Disusun oleh :
Surya Ramadhan
Semarang
2022
Kata pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan
nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu menyelesaikan tugas pembuatan
makalah tasawuf ini, sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini,terutama anggota dari kelompok kami dan ibu
Cholisa Susantj selaku dosen mata kuliah AIK sehingga kami mampu melaksanakan
tugas mata kuliah ini.
Kami juga memohonkan maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang kami buat
ini, karena masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-lebih mengenai referensi.
Untuk itu kami kelompok dua sangat mengharapkan kritik dan saran agar kami bisa lebih baik
lagi dalam melaksanakan tugas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala hal lain yang dapat
memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan pada masa tertentu. Makna dan
tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri dari segala hawa nafsu, merenung, mawas
diri, dan meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah puasa ialah melatih
manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang terdapat dalam diri tiap
individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuan yang mulia. Setiap orang yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan
dirinya dari berbagai nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena puasa telah dilakukan di setiap
syariat agama.
Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu untuk dirinya sendiri, kecuali
puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku, maka Aku-lah yang akan member balasannya”.
Puasa merupakan salah satu bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan kualitas spiritual
manusia dan sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat dirasakan oleh fisik
maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam segi kesehatan, justru sangat
bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui permasalahan kesehatan pada saat berpuasa, maka
permasalahan itu muncul akibat yang bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan dalam
mengkonsumsi makanan.
Pembahasan mengenai ibadah puasa menarik untuk dikaji, mengingat ajaran ibadah puasa
terdapat dalam agama islam dan berlaku pada umat-umat terdahulu hingga sekarang.
Berdasarkan uraian di atas dan sebagai salah satu tugas fiqh, maka kami akan mengkaji
permasalahan seputar ibadah puasa.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas adalah sebagai
berikut :
C. Tujuan Pembahasan
D. Batasan Masalah
Makalah ini hanya menulis / membahas tentang masalah yang berkaitan dengan puasa menurut
agama islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah adalah menahan diri
dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai
niat.
a. Puasa wajib, yaitu puasa bulan Ramadan, puasa kafarat, dan puasa nazar.
a. 183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
b. Puasa sunat, yaitu berpuasa pada hari senin dan kamis, puasa daud, puasa enam hari
pada Bulan Syawwal, dsb.
c. Puasa makruh.
d. Puasa haram, yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari
sesudah Hari Raya Haji, yaitu tanggal 11-12- dan 13.
3. Rukun puasa
a. 187. Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu
fajar.
1. Adab-adab berpuasa
a. Makan sahur
b. Menyegerakan berbuka
c. Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
d. Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa
e. Menggosok gigi pada saat berpuasa
f. Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
g. Giat beribadah pada sepuluh hari terakhir
2. Boleh berbuka
Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :
a. 185. Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
b. Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau karena
memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.
c. Orang hamil dan menyusui anak
E. Hikmah Puasa
a. melatih mental
b. melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
c. memupuk keperdulian dan kepekaan social
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
· Puasa wajib
· Puasa sunat
· Puasa makruh.
· Puasa haram
(ii) Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib berpuasa.
(iii) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib
puasa.
(ii) Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
(iii) Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan). Orang yang haid atau
nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal
itu secukupnya.
(iv)
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada dua hari raya dan hari
tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari.
4. Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum sahur, berdoa ketika
berbuka dan berpuasa, menyegerakan berbuka, selama berpuasa hendaknya menghindari segala
hal yang dapat membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan giat beribadah selama berpuasa.
B. Saran
1. Sebagai seorang muslim yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui dan
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika menjalankan
puasa nantinya.
2. Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan menanamkan pemahaman tentang
puasa kepada anak didiknya.
3. Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan selalu
berdoa kepada-Nya. Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah mudah bila
dirasakan. Serta selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara