Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kanker
Kanker adalah sekelompok besar penyakit yang dapat dimulai di hampir semua organ atau
jaringan tubuh ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali, melampaui batas biasanya untuk
menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan/atau menyebar ke organ lain. Proses terakhir
disebut metastasis dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Neoplasma dan
tumor ganas adalah nama umum lainnya untuk kanker. Kanker adalah penyebab utama kematian
kedua secara global, terhitung sekitar 9,6 juta kematian, atau satu dari enam kematian, pada
tahun 2018. Kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati adalah jenis kanker yang
paling umum pada pria, sedangkan kanker payudara, kanker kolorektal, paru-paru, serviks dan
tiroid adalah yang paling umum di antara wanita (World Health Organization, 2019)
Beban kanker terus tumbuh secara global, memberikan tekanan fisik, emosional, dan keuangan
yang luar biasa pada individu, keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan. Banyak sistem
kesehatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah paling tidak siap untuk
mengelola beban ini, dan sejumlah besar pasien kanker secara global tidak memiliki akses ke
diagnosis dan pengobatan berkualitas tepat waktu. Negara-negara dengan sistem kesehatannya
kuat, tingkat kelangsungan hidup berbagai jenis kanker meningkat berkat deteksi dini yang dapat
diakses, pengobatan berkualitas, dan perawatan kelangsungan hidup (Altevogt et al, 2020).
Antara 30% dan 50% kematian akibat kanker dapat dicegah dengan memodifikasi atau
menghindari faktor risiko utama dan menerapkan strategi pencegahan berbasis bukti yang ada.
Beban kanker juga dapat dikurangi melalui deteksi dini kanker dan pengelolaan pasien yang
mengembangkan kanker.

Pencegahan juga menawarkan strategi jangka panjang yang paling hemat biaya untuk
pengendalian kanker. Memodifikasi atau menghindari faktor risiko utama berikut dapat
membantu mencegah kanker: hindari penggunaan tembakau, termasuk rokok dan tembakau
tanpa asap menjaga berat badan yang sehat makan makanan sehat dengan banyak buah dan
sayuran berolahraga secara teratur batasi penggunaan alkohol praktek seks aman mendapatkan
vaksinasi terhadap hepatitis B dan human papillomavirus (HPV) mengurangi paparan radiasi
ultraviolet mencegah paparan radiasi pengion yang tidak perlu (misalnya meminimalkan paparan
di tempat kerja, memastikan penggunaan radiasi medis yang aman dan tepat dalam diagnosis
dan pengobatan) hindari polusi udara perkotaan dan asap dalam ruangan dari penggunaan
bahan bakar padat di rumah tangga mendapatkan perawatan medis secara teratur beberapa
infeksi kronis juga merupakan faktor risiko kanker. Orang-orang di negara berpenghasilan rendah
dan menengah lebih mungkin mengembangkan kanker melalui infeksi kronis.
2. Etiologi
Menurut faktor penyebeb kanker sebagai berikut : a. Chemical Factor (Faktor Kimia)
1) Environmental Tobacco Smoke
Orang yang merokok serta sering terpapar dilingkungan perokok memiliki risiko terkena kanker.
b. Physical Factor (Faktor Fisik)
c. Hormonal Factor (Faktor Hormon) d. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1. Hindari penggunaan tembakau, termasuk rokok dan tembakau tanpa asap
2. Menjaga berat badan yang sehat
3. Makan makanan sehat dengan banyak buah dan sayuran
4. Berolahraga secara teratur
5. Batasi penggunaan alkohol

6. Praktek seks aman


7. Mendapatkan vaksinasi terhadap hepatitis B dan human papillomavirus
(HPV)
8. Mengurangi paparan radiasi ultraviolet
9. Mencegah paparan radiasi pengion yang tidak perlu (misalnya
meminimalkan paparan di tempat kerja
10. Memastikan penggunaan radiasi medis yang aman dan tepat dalam
diagnosis dan pengobatan)
11. Hindari polusi udara perkotaan dan asap dalam ruangan dari
penggunaan bahan bakar padat di rumah tangga
12. Mendapatkan perawatan medis secara teratur
13. Beberapa infeksi kronis juga merupakan faktor risiko kanker.
(World Health Organization, 2020)
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kanker pada awal stadium biasanya sering tidak menimbulkan gejala. Tanda dan
gejala kanker baru muncul ketika sel kanker tersebut telah menyebar berkembang menjadi besar
dan terjadi penekanan pada organ-organ sekitarnya. Namun, ada beberapa gejala umum yang
biasanya dialami semakin lama semakin memburuk. Berikut manifestasi klinis kanker secara
umum, meliputi :
a. Ada benjolan yang tumbuh dan besar pada permukaan kulit
b. Terjadinya perdarahan yang abnormal (tidak normal) dan durasinya sering (missal : flek atau
perdarahan di luar siklus menstruasi, mimisan atau batuk
beradah)
c. Nyeri yang kerap datang, semakin memburuk dan sulit diobati
d. Sering alami demam
e. Perubahan kebiasaan buang air kecil ataupun besar
f. Penurunan berat badan yang signifikan (diatas 10 kg) dalam waktu yang
singkat dalam hitungan bulan tanpa sebab yang jelas. Selain itu juga sering mengalami kaheksia
(kurus kering, lemah, apatis)

g. Perubahan warna kulit atau wajah yang menetap (kuning, merah, coklat)
h. Kasus kanker yang menyerang organ reproduksi wanita misalnya ovarium, uterus, serviks, akan
bermnaifestasi klinis berupa terganggunya siklus haid
dan konsistensi darah haid yang keluar.
(Ganesh & Massagué, 2021)
4. Komplikasi
Berdasarkan Withrow & Macewen’s (2019) komplikasi kanker secara umum terbagi menjadi 4
faktor yakni sebagai berikut :
a. Komplikasi Murni Akibat Pertumbuhan Kanker yang merusak sekitarnya
1) Penyumbatan saluran organ missal kanker usus, kanker saluran kencing. Berakibat pada
ketidakmampuan BAK BAB, perut asites (membesar), mual, muntah.
2) Terjadinya erosi dan perforasi sehingga terjadi perdarahan
3) Terjadinya fistula (ketidaknormalan saluran).
4) Terjadi penyumbatan di saluran sekitar (hal ini karena sel kanker terlah
bermetastase ke organ/jaringan lainnya) missal kanker leher rahim
stadium lanjut, kanker paru, kanker getah bening, dan lainnya)
b. Komplikasi Akibat Tidak Secara Langsung dari Kanker
Komplikasi ini banyak variasinya, dari yang riang, sedang hingga berat dan berakibat fatal apabila
tidak segera ditangani, antara lain :
(1) Demam
(2) Berat badan turun
(3) Tidak nafsu makan (anoreksia)
(4) Anemia
(5) Gangguan nutrisi gizi
Gangguan gizi yang tidak segera ditangani dapat mengkbatkan gangguan imunitas dan dapat
menyebabkan terjadinya infeksi yang sulit diobati.
(6) Gangguan imunologis atau kekebalan tubuh
(7) Hiperkalsemia

Kondisi tersebut terjadi terutama pada kasus kanker yang mengenai tulang baik itu kanker yang
awalnya tumbuh dari tulang ataupun yang bersal dari metastasis luas menuju ke tulang.
c. Komplikasi Yang Tidak ada Kaitannya dengan Kanker
Pemberian Tranfusi Darah. Seringkali penderita kanker datang sudah dalam keadaan lanjut dan
sudah terjadi anemia atau kurang darah , apalagi kalau terjadi perdarahan pada kanker tersebut
yang sangat sukar dihentikan.
ntuk menambah darah supay mendekati atau kembali ke kadar normal , seringkali diperlukan
transfusi darah. Namun kadangkala pemberian transfusi darah dapat menyebabkan efek samping
yang dapat terjadi segera maupun kemudian, diantaranya adalah reaksi hemolisis karena tidak
sesuai golongan darahnya, selain itu bisa terkena virus hepatitis, malaria.
d. Komplikasi Akibat Pemberian Kemoterapi, Radioterapi maupun tindakan Operasi
1) Penurunan kadar leukosit akibat dari penekanan fungsi sumsum tulang yang berakibat infeksi
dan kematian.
2) Tindakan bedah juga berisiko terjadi perdarahan, infeksi (terutama pada penanganan kanker
stadium lanjut).
Hal tersebut tergantung pada lokasi, jenis, ukuran kanker dan jenis operasi serta daya tahan
tubuh masing-masing klien.
5. Diet yang dianjurkan untuk penderita kanker
Diet yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Tinggi protein : 1,5 - 2,0 g /kg BB untuk mengganti kehilangan berat badan
b. Tinggi kalori : 25 - 35 kcal/ kg BB,dan 40 - 50 kcal/ kg BB untuk mengganti simpanan dalam
tubuh bila pasien berat badan kurang. Bila terjadi infeksi perlu tambahan kalori sesuai dengan
keadaan infeksi.
c. Lemak : 25 % NPC 1 makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari. Diberikan porsi
kecil dan sering. Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Bila
kehilangan berat badan
mencapai lebih dari 20 % dapatdiberikan ·Total Parenteral Nutrition (TPN),sesuai dengan kondisi
pasien,
d. Bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks ( vitamin 86, Asam pantotenik 1 asam
folat, dll) vitamin A, dan vitamin C
e. Syarat terapi diet secara khusus bervariasi sesuai dengan kondisi pasien dan penyakit
penyertanya,dianjurkan juga untuk memenuhi kebutuhan asam amino Leucine dan Methionin.
Glutamin diperlukan bagi pasien pasca opearasi atau radiasi pada abdomen.
6. Makanan yang dihindari
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mencegah terjadmya kanker, diantaranya
adalah :
b. Hindari kebiasaan merokok. Beberapa penelitian menunjukkan seseorang
yang menghabiskan 2 bungkus rokok sehari mempunyai penyertanya,dianjurkan juga untuk
memenuhi kebutuhan asam amino Leucine dan Methionin. Glutamin diperlukan bagi pasien
pasca opearasi atauradiasi pada abdomen.
c. Hindari kebiasaan terpapar lingkungan yang merokok atau perokok. Beberapa penelitian
menunjukkan seseorang yang menghabiskan 2 bungkus rokok sehari mempunyai resika terkena
kanker 20 - 30 kali lebib besar dibandingkan dengan yang tidak merokok.
d. Hindari tinggal di tempat yang tingkat polisi asapnya tinggi. Penduduk kota yang seringkali
menghisap asap polusi mempunyai Risiko terkena kanker yang lebih besar.
e. Hindari mengkonsumsi ·makanan yang melalui proses pengasapan dalam waktu lama.Senyawa
yang terbentuk pada proses pengasapan (Benzopyrene) merupakan zat bersifat karsinogenik.
f. Waspada dalam penggunaan pestisida, fungisida, atau bahan-bahan kimia lain yang sering
digunakan untuk tanaman. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk pada labelnya dan
tidak boleh secara langsung terkena

makanan, air, ataupun mainan anak-anak. Hindari konsumsi makanan suplemen secara
berlebihan, mega vitamin, dll. yang secara pasti belum diuji kebenarannya dan tanpa peturtjuk
dokter.resika terkena kanker 20 - 30 kali lebib besar dibandingkan dengan yang tidak merokok.
g. Hindari tinggal di tempat yang tingkat polisi asapnya tinggi. Penduduk kota yang seringkali
menghisap asap polusi mempunyai Risiko terkena kanker yang lebih besar.
h. Hindari mengkonsumsi ·makanan yang melalui proses pengasapan dalam waktu lama.
Senyawa yang terbentuk pada proses pengasapan (Benzopyrene) merupakan zat bersifat
karsinogenik. Waspada dalam penggunaan pestisida, fungisida, atau bahan-bahan kimia lain yang
sering digunakan untuk tanaman. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk pada labelnya
dan tidak boleh secara langsung terkena makanan, air, ataupun mainan anak-anak.
i. Hindari konsumsi makanan suplemen secara berlebihan, mega vitamin, dll. yang secara pasti
belum diuji kebenarannya dan tanpa peturtjuk dokter.
7. Pengobatan Kanker
Pengobatan pada kanker tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit ini, potensi efek
samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara umum, berikut ini pengobatan
kanker yang paling umum yakni :
a) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan perawatan yang menggunakan zat kimia dengan intensitas kuat untuk
membunuh sel yang bertumbuh cepat pada tubuh. Kemoterapi paling sering digunakan sebagai
metode pengobatan kanker, karena sel penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel normal
dalam tubuh. Obat-obatan kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan sebagai obat
kanker. Kemoterapi adalah cara yang efektif untuk mengobati banyak jenis penyakit ini, tetapi
memiliki risiko efek samping yang juga harus diwaspadai.

b) Radioterapi
Radioterapi merupakan metode pengobatan kanker yang mengandalkan radiasi dengan
menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar-X, gama, proton, dan elektron untuk
membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi merupakan metode pengobatan kanker yang paling
umum, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena
penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
c) Terapi target
Metode terapi untuk mengobati kanker dengan menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain
untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel
normal. Terapi ini antara lain antibodi monoklonal, penghambat tirosin kinase, dan penghambat
cyclin- dependent kinase.
8. Efek Samping
a. Pembedahan atau operasi
Efek samping dan resiko yang mungkin akan dialami oleh pasien operasi kanker sebenarnya
tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Secara umum pasien operasi kanker beresiko
mengalami efek samping seperti mual, infeksi, pendarahan, penggumpalan darah dan sulit untuk
buang air besar dan air kecil. Efek samping lainnya adalah hilangnya fungsi organ yang terkena
kanker.
b. Kemoterapi atau cara pemberian obat-obatan
Kemoterapi adalah jenis pengobatan kanker dengan menggunakan
zat-zat kimia (obat-obatan untuk membunuh sel kanker). Zat-zat tersebut dimasukkan kedalam
tubuh pasien melalui peredaran darah menuju ke sel- sel kanker. Kemoterapi ada yang diberikan
setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan ada juga yang hanya sebulan sekali.
Kemoterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker dan dalam setiap metode pengobatan
penyakit kadangkala ada efek samping dan efek negatif yang bisa ditimbulkan. Ada orang yang
sama sekali tidak

dapat merasakan adanya efek samping kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping sangat
hebat karena kemoterapi. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat yang dipakai sangat
kuat dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel-sel sehat pasien itu
sendiri. Efek samping yang dapat timbul selama kemoterapi adalah :
1) Tubuh terasa lemas.
Ini adalah efek samping yang umum didapati, timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak
langsung menghilang dengan istirahat, kadang dapat berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2) Mual dan muntah
Penyebab mual dan muntah karena pengaruh obat kemoterapi yang digunakan tersebut
terhadap dinding lambung dan juga bagian otak yang mengontrol muntah.
3) Rambut rontok.
Rambut rontok adalah efek kemoterapi terhadap sel folikel rambut yang membelah sangat cepat,
tapi banyak pasien tidak mengalami rambut rontok sama sekali. Jika ini memang timbul, sifatnya
hanya sementara dan rambut akan tumbuh kembali saat kemoterapi telah selesai.
4) Sariawan
Obat kemoterapi bisa juga merusak sel-sel pelapis rongga mulut sehingga menimbulkan
sariawan, cara untuk mencegahnya adalah menghindari makanan yang terlau panas dan pedas
serta menghindari obat kumur yang mengandung alkohol.
5) Kekurangan leukosit (sel darah putih).
Karena pengaruh dalam terapi kemo ini akan bisa mengakibatkan penurunan sel darah putih
sehingga tubuh akan lebih mudah untuk terserang infeksi dan juga kuman penyakit.
6) Kekurangan eritrosit (sel darah merah).
Pengobatan kanker juga bisa mengurangi sel darah merah (sel darah yang mempunyai tugas dan
fungsi menghantarkan oksigen ke seluruh

tubuh). Sehingga efek samping yang dirasakan oleh para pasien yang menjalani pengobatan dan
perawatan kanker adalah letih, lesu, lemah, berkunang-kunang sesak dan tanda gejala lainnya.
7) Gangguan pencernaan.
Efek kemoterapi yang berpengaruh terhadap gangguan pencernaan yang sering dialami oleh
pasien kemoterapi adalah diare dan konstipasi.
c. Radioterapi Atau Penggunaan Sinar Radiasi
Efek samping yang muncul bisa berbeda pada tiap orang karena biasanya akan bergantung pada
bagian tubuh mana yang terkena radiasi dan seberapa banyak intensitas yang digunakan.
Sebagian besar efek samping bersifat sementara, mampu dikendalikan, dan yang terpenting
adalah akan segera hilang setelah radioterapi selesai. Efek samping yang muncul berdasarkan
area tubuh yang terkena paparan radiasi antara lain :
1) Kepala dan leher
Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher, mungkin untuk memunculkan efek
samping berupa mulut kering, air liur yang mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan,
perubahan rasa pada makanan yang dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan pada gigi.
2) Dada
Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian dada dapat menyebabkan efek samping berupa batuk,
sesak napas, dan kesulitan menelan.
3) Perut
Radioterapi yang filakukan di bagian perut dapat menimbulkan efek samping berupa mual,
muntah, dan diare.
4) Panggul
Efek samping radioterapi di daerah panggul bisa berupa iritasi kandung kemih, sering buang air
kecil, diare, dan disfungsi seksual.
Selain itu, ada juga risiko yang umum dikeluhkan setelah terapi
radiasi, yaitu kerontokan pada rambut, iritasi kulit di lokasi terapi, dan rasa

lelah. Efek samping tersebut biasanya akan berkurang pada beberapa hari atau minggu setelah
pengobatan selesai. Meski jarang terjadi, radioterapi juga memiliki kemungkinan dampak jangka
panjang. Misalnya, pengobatan pada bagian kelamin atau panggul berisiko menyebabkan
kemandulan permanen

DAFTAR PUSTAKA
Altevogt, P. et al. (2020). Novel Insight into the function of CD24: A driving force in cancer.
International Journal Of Cancer, 148(03), 546–559.
Ganesh, K., & Massagué, J. (2021). Targeting metastatic cancer. Nature Medicine, 27(1), 34–44.
https://doi.org/10.1038/s41591-020-01195-4
Withrow & Macewen’s. (2019). Clinical Oncology: The Biology And Patogenesis of Cancer (5th
ed.). Elsevier Inc.
World Health Organization. (2019). America: WHO

Anda mungkin juga menyukai