisik dan lemak tubuh (Utami, 2020).
Surono 2019a).
Beberapa peralatan, seperti
Transtibial prosthesis dynamometer kekuatan dapat digunakan
merupakan alat pengganti anggota gerak untuk mengukur gaya maksimum yang
tungkai bawah yang telah hilang. diterapkan melalui kontraksi isometrik.
Prosthesis ini dibuat untuk menunjang Dynamometer kekuatan biasanya terdiri
fungsi dari anggota gerak tungkai dari tensiometer kabel. Mereka telah
bawah bagi penderita amputasi dikenal sebagai perangkat yang valid
transtibial sehingga pasien diharapkan dan andal untuk memperkirakan
dapat mengatasi keterbatasan dalam kekuatan. Back & Leg dynamometers
menjalankan aktivitas sehari-harinya adalah instrumen yang digunakan untuk
secara fungsional (Rachmat, 2017). mengukur kekuatan isometrik
Pada dasarnya melakukan semua maksimum otot punggung dan tungkai
aktivitas itu membutuhkan kekuatan dan melacak peningkatan latihan
otot. Kekuatan otot merupakan hal yang kekuatan dan/atau rehabilitasi individu,
penting bagi setiap individu. Kekuatan dan ini juga dikenal umum digunakan
otot tungkai, knee, dan pelvic harus kuat dalam ilmu kedokteran. Meskipun
untuk mempertahankan keseimbangan dynamometer adalah instrumen tes yang
melawan gaya gravitasi dan beban valid dan andal yang telah digunakan
eksternal lainnya yang secara terus selama bertahun-tahun untuk mengukur
menerus memengaruhi posisi tubuh. kekuatan, terlihat bahwa ada perbedaan
yang berlebihan dalam skor kekuatan
Kekuatan otot mengacu pada
kaki dalam banyak penelitian yang
jumlah kekuatan yang dapat dihasilkan
membandingkan kelompok serupa
otot dan biasanya diukur dengan jumlah
(Eyuboglu et al. 2019).
kekuatan maksimum yang dapat
dihasilkan otot dalam satu usaha yang Tujuan dilakukan penelitian ini
maksimal. Banyak faktor yang adalah untuk mengetahui Hubungan
memengaruhi kekuatan dan ketahanan Panjang Stump Transtibial dengan
otot seseorang seperti usia, jenis Kekuatan Otot Tungkai pada Pengguna
Transtibial Prosthesis.
METODE PENELITIAN

Pada penelitian Panjang Stump berdasarkan kriteria spesifik yang terdiri


Dengan Kekuatan Otot Tungkai Pada dari kriteria inklusi dan eksklusi.
Pasien Pasca Amputasi Transtibial ini
Panjang stump pada pengguna
menggunakan jenis penelitian
amputasi transtibial yang di ukur
kuantitatif dengan pendekatan cross
menggunakan midline dengan cara
sectional dengan desain penelitian
mengukur dari patella tendon hingga
observasional panalitik. Populasi yang
end of stump, dengan jenis data rasio.
di tetapkan oleh peneliti yaitu 59 Orang
Penyandang amputasi transtibial Kekuatan otot tungkai pada
pengguna transtibial prosthesis di pengguna amputasi transtibial, yang di
Klinik Ipoed Ortotik Prostetik. Sampel ukur menggunakan leg dynamometer
yang didapatkan oleh peneliti yaitu 10 (alat tersebut di pinjam dari Universitas
Orang , Teknik pengambilan sampel Tunas Pembangunan Surakarta) sebagai
secara purposive sampling yaitu besar alat untuk mengukur kekuatan otot
sampling tungkai, dengan jenis data rasio.

METODE PENGUMPULAN DATA


1. Tahap persiapan dan tujuan dari penelitian tersebut

Pada tahap ini dilakukan : serta menetukan waktu pengambilan


data subyek penelitian.
(1) Pengurusan ijin kepada
(4)Kemudian setelah subyek
pengelola di klinik ipoed ortotik
penelitian bersedia dengan waktu
prostetik Surakarta.
yang telah di tentukan peneliti akan
(2) Setelah mendapatkan ijin dari
datang ke alamat setiap subyek
pengelola peneliti mencari data
penelitian di daerah Surakarta.
tentang subyek yang akan dijadikan
2. Tahap pelaksanaan
sample penelitian.
Pada tahap pelaksanaan, setiap
(3) Selanjutnya peneliti
subyek yang sesuai dengan kriteria
menghubungi setiap subyek
inklusi, diperoleh sejumlah calon
penelitian untuk diminta persetujuan
subyek penelitian yang memenuhi
nya dan menjelaskan secara singkat
syarat. Kepada subyek dilakukan
maksud

62
pengukuran kekuatan otot tungkai prosthesis untuk mengukur berat
pada pasien transtibial prosthesis badan.
dengan Panjang stump. (3) Leg dynamometer, subyek berdiri di
Alat yang digunakan untuk atas alat leg dynamometer lalu
mengukur kekuatan otot tungkai lakukan Gerakan fleksi 155o dan
antara lain : tangannya menarik tuas/tali yang
(1) Midline, awalnya subyek berdiri terhubung ke leg dynamometer.
dengan menggunakan prosthesis 3. Tahap pengolahan data
untuk mengetahui Panjang stump, Data yang telah dikumpulkan
dengan cara mengukur dari patella dilakukan rekapitulasi, selanjutnya
tendon hingga end of stump dilakukan edit dan entry data.
pengguna amputasi transtibial. Pengolahan data menggunakan
(2) Timbangan berat badan, awalnya fasilitas computer dengan program
subyek berdiri menggunakan SPSS.

METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


Data yang telah dikumpulkan dilakukan
pekerjaan, jenis kelamin dll. Lalu
rekapitulasi, kemudian dilakukan
analisis bivariat adalah teknik analisis
pengolahan data yang meliputi editing,
yang dilakukan untuk menganalisis
coding, dan tabulating. Sedangkan
hubungan dua variabel, yaitu panjang
program yang di pakai dalam
stump dengan kekuatan otot tungkai.
pengolahan data, analisis data univariat
Analisis bivariat menggunakan korelasi
untuk menjelaskan masing-masing
pearson jika data terdistribusi normal.
variabel dalam penelitian. Jenis analisis
Jika tidak normal menggunakan
ini digunakan untuk mengetahui
spearmanrank.
karakteristik sample, meliputi usia,
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh selanjutnya di


univariat dan analisis bivariat
olah dan di evaluasi menggunakan
menggunakan spearmanrank. Hasil uji
software program data SPSS versi 25
hipotesis menunjukan bahwa tidak
pengambilan keputusan berdasarkan
terdapat hubungan antara panjang stump
pengkategorian menggunakan analisis
dengan kekuatan otot tungkai pada
pengguna transtibial prosthesis dengan seperti usia, jenis kelamin, makanan,
nilai signifikan sebesar 0,208 (p > 0,05) latihan, aktivitas fisik dan lemak tubuh.
dengan nilai korelasi sebesar 0,436. Puncak kekuatan otot adalah usia 30
Maka keputusannya adalah Ho tahun kemudian terjadi penurunan 30-
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat 40% pada usia diatas 80 tahun.
di simpulkan bahwa panjang stump Asupan energi yang cukup dalam
tidak berhubungan secara signifikan tubuh dapat meningkatkan kekuatan
dengan kekuatan otot tungkai otot sebaliknya asupan energi yang
menggunakan alat ukur leg rendah dapat menurunkan kekuatan
dynamometer pada pasien amputasi otot. Aktifitas fisik dapat memengaruhi
bawah lutut pengguna transtibial kekuatan otot, apabila seseorang rutin
prosthesis. melakukan olahraga maka kekuatan otot
Ditolaknya hipotesis dalam yang dihasilkan tinggi sebaliknya jika
penelitian ini menunjukan bahwa tidak jarang melakukan olahraga maka
terdapat hubungan panjang stump kekuatan otot yang dihasilkan rendah.
dengan kekuatan otot tungkai Tidak hanya aktifitas fisik tetapi ada
menggunakan alat ukur leg beberapa factor yang mempengaruhi
dynamometer. Ketika panjang stump yaitu riwayat pada pasien saat dilakukan
subjek penelitian dalam kategori long amputasi sehingga hal ini
stump maka kekuatan otot tungkai tidak mempengaruhi karakter stump nya itu
menunjukan hasil lebih besar dari sendiri, jika dilihat dari responden rata-
subjek dengan kategori medium stump rata teramputasi karena trauma sehingga
hal itu dikarenakan tingkat kekuatan kepadatan masa otot nya masih baik dan
otot mengalami penurunan karena tidak biasanya memiliki kestabilan yang
melakukan aktivitas yang produktif, kurang serta susah melakukan ekstensi
maka panjang stump tidak menjadi pada knee, tetapi terdapat responden
pembeda kekuatan otot tungkai yang teramputasi karena penyakit
menggunakan alat ukur leg tertentu seperti gula.
dynamometer.
Ada beberapa grup otot yang terjadi
Hasil penelitian ini sesuai dengan pada saat di lakukan penelitian terdapat
teori (utami, 2020) yang menyatakan pada knee joint memiliki pergerakan
banyak faktor yang memengaruhi
kekuatan dan ketahanan otot seseorang
flexor dan ekstensor, dimana fleksor mengurangi keseluruhan otot tungkai itu
pada knee joint mencakup otot sendiri.
hamstring sedangkan ekstensor pada
Penelitian ini sejalan dengan
knee joint mencakup otot quadriceps
penelitian sebelumnya yang dilakukan
(Sobotta, 2011)
pada siswa/i SMKN 3 MANADO hasil
Hal ini terjadi karena pada saat penelitian ini menunjukan umumnya
dilakukan test tersebut untuk gerakan mempunyai kekuatan otot kurang sekali
fleksi banyak yang berperan di knee dan tidak ada yang masuk kategori baik,
joint sehingga yang diamputasi bagian hal ini mungkin disebabkan oleh
bawah lutut menyebabkan hal yang kurangnya aktivitas fisik dari para
tidak signifikan. Otot hamstring dan siswa/i sehingga sebagian besar
quardiceps masih utuh tidak responden memiliki kekuatan otot
teramputasi sehingga untuk panjang yang kurang, siswa yang terlatih dalam
stump tidak berpengaruh ketika di berolahraga akan memliki kemampuan
bandingkan dengan tabel norma atau kekuatan otot jauh lebih baik
kekuatan otot tungkai yaitu semua dibanding siswa yang jarang melakukan
responden laki-laki dan perempuan aktifitas olahraga, melalui olahraga
masuk dalam kategori kurang sekali yang teratur para siswa akan mampu
laki-laki ≤ 84 kg dan perempuan ≤ 81 memelihara kondisi fisik dan mental
kg menggunakan alat ukur leg dan membangun otot.
dynamometer karena amputasi

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data rentang nilai 0,40-0,599 sehingga


statistic kedua variable dalam penelitian koefisiensi korelasi berada pada
ini dengan uji spearmanrank kategori sedang. Maka kesimpulan yang
memperoleh nilai p sebesar 0,208 hal didapat dalam penelitian ini adalah
ini menunjukan bahwa nilai p > 0,05 bahwa tidak terdapat hubungan yang
sehingga ho di terima. Dilihat dari signifikan antara panjang stump dengan
kekuatan koefisiensi korelasi r sebesar kekuatan otot tungkai. Disebabkan jika
0,436 yang menunjukan bahwa nilai dilihat dari hasil data statistic kedua
korelasi antara Panjang stump dengan variabel adapun jika merujuk pada nilai
kekuatan otot tungkai berada pada spearmanrank yang didapat, diketahui
bahwa hubungan
antara kedua variabel tersebut berada di prosthesis (2) bagi peneliti selanjutnya
tingkat sedang. Kekuatan otot tungkai diharapkan dapat melakukan penelitian
pada pengguna transtibial prosthesis lebih lanjut dengan meneliti aktivitas
disebabkan karena aktivitas subjek yang setelah amputasi dengan kekuatan otot
berbeda-beda sehingga mempengaruhi tungkai atau variabel lain dapat
subjek yang mengakibatkan hasil mempengaruhi kekuatan otot tungkai
kekuatan otot tungkai kurang maksimal. (3) bagi orthotis prosthetis dapat
Berdasarkan hasil penelitian ini, memberikan edukasi kepada subjek
maka dapat di anjurkan beberapa saran tentang penting nya melatih kekuatan
sebagai berikut : (1) bagi subjek otot tungkai kepada pasien amputasi
diusahakan melakukan aktivitas yang bawah lutut (4) peneliti selanjutnya
produktif untuk melatih kekuatan otot sebaiknya dilakukan dengan jumlah
tungkai pada saat menggunakan subjek lebih besar.
transtibial UCAPAN TERIMAKASIH

DAFTAR PUSTAKA

Rachmat, Nur, and Faried Effendi Surono. 2019a. ‘Gambaran Diri Pasien Amputasi
Transtibial Akibat Kusta Setelah Menggunakan Transtibial Prosthesis Dengan
Kompenen ICRC’. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) XII.

Rachmat, N. (2017). komparasi tingkat kemampuan fungsional pasien post amputasi


transtibial antara pengguna transtibial prosthesis dengan pengguna kruk axilla. jurnal
riset kesehatan, 6(1), 54-58.

Utami, I. (2020). Hubungan Imt Dengan Kekuatan Dan Ketahanan Otot Tungkai Pada
Mahasiswa Psskpdmunud Angkatan 2016. Jurnal Medika Udayana, Vol.9.

Eyuboglu, Ender, Cem Sinan Aslan, Izzet Karakulak, and Fatma Nese Sahin. 2019. ‘Is
There Any Effect of Non-Suitable Pull Technique in Back & Leg Dynamometers on
the Leg Strength Test Results?’ Acta Medica Mediterranea 35 (3): 1373–78.

https://doi.org/10.19193/0393-6384_2019_3_211

Anda mungkin juga menyukai