Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU DIKTI

BAB III BAGAIMANA AGAMANMENJAMIN


KEBAHAGIAAN

Tugas Resume ini diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam

Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

Dosen Pengampu: Dra. Rohmi Lestari, M.Pd.

Disusun oleh:

Hilda Zulvia Karim (V1220036)

D3 MANAJEMEN PERDAGANGAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Kebahagiaan islam adalah kebahagiaan yang lahir dan tumbuh dari nilai-
nilai hakiki islam dan tertanam dalam diri seorang hamba yang mampu
menunjukkan sikap taubat yaitu melakukan intropeksi diri dan koneksi diri untuk
selalu berpegamg pada nilai-nilai kebenaran illahilah dan mensyukuri nikmat
Allah.Bahagia duniawi dan akhirat. Disisi lain, kebahagiaan itu harus tertanam
dipribadi masing-masing dengan mengutamakan aturan aturan agama yang harus
ditaati.

A. Menelusuri konsep dan karakteristik bagaimana agama


menjamin kebahagiaan

Salah satu pendapat Ibul Qayyim al-Jauziyyah bahwa untuk menggapai


kebahagiaan itu mengharuskan adanya kondisi hati yang sehat (qalbun salim),
maka yang perlu kita lakukanadalah mengetahui karakteristik hati yang sehat.
Karakteristik hati yang sehat adalah sebagai berikut :

1. Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat


2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah
4. Tidak pernah lupa dari mengingat Allah
5. Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera ia sadar dan kembali mendekat dan
berdzikir kepada-Nya
6. Jika sudah masuk dalam shalat, maka hilanglah semua kebingungan dan
kesibukan duniawi
7. Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia
8. Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal
semata
B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan
Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan Umat Manusia

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang
melekat dalam diri manusia dan telah menjadi karakter manusia. Meminjam term
Prof. Udin Winataputra, fitrah adalah lahir dengan membawa iman. Berbeda
dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat sebaliknya yaitu bahwa
setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa warisan. Adapun dalam
teologi Islam, seperti telah dijelaskan, bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian
yakni suci dari dosa dan telah beragama yakni agama Islam. Tugas manusia
adalah berupaya agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga
kembali kepada Allah.

C. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan


Pedagosis tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju
Kebahagiaan

Jika manusia hidup sesuai dengan fitrahnya, maka ia akan bahagia. Secara
historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki.

•Argumen Psikologis Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Tanpa agama, manusia akan salah jalan dalam menempuh cara untuk bisa
dekat dengan Tuhan.

•Argumen Sosiologis Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Menurut Al-Quran, manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup
sendirian dan tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa ketrlibatan orang lain.

Secara horizontal, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya dan


lingkungannya baik flora maupun fauna. Secara vertikal manusia lebih butuh
berinteraksi dengan zat yang menjadi sebab ada dirinya. Manusia dapat wujud
atau tercipta bukan oleh dirinya sendiri, namun oleh yang lain. Yang menjadi
sebab wujud manusia tentulah harus zat yang wujud dengan sendirinya sehingga
tidak membutuhkan yang lain. Zat yang wujud dengan sendirinya disebut wujud
hakiki, sedangkan suatu perkara yang wujudnya tergantung kepada yang lain
sebenarnya tidak ada atau tidak berwujud.
D. Membangun argumen tentang tauhidullah sebagai satu-
satunya model beragama yang benar

Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khufarat, mitos, dan


bidah. Tauhudillah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada
manusia.

Hal-hal yang dapat merusak jalan kebahagiaan menurut Said Hawa, yaitu :

1. Sifat Al-Kibr (sombong)

2. Sifat Azh-Zhulm (kezaliman) dan Sifat Al-Kizb (kebohongan)

3. Sifat Al-Ifsad (melakukan perusakan)

4. Sikap Al-Ghaflah (lupa)

5. Al-Ijram (berbuat dosa)

6. Sikap ragu menerima kebenaran

E. Mendeskripsikan esensi dan urgensi komitmen terhadap nilai-


nilai tauhid untuk mencapai kebahagiaan

Mengapa jiwa tauhid penting? Sebab, jiwa tauhid adalah modal dasar
hidup yang dapat mengantar manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan.
Jiwa tauhid dikembangkan dalam diri manusia agar jiwa tauhid menjadi roh
kehidupan dan menjadi cahaya dalam kegelapan.
Nilai universal yang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menjadi roh
kehidupan, yaitu :
1) Ash shidq (kejujuran)
2) Al amanah (terpercaya)
3) Al adalah (keadilan)
4) Al hurriyyah (kemerdekaan)
5) Al musawah (persamaan)
6) Tanggung jawab sosial
7) At tasamuh (toleransi)
8) Tanggung jawab lingkungan
9) Tabadul ijtima’ (saling memberi manfaat)
10) At tarahum (kasih sayang)

Anda mungkin juga menyukai