A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Usaha Wingko Babat Home Industry
a. Sejarah Wingko Babat Home Industry Non Label
Wingko babat home industry non label adalah sebuah usaha
kecil mikro menengah (UMKM) yang didirikan oleh seorang
wanita ibu rumah tangga bernama Susana Ernawati yang kerap
disapa Susana oleh teman-temannya. UMKM ini memproduksi dan
menjual produk wingko babat rumahan yang memiliki sasaran
pasar berbagai kalangan di segala usia. Pada mulanya, ia tidak
memiliki keinginan untuk membuka UMKM wingko babat
rumahan ini, tetapi karena di rumah tidak ada kegiatan dan juga
teman terdekatnya menyarankan untuk membuka usaha karena
wingko babat buatannya enak, maka pada akhirnya ia memiliki
keinginan untuk membuka usaha wingko babat home insdurty non
label tersebut.
Pada awal tahun 2018, Susana mempunyai inisiatif untuk
membuat produk wingko babat lalu dititipkan kepada temannya
yang berjualan di pasar dekat dengan tempat tinggalnya. Dengan
bermodalkan uang sebesar Rp 500.000, ia membuat wingko babat
rumahan tersebut dan menghasilkan 200 wingko babat dengan
ukuran bulat mini. Pada hari itu, wingko babat yang dititipkan pada
temannya tidak terjual habis hanya terjual sebanyak 150 wingko
babat saja. Tentu saja hal tersebut tidak dapat mengembalikan
modal yang telah dikeluarkan dalam pembuatan wingko babat
tersebut. Dalam hal tersebut ia tidak merasa kecewa, karena dalam
27
28
Gambar 4.2
Alur Kegiatan Usaha Wingko Babat Home Industry Non
Label dengan Sistem Produksi Made To Order
Tabel 4.1
Dari data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2021
Susana selaku pemilik UMKM wingko babat home industry non label
berhasil menjual produk wingko babat sebanyak 8.300 buah dan
mendapatkan omzet sebesar Rp 20.750.000 melalui aplikasi WhatsApp.
Pada bulan November 2021 penjualan wingko babat home industry non
label paling tinggi yaitu sebesar 900 buah. Untuk data peningkatan
penjualan tiap bulannya dapat dimuat dalam grafik sebagai berikut :
36
Gambar 4.3
Grafik Peningkatan Penjualan Wingko Babat Home Industry Non
Label pada Tahun 2021
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Sebelum
41
Sesudah
babat yang sudah aku foto. Jika aku pakai jasa foto
produk makanan tentu akan menambah biaya lagi jadi
aku foto seadanya saja menggunakan kamera
handphone.”
Gambar 4.5
Foto Produk Wingko Babat Home Industry Non
Label
“Aku beli produk wingko babat dari toko lain yang sudah
ada label namanya untuk membandingkan kualitas produk
dan harga yang ditawarkannya. Aku penasaran apakah
harga yang ditawarkan tersebut sesuai dengan kualitas
produk wingko babat yang dijualnya. Karena banyak yang
menjual wingko babat dengan harga murah tanpa
memperhatikan kualitas produknya. Tentu aku tidak
seperti itu, karena aku sangat memperhatikan kualitas
produk wingko babat yang aku buat agar konsumen selalu
merasa puas dengan hasil produk buatanku.”
Tabel 4.2
Gambar 4.6
c. Kepuasan Konsumen
Susana mengatakan bahwa dengan menggunakan sistem
produksi made to order dalam kegiatan penjualannya tentu sangat
menguntungkan yaitu terdapat kepuasan tersendiri bagi
konsumennya. Hal tersebut dapat terjadi karena Susana lebih
memperhatikan komposisi dan kandungan pada wingko babatnya
tersebut. Jadi dengan begitu Susana dapat memperhatikan
kepuasan pada konsumennya.