Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Upaya Pencegahan Primer Dan Sekunder Pada Organ Sistem
Reproduksi Dengan Cara Exercise
Hari/tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Jam : 15.00 - 15.30 WIB
Tempat : Aula STIKES
Sasaran : Remaja dan Dewasa
Penyuluh : Mahasiswa Praktik Keperawatan STIKES Semester 4

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan klien diharapkan dapat mengetahui dan mengerti
mengenai pencegahan penyakit terhadap organ reproduksi dan kesehatan organ
reproduksi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga:
1. Memahami pengertian kesehatan reproduksi.
2. Memahami pencegahan primer sistem reproduksi.
3. Memahami pencegahan sekunder sistem reproduksi.
4. Memahami pencegahan sekunder system tersier.
5. Mengetahui nutrisi Untuk Meningkatkan Kesuburan Sistem Reproduksi.

2. Pokok Bahasan
Upaya Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Pada Organ Sistem Reproduksi

3. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian sistem reproduksi.
2. Upaya pencegahan primer sistem reproduksi.
3. Upaya pencegahan sekunder sistem reproduksi.
4. Upaya pencegahan tersier sistem reproduksi.
5. Nutrisi Untuk Meningkatkan Kesuburan Sistem Reproduksi.

4. Media
a. Power point

5. Bahan
a. Leptop
b. Infocus
6. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab

7. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Penyuluh Kegiatan Pasien


1 Pembukaan
1) Memberi salam. 1) Menjawab
2) Menyampaikan topik penyuluhan. salam
5 Menit
3) Menjelaskan tujuan penyuluhan. 2) Mendengarkan
4) Melakukan kontrak waktu. 3) Mendengarkan
4) Mendengarkan
2 Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal dan 1) Menjawab
pengalaman pasien tentang topik yang
akan disampaikan.
2) Menyampaikan materi tentang : 2) Mendengarkan
a. Pengertian sistem reproduksi
b. Pencegahan primer sistem
15 menit
reproduksi
c. Pencegahan sekunder sistem
reproduksi
d. Pencegahan tersier sistem reproduksi

e. Nutrisi Untuk Meningkatkan


Kesuburan Sistem Reproduksi
3 Evaluasi :
1) Memberikan kesempatan kepada peserta 1) Bertanya
5 menit penyuluhan untuk bertanya.
2) Menanyakan kembali pada peserta 2) Menjawab
penyuluhan tentang materi yang
disampaikan.
Penutup
4 5 menit 1) Menyimpulkan Materi 1) Mendengarkan
2) Memberi Salam 2) Menjawab
salam

8. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur : Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan


dari sebelum kegiatan.
b. Evaluasi Proses
1. Peralatan dan tempat tersedia.
2. Peserta bersedia.
3. Waktu sesuai dengan rencana.
c. Evaluasi Hasil
1. Mampu menjelaskan materi kesehatan sistem reproduksi
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan.

9. Materi Terlampir

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER SEKUNDER DAN TERSIER PADA


ORGAN SISTEM REPRODUKSI DENGAN CARA EXERCISE
A. Pengertian Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan
kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem, fungsi-fungsi danproses reproduksi (Irianto, 2015). Sistem reproduksi pada
manusia dapat mengalami gangguan, yang dapatdi sebabkan oleh adanya penyakit dan
juga kelainan. Gangguan pada sistem reproduksi tentu saja bisa menyerang siapa saja, baik
itu wanita maupun pria. Salah satu penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia
adalah kanker. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis:
seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel
anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual
tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan
keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia
normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.

B. Upaya Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan


kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga
diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang
dengan faktor risiko. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis
yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum mulai.
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor utama
untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang membentuk konsep
segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu dengan lainya dan selalu
merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya stimulus yang
memicu untuk mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis.
Untuk pencegahan primer masalah sistem reproduksi pada dewasa, antara lain :

1. Pada Pria

a. Promosi Kesehatan

Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh para ahli
kesehatan di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang
terkandung dalam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar
orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa
peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan
Clark dalam penjelasannya tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui
peningktan gizi dan sebagainya peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam pencegahan primer. Seperti
peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang
HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks bebas dan sebagainya. Perlindungan
khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau pemakaian kondom.
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
1) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas

a) Asupan makanan yang dimakan

b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan

2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan

3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan


kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana

4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :

a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui


b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi

b. Spesific Protection
Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific protection) secara umum
yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya masalah dalam sistem reproduksi.
a) Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat
segera ditangani lebih awal.
b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak menggunakan
pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk
diperlukan untuk perkembangan sperma.
d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup
olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan
ketenangan psikis.
e) Menghindari minuman berakohol dan rokok.

2. Pada Wanita
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi
kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan seperti peningkatan kesehatan,
misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari seks bebas kanker
serviks; dan sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya
a. Pencegahan HIV
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut,
dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.
Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
b. Pencegahan Kanker Payudara
Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri
dari faktor risiko serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan
payudara sendiri alias SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih
(gunakan air mengalir kalau sedang di toilet umum), cara pembersihan dengan
gerakan dari depan ke belakang
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun
pembersih kewanitaan atau sabun mandi
4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume
5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya
d. Pencegahan Gonorrhea

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain

1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual


2).Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit
seksual menular ( seperti pekerja seks komersil)
3).Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner
seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan cara
melakukan hubungan seksual secara aman , misalnya menggunakan kondom.

f. Pencegahan Herpes Genitalis


Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk mencegah
penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan
HSV, yang sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi
adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual denagn
hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain :
1. Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap
kontak seksual

2. Batasi jumlah pasangan seks

3. Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau di
mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks

1). Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu
dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan
yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.

2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual,
dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.

3).Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan
laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi
HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat
diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6
bulan). Dan biayanya pun terbilang murah.

4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).

C. Upaya Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah
pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit
tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat. Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi
dapat melalui obat dan operasi. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang
dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap
ini

2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini


merupakan penyakit menular

3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit serta
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya
cacat yang lebih buruk lagi. Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

Pencegahan sekunder terdiri dari :


a. Diagnosis dini dan pengobatan segera

Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker
serviks secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika
ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk
sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka semakin
mudah menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini
penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan
pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau
mamografi atau kolposcopy
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.

b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :


a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan

b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk
diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.

c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala


penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya
tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan
juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.

d. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan


gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan
penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif
Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita
sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi
kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi
dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :


a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.

c. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.

d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas.
Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan
orang yang bersangkutan cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada
kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
D. Upaya Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut
Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah
ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan
melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.
contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker payudara dan lain
sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk
kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka
sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan
kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan
korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan
dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat
dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan
dan ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan.

Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, memerlukan bantuan


dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami
keadaan mereka (fisik,mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam
proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya
berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai
manusia. Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan mulai
dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah dan
lebih murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi
pencegahan penyakit sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier.

E. Nutrisi Untuk Meningkatkan Kesuburan Sistem Reproduksi

1. Asam folat

Asam folat merupakan salah satu nutrisi yang berperan penting dalam
meningkatkan kesuburan. Nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sumber makanan seperti
sereal, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Selain untuk
meningkatkan kesuburan, asam folat juga berguna untuk pertumbuhan janin dan mencegah
cacat pada janin.

Semua jenis vitamin memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan sistem
reproduksi. Vitamin C bermanfaat bagi wanita untuk menjaga keseimbangan hormonal,
meningkatkan kesuburan, pembentukan sel telur, menjaga fungsi indung telur dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagi pria, vitamin C berperan penting dalam
mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan gerakan sperma supaya tetap aktif.
Sumber makanan yang mengandung vitamin C yaitu buah-buahan seperti jeruk, stroberi,
sirsak, mangga dan beberapa jenis sayuran.

2. Vitamin B

Vitamin B12 berperan penting dalam menambah dan meningkatkan kualitas


sperma pada laki-laki. Sumber makanan yang mengandung vitamin B12 yaitu ikan, susu
dan hati. Sedangkan vitamin B6 berguna untuk meningkatkan kesuburan pada wanita.
Makanan yang mengandung vitamin B6 yaitu beras merah, wortel, ayam dan telur. Selain
itu, jenis vitamin B seperti asam folat berperan penting dalam proses konsepsi (penyatuan
sel telur dan sperma).
3. Vitamin E

Vitamin E bermanfaat untuk mendukung produksi sel sperma dan mencegah


terjadinya kerusakan DNA pada sperma. Bagi wanita, vitamin E dibutuhkan untuk
menjaga produksi hormone reproduksi dan endokrin. Selain itu, vitamin E juga berperan
sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang beresiko menyebabkan kerusakan
pada DNA sperma. Vitamin E bisa diperoleh dari sumber makanan seperti sayuran hijau
tua, kecambah dan kacang-kacangan.

4. Vitamin C

Semua jenis vitamin memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan sistem
reproduksi. Vitamin C bermanfaat bagi wanita untuk menjaga keseimbangan hormonal,
meningkatkan kesuburan, pembentukan sel telur, menjaga fungsi indung telur dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagi pria, vitamin C berperan penting dalam
mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan gerakan sperma supaya tetap aktif.
Sumber makanan yang mengandung vitamin C yaitu buah-buahan seperti jeruk, stroberi,
sirsak, mangga dan beberapa jenis sayuran.

5. Seng (zinc)

Seng adalah salah satu unsur nutrisi yang memiliki peranan dalam meningkatkan
kesuburan sistem reproduksi. Seng berguna untuk menjaga efektivitas dan fungsi dari
organ reproduksi. Unsur nutrisi ini terdapat pada makanan seperti kerang, kacang-
kacangan, biji-bijian dan susu.

6. Selenium

Nutrisi ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan produksi sperma yang
sehat. Kekurangan selenium bisa menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas) dan disfungsi
seksual. Selenium bisa diperoleh dari sumber makanan seperti daging, ikan tuna, tomat,
kuning telur dan susu.
KESIMPULAN
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada manusia dapat
mengalami gangguan, yang dapatdi sebabkan oleh adanya penyakit dan juga kelainan.
Gangguan pada sistem reproduksi tentu saja bisa menyerang siapa saja, baik itu wanita
maupun pria. Dalam pencegahannya bias menggunakan pencegahan primer, sekunder,
tersier yang telah dijelaskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://ichiekiky.blogspot.com/2012/09/makalah-kesehatan-reproduksi.html.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5216/jurnal%202%205.pdf?
sequence=1
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/365
https://www.scribd.com/doc/69950054/Penyakit-Pada-Sistem-Reproduksi-Manusia
http://dokterbagus.com/2012/01/17/antara-preventive-medicine-dan-kanker-serviks/

Anda mungkin juga menyukai