Anda di halaman 1dari 2

Nama: Tyas NurHidayati

Nim : 22201102032

Walaupun diyakini bahwa sistem imun dapat memberikan respons terhadap pertumbuhan tumor
ganas, pada kenyataannya banyak tumor ganas tetap bisa tumbuh pada individu imunokompeten
karena immune surveilance terhadap tumor ganas ini relatif tidak efektif. Penjelasan sederhana
adalah mungkin kecepatan pertumbuhan dan penyebaran tumor ganas melebihi kemampuan sel
efektor respons imun untuk mencegah pertumbuhan itu. Jadi kegagalan immune surveilance
merupakan kegagalan mekanisme efektor sistem imun host.

Respon imun sering gagal dalam mendeteksi adanya sel tumor. Kegagalan ini bisa karena
sistem imun yang inaktif atau sel tumor berkembang untuk menghindari respon imun. Sel
tumor menghindari diri dari respon imun dengan beberapa cara, di antaranya adalah:

1. Tumor dapat memiliki imunogenitas yang rendah, beberapa tumor tidak memiliki
peptida atau protein lain yang dapat ditampilkan oleh molekul MHC. Oleh karena itu
sistem imun tidak melihat ada sesuatu yang abnormal.
2. Sel tumor lain tidak memiliki molekul MHC dan kebanyakan tidak mengekspresikan
protein ko-stimulator (molekul B7 atau CD80 dan CD86) yang dibutuhkan untuk
dapat mengaktivasi sel T.
3. Sel tumor dan stroma sekitar dapat memproduksi sitokin imunosupresive yang kuat
dan faktor pertumbuhan (growth factor). Di antara sitokin tersebut yang sudah
dikarakterisasi dengan baik adalah transforming growth factor-β (TGF-β) yang dapat
menghambat aktivasi sel T, diferensiasi, dan proliferasi. TGF-β mendorong tumor
untuk menghindar dari sistem imun, dan tingginya level plasma TGF-β menunjukkan
prognosis yang buruk.
4. Tumor mengekspresikan FasL yang menginduksi apoptosis limfosit yang
menginfiltrasi jaringan.
Imunitas antitumor berkembang ketika sel T mengenali antigen tumor dan mereka lalu
diaktifkan. Sel tumor mampu menghindar dari respon imun dengan menghilangkan ekspresi
atau molekul MHC atau dengan memproduksi sitokin imunosupresif.

Tumor bisa menekan kekebalan baik secara sistemik dan dalam lingkungan mikro tumor.
Selain memproduksi imunosupresif molekul seperti mengubah TGF-β dan ligan FasL,
banyak tumor menghasilkan imunosupresif enzim indolamine-2,3-dioksigenase (IDO).
Enzim ini dikenal karena perannya dalam toleransi maternal terhadap antigen dari fetus dan
sebagai regulator dari autoimunitas yang memperantarai penghambatan aktivasi sel T.

Anda mungkin juga menyukai