Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONSERVASI

BERBASIS KARAKTER UNTUK MENGUATKAN KARAKTER


KONSERVASI DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM
PERKULIAHAN ILMU PENDIDIKAN DI PGSD UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
Drs. Purnomo, M.Pd, Drs. Sukarjo, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan : (1) menghasilkan model pembelajaran konservasi


berbasis karakter yang efektif mampu menguatkan karakter konservasi dan meningkatkan
hasil belajar dalam perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD Universitas Negeri Semarang,
(2) menguji tingkat efektivitas model pembelajaran konservasi berbasis karakter dalam
menguatkan karakter konservasi dalam perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD Universitas
Negeri Semarang, (3 menguji tingkat efektivitas model pembelajaran konservasi berbasis
karakter dalam meningkatkan hasil belajar dalam perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
Universitas Negeri Semarang. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 PGSD
Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan metode Research and
Development. Langkah-langkah dalam penelitian Research and Development ini diawali
dengan uji coba model melalui penelitian tindakan kelas untuk pengembangan prototipa
model pembelajaran konservasi berbasis karakter kemudian dilanjutkan dengan uji
validasi model melalui eksperimen, sampai diperoleh hasil pengembangan yang siap
didiseminasikan. Teknik penelitian yang digunakan antara lain: (1) survey, (2) Delphi, (3)
penelitian tindakan kelas, serta (4) eksperimen. Teknik pengumpulan menggunakan : (1)
wawancara, (2) studi dokumentasi, (3) observasi, (4) skala sikap kepribadian, (5) tes
prestasi belajar, (6) Tes Standard Progressive Matrics (SPM) buatan Raven. Teknik
analisis hasil pengembangan model menggunakan: (1) Teknik Delphi, (2) Analisis
Kualitatif, (3) Analisis Deskriptif, (4) Teknik t-test. Teknik analisis hasil uji validasi
model menggunakan : (1) Teknik t-tes, (2) Analisis Kovarians, (3) Analisis Variance
(ANAVA). Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Model pembelajaran Konservasi Berbasis
Karakter yang efektif memiliki prosedur : (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi atau
pengumpulan informasi, (c) tahap elaborasi atau pengolahan informasi, (d) tahap
konfirmasi, (e) tahap evaluasi, (2) Dengan mengontrol variabel inteligensi, model
pembelajaran Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif daripada model pembelajaran
konvensional dalam menguatkan karakter konservasi dalam perkuliahan, dimana F hitung
(Fo) =2,016 dan F probabilitas (Fp) = 0,151; (3) Dengan mengontrol variabel inteligensi,
model pembelajaran Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam
perkuliahan, dimana F hitung (Fo) = 2,621 dan F probabilitas (Fp) = 0,089. Saran-saran
yang diajukan terkait dengan hasil penelitian ini antara lain adalah untuk menguatkan
karakter konservasi mahasiswa serta meningkatkan hasil belajar dalam perkuliahan,
khususnya di PGSD UNNES, dosen dapat menggunakan model pembelajaran Konservasi
Berbasis Karakter sebagai salah satu model pembelajaran.
.

Kata kunci : hasil belajar, karakter, konservasi, pembelajaran.

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 92


ABSTRACT

This research aims to: (1) produce an effective character-based conservation


instructional model that is able to strengthen the character of conservation and improve
learning outcomes in the Education Sciences lecture at Semarang State University PGSD,
(2) examine the effectiveness of character-based conservation instructional models in
strengthening conservation character in lectures Education in Semarang State University
PGSD, (3 examines the effectiveness of character-based conservation instructional
models in improving learning outcomes in lectures in Education at the Semarang State
University PGSD. The subject of this research was a S1 PGSD student at Semarang State
University. This study uses the Research and Development method. The steps in the
Research and Development study began with a model trial through classroom action
research for the development of a character-based conservation learning model prototype
then proceeded to test the validation of the model through experiments, until the
development results were ready to be disseminated. Research techniques used include: (1)
surveys, (2) Delphi, (3) classroom action research, and (4) experiments. The collection
technique uses: (1) interviews, (2) documentation studies, (3) observations, (4) personality
attitude scales, (5) learning achievement tests, (6) Standard Progressive Matrics (SPM)
tests made by Raven. The technique of analyzing the results of model development uses:
(1) Delphi Technique, (2) Qualitative Analysis, (3) Descriptive Analysis, (4) T-test
technique. The technique of analyzing the results of the model validation test uses: (1) T-
test technique, (2) Analysis of covariance, (3) Analysis of Variance (ANAVA). The results
of this research indicate (1) an effective Character Based Conservation instructional
model that has procedures: (a) orientation stage, (b) exploration or information gathering
stage, (c) stage of information elaboration or processing, (d) confirmation stage, (e)
evaluation phase, (2) By controlling the intelligence variable, the Character Based
Conservation instructional model is more effective than conventional instructional models
in strengthening conservation character in lectures, where F count (Fo) = 2.016 and F
probability (Fp) = 0.151; (3) By controlling the intelligence variables, the Character
Based Conservation instructional model is more effective than the conventional
instructional model in improving student learning outcomes in lectures, where F count
(Fo) = 2.621 and F probability (Fp) = 0.089. The suggestions put forward related to the
results of this research include strengthening the character of student conservation and
improving learning outcomes in lectures, especially at PGSD UNNES, lecturers can use
the Character Based Conservation learning model as one of the instructional models.
.

Keywords: learning outcomes, character, conservation, instructional.

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 93


I. PENDAHULUAN pendidikan nasional ini merupakan
rumusan mengenai kualitas manusia
Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang harus dikembangkan oleh
Indonesia memiliki beraneka ragam setiap satuan pendidikan, termasuk di
budaya yang mencerminkan budaya luhur perguruan tinggi.
bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur yang UNNES sebagai universitas
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia, agar konservasi, berupaya menanamkan nilai-
tidak punah atau terkikis oleh adanya arus nilai konservasi dalam pembelajaran.
perkembangan teknologi dan globalisasi, Untuk itu dalam upaya mengembangkan
nilai-nilai budaya tersebut perlu karakter konservasi dan meningkatkan
diwariskan dan ditanamkan dalam generasi hasil belajar mahasiswa, pembelajaran
penerus, melalui jalur pendidikan. Untuk sebagai kegiatan utama proses pemberian
itu pendidikan di negara kita, khususnya di pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam
perguruan tinggi harus mampu berfungsi mewujudkan ketercapaian standar
sebagai proses transmisi dan konservasi kompetensi lulusan dan tujuan pendidikan
budaya kepada generasi penerus. yang dikehendaki, sesuai kurikulum
Dalam era globalisasi dan UNNES 2015, pembelajaran perlu
industrialisasi dewasa ini, pendidikan menanamkan 8 nilai konservasi dalam
tinggi harus mampu menyiapkan lulusan pembelajaran, yaitu inspiratif, humanis,
yang intelek, kompeten, kompetitif, dan peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan
berkarakter. Pendidikan tinggi harus adil.
mampu menjalankan fungsinya sebagai Dalam kehidupan sekarang ini
proses tranformasi dan konservasi budaya, negara kita menghadapi masalah krisis
proses penyiapan tenaga kerja, proses moral yang terus berkembang, sebagai
pembentukan pribadi, serta proses dampak negatif perkembangan TIK dan
penyiapan sebagai warganegara yang baik. globalisasi. Kasus-kasus seperti
Seperti yang diamanatkan dalam UU No perkelahian pelajar, sek bebas,
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan alkoholisme, korupsi, tawuran massa,
Nasional, yakni pendidikan nasional premanisme, narkoba, hampir tiap hari
berfungsi untuk mengembangkan diberitakan di TV maupun media cetak.
kemampuan dan membentuk karakter serta Krisis tersebut bersumber dari moral,
peradaban bangsa yang bermartabat dalam akhlak yang secara langsung maupun tidak
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. langsung berkaitan dengan praktek
Pendidikan nasional bertujuan untuk pendidikan. Ini disebabkan adanya
berkembangnya potensi peserta didik agar kerusakan individu masyarakat yang
menjadi manusia yang beriman dan terjadi secara kolektif sehingga menjadi
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, budaya. Budaya inilah yang kemudian
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, menginternal dalam sanubari masyarakat
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Indonesia dan menjadi karakter
yang demokratis serta bertanggung jawab. bangsa.Apabila pendidikan dipandang
Untuk mendukung tercapainya tujuan gagal membangun karakter bangsa berarti
pendidikan nasional yang diamanatkan ada yang salah dalam sistem pendidikan.
dalam UU No. 20 tahun 2003 tersebut, Beberapa kalangan menyebutkan bahwa
maka dalam Rencana Pembangunan pandidikan disebabkan oleh disorientasi
Jangka Panjang (RPJP) Nasional tahun pendidikan.
2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) Krisis yang dihadapi bangsa
antara lain mengamanatkan terwujudnya Indonesia, sebagian memang karena
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, adanya pengaruh dari krisis dunia,
beretika, berbudaya, dan beradab misalnya krisis moneter yang melanda
berdasarkan falsafah Pancasila. Tujuan Indonesia pada tahun 1997 yang lalu,

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 94


tetapi krisis-krisis lain seperti krisis makin luntur. Persoalan-persoalan bangsa
politik, ekonomi, lingkungan, maupun tersebut tidak saja terjadi pada lapisan elit
sosial lebih banyak disebabkan oleh politik maupun ekonomi, tetapi juga telah
perilaku manusia dan masyarakat merambah pada kalangan masyarakat.
Indonesia yang tidak berkarakter. Sungguh memprihatinkan, karena hal-hal
Deforestasi, illegal logging, kerusakan tersebut terjadi juga di kalangan perguruan
lingkungan, dan bencana alam yang tinggi yang notabene merupakan wadah
bertubi-tubi melanda Indonesia merupakan pembentuk dan pencetak calon pemimpin
beberapa persoalan yang timbul, bukan bangsa. Berkaitan dengan hal ini, muncul
karena murka alam kepada bangsa pertanyaan, mengapa bangsa yang
Indonesia, tetapi lebih karena ulah memiliki warisan nilai budaya adiluhung
manusia Indonesia yang tidak bertanggung masih mengalami krisis yang cukup
jawab. Demikian pula, perilaku manusia di mengkhawatirkan, apalagi krisis yang
muka bumi ini yang lebih mengutamakan mengemuka lebih disebabkan oleh
kepentingannya (egoisme), dulu hingga persoalan nilai budaya.
kini, menyebabkan bumi makin berkurang Pendidikan merupakan usaha sadar
daya dukungnya terhadap kehidupan dan terencana untuk memanusiakan
manusia. manusia. Melalui pendidikan, dapat
Secara garis besar krisis moral dipersiapkan dengan baik manusia-
yang melanda Indonesia dapat manusia berkarakter untuk menjaga dan
dikategorikan menjadi empat, yaitu (1) melakukan perubahan bagi pembangunan
krisis jatidiri, dimana masyarakat peradaban yang lebih baik. Di tingkat
Indonesia tidak lagi mampu mengenali perguruan tinggi, transformasi budaya
dirinya sebagai bangsa, (2) krisis tersebut juga perlu dilakukan secara
ideology, Pancasila sebagai ideologi terencana dan akuntabel, lebih-lebih warga
hanya tinggal nama, tidak lagi menjadi kampus merupakan ujung tombak (avant
ideologi yang hidup dalam perilaku sehari- gard) dalam setiap perubahan sebuah
hari masyarakat Indonesia, (3) krisis bangsa. Oleh karena itu, dari perguruan
karakter, dimana ucapan, sikap, dan tinggilah diharapkan lahir pribadi-pribadi
perilaku masyarakat belum mencerminkan unggul yang siap terjun untuk melakukan
karakter bangsa, (4) krisis kepercayaan, perubahan dengan membangun masyarakat
dimana sikap curiga dan meremehkan secara nyata. Keterbentukan pribadi
orang lain menunjukkan betapa manusia unggul mensyaratkan pembangunan
Indonesia telah pudar kepercayaannya karakter. Misi yang paling dalam bagi
kepada yang lain. Sikap bandel, sulit seorang dosen (pendidik) itu bukan
diatur, dan menginjak-injak norma yang mengajar, melainkan menghimpun,
ada menunjukkan ketidakpercayaan memelihara, dan mentransfer nilai-nilai
masyarakat kepada pemerintah. dan budaya. Misi ini baru dilakukan oleh
Kondisi tersebut di atas makin sebagian perguruan tinggi. Yang lebih
diperparah oleh terjadinya krisis banyak dilakukan adalah mentransfer
kebudayaan. Kebudayaan tidak hanya pengetahuan, dan kalau begitu namanya
sebatas pada seni dan tradisi belaka, tetapi bukan lagi perguruan tinggi, melainkan
juga mencakupi berbagai kompleksitas ide lembaga pembelajaran. Sebenarnya cikal
serta perilaku berpola pada warga-bangsa bakal perguruan tinggi menghimpun
ini. Pertikaian di antara sesama anak proses berpikir dengan akhlak mulia.
bangsa bukannya kian mereda, namun Dengan demikian, dosennya santun, ikhlas
justru makin menjadi-jadi. Berbagai tindak dan penuh kasih dalam melayani
kekerasan, korupsi, kolusi, dan nepotisme mahasiswa. Mahasiswa pun santun, kritis
semakin meningkat. Sikap rukun dan tetapi tetap cerdas, pegawai-pegawainya
hormat sebagai budaya luhur bangsa juga demikian. Itulah sebenarnya misi

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 95


sebuah universitas (Nandika dalam Fathur pembelajaran, yaitu inspiratif, humanis,
Rokhman dan Amin Yusuf (ed) 2008). peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan
Oleh karena itu, tepat kiranya jika adil. Namun kenyataannya, belum semua
diupayakan pemulihan kembali nilai-nilai dosen di UNNES, khususnya di PGSD FIP
yang telah diajarkan oleh para pendiri UNNES mampu menyelenggarakan
bangsa sekaligus dimulainya kembali pembelajaran konservasi berbasis karakter
agenda berkelanjutan untuk dengan menekankan pada pendidikan
menyelenggarakan pendidikan tinggi yang karakter konservasi, hal ini karena belum
berbasis konservasi dengan menekankan ada contoh model pembelajaran konservasi
pada pendidikan karakter sebagai usaha berbasis karakter untuk menguatkan
membangun karakter bangsa (nation karakter konservasi.
character building), melalui pembelajaran Pada prinsipnya, belajar tidak
konservasi berbasis karakter. sebatas memperoleh informasi, tetapi
Universitas Negeri Semarang belajar untuk memahami, yang meliputi
(UNNES) sebagai universitas konservasi, proses membuat koneksi (keterkaitan),
dalam mewujudkan visi universitas menggunakan pengetahuan secara lincah
konservasi tersebut, dikembangkan tiga dan fleksibel, sehingga terbentuk suatu
pilar konservasi yang menjadi acuan wawasan yang bermakna. Hasil studi
kebijakan dalam menyelenggarakan survey peneliti selama jadi dosen di PGSD
tridarma perguruan tinggi. Ketiga pilar (realitas proses pembelajaran yang terjadi
tersebut adalah (1) perlindungan di PGSD, khususnya pembelajaran
keanekaragaman hayati (biodiversity), (2) kelompok rumpun ilmu keguruan,
pelestarian sumber daya alam strategis dan khususnya mata kuliah Ilmu Pendidikan,
warisan budaya, (3) pemanfaatan sumber ternyata masih belum mampu
daya alam terbarukan. Bertumpu pada tiga mengembangkan pemahaman seperti
pilar konservasi tersebut Universitas tersebut. Fenomena yang terjadi justru
Negeri Semarang menyelenggarakan adanya kecenderungan kuat dalam hal
pendidikan karakter secara terpadu yang pembelajaran hanya menekankan pada
dikemas dalam dua program, yaitu (1) dampak instruksional, sehingga terjadi
program pendidikan karakter secara penjejalan kurikulum dan iklim belajar
terpadu dalam pembelajaran; dan (2) yang dihasilkan bersifat satu arah, kegiatan
program pendidikan karakter secara berpusat pada dosen, kurikulum formal,
terpadu melalui kegiatan pembinaan dan orientasi pada kelompok. Sistem
kemahasiswaan. Melalui keterpaduan evaluasi hanya menekankan pada
kegiatan di bidang pembelajaran dan reproduksi informasi, sehingga belajar
kemahasiswaan, diharapkan dapat tercipta seakan hanya untuk memperoleh informasi
budaya kampus yang mampu sebanyak mungkin. Perkuliahan selama ini
menyemaikan dan menumbuhsuburkan lebih terkesan asal materi pelajaran
nilai-nilai karakter di kalangan sivitas tersampaikan, kurangnya buku-buku atau
akademika UNNES. materi ajar, kurang adanya kesiapan dari
Dalam upaya menguatkan karakter mahasiswa mengikuti perkuliahan,
konservasi dan meningkatkan hasil belajar pengelolaan mata kuliah dengan metode
mahasiswa, pembelajaran sebagai ceramah dan diskusi umumnya masih
kegiatan utama proses pemberian cenderung mengarah ke pemberian
pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam informasi. Pertanyaan yang dilontarkan
mewujudkan ketercapaian standar dosen jarang bisa dijawab oleh mahasiswa
kompetensi lulusan dan tujuan pendidikan atau hanya dijawab oleh mahasiswa
yang dikehendaki, sesuai kurikulum tertentu. Pada pembelajaran ini, gagasan
UNNES 2015, pembelajaran perlu awal mahasiswa relatif kurang digali dan
menanamkan 8 nilai konservasi dalam dipertimbangkan dalam pembelajaran,

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 96


mahasiswa cenderung bersifat pasif, konsep yang akan dibelajarkan, serta
motivasi mahasiswa untuk belajar mandiri mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari
kurang, berbagi pengetahuan antar dengan nilai-nilai karakter konservasi.
mahasiswa juga kurang terfasilitasi, Pembelajaran konservasi berbasis
prosedur pemecahan masalah yang karakter diharapkan mampu menguatkan
dilakukan mahasiswa cenderung tidak dan membangun karakter konservasi
terstruktur. Pembelajaran juga belum mahasiswa sesuai nilai-nilai konservasi,
mengembangkan nilai-nilai karakter mewujudkan pembelajaran sebagai proses
konservasi yang dikehendaki oleh transformasi nilai dan budaya, proses
kurikulum UNNES. Padahal di FIP LPTK, konservasi budaya, proses pembentukan
kelompok Ilmu Keguruan (Pedagogik) warganegara yang baik, serta proses
khususnya mata kuliah Ilmu Pendidikan pembentukan kompetensi sesuai nilai-nilai
memiliki peran yang sangat penting, hal konservasi.
ini karena Ilmu Keguruan, khususnya mata Prinsip-prinsip yang mendasari
kuliah Ilmu Pendidikan, merupakan mata pembelajaran konservasi berbasis karakter
kuliah pembentuk kompetensi pedagogis antara lain: (a) mengembangkan nilai-nilai
guru serta membekali mahasiswa untuk konservasi, yaitu inspiratif, humanis,
mampu menyelenggarakan pendidikan peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan
sesuai dengan filsafat dan budaya bangsa. adil, (b) menanamkan nilai-nilai karakter,
Fenomena yang tejadi dalam praktek (c) mengembangkan instink alami
pendidikan di PGSD sebagaimana tersebut mahasiswa dalam melakukan penyelidikan
di atas ternyata tidak sesuai dengan realitas dan berkreasi; (d) berpusat pada
kurikulum PGSD UNNES (kurikulum mahasiswa, sehingga membangun
berbasis KKNI dan konservasi), hakikat keterampilan berpikir kritis, penalaran dan
perkembangan peserta didik, dan realitas selanjutnya kreativitas dan
perkembangan ipteks di masyarakat. ketidaktergantungan.
Pembelajaran mestinya harus melibatkan Berdasarkan pemikiran dan kondisi
mahasiswa secara aktif dalam tersebut di atas, dalam penelitian ini
pemerolehan makna melalui pengalaman dimunculkan ide pengembangan model
langsung dalam suasana belajar yang aman pembelajaran konservasi berbasis karakter
dan menyenangkan, sehingga karakter untuk menguatkan karakter konservasi dan
konservasi mahasiswa mampu tumbuh meningkatkan hasil belajar dalam
dan berkembang. Dalam perkuliahan Ilmu perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
Pendidikan, mahasiswa diharapkan Universitas Negeri Semarang.
mampu memahami konsep-konsep beserta Masalah yang diteliti dalam
aplikasinya, mengembangkan daya penelitian ini dirumuskan dalam
pikirnya untuk memecahkan masalah yang pertanyaan sebagai berikut : 1)
dihadapinya. Dosen sebagai pengajar tidak Bagaimanakah model pembelajaran
hanya menanamkan konsep yang harus konservasi berbasis karakter yang efektif
dipelajari, tetapi juga memberikan mampu menguatkan karakter konservasi
wawasan kepada mahasiswa untuk dan meningkatkan hasil belajar dalam
melakukan cara-cara pemecahan masalah perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
yang sesuai dengan kaidah ilmiah dari Universitas Negeri Semarang ?, serta 2)
sains itu sendiri, sehingga tertanam suatu Sejauh mana tingkat efektivitas model
pola dalam pemecahan masalah. Dalam pembelajaran konservasi berbasis karakter
pembelajaran konservasi berbasis karakter, dalam menguatkan karakter konservasi
pembelajaran didesain dalam bentuk dan meningkatkan hasil belajar dalam
pembelajaran yang diawali dengan perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
pembentukan nilai-nilai karakter Universitas Negeri Semarang ?.
konservasi yang berkaitan dengan konsep-

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 97


Tujuan penelitian ini untuk : (1) bukan akumulasi yang memisahkan
menghasilkan model pembelajaran kebiasaan dan gagasan. Karakter adalah
konservasi berbasis karakter yang efektif aspek kepribadian. Keyakinan, perasaan,
mampu menguatkan karakter konservasi dan tindakan sesungguhnya saling
dan meningkatkan hasil belajar dalam berkaitan, sehingga mengubah karakter
perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD sama halnya dengan melakukan
Universitas Negeri Semarang, (2) menguji reorganisasi terhadap kepribadian. Dalam
tingkat efektivitas model pembelajaran penelitian ini, karakter diartikan sebagai
konservasi berbasis karakter dalam pola berpikir dan perilaku yang menjadi
menguatkan karakter konservasi dalam ciri khas tiap mahasiswa untuk hidup dan
perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD bekerjasama , baik dalam lingkup
Universitas Negeri Semarang, (3) menguji keluarga, kampus, masyarakat, bangsa dan
tingkat efektivitas model pembelajaran negara, khususnya dalam perkuliahan Ilmu
konservasi berbasis karakter dalam Pendidikan.
meningkatkan hasil belajar Ilmu Istilah konservasi pertama kali
Pendidikan di PGSD Universitas Negeri dikemukakan oleh Theodore Roosevelt
Semarang. pada tahun 1902. Konservasi berasal dari
Menurut Suyanto (2012), karakter kata “conservation”, bersumber dari kata
adalah cara berpikir dan berperilaku yang con (together) dan servare (to keep, to
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup save) yang dapat diartikan sebagai upaya
dan bekerjasama, baik dalam lingkup memelihara milik kita (to keep, to save
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. what we have), dan menggunakan milik
Individu yang berkarakter baik adalah tersebut secara bijak (wise use). Secara
individu yang bisa membuat keputusan leksikal, konservasi dimaknai sebagai
dan siap mempertanggungjawabkan tiap tindakan untuk melakukan perlindungan
akibat dari keputusan yang ia buat. atau pengawetan; sebuah kegiatan untuk
(http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id). melestarikan sesuatu dari kerusakan,
Karakter berkaitan dengan keseluruhan kehancuran, kehilangan, dan sebagainya
performance seseorang dalam berinteraksi (Margareta, et al. 2010). Dalam
dengan lingkungannya. Oleh karenanya, perkembangannya, makna konservasi juga
dalam karakter terkandung unsur moral, dimaknai sebagai pelestarian warisan
sikap, dan perilaku. Seseorang dikatakan kebudayaan (cultural heritage).
berkarakter baik atau buruk, tidak cukup Richmond and Alison Bracker (ed) (2009)
hanya dicermati dari ucapannya. Melalui mendefinisikan konservasi sebagai suatu
sikap dan perbuatan riil yang proses kompleks dan terus-menerus yang
mencerminkan nilai-nilai karakter tertentu, melibatkan penentuan mengenai apa yang
maka karakter seseorang akan dapat dipandang sebagai warisan, bagaimana ia
diketahui. Karakter akan terbentuk melalui dijaga, bagaimana ia digunakan, oleh
kebiasaan. Seperti diungkap Cronbach siapa, dan untuk siapa. Warisan yang
(1977:57) : “Character is not disebut dalam definisi Richmond dan
accumulation of separate habits and ideas. Alison tersebut, tidak hanya menyangkut
Character is an aspect of the personality. hal fisik, tetapi juga kebudayaan. Dari
Beliefs, feelings, and action are linked; to berbagai konsep di atas, dapat disimpulkan
change character is to reorganize the bahwa konsep konservasi tidak hanya
personality.tiny lessons on principles of menyangkut masalah perawatan,
good conduct will not be effective if they pelestarian, dan perlindungan alam, tetapi
cannot be integrated with the persons’s juga menyentuh persoalan pelestarian
system of beliefs about himself, about warisan kebudayaan dan peradaban umat
others, and about the good community”. manusia. Dalam konteks yang lebih luas,
Karakter sebagaimana dipahami Cronbach, konservasi tidak hanya diartikan sewbagai

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 98


menjaga atau memelihara lingkungan alam emosional manusia, yaitu kemampuan
(pengertian konservasi fisik), tetapi juga menguasai nilai-nilai yang dapat
bagaimana nilai-nilai dan hasil budaya membentuk sikap seseorang. Domain
dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan psikomotorik berkaitan dengan perilaku
dikembangkan demi kesempurnaan hidup dalam bentuk keterampilan-keterampilan
manusia. Dalam penelitian ini konservasi motorik (gerakan fisik). Dalam penelitian
diartikan sebagai perawatan dan ini untuk mengukur hasil belajar / prestasi
pelestarian nilai-nilai karakter bangsa, belajar digunakan klasifikasi domain dari
sesuai 8 pilar konservasi karakter UNNES Bloom. Hasil belajar yang dimaksud
yaitu inspiratif, humanis, peduli, inovatif, dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kreatif, sportif, jujur, dan adil. Dengan mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu
demikian yang dimaksud dengan karakter Pendidikan yang dinyatakan secara
konservasi dalam penelitian ini adalah pola kuantitatif berdasarkan hasil pengukuran
berpikir dan perilaku yang menjadi ciri atau tes hasil belajar, berupa prestasi
khas tiap mahasiswa untuk hidup dan akademik yang ditunjukan oleh skor
bekerjasama , baik dalam lingkup kampus, formatif pada akhir pembelajaran, yang
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, diukur dari ranah kognitif aspek
khususnya dalam perkuliahan Ilmu penerapan, analisis, evaluasi,dan mencipta.
Pendidikan yang indikatornya sesuai 8 Pembelajaran merupakan suatu hal
pilar konservasi karakter UNNES yaitu yang dilakukan untuk menyampaikan
inspiratif, humanis, peduli, inovatif, suatu materi terhadap siswa dari sumber
kreatif, sportif, jujur, dan adil. informasi, yaitu guru. (Nur Hamiyah,
Hasil belajar adalah ukuran 2014:44). Proses pembelajaran merupakan
kemampuan dari kinerja yang telah proses komunikasi antara pendidik dengan
diperoleh mahasiswa dalam belajar. Hasil peserta didik. (Achmad Rifa’i, 2011:193).
belajar merupakan perubahan kegiatan Dalam proses komunikasi itu dapat
belajar. (Achmad Rifa’i, 2011:85). dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat
Sependapat dengan itu Suprijono (2013: 7) pula secara nonverbal. Menurut Gagne
menyatakan hasil belajar merupakan dalam Achmad Rifa’i (2011: 192)
perubahan perilaku potensi kemanusiaan menyatakan bahwa pembelajaran
secara keseluruhan. Artinya, hasil merupakan serangkaian peristiwa eksternal
pembelajaran tidak dilihat secara peserta didik yang dirancang untuk
fragmentis atau terpisah, melainkan mendukung proses internal belajar.
komperhensif. Gagne dalam (Suprijono, Sedangkan Abin Syamsudin (2002 : 15),
2013: 5-6) mengklasifikasikan hasil menyatakan pembelajaran adalah suatu
belajar berupa: informasi verbal, rangkaian interaksi antara peserta didik
keterampilan intelektual, Strategi kognitif, dan guru dalam rangka mencapai tujuan
keterampilan motorik, sikap. Bloom (1996 pembelajaran. Pembelajaran dalam
: 273), mengklasifikasi hasil belajar penelitian ini diartikan sebagai interaksi
menjadi 3 domain / kawasan, yaitu : 1) antara mahasiswa dan dosen, sebagai
domain kognitif, 2) domain afektif, dan 3) proses aktif dan dinamis, untuk membantu
domain psikomotor. Setiap domain mahasiswa berkembang secara utuh, baik
tersebut dirinci menjadi beberapa aspek. dalam aspek kognitif, afektif maupun
Domain kognitif meliputi perilaku daya psikomotorik, dalam rangka mencapai
cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan tujuan pembelajaran dan atau kompetensi
intelektual manusia, antara lain yang diharapkan dalam mata kuliah Ilmu
kemampuan mengingat, memahami, Pendidikan.
menerapkan, menganalisis, mensintesis, Pembelajaran konservasi berbasis
dan mengevaluasi. Domain afektif karakter dalam penelitian ini diartikan
berkaitan dengan perilaku daya rasa atau

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 99


sebagai pembelajaran dengan mengangkat Lokasi penelitian ini adalah PGSD
materi atau masalah-masalah yang FIP Universitas Negeri Semarang. Subjek
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai penelitian ini adalah mahasiswa S1 PGSD
konservasi, ke dalam suatu proses FIP UNNES semester genap tahun
pembelajaran dan menghubungkannya akademik 2017/2018 yang menempuh
dengan konsep-konsep Ilmu Pendidikan mata kuliah Ilmu Pendidikan. Penentuan
yang ada di kurikulum dan dieksplisitkan, sampel penelitian menggunakan teknik
dikaitkan dengan konteks kehidupan pengacakan kelompok penugasan atau
mahasiswa sehari-hari, atau dapat juga “Randomized Group Assignment”. Dengan
dimulai dari topik atau konsep yang ada di menggunakan “Randomized Group
kurikulum kemudian dihubungkan dengan Assignment, subyek penelitian ini terdiri
materi atau masalah-masalah yang dari mahasiswa rombel 011 sebagai
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai kelompok pengembangan model
konservasi, dan dieksplisitkan, dikaitkan pembelajaran Konservasi Berbasis
dengan konteks kehidupan mahasiswa Karakter sejumlah 33 mahasiswa,
sehari-hari. Nilai-nilai konservasi karakter mahasiswa rombel 012 sebagai kelompok
yang dimasukkan dalam proses eksperimen sejumlah 34 mahasiswa, dan
perkuliahan Ilmu Pendidikan dalam mahasiswa rombel 06 sebagai kelompok
penelitian ini meliputi : (1) inspiratif, (2) kontrol, sejumlah 34 mahasiswa.
humanis, (3) peduli, (4) inovatif, (5) Variabel penelitian ini meliputi :
kreatif, (6) sportif, (7) jujur, dan (8) adil. (1) model pembelajaran konservasi
berbasis karakter, (2) karakter konservasi,
II. METODE PENELITIAN (3) hasil belajar Ilmu Pendidikan, dan (4)
inteligensi.
Metode penelitian yang digunakan Teknik pengumpulan data dalam
dalam penelitian ini adalah Research and penelitian ini menggunakan : (1)
Development. Menurut Borg and Gall wawancara, (2) studi dokumentasi, (3)
(1989 : 624), Educational Research and Skala Sikap Kepribadian , (4) Tes Prestasi
Development (R & D) is a process used to Belajar, (5) Tes Standard Progressive
develop and validate educational products. Matrics (SPM) buatan Raven.
Langkah-langkah dalam penelitian Teknik analisis data menggunakan
Research and Development ini diawali (1) teknik delphi, (2) analisis deskriptif,
dengan uji coba model melalui penelitian (3) analisis uji perbedaan mean (t-test), (4)
tindakan kelas untuk pengembangan analisis kualitatif, (5) analisis Kovarians.
prototipa model pembelajaran konservasi,
kemudian dilanjutkan dengan uji validasi III. HASIL PENELITIAN DAN
model melalui eksperimen, sampai PEMBAHASAN
diperoleh hasil pengembangan yang siap
didiseminasikan. Teknik penelitian ini Model pembelajaran Konservasi
menggunakan : (1) survey, (2) Delphi, (3) Berbasis Karakter yang efektif dalam
penelitian tindakan kelas, serta (4) menguatkan, karakter konservasi dan
eksperimen. Prosedur penelitian meningkatkan hasil belajar Ilmu
pengembangan ini terdiri dari empat tahap, Pendidikan memiliki karakteristik sebagai
yaitu 1) tahap perencanaan, meliputi berikut : (1) memiliki langkah-langkah :
define dan design, 2) tahap (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi
pengembangan model (develop), 3) tahap atau pengumpulan informasi, (c) tahap
uji validasi model (desiminasi), serta 4) elaborasi atau pengolahan informasi, (d)
tahap penyusunan laporan dan distribusi tahap konfirmasi, (e) tahap evaluasi, (2)
laporan. sistem sosial yang perlu dikembangkan
dalam perkuliahan adalah kedekatan dosen

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 100


dengan mahasiswa dalam proses nol (Ho) ditolak, dan hipotesis alternatif
perkuliahan, minimnya peran dosen (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis
sebagai transmiter pengetahuan, interaksi yang menyatakan bahwa “Dengan
sosial yang efektif, latihan investigasi mengontrol variabel inteligensi, model
masalah kompleks, program pembelajaran pembelajaran Konservasi Berbasis
disampaikan melalui berbagai macam Karakter lebih efektif daripada model
kegiatan belajar secara kelompok, dosen pembelajaran konvensional dalam
sebagai fasilitator, (3) prinsip reaksi yang menguatkan karakter konservasi dalam
harus dikembangkan dalam perkuliahan perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
adalah interaksi belajar mengajar yang Universitas Negeri Semarang” diterima.
terbuka, multi arah, akrab, dan demokratis. Dengan mengontrol variabel inteligensi,
(4) sistem pendukung yang harus ada besarnya pengaruh model pembelajaran
dalam perkuliahan antara lain adalah Konservasi Berbasis Karakter dalam
lembaran kerja mahasiswa, bahan ajar, menguatkan karakter konservasi dalam
komputer, meja dan kursi yang mudah perkuliahan Ilmu Pendidikan di PGSD
dimobilisasi atau ruangan kelas yang Universitas Negeri Semarang sebesar
sudah ditata untuk itu. 13,1%. Karena perbedaan skor rata-rata
Sejumlah 79,41% mahasiswa yang penguatan karakter konservasi antara
dikenai model pembelajaran Konservasi kelompok yang dikenai model
Berbasis Karakter mampu menguatkan pembelajaran Konservasi Berbasis
karakter konservasi dalam kategori sangat Karakter dan model pembelajaran
baik, dalam arti mahasiswa yang dikenai konvensional tersebut signifikan, baik
model pembelajaran Konservasi cenderung secara uji perbedaan mean, t-test, dan
selalu berperilaku inspiratif, humanis, analisis kovarians, maka dapat
peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan disimpulkan bahwa model pembelajaran
adil dalam berperilaku diperkuliahan. Skor Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif
rata-rata penguatan karakter konservasi dibandingkan model pembelajaran
mahasiswa yang dikenai model konvensional dalam menguatkan karakter
pembelajaran Konservasi adalah 53,0882 konservasi dalam perkuliahan Ilmu
artinya sangat baik, Sedangkan skor rata- Pendidikan di PGSD Universitas Negeri
rata penguatan karakter konservasi Semarang. Kondisi seperti ini
mahasiswa yang dikenai model dimungkinkan karena dengan mengacu
pembelajaran konvensional adalah kepada karakteristik kepada model
48,2353 artinya baik. Dari uji t-test pembelajaran Konservasi Berbasis
ditemukan koefisien t hitung 9,289 dan t Karakter yang menerapkan prinsip
probabilitas = 5,915 untuk p < 0,05. kolaboratif, student centered, pemecahan
Dengan menggunakan analisis kovarians masalah, terpadu, kontekstual, elektif, dan
dengan kovariat inteligensi diukur dari sistematis, mahasiswa akan melakukan
nilai penguatan karakter konservasi, kegiatan belajar yang mampu menguatkan
ditemukan rata-rata skor nilai penguatan karakter inspiratif, humanis, peduli,
karakter konservasi untuk kelompok inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan adil
model pembelajaran konvensional sebesar dalam berperilaku diperkuliahan.
48,2353; dan kelompok model Sejumlah 67,65% mahasiswa yang
pembelajaran Konservasi Berbasis dikenai model pembelajaran Konservasi
Karakter sebesar 53,0882. Perbedaan skor Berbasis Karakter memiliki hasil belajar
nilai penguatan karakter konservasi dalam kategori sangat baik, dalam arti
tersebut ternyata signifikan pada p < 0,05, mahasiswa yang dikenai model
dengan kovariat inteligensi. Karena F pembelajaran Konservasi memiliki
hitung (Fo) = 2,016 lebih besar daripada F penguasaan hasil belajar Ilmu Pendidikan
probabilitas (Fp) =0,151 , maka hipotesis sekitar 86 – 100 %. Skor rata-rata hasil

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 101


belajar mahasiswa yang dikenai model belajar mahasiswa dalam perkuliahan
pembelajaran Konservasi Berbasis Ilmu Pendidikan di PGSD Universitas
Karakter adalah 88,6765 artinya sangat Negeri Semarang. Kondisi seperti ini
baik. Sedangkan skor rata-rata hasil belajar dimungkinkan karena : (1) dengan
mahasiswa yang dikenai model mengacu kepada karakteristik kepada
pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran Konservasi Berbasis
81,9118 artinya baik. Dari uji t-test Karakter yang menerapkan prinsip
ditemukan koefisien t hitung 12,215 dan t kolaboratif, student centered, pemecahan
probabilitas = 7,89 untuk p < 0,05. masalah, terpadu, kontekstual, elektif, dan
Dengan menggunakan analisis kovarians sistematis, mahasiswa secara aktif dan
dengan kovariat inteligensi, diukur dari kreatif akan berpikir dan berdiskusi
nilai hasil belajar mahasiswa, ditemukan memecahkan persoalan, sehingga
rata-rata skor nilai hasil belajar mahasiswa pemahaman mahasiswa tentang materi
untuk kelompok model pembelajaran lebih baik, (2) mahasiswa secara aktif
konvensional sebesar 81,9118; dan memecahkan masalah dalam
kelompok model pembelajaran Konservasi kelompoknya, sehingga pemahaman
Berbasis Karakter sebesar 88,6765. mahasiswa terhadap materi lebih bersifat
Perbedaan skor nilai hasil belajar komprehensif dan mendalam, sehingga
mahasiswa tersebut ternyata signifikan hasil belajarnya menjadi semakin baik dan
pada p < 0,05, dengan kovariat inteligensi. meningkat.
Karena F hitung (Fo) = 2,621 lebih besar
daripada F probabilitas (Fp) = 0,089, maka IV. SIMPULAN DAN SARAN
hipotesis nol (Ho) ditolak, dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian Simpulan penelitian ini adalah
hipotesis yang menyatakan bahwa sebagai berikut : (1) Model pembelajaran
“Dengan mengontrol variabel inteligensi, Konservasi Berbasis Karakter yang
model pembelajaran Konservasi Berbasis efektif dalam menguatkan, karakter
Karakter lebih efektif daripada model konservasi dan meningkatkan hasil belajar
pembelajaran konvensional dalam adalah yang memiliki karakteristik sebagai
meningkatkan hasil belajar mahasiswa berikut (1) memiliki langkah-langkah :
dalam perkuliahan Ilmu Pendidikan di (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi
PGSD Universitas Negeri Semarang” atau pengumpulan informasi, (c) tahap
diterima. Dengan mengontrol variabel elaborasi atau pengolahan informasi, (d)
inteligensi, besarnya pengaruh model tahap konfirmasi, (e) tahap evaluasi, (2)
pembelajaran Konservasi Berbasis sistem sosial yang perlu dikembangkan
Karakter dalam meningkatkan hasil belajar dalam perkuliahan adalah kedekatan dosen
mahasiswa dalam perkuliahan Ilmu dengan mahasiswa dalam proses
Pendidikan di PGSD Universitas Negeri perkuliahan, minimnya peran dosen
Semarang adalah sebesar 26,2%. Karena sebagai transmiter pengetahuan, interaksi
perbedaan skor rata-rata hasil belajar sosial yang efektif, latihan investigasi
mahasiswa antara kelompok yang dikenai masalah kompleks, program pembelajaran
model pembelajaran Konservasi Berbasis disampaikan melalui berbagai macam
Karakter dan model pembelajaran kegiatan belajar secara kelompok, dosen
konvensional tersebut signifikan, baik sebagai fasilitator, (3) prinsip reaksi yang
secara uji perbedaan mean, t-test, dan harus dikembangkan dalam perkuliahan
analisis kovarians, maka dapat adalah interaksi belajar mengajar yang
disimpulkan bahwa model pembelajaran terbuka, multi arah, akrab, dan demokratis.
Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif (4) sistem pendukung yang harus ada
dibandingkan model pembelajaran dalam perkuliahan antara lain adalah
konvensional dalam meningkatkan hasil lembaran kerja mahasiswa, bahan ajar,

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 102


komputer, meja dan kursi yang mudah dapat dinyatakan dengan mengontrol
dimobilisasi atau ruangan kelas yang variabel inteligensi, model pembelajaran
sudah ditata untuk itu; (2) Sejumlah Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif
79,41% mahasiswa yang dikenai model daripada model pembelajaran
pembelajaran Konservasi Berbasis konvensional dalam meningkatkan hasil
Karakter mampu menguatkan karakter belajar mahasiswa dalam perkuliahan Ilmu
konservasi dalam kategori sangat baik. Pendidikan di PGSD Universitas Negeri
Rata-rata skor nilai penguatan karakter Semarang. Besarnya pengaruh model
konservasi untuk kelompok model pembelajaran Konservasi Berbasis
pembelajaran konvensional sebesar Karakter dalam meningkatkan hasil belajar
48,2353; kategori baik, dan kelompok mahasiswa dalam perkuliahan Ilmu
model pembelajaran Konservasi sebesar Pendidikan di PGSD Universitas Negeri
53,0882 kategori sangat baik. Dari uji t- Semarang adalah sebesar 26,2%.
test ditemukan koefisien t hitung 9,289 dan Saran yang diajukan terkait dengan
t probabilitas = 5,915 untuk p < 0,05. hasil penelitian ini antara lain : (1) untuk
Perbedaan skor nilai penguatan karakter menguatkan karakter konservasi
konservasi tersebut ternyata signifikan mahasiswa serta meningkatkan kualitas
pada p < 0,05, dengan kovariat inteligensi. proses dan hasil belajar dalam perkuliahan,
Karena F hitung (Fo) = 2,016 lebih besar khususnya di PGSD UNNES, dosen dapat
daripada F probabilitas (Fp) = 0,151, maka menggunakan model pembelajaran
hipotesis nol (Ho) ditolak, dan hipotesis Konservasi Berbasis Karakter sebagai
alternatif (Ha) diterima. Jadi dapat salah satu model pembelajaran, (2) untuk
dinyatakan dengan mengontrol variabel menggunakan model pembelajaran
inteligensi, model pembelajaran Konservasi Berbasis Karakter, dosen
Konservasi Berbasis Karakter lebih efektif perlu menyiapkan bahan ajar, dosen
daripada model pembelajaran berperan sebagai fasilitator, prinsip
konvensional dalam menguatkan karakter belajar kolaboratif, berpusat pada
konservasi dalam perkuliahan Ilmu mahasiswa, pemecahan masalah,
Pendidikan di PGSD Universitas Negeri kontekstual, interaksi belajar mengajar
Semarang. Besarnya pengaruh model yang terbuka, multi arah, akrab, dan
pembelajaran Konservasi Berbasis demokratis, mahasiswa secara aktif
Karakter dalam menguatkan karakter mencari sendiri informasi, mengasimilasi,
konservasi dalam perkuliahan Ilmu dan mengadaptasi sendiri informasi, dan
Pendidikan di PGSD Universitas Negeri mengkonstruksinya menjadi pengetahuan
Semarang sebesar 13,1%; dan (3) yang baru berdasarkan pengetahuan yang
Sejumlah 67,65% mahasiswa yang dikenai telah dimiliki sebelumnya, untuk
model pembelajaran Konservasi Berbasis memecahkan masalah, (3) LPTK,
Karakter memiliki hasil belajar dalam khususnya PGSD UNNES perlu
kategori sangat baik, dengan skor rata-rata mengembangkan dan memperbaharui
88,6765 artinya sangat baik. Sedangkan strategi pembelajaran, dengan menerapkan
skor rata-rata hasil belajar mahasiswa yang model pembelajaran Konservasi Berbasis
dikenai model pembelajaran konvensional Karakter dalam upaya menguatkan
adalah 81,9118 artinya baik. Dari uji t-test karakter konservasi mahasiswa dan
ditemukan koefisien t hitung 12,215 dan t meningkatkan hasil belajar mahasiswa,
probabilitas = 7,89 untuk p < 0,05. (4) hasil penelitian ini diharapkan dapat
Perbedaan skor nilai hasil belajar menjadi acuan dan bahan penelitian lebih
mahasiswa tersebut ternyata signifikan lanjut bagi LPTK, dan para dosen, untuk
pada p < 0,05, dengan kovariat inteligensi. menerapkan model pembelajaran
Karena F hitung (Fo) = 2,621 lebih besar Konservasi Berbasis Karakter dalam upaya
daripada F probabilitas (Fp) = 0,089, maka menguatkan karakter konservasi

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 103


mahasiswa dan meningkatkan hasil
belajar mahasiswa. Hamiyah, Nur. 2014. Strategi Belajar
Mengajar di Kelas. Jakarta:Prestasi
V. DAFTAR PUSTAKA Pustaka

Abin Syamsudin, 2002. Psikologi Margareta, et al. 2002. Universitas Negeri


Kependidikan. Bandung : PT Semarang Universitas Konservasi.
Remaja Rosda Karya. Semarang

Arief Rahman, 2012. Lima Syarat Nabisi Lapono, dkk, 2009. Belajar dan
Pendidikan Karakter. (Online) Pembelajaran SD. Jakarta : Ditjen
(Liputan6.com,Jakarta 19/02/2012) Dikti Depdiknas.
Diakses tanggal 1 Maret 2012.
Nandika, Dodi, 2009. Kita Masih Memiliki
Bloom, Benyamin S., 1996. Human Bangsa. Dalam Fathur Rokhman
Characteristics and School dan Amin Yusuf (ed). Dari
Learning. New York : McGraw- UNNES untuk Indonesia Merajut
Hill Book, Co. Nilai Luhur Menegakkan Akhlak
Mulia. Semarang : UNNES Press.
Borg, Wolter R., & Gall, Meredith
Damien, 1989. Educational Richmond, Alison and Alison Bracker,
Research An Introduction. New 2009. Introduction in Alison
York, London : Longman. Richmond and Alison Bracker (ed).
Conservation Principles,
Dilemmmas and Unconfortabe
Cronbach, Lee J., 1977. Educational Truths. London : Elcevier Ltd
Psychology. New York : Harcourt
Brace Jovanovich Inc. Rifa’i, Achmad. 2011. Psikologi
Pendidikan. Semarang:UNNES PRESS
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Nomor
3 tahun 2003 Sistem Pendidikan Russel T.Williams & Ratna Megawangi,
Nasional. Jakarta. 2012. Dampak Pendidikan
Karakter Terhadap Akademi Anak.
Gagne, Robert M., 1996. Essentials of (Online) (Http://pondokibu.com)
Learning for Instruction. New
Delhi : Prentice Hall of Indiana Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Private Limited. Learning. Yogyakarta:Pustaka pelajar

Gunter, M.A., Estes, T.H., & Schwab, J.H, Suyanto, 2012. Urgensi Pendidikan
1990. Instruction : A models Karakter. (Online)
approach. Boston : Allyn and (Http://mandikdasmen.kemdiknas.g
bacon. o.id

Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 104

Anda mungkin juga menyukai