Laporan Praktikum Thermodinamika Fisika Laporan Modul 2mencari Nilai Kapasitas Panas Spesifik Compress
Laporan Praktikum Thermodinamika Fisika Laporan Modul 2mencari Nilai Kapasitas Panas Spesifik Compress
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
INDONESIAN
PRAKTIKUM THERMODINAMIKA
FISIKA
Oleh
Moh. Husyain
201910101004
Email: moh.husyain5454@gmail.com
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
PRAKTIKUM THERMODINAMIKA
Oleh:
Moh. Husyain
201910101010
Mengetahui,
Ir. Hari Arbiantara Basuki, S.T., M.T. Dr. Ir. Andi Sanata S.T., M.T.
NIP. 196709241994121001 NIP. 197505022001121001
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kehendak dan ridhonya saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
judul <Laporan Praktikum Thermodinamika Modul 2 mencari nilai kapasitas
panas spesifik= selesai dengan tepat waktu. Tidak lupa juga saya ucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu, asisten laboratorium, dan teman-teman saya yang
telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Manusia hanyalah makhluk biasa yang tidak luput dari kesalahan dan saya
menyadari kekurangan dalam tugas ini, sehingga kritik dan saran sangat saya
harapkan untuk menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas yang saya buat ini
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 8
1.1 Latar Belakang. ........................................................................................................ 8
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 9
1.3 Tujuan ......................................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 10
2.1 Fase dan Kalor........................................................................................................ 10
2.2 Es Air Murni ..........................................................................................................14
2.3 Bekuan Santan ........................................................................................................ 14
2. 4 Es Air Gula............................................................................................................ 14
2.5 Es Air Garam.......................................................................................................... 15
2.6 Nilai Kalor Pembakaran Kertas ............................................................................. 15
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ................................................................................ 16
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................................... 16
3.2 Prosedur Percobaan. ............................................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1 Data ........................................................................................................................ 17
4.1.1 Data air biasa................................................................................................ 17
4.1.2 Data larutan garam. ......................................................................................17
4.1.3 Data larutan gula. ......................................................................................... 18
4.1.4 Data santan ................................................................................................... 18
4.2 Perhitungan dan Ralat ............................................................................................ 19
4.3 Analisa ................................................................................................................... 23
iv
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 data air murni ........................................................................................................... 17
Tabel 4.2 data larutan garam.................................................................................................... 17
Tabel 4.3 data larutan gula ....................................................................................................... 18
Tabel 4.4 data santan................................................................................................................ 18
Tabel 4.5 rata-rata massa dan temperatur ................................................................................ 19
Tabel 4.6 kapasitas panas spesifik ........................................................................................... 20
Tabel 4.7 ralat temperatur ........................................................................................................ 21
vi
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
DAFTAR GRAFIK
vii
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
BAB I PENDAHULUAN
Proses pada saat kalor sensible bekerja hal ini berakibat ada kenaikan
temperatur, besar kalor yang dibutuhkan dalam proses kenaikan tempratur pada
kalor sensible dipengaruhi oleh jenis zat itu sendiri, dimana prosesnya dinyatakan
dalam bentuk joules per kg derajat celcius yang artinya, seberapa banyak energi
yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 kg zat sebesar satu derajat celcius, satuan ini
disebut perhitungan nilai kapasitas panas spesifik. Oleh karena itu dalam
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
praktikum kali ini, akan dilakukan pengamatan perubahan besar nilai kapasitas
panas spesifik pada setiap jeis zat dan larutan yang berbeda.
1.3 Tujuan
1. Mempelajari perubahan nilai kapasitas panas spesifik berdasarkan spesifikasi
larutan.
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Uap air atau steam, adalah air dalam wujud gas. Sifat molekul uap air
dalam wujud gas berbeda dengan sifat molekul air dalam wujud cair. Jarak antar
molekul uap menjadi lebih jauh, dan kecepatan gerak molekul menjadi lebih besar
dari pada molekul air. Uap juga mudah dipampatkan atau memiliki tingkat
kompresibel yang tinggi. Air dalam bentuk cair hampir tidak dapat dipampatkan.
Uap air memiliki sifat seperti gas murni. Dalam kasus berikutnya, bila air dalam
wujud cair tersebut, suhunya turun hingga mencapai 0 oC (32 oF), tekanan tetap
konstan 1 atmosfir, maka air akan membeku dan berubah wujud menjadi es yaitu
wujud padat dari air. Sifat molekul es seperti sifat molekul zat padat lain, yakni
jarak molekul relatif lebih dekat, gerakan molekul menjadi tertahan sehingga
energi molekul menjadi lebih rendah dan tidak dapat dipampatkan. Proses
perubahan wujud untuk benda lain, sama seperti air tetapi dalam kondisi suhu dan
tekanan yang berbeda.
10
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Fasa Padat Benda dalam fasa padat atau solid, memiliki energi potensial
internal relative kecil. Molekul benda tersebut agak sedikit rapat akibat adanya
gaya tarik dan gaya grafitasi. Struktur molekulnya menjadi kaku sehingga
pergerakan molekul menjadi terbatas. Karena struktur molekulnya kaku (rigit)
maka pada fasa padat ini ukuran dan bentuk benda cenderung tetap dan tidak
dapat dimampatkan (non compressible). Fasa Cair Molekul pada benda yang
berada pada fasa cair memiliki energy yang lebih besar daripada ketika berada
pada fasa padat. Energi yang lebih besar ini, dapat mengatasi adanya gaya
tarikmenarik molekul sehingga dapat lebih bebas bergerak. Molekulnya bebas
bergerak kemana saja sehingga zatnya mudah mengalir mengikuti bentuk bejana
yang ditempatinya.Fasa Gas Molekul benda dalam fasa gas memiliki energi yang
lebih besar daripada energi yang dimiliki ketika berada dalam fasa cair. Ia
mempunyai energi yang lebih dari cukup untuk mengatasi adanya gaya yang dapat
mengekangnya. Konsekuensinya, mereka dapat terbang dengan kecepatan tinggi.
Selalu bertubrukan dengan sesamanya dan juga dinding kontainernya. Oleh
karena itu gas akan tetap berada pada ukurannya tetapi tidak pada bentuknya. Gas
mudah dikompresi tetapi juga mudah bocor bila kontainernya tidak bagus.
11
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Air satu pound pada tekanan atmosfir. Proses perubahan wujud dan
hubungan antara kandungan panas (entalpi) dan suhu diperlihtakan dalam kurva
T-H. Kurva T-H untuk air adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
suhu air (T) dan energi panas yang dikandungnya (Q). Bila energi panas yang
ditambahkan ke air dalam wujud cair mencukupi kebutuhannya, maka air akan
mendidih dan mengeluarkan uap. Bila energi panas yang diambil dari air
mencukupi kebutuhannya, maka air akan membeku dan berubah menjadi padat
atau solid. Hubungan antara besaran suhu dan energi untuk air diperlihatkan
dalam Gambar 1 Titik awal diagram kurva T-H dimulai dari satu pound es pada
suhu 0oF. Suhu diplot pada sumbu vertical dan kandungan panas (entalpi) diplot
pada sumbu horizontal. Energi panas ditambahkan secara perlahan kepada es,
sehingga suhu es naik secara gradual, 2oF/Btu. P panas spesifik (c) untuk es
adalah 0,5 Btu/lb. Bila panas yang diberikan mencapai 16 Btu, suhu es naik
menjadi 32oF. Proses pemanasan es ini direpresentasikan dalam garis AB. Energi
panas yang diperlukan untuk proses ini disebut panas sensibel (QS). Panas
sensibel adalah energi panas yang bila ditambahkan atau diambil dari suatu benda
akan menimbulkan efek sensibel pada benda tersebut (dapat dideteksi oleh indera
kita), yaitu perubahan suhu yang dapat diukur dengan thermometer. Pada titik B,
wujud es masih tetap solid, tetapi suhunya naik menjadi 32oF. Panas sensibel
yang diperlukan oleh es untuk menaikkan suhunya dari 0 ke 32oF adalah 16 Btu.
Bila sekarang kita tambahkan panas ke es, maka suhu es tidak akan naik, tetapi es
mulai mencair. Bila energi panas terus ditambahkan hingga mencapai 144 Btu
(160-16), maka seluruh es sudah mencair dan berubah wujud menjadi air. Energi
panas sebesar 144 Btu hanya digunakan untuk merubah 1 pound es pada suhu 32o
F menjadi 1 pound air pada suhu yang sama, 32oF. Karena penambahan energi
panas selama proses pencairan yang digambarkan dengan garis BC tidak merubah
suhu es, namanya bukan panas sensibel. Kita tidak dapat mengukur efek tersebut
dengan thermometer. Karena tidak dapat dideteksi oleh indera kita, maka lazim
disebut sebagai panas laten (QL). Panas laten adalah energi panas yang bila
ditambahakan atau diambil dari suatu benda akan menimbulkan perubahan wujud
tanpa merubah suhunya. Panas laten untuk pencairan es pada tekanan atmosfir dan
suhu 32oF atau 0oC (QL atau LF ) adalah 144 Btu/lb. QL = m L .m = massa kg L
12
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Air satu kilogram pada tekanan atmosfir. Proses perubahan wujud dan
hubungan antara kandungan panas (entalpi) dan suhu diperlihatkan dalam kurva
T-H.
13
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Es air murni sendiri memiliki capasitas kalor sebesar 2100 J/kg˚C (Harfi
and Suntajaya, 2020) dan kalor leburnya sebesar 336.000 J/Kg (KHOLIFUDIN,
2017).
Specific heat dari santan kelapa diatas titik beku berada pada kisaran
3.277-3.711 kJ/kg˚C (Tansakul and Chaisawang, 2006), berdasarkan website The
Engginering Tool Book, specific heat dari santan kelapa dibawah titik beku
berada pada kisaran 1.76 kJ/Kg˚C.
2. 4 Es Air Gula
Es air gula merupakan larutan yang terdiri dari zat terlarut berupa gula dan
memiliki ciri fisik dengan warna bekuan berjenis karamel atau kuning keemasan
(Wikipedia.com).
14
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Air garam memiliki specific heat pada 0˚C dengan densitas 1.027 kg/L
yaitu sebesar 0,94 kcal/kg˚C (Graham, Johnston and Nicholson, 1933).
Kertas terbuat dari selulosa atau serat kayu yang dicampur dengan bahan
kimia sebagai pengisi atau penguat kertas. Serat kayu ini yang akan terbakar dan
memberikan nilai kalor. Namun keberadaan bahan pengisi, penguat atau materi
inorganik lainnya tidak berkontribusi pada panas pembakaran. Kadar abu juga
menjadi parameter penting, dan bervariasi bergantung pada pengotor atau bahan
tambahan tidak terbakar yang ada dalam kertas. Terlihat pada karakteristik dan
nilai kalor majalah: rendahnya kadar volatil, tingginya kadar abu, menjadikan
nilai kalornya tidak sebesar nilai kalor kertas lain, yaitu hanya 2598 kkal/kg
kering untuk HHV dan 2476 kkal/kg untuk LHV. Namun nilai kalor ini masih
terhitung tinggi dan sangat berpotensi untuk dibakar pada insinerator atau
dijadikan pellet RDF.
15
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah, air, larutan
garam 50%, larutan gula 50% , santan dan kertas sebagai bahan bakar.
16
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
4.1 Data
Hasil dari penelitian yang telah saya lakukan sebagai berikut;
17
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
18
3 0
[UNIVERSITAS JEMBER] January 1, 2022
Dengan demikian jika berat kertas yang digunakan sebanyak 10 gr atau 0,01 kg,
maka perhitungan sebagai berikut.
Qin=126.570 J/kg
Untuk mencari kapasitas panas spesifik, dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut;
Dengan demikian digunakan nilai rata-rata massa dan temperature dari setiap
specimen sebagai berikut;
19
3 0
Air satu pound pada tekanan atmosfir. Pr
hubungan antara kandungan panas (entalpi) dan suh
T-H. Kurva T-H untuk air adalah kurva yang meng
suhu air (T) dan energi panas yang dikandungnya
ditambahkan ke air dalam wujud cair mencukupi k
mendidih dan mengeluarkan uap. Bila energi p
mencukupi kebutuhannya, maka air akan membeku
atau solid. Hubungan antara besaran suhu dan en
dalam Gambar 1 Titik awal diagram kurva T-H dim
suhu 0oF. Suhu diplot pada sumbu vertical dan kand
pada sumbu horizontal. Energi panas ditambahkan
sehingga suhu es naik secara gradual, 2oF/Btu. P
adalah 0,5 Btu/lb. Bila panas yang diberikan men
menjadi 32oF. Proses pemanasan es ini direpresenta
panas yang diperlukan untuk proses ini disebut
sensibel adalah energi panas yang bila ditambahkan
akan menimbulkan efek sensibel pada benda tersebu
kita), yaitu perubahan suhu yang dapat diukur denga
wujud es masih tetap solid, tetapi suhunya naik m
yang diperlukan oleh es untuk menaikkan suhunya d
Bila sekarang kita tambahkan panas ke es, maka suh
mulai mencair. Bila energi panas terus ditambahka
3 0
(160-16), maka seluruh es sudah mencair dan berub
panas sebesar 144 Btu hanya digunakan untuk merub
F menjadi 1 pound air pada suhu yang sama, 32oF
panas selama proses pencairan yang digambarkan de
suhu es, namanya bukan panas sensibel. Kita tidak d
dengan thermometer. Karena tidak dapat dideteksi
disebut sebagai panas laten (QL). Panas laten ad
ditambahakan atau diambil dari suatu benda akan m
tanpa merubah suhunya. Panas laten untuk pencairan
suhu 32oF atau 0oC (QL atau LF ) adalah 144 Btu/lb
12
[UNIVERSITAS JEMBE
13
[UNIVERSITAS JEMBE
3 0
2. 4 Es Air Gula
Es air gula merupakan larutan yang terdiri da
memiliki ciri fisik dengan warna bekuan berjenis k
(Wikipedia.com).
14
3 0
[UNIVERSITAS JEMBE
15
[UNIVERSITAS JEMBE
3 0
BAB III METODELOGI PRAK