Anda di halaman 1dari 5

4 JURUS Lolos Uji Turnitin

 Rabu, 29 Maret 2023 16:36:18  16  HENDRI RASMINTO S.Kom., M.Si


Meski nampaknya menyeramkan bagi mahasiswa atau peneliti,
namun Turnitin seyogianya bukan dibuat untuk membatasi
penulisan karya ilmiah dalam mencari referensi, melainkan
Turnitin dibuat untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah dan
kreativitas mahasiswa atau peneliti itu sendiri. Turnitin hadir agar
mahasiswa dan peneliti tetap bisa menggunakan referensi ilmiah
yang relevan tanpa mencatutnya dengan sama persis atau bahkan
saat lupa mencantumkan sumber referensinya.

Berikut ini adalah 4 tips yang bisa diikuti agar sebuah  karya tulis
atau karya ilmiah dapat lolos uji Turnitin,

1. Lampirkan sumber
Tentu saja, dalam penulisan karya tulis dan ilmiah seorang penulis
atau peneliti wajib mencantumkan atau melampirkan sumber
referensi mereka secara lengkap tanpa terkecuali. Jika seseorang
telah secara tepat dan teliti menulis referensi ini bisa dipastikan
bahwa karya tulisnya akan lolos uji Turnitin.

Plagiarisme yang umum terjadi adalah kealpaan seseorang dalam


menulis atau melampirkan sumber. Hal ini dapat dicegah dengan
membuat catatan kaki untuk tiap frasa atau kalimat yang didapat
dari sumber referensi eksternal. Catatan-catatan kaki ini akan
menjadi penanda bagian-bagian mana dari karya tulis yang
diambil dari sumber eksternal dan nantinya perlu dicantumkan
secara khusus pada daftar pustaka.

2. Jangan menjiplak

Menjiplak adalah mencuri karangan orang lain dan mengakuinya


sebagai karangan sendiri atau tindakan mengutip karangan orang
lain tanpa seizin penulis aslinya. Bisa dipastikan, tulisan atau
karya ilmiah yang penuh dengan kalimat jiplakan tidak akan lolos
uji Turnitin. 

Oleh karena itu usahakan untuk mencoba memahami sumber dan


referensi untuk kemudian ditulis ulang secara kreatif untuk
mendukung temuan atau hipotesis karya ilmiah yang hendak
ditulis. Turnitin adalah perangkat lunak atau sistem yang amat
menghargai kreativitas, sehingga jika seseorang menulis sama
persis dengan sumber referensinya sudah dipastikan tulisannya
tidak akan lolos uji Turnitin. 
3. Hindari pemakaian dokumen legal
Untuk beberapa kasus, penggunaan dokumen legal atau
ketetapan hukum seperti undang-undang, keputusan presiden,
peraturan pemerintah, dan sebagainya dapat membuat suatu
karya tulis atau ilmiah tidak lolos uji Turnitin. Apa pasal? Tentu
saja karena memang menurut aturan pengutipan dokumen legal
tersebut tidak dapat diubah redaksinya. 

Penulisan dokumen legal amat baku sehingga kata-kata yang


ditulis di dalamnya tidak dapat disalin dengan pengubahan,
bahkan saat kata yang dipakai dalam suatu undang-undang
tersebut tidak baku sekalipun. Hal ini membuat Turnitin akan
membahasakan sebuah kutipan dari dokumen legal sebagai
penjiplakan. 

Penulis atau peneliti yang memakai acuan dokumen legal dapat


memberi pengecualian untuk hal ini jika sumber tersebut amat
penting. Di samping itu, penulis juga bisa membahasakan
peraturan dari dokumen legal dalam suatu Parafrasa kalimat
dengan tanpa mengurangi maknanya.

4. Menggunakan teknik parafrasa

Cara paling mudah untuk membuat suatu karya tulis atau karya
ilmiah lolos dari uji Turnitin adalah perbanyak Parafrasa dalam
penulisan kalimat. Penulisan dari sumber referensi menggunakan
teknik Parafrasa merupakan sifat unik dari setiap penulis
sehingga tidak ada penjiplakan sama persis dengan apa yang
tertulis dalam sumber referensi yang diacu.

a). Apa itu parafrasa?


Menurut Cambridge Dictionary, parafrasa diartikan sebagai
tindakan untuk mengulang sesuatu yang ditulis atau diucapkan
menggunakan kata-kata yang berbeda. Hal ini seringkali
digunakan dalam bentuk yang lebih sederhana dan lebih pendek
yang membuat makna aslinya lebih jelas.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa


adalah bentuk baku dari “parafrase” yang berarti pengungkapan
kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa
menjadi tuturan yang lain tanpa mengubah pengertian. Dalam
ranah penulisan, parafrasa diartikan sebagai penguraian kembali 
suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain
dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang
tersembunyi.

b). Cara melakukan parafrasa


Secara umum, parafrasa amat dibutuhkan agar suatu karya ilmiah
atau karya tulis yang dibuat dapat lolos uji Turnitin. Melalui
parafrasa ini sebuah kalimat yang dikutip dari sumber lain tak
akan nampak sama persis dengan bentuk atau susunan aslinya
dalam suatu referensi. Adapun cara melakukan parafrasa dapat
dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

Membaca teks rujukan atau referensi dan memahami ide


pokoknya beserta maksud atau makna teks tersebut
Mencari ide pokok dari suatu teks rujukan dan padanannya
Menentukan ide pokok padanan untuk ditulis dalam kalimat 
Mengembangkan ide pokok menggunakan pembahasaan baru
Buat susunan kalimat penjelas dengan kreativitas sendiri
Mencantumkan sumber rujukan atau referensi lewat (nama
penulis, tahun:halaman), catatan kaki, dan daftar pustaka
Baca Juga: 8 Cara membuat artikel yang baik dan benar sebagai
Content Writer

Nah, itulah tadi bagaimana cara membuat sebuah karya ilmiah


atau karya tulis untuk dapat lolos uji Turnitin. Memahami teks
referensi adalah kunci utama dari penulisan sumber atau
penulisan kalimat rujukan dalam sebuah karya ilmiah. Jika
seseorang memahami referensi terkait dengan baik, maka bukan
tidak mungkin dia bisa mengembangkan teks referensi tersebut
dengan pembahasaan atau penulisan dengan kalimatnya sendiri.

Bagi kamu yang sedang mengerjakan skripsi, tesis, disertasi, atau


tugas-tugas karya tulis perlu memahami Turnitin dan bagaimana
cara untuk membuat tulisanmu lolos uji Turnitin. Dan jika kamu
telah berhasil lulus uji Turnitin atau bahkan lulus ujian skripsi
atau tesis, persiapkan resume dan CV milikmu untuk menyambut
kariermu lewat EKRUT. Daftarkan dirimu segera lewat tautan di
bawah ini.


 

Anda mungkin juga menyukai