Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT

QUALITY ASSURANCE OF MEDICAL TECHNOLOGY


Oleh : Unix Cahya Husada
NIM: 216070201111001
Magister Manajemen Rumah Sakit FKUB 2021

PSYCHIATRY TELEMEDICINE AS HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT


FOR QUALITY ASSURANCE OF MEDICAL TECHNOLOGY

Telemedicine adalah sebuah metode baru yang digunakan oleh petugas kesehatan dan
pasien pada masa pandemic covid-19. Menurut Bokolo (2021) dalam Application of
Telemedicine and eHealth technology for clinical response to Covid-19 pandemic, telemedicine
merupakan bentuk praktek pelayanan kesehatan terkini sesuai dengan situasi pandemic.
Interaksi tenaga kesehatan/dokter dan pasien yang sebelumnya harus dilakukan secara
langsung bisa dilakukan secara tidak langsung melalui bantuan media komunikasi virtual (video
call). Pasien bisa menyampaikan keluhan dan kondisinya kepada dokter untuk selanjutnya
diberikan tatalaksana obat yang bisa dilakukan pengiriman/pengambilan sesuai dengan
kesepakatan.
Menurut Bokolo (2021) telemedicine dapat diadopsi menjadi metode selanjutnya dalam
dalam pelayanan kesehatan. Saat ini pandemic covid-19 telah mulai terkendali sehingga
pembatasan masyarakat untuk bepergian telah dilonggarkan. Namun petugas kesehatan dan
pasien masih ada yang menggunakan telemedicine. Saat ini RSJ dr.Radjiman W Lawang
mengembangkan aplikasi telemedicine psikiatri yang melayani konsultasi pasien gangguan jiwa
rawat jalan.
Berikut adalah sudut pandang Health Technology Assessment tentang Psikatri
Telemedicine untuk menjadi teknologi kesehatan yang berkualitas.
1. TECHNICAL CHARACTERISTIC
Secara karakteristik teknik, telemedicine termasuk sebuah perlengkapan komunikasi antara
dokter dan pasien. Telemedicine psikiatri digunakan bagi pasien dengan indikasi:
- Pasien rawat ulang (bukan pasien baru),
- mampu berkomunikasi dengan menggunakan gadget (tidak gaduh gelisah),
- mempunyai akses internet yang adequate sehingga komunikasi lancer/tidak terputus
- mempunyai standar waktu lama komunikasi yang ditentukan sebagai kalibrasi mutu
pemeriksaan kesehatan.
2. SAFETY
Isu keselamatan dan keamanan yang timbul dalam telemedicine :
- Keamanan data pribadi pasien rawan bocor bila menggunakan aplikasi gratis yang tidak
ada pengaman. Maka saat ini RSJ dr.Radjiman W Lawang mengembangkan aplikasi
sendiri dengan server mandiri untuk mencegah data diakses oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab
- Kesediaan obat. Obat yang diberikan kepada pasien pengguna telemedicine ditulis
melalui e-resep yang selanjtnya bisa diambil ke apotik RSJRW Lawang atau diambil ke
apotek terdekat yang menjadi mitra rumah sakit.

3. EFFICACY
Pengguna layanan telemedicine psikiatri belum signifikan, namun pengguna layanan
psychiatry telemedicine merasa puas dan menyatakan akan mempergunakan kembali
karena dirasa mampu memberikan solusi atas permasalahan pasien dalam mengakses
layanan rumah sakit jiwa.

4. EFECTIVENESS
Pengguna layanan psikiatri telemedicine mengatakan merasa mudah dalam mengakses
dan mempergunakan aplikasi, tidak perlu melakukan antrian, bisa berkomunikasi dengan
dokter spesialis yang diinginkan, pasien merasa nyaman karena di rumah sendiri, obat yang
diberikan bisa diterima (baik dikirim/diambil) secara tepat dan cepat.

5. ECONOMIC
Telemedicine saat ini belum tercover dalam jaminan kesehatan (BPJS) sehingga hanya bisa
melayani pasien non BPJS. Tarif yang diberikan selisih lebih mahal bila dibandingkan
konsultasi langsung dengan dokter di RS, hal ini karena terdapat biaya investasi
pengembangan dan pemeliharaan aplikasi. Namun menurut pasien peminta telemedicine
psikiatri tarif tersebut cukup masuk akal dan jatuhnya lebih murah bila dibandingkan
kesulitan membawa pasien ke rumah sakit jiwa. Factor biaya kendaraan karena jarak
tempuh yang jauh juga mampu dipangkas dengan layanan ini, karena pskiatri telemedicine
saat ini mampu melayani pasien di lingkup Jawa Timur.
6. SOCIAL, ETHIC, LEGAL, POLITIC, AND RELIGION
Tidak didapatkan isu social, etika, politik dan agama dalam penggunaan aplikasi psikiatri
telemedicine. Isu yang muncul saat ini adalah legalisasi layanan telemedicine. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/4829/2021
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan melalui Telemedicine pada masa pandemic covid-
19 telah mengatur legalisasi penggunaan telemedicine pada masa pandemic. Namun
apabila pandemic berakhir maka diperlukan regulasi baru untuk memperkuat legalisasi
telemedicine.

Kesimpulan:
Telemedicine psikiatri bisa menjadi praktik teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan jiwa yang berkualitas secara luas kepada masyarakat

Referensi:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/4829/2021
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan melalui Telemedicine pada masa pandemic covid-
19
2. Bokolo, A.J., 2021. Exploring the adoption of telemedicine and virtual software for care of
outpatients during and after COVID-19 pandemic. Irish Journal of Medical Science, 190(1),
pp.1–10.

Anda mungkin juga menyukai