BAB LV (1) (1) BARU
BAB LV (1) (1) BARU
Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama: berisikan
uraian hail yang di perolah dari studi kasus. Bgian kedua: memuat uraian
tetang pembahasan atas teman-temuan studi kasus/studi kasus yang di
laksanakan.
Dalan Bab ini menjelasan tentang ringkasan penerapan terapi
distraksi musik klasik untuk menurunkan nyeri pada pasien post operasi
herniotomi, yang dilakukan pada pasien Tn. L dan Tn. T di Rumah Sakit
RS Pelamonia Makassar pada tanggal 15 Mei sampai 27 Mei 2023
dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan
pemeriksaan fisik.
A. Hasil Studi Kasus
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pelamonia Makassar pada
tanggal 15 sampai 27 Mei 2023. Studi kasus ini adalah studi kasus
yang menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan
menggambarkan Penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik Untuk
Menurunkan Nyari pada Pasien Post Operasi Herniotomi. Jumlah
responden yang di ambil di rumah sakit 2 orang berjenis kelamin
laki-laki, dengan diagnosa medis Hernia
2. Identiras Responden
a. Responden 1
Dari pengkajian yang dilakukan pada responden 1, pada
tanggal 15 Mei 2023, pukul 09.00 di ruangan perawatan Anyelir
kamar 212 bed 6. Diperoleh data dengan observasi,
pemeriksaaan fisik, catatan medis, dan catatan perawat.
Didapatkan hasil, pasien Tn. L umur 63 tahun, berjenis kelamin
laki-laki, status kawin, bahasa yang digunakan bahasa
Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA pekerjaan
wiraswasta nomor rekam medis 635XXX masuk RS pada
tanggal 13 mei 2023 dengan diagnose medis hernia dan akan
dilakukan tindakan operasi herniorapy. Yang bertanggung
jawab pada pasien adalanya Ny. S umur 60 tahun, pekerjaan
IRT pendidikan terakhir SMA.
b. Responden 2
Dari pengkajian yang dilakukan pada responden 2 pada
tanggal 25 mei 2023, pukul 10.00 WITA di ruang mawar, kamar
312 bed 6. Diperoleh data dengan observasi, pemeriksaan fisik,
catatan medis, dan catatan perawat. Didapatkan hasil, pasien
berinisial Tn. T umur 54 tahun, berjenis kelamin laki-laki, stasus
kawin, beragama islam, bahasa yang digunakan bahasa
Indonesia. Pendidikan terakhir SMA pekerjaan wiraswasta,
nomor rekam medis 723XXX masuk RS pada tanggal 10 Mei
2023 dengan diagnosa medis Hernia dan akan dilakukan
tindakan operasi herniorapy. Yang bertanggung jawab kepada
pasien adalah Ny. R berusia 49 tahun, pekerjaan IRT,
pendidikan terakhir SMA, beragama Islam.
3. Pengkajian
a. Responden 1
Saat dilakukan pengkajian hari pertama Tn. L mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah hingga ke pangkal paha, pasien
mengatakan nyeri muncul saat beraktivitas. Pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri
6 (nyeri Sedang), nyeri dirasakan pada siang hari dan
memperberat pada malam hari, nyeri dirasakan selama 5 menit
hilang timbul, pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari
karena merasakan nyeri post operasi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan data objek pasien tampak meringis, pasien tampak
gelisah, pasien tampak sulit tidur terdapat nyeri tekan pada
daerah post operasi, kesadaran pasien composmentis, tekanan
darah 130/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 22x/menit,
suhu tubuh 360C. pasien diberi terapi analgetik jenis ketorolac
dosis 1 ml melalui intravena setiap 8 jam.
b. Responden 2
Saat dilakukan pengkaian hari pertama, Tn. T mengatakan
nyeri pada abdomen dan area scrotum, pasien mengatakan
nyeri muncul saat beraktivitas. Pasien mengatakan nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan sulit untuk bergerak. Nyeri
yang dirasakan pada bagian scrotum hingga kedaerah paha,
dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang) nyeri terasa pada malam
hari dengan karakteristik hilang timbul, dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan data objektif, klien tampak sering memegang
perutnya, tekanan darah 145/90 mmHg, nadi 88x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 360C. pasien diberi terapi
injeksi analgetik dengan jenis ketorolac dosis 1ml melalui
intravena setiap 8 jam.
4. Diagnosis Keperawatan
a. Responden 1
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. L
didapatkan diagnosis Nyeri akut berhubungan dengan Agen
pencedera fisik (prosedur operasi). Ditandai dengan data
subjek dan objektif dimana pasien mengatakan nyeri pada
perut bagian bawah hingga ke pangkal paha, pasien
mengatakan nyeri muncul saat beraktivitas. Pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri
6 (nyeri Sedang), nyeri dirasakan pada siang hari dan
memperberat pada malam hari, nyeri dirasakan selama 5 menit
hilang timbul, pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari
karena merasakan nyeri post operasi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan data objek pasien tampak meringis, pasien tampak
gelisah, pasien tampak sulit tidur terdapat nyeri tekan pada
daerah post operasi, kesadaran pasien composmentis, tekanan
darah 130/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 22x/menit,
suhu tubuh 360C. dari data tersebut peneliti merumuskan
diagnose keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen penceda fisik (prosedur operasi).
b. Responden 2
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. T
didapatkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (prosedur operasi). Ditandai dengan data
subjektif dan data objektif dimana pasien mengatakan nyeri
pada abdomen dan area scrotum, pasien mengatakan nyeri
muncul saat beraktivitas. Pasien mengatakan nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk dan sulit untuk bergerak. Nyeri yang
dirasakan pada bagian scrotum hingga kedaerah paha, dengan
skala nyeri 6 (nyeri sedang) nyeri terasa pada malam hari
dengan karakteristik hilang timbul, dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data objektif, klien tampak sering memegang
perutnya, tekanan darah 145/90 mmHg, nadi 88x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 360C. dari data tersebut
peneliti merumuskan diagnose keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
5. Gambaran penerapan Terapi Musik Klasik
Penerapan Terapi Musik Klasik dilakukan pada Tn. L pada
tanggal 15-17 Mei 2023 dan Tn. T pada tanggal 25-27 Mei 2023
dilakukan selama 3 hari, sebanyak 3 sesi dalam sehari, Tn. L
pada jam 09.00 pada Tn. T pada jam 10.00, sebelum dan sesudah
penerapan dilakukan pengkajian terlebih dahulu dengan
melakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan skala
nyeri.
a. Hari Pertama
1) Responden 1
Pada hari senin 15 Mei 2023 dilakukan penerapan
Terapi Musik Klasik pada Tn. L dilakukan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 09.00. Sebelum dilakukan prosedur
penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran skala
nyeri yaitu pasien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
tekanan darah 125/80mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan
22x/menit, suhu tubuh 360C. Setelah itu dilakukan
Pernerapan Terapi Musik Klasik dengan cara: Persiapan
sebelum ke pasien berupa mengecek kondisi pemutar
musik, menyiapkan lembar informed concent dan
menyiapkan kuesioner dan lembar observasi yang akan
digunakan, siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
melakukan informent consent kepada pasien berupa
menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang akan
digunakan,cek tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu), jika pasien telah menyetujui
tindakan terapi musik yang akan dilakukan, langkah
selanjutnya adalah mengkaji data demografi dan keluhan
utama pasien khususnya nyeri, Pre test nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scane), Menetapkan
ketertarikan klien terhadap musik, anjukan klien untuk
mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien untuk rileks
dengan mengatur napas, menganjurkan klien untuk fokus
kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi pertama,
Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras,
Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama 10
menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik untuk
sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk istirahat
selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi 3, Setelah
selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi pasien untuk
menilai skala nyeri (post tes) kemudian evaluasi kegiatan
(kenyamanan klien). Setelah dilakukan penerapan terapi
Distraksi Musik Klasik dilakukan pengukuran skala nyeri
kembali: pasien mengatakan nyerinya berkurang dengan
skala nyeri 5 (nyeri sedang).
2) Responden 2
Pada hari Senin 25 Mei 2023 dilakukan penerapan
Distraksi Musik Klasik pada Tn. T dilakukan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 10.00 WITA. Sebelum dilakukan
prosedur penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran
skala nyeri yaitu: pasien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri
sedang), tekanan darah 145/115 mmHg, nadi 88x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 360C, setelah itu
dilakukan penerapan Distraksi Musik Klasik dengan cara:
Persiapan sebelum ke pasien berupa mengecek kondisi
pemutar musik, menyiapkan lembar informed concent dan
menyiapkan kuesioner dan lembar observasi yang akan
digunakan, siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
melakukan informent consent kepada pasien berupa
menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang akan
digunakan,cek tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu), jika pasien telah menyetujui
tindakan terapi musik yang akan dilakukan, langkah
selanjutnya adalah mengkaji data demografi dan keluhan
utama pasien khususnya nyeri, Pre test nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scane), Menetapkan
ketertarikan klien terhadap musik, anjukan klien untuk
mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien untuk rileks
dengan mengatur napas, menganjurkan klien untuk fokus
kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi pertama,
Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras,
Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama 10
menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik untuk
sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk istirahat
selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi 3, Setelah
selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi pasien untuk
menilai skala nyeri (post tes) kemudian evaluasi kegiatan
(kenyamanan klien). Setelah dilakukan penerapan Terapi
Distraksi Musik Klasik dilakukan pengukuran skala nyeri
kembali: pasien mengatakan nyerinya berkurang dengan
skala nyeri 5 (nyeri sedang).
b. Hari Kedua
1) Responden 1
Pada hari Selasa 16 Mei 2023 dilakukan penerapan
Distraksi Musik Klasik pada Tn. L dilakukan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 09.00 WITA. Sebelum dilakukan
prosedur penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran
skala nyeri yaitu: pasien mengatakan merasakan nyeri
skala 5 (nyeri sedang),tekanan darah: 130/80 mmHg, nadi:
82x/menit, pernapasan: 22x/menit, suhu tubuh: 36 0C,
setelah itu dilakukan penerapan dengan cara: Persiapan
sebelum ke pasien berupa mengecek kondisi pemutar
musik, menyiapkan lembar informed concent dan
menyiapkan kuesioner dan lembar observasi yang akan
digunakan, siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
melakukan informent consent kepada pasien berupa
menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang akan
digunakan,cek tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu), jika pasien telah menyetujui
tindakan terapi musik yang akan dilakukan, langkah
selanjutnya adalah mengkaji data demografi dan keluhan
utama pasien khususnya nyeri, Pre test nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scane), Menetapkan
ketertarikan klien terhadap musik, anjukan klien untuk
mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien untuk rileks
dengan mengatur napas, menganjurkan klien untuk fokus
kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi pertama,
Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras,
Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama 10
menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik untuk
sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk istirahat
selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi 3, Setelah
selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi pasien untuk
menilai skala nyeri (post tes) kemudian evaluasi kegiatan
(kenyamanan klien). Setelah dilakukan penerapan Distraksi
Musik Klasik dilakukan pengukuran skala nyeri kembali:
pasien mengatakan nyeri yang dirasakan tidak ada
perubahan dengan skala nyeri 5 (nyeri sedang).
2) Responden 2
Pada hari Selasa 26 Mei 2023 dilakukan penerapan
Terapi Distraksi Musik Klasik pada Tn. T dilakukan 3 sesi
dalam sehari pada pukul 09.00 WITA. Sebelum dilakukan
prosedur penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran
skala nyeri yaitu: pasien mengatakan merasakan nyeri
skala 5 (nyeri sedang), tekana darah: 140/90 mmHg, nadi:
75x/memit, Pernapasan: 24x/menit, suhu: 36 0C, setelah itu
dilakukan penerapan dengan cara: Persiapan sebelum ke
pasien berupa mengecek kondisi pemutar musik,
menyiapkan lembar informed concent dan menyiapkan
kuesioner dan lembar observasi yang akan digunakan,
siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang, melakukan
informent consent kepada pasien berupa menjelaskan
tujuan, prosedur dan waktu yang akan digunakan,cek
tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan dan
suhu), jika pasien telah menyetujui tindakan terapi musik
yang akan dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengkaji
data demografi dan keluhan utama pasien khususnya nyeri,
Pre test nyeri menggunakan NRS (Numeric Rating Scane),
Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik, anjukan
klien untuk mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien
untuk rileks dengan mengatur napas, menganjurkan klien
untuk fokus kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan
musik dan lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi
pertama, Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu
keras, Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama
10 menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik
untuk sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk
istirahat selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali
musik dan lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi
3, Setelah selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi
pasien untuk menilai skala nyeri (post tes) kemudian
evaluasi kegiatan (kenyamanan klien). Setelah dilakukan
penerapan Tearapi Distraksi Musik Klasik dilakukan
pengukuran skala nyeri kembali: pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan berkurang dengan skala nyeri 4 (nyeri
sedang).
c. Hari ketiga
1) Responden 1
Pada hari Rabu 17 Mei 2023 dilakukan penerapan
Terapi Distraksi Musik Klasik pada Tn. L dilakukan 3 sesi
dalam sehari pada pukul 09.00 WITA. Sebelum dilakukan
prosedur penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran
skala nyeri yaitu: pasien mengatakan skala nyeri 4 (nyeri
sedang), tekana darah: 120/80mmHg, nadi: 84x/menit,
pernapasan: 24x/menit, suhu tubuh: 36 0C, setelah itu
dilakukan penerapan dengan cara: Persiapan sebelum ke
pasien berupa mengecek kondisi pemutar musik,
menyiapkan lembar informed concent dan menyiapkan
kuesioner dan lembar observasi yang akan digunakan,
siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang, melakukan
informent consent kepada pasien berupa menjelaskan
tujuan, prosedur dan waktu yang akan digunakan,cek
tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan dan
suhu), jika pasien telah menyetujui tindakan terapi musik
yang akan dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengkaji
data demografi dan keluhan utama pasien khususnya nyeri,
Pre test nyeri menggunakan NRS (Numeric Rating Scane),
Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik, anjukan
klien untuk mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien
untuk rileks dengan mengatur napas, menganjurkan klien
untuk fokus kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan
musik dan lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi
pertama, Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu
keras, Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama
10 menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik
untuk sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk
istirahat selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali
musik dan lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi
3, Setelah selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi
pasien untuk menilai skala nyeri (post tes) kemudian
evaluasi kegiatan (kenyamanan klien). Setelah dilakukan
penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik dilakukan
pengukuran skala nyeri kembali: pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan berkurang dengan skala nyeri 3 (nyeri
ringan).
2) Responden 2
Pada hari Rabu 27 Mei 2023 dilakukan penerapan Terapi
Distraksi Musik Klasik pada Tn. T dilakukan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 09.00 WITA. Sebelum dilakukan
prosedur penerapan dilakukan pengkajian dan pengukuran
skala nyeri yaitu: pasien mengatakan merasakan nyeri
skala 4 (nyeri ringan), tekanan darah: 35/85mmHg, nadi:
78x/menit, pernapasan: 24x/menit, suhu tubuh: 36 0C,
setelah itu dilakukan penerpan dengan cara: Persiapan
sebelum ke pasien berupa mengecek kondisi pemutar
musik, menyiapkan lembar informed concent dan
menyiapkan kuesioner dan lembar observasi yang akan
digunakan, siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang,
melakukan informent consent kepada pasien berupa
menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang akan
digunakan,cek tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu), jika pasien telah menyetujui
tindakan terapi musik yang akan dilakukan, langkah
selanjutnya adalah mengkaji data demografi dan keluhan
utama pasien khususnya nyeri, Pre test nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scane), Menetapkan
ketertarikan klien terhadap musik, anjukan klien untuk
mengambil posisi nyaman, menganjurkan klien untuk rileks
dengan mengatur napas, menganjurkan klien untuk fokus
kepada musik yang akan diputarkan, Nyalakan musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi pertama,
Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras,
Setelah 15 menit berikan jeda untuk istirahat selama 10
menit. Kemudian setelah itu putarkan kembali musik untuk
sesi ke 2 selama 15 menit, Berikan jeda untuk istirahat
selama 10 menit untuk sesi 2, Nyalakan kembali musik dan
lakukan terapi musik selama 15 menit untuk sesi 3, Setelah
selesai terapi musik untuk sesi 3 dampingi pasien untuk
menilai skala nyeri (post tes) kemudian evaluasi kegiatan
(kenyamanan klien). Setelah dilakukan penerapan Terapi
Distraksi Musik Klasik dilakukan pengukuran skala nyeri
kembali: pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
berkurang dengan skala nyeri 3 (nyeri ringan).
6. Evaluasi Penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik
Setelah dilakukan penerapan, peneliti melakukan evaluasi
kepada kedua responden yaitu kedua responden mengalami
penurunan skala nyeri setelah dilakukan penerapan Terapi
Distraksi Musik Klasik selama 3 hari, yang dilakukan 3 sesi dalam
sehari, pada pukul 09.00 WITA, selama maksimal 2 jam.
a. Responden 1
Setelah dilakukan penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik
pada Tn. L selama 3 hari, dilakukan penerapan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 09.00 WITA dari hasil pengkajian pasien
mengatakan masih merasakan nyeri, namun nyeri yang
dirasakan berkurang dari hari pertama didapatkan skala nyeri 6
sedang, kemudian dihari ke dua didapatkan skala nyeri 5, dan
di hari ketiga didapatrkan skala nyeri 3 (ringan). Setelah
diberikan terapi Distraksi Musik Klasik, respon subjektif pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang, pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan kurang lebih sekitar 2 menit,
maka pasien dapat melakukan kembali apa yang telah di
ajarkan tentang bagaimana cara mengatasi nyeri jika kembali
timbul dan respon objektif pasien masih tampak meringis jika
bergerak dan masih terdapat nyeri tekan.
b. Responden 2
Setelah dilakukan penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik
pada Tn. L selama 3 hari, dilakukan penerapan 3 sesi dalam
sehari pada pukul 09.00 WITA, dari hasil pengkajian pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dari hari pertama
didapatkan skala nyeri 6 sedang, kemudian di haei kedua
didapatkan skala nyeri 5, dan di hari ketiga didapatkan skala
nyeri 3 (nyeri ringan), maka pasien dapat melakukan kembali
apa yang telah diajarkan tentang bagaimana cara mengatasi
nyeri jika kembali timbul.
Dari penelitian yang dilakukan tersebut didapatkan hasil dari
kedua responden mengalami penurunan skala nyeri dari hari
pertama sampai hari ketiga implementasi, pasien pertama
mengalami penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 (nyeri
sedang), dan pada implementasi hari ketiga didapatkan skala
nyeri 3 (nyeri ringan), sedangkan pasien kedua juga mengalami
penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 (nyeri sedang) turun
menjadi skala nyeri 3 (nyeri ringan).
Adapun table kesimpulan penilaian skala nyeri pada kedua
responden sebelum dan setelah diberikan terapi distraksi music
klasik
No Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
Hari Jam Skala Kategori Skala Kategori
1 09.00 6 (0-10) Sedang 5(0-10) Sedang
2 09.00 5 (0-10) Sedang 5 (0- Sedang
10)
3 09.00 4 (0-10) Sedang 3 (0- Ringan
10)
A. Kesimpulan
Pada penelitian yang diterapkan pada responden pertama yang
dirawat di ruang Mawar RS Tk. II Pelamonia Makassar, dan
responden kedua yang dirawat di ruang Anyelir RS Tk. II Pelamonia
Makassar, dengan melakukan penerapan Terapi Distraksi Musik
Klasik untuk menurunkan nyeri pada pasien post operasi Herniotomi,
maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan yang dilakukan pada kasus kedua responden
menggunakan penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik untuk
menurunkan nyeri pada pasien post operasi Herniotomi.
2. Berdasarkan hasil pengkajian pada kedua responden, keluhan,
tanda dan gejala yang muncul pada kedua responden memiliki
persamaan, dan ada beberapa keluhan seperti intensitas dan
karakteristik nyeri yang muncul pada kedua responden berbeda.
3. Peneliti mendapatkan gambaran penerapan Terapi Distraksi
Musik Klasik untuk menurunkan nyeri pada pasien post operasi
Herniotomi pada kedua responden, sebelum dilakukan penerapan
peneliti melakukan pengkajian terlebih dahulu setelah itu diberikan
penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik sesuai SPO kemudian
dilakukan pengkajian kembali, penerapan Terapi Distraksi Musik
Klasik dilakukan selama 3 hari selama 2 jam dilakukan 3 sesi
dalam sehari.
4. Evaluasi studi kasus yang dilakukan pada kedua responden,
terdapat penurunan skala nyeri. Pada pasien pertama sebelum
diberi penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik pasien mengeluh
nyeri skala 6 (nyeri sedang) dan setelah dilakukan penerapan
terapi Distraksi Musik Klasik selama 3 hari keluhan nyeri menurun
menjadi skala nyeri 3 (nyeri ringan), dan pada pasien kedua
sebelum diberi penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik pasien
mengeluh nyeri 6 (nyeri sedang) dan setelah diberi Terapi
Distraksi Musik Klasik selama 3 hari keluhan nyeri menurun
menjadi skala nyeri 3 (nyeri ringan).
5. Peneliti juga mendapatkan hasil bahwa penerapan Terapi
Distraksi Musik Klasik memiliki pengaruh terhadap penurunan
skala nyeri pada kedua responden.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penerapan Terapi Distraksi Musik
Klasik pada kedua responden yang mengalami nyeri post operasi
Herniotomi, penulis memberikan usulan dan masukan positif antara
lain:
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu menganalisis nyeri jika muncul
kembali dan klien harus dapat menghindari faktor-faktor yang
memicu kembalinya nyeri tersebut, dan klien mampu
melakukan/menerapkan Distraksi Musik jika nyeri mulai muncul
kembali.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan perawat dapat mengimplementasikan pemberian
penerapan Terapi Distraksi Musik Klasik untuk membantu
mengatasi masalah nyeri yang dirasakan oleh pasien.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan referensi kepada
pembaca dan meningkatkan pengetahuan tentang pemberian
penerapan Distraksi Musik Klasik untuk menurunkan rasa nyeri
pada pasien. Bagi peneltii selanjutnya dalam pengambilan sampel
dengan grade yang sama.