Anda di halaman 1dari 3

ETIOLOGI TUMOR

Genetik
Sebagian tumor dapat terjadi karena predisposisi genetik langsung ataupun
tidak langsung. Penyebab langsung terjadi ketika sebuah gen tunggal menjadi
penyebab tumor, seperti pada penyebab tumor wilm dan retinoblastoma.
Karsinogenesis tak langsung berkaitan dengan keadaan yang diturunkan, seperti
sindrom Down atau penyakit imunodefisiensi. Karakteristik umum pada kasus
tumor dengan predisposisi genetic meliputi :
Awitan (onset) penyakit malignan yang dini
Peningkatan insidensi tumor bilateral pada organ berpasangan
(payudara, kelenjar adrenal, ginjal dan nervus kranialis VIII (neuroma

akustikus))
Peningkatan insidensi tumor primer yang multipel pada organ yang tidak

berpasangan.
Komplemen kromosom yang abnormal dalam sel-sel tumor.

Kegagalan Imunosurveilen
Riset menunjukkan bahwa sel tumor tumbuh dan berkembang secara terus
menerus meskipun sistem imun mengenali sel-sel ini dan menghancurkannya.
Mekanisme pertahanan ini, yang dinamakan imunosurveilens, memiliki dua
komponen utama, yaitu: respon imun yang diantarai sel (cell-mediated) dan respon
imun humoral. Kedua komponen ini bersama sama berinteraksi untuk
meningkatkan produksi antibodi, imunitas seluler, dan memori imunologik. Para
peneliti percaya bahwa system imun yang utuh menjadi penyebab regresi spontan
sel-sel tumor.
Respon Imun yang Diantarai Sel

Antigen permukaan sel (molekul protein khusus yang memicu respon imun)
yang dinamakan tumor-associated antigen (TAA) dan tumor-specific antigen
(TSA). Respon imun yang diantarai sel (cell-mediated immune response) dimulai
ketika limfosit T bertemu dengan TAA atau TSA dan mengalami sensitisasi oleh
kedua antigen tersebut. Setelah terjadi kontak berkali-kali, sel-sel T yang
tersensitiasi itu akan melepas faktor kimia limfokin yang sebagian di antaranya
menghancurkan antigen tersebut. Reaksi ini memicu transformasi populasi limfosit
T yang berbeda menjadi limfosit T pembunuh atau T killer. Limfosit ini
memiliki sasaran pada sel-sel yang membawa antigen spesifik.
Kerusakan Imun Humoral
Respon imun humoran bereaksi dengan TAA dengan memicu pelepasan
antibody dari sel-sel plasma dan mengaktifkan system serum-komplemen untuk
menghancurkan sel-sel pembawa antigen. Akan tetapi, factor imun lawan yang
merupakan antibodi penghalang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor dengan
melindungi sel-sel malignan tersebut terhadap penghancuran oleh system imun
humoral.
Kerusakan Sistem Imun
Imunosurveilens bukanlah system yang aman dari kegagalan. Jika sistem
imun tidak berhasil mengenali sel tumor sebagai sel asing, respon imun tidak akan
bekerja aktif. Tumor akan terus tumbuh sampai berada di luar kemampuan system
imun untuk menghancurkannya. Selain kegagalan surveilens ini, mekanisme lain
mungkin turut berperan.
Sel-sel tumor dapat menekan pertahanan tubuh yang dihasilkan oleh system
imun. Antigen tumor dapat bergabung dengan antibody humoral untuk membentuk
kompleks yang pada hakikatnya akan menyembunyikan antigen dari pertahanan
imun. Tumor juga dapat mengubah penampilan antigennya atau menghasilkan
substansi yang mengganggu pertahanan imun normal. Faktor pertumbuhan tumor

bukan hanya menggalakkan pertumbuhan tumor tetapi juga meningkatkan


seseorang terhadap infeksi.
Hormon
Hormon, khususnya hormone steroid seks seperti estrogen, progesterone
dan testosterone, terlibat menjadi promotor yang menggalakkan pertumbuhan pada
kanker payudara, endometrium, ovarium, atau prostat.
Estrogen yang menstimuli proliferasi sel-sel payudara dan endometrium
dianggap sebagai promotor kanker payudara dan endometrium. Pajanan estrogen
yang lama, seperti pada wanita dengan menarke dini dan menopause terlambat,
dapat memperbesar resiko.

DAFTAR PUSTAKA :

Kowalak, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai