VCO
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 KELAS 2 A
Farida Kumalasari 219791
Fatiha Munifatul Hikmah 219794
Fika Riyanti 219797
Floryana Martyna 219800
Gilang Satria Maulana Putra 219803
Ibnu Afif 219806
Irwansyahrul Putra 219809
DOSEN PEMBIMBING:
WENI PUSPITA M.Farm., Apt
B. DASAR TEORI
Indonesia merupakan negara dengan wilayah pertanian yang sangat luas. Pemanfaatan lahan
pertanian menjadi salah satu sektor dalam peningkatan perekonomian negara. Subsektor dari
pertanian yang besar potensinya adalah perkebunan. Komoditas tanaman dari subsektor
perkebunan yang dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah kelapa (coconut) (BPS Riau,
2015).
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam
pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai
minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada
suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian.
Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan
warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa
yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas yaitu pembuatan VCO.
VCO atau virgin coconut oil (dalam bahasa Indonesia disebut sebagai minyak kelapa murni)
merupakan produk modern buah kelapa yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf
kesehatan, mengobati dan bahkan dimanfaatkan dalam bidang kecantikan atau kosmetika.
Walaupun sebagai produk modern, pengembangan minyak VCO tetap berkaitan dengan akar
budaya masyarakat yang menggantungkan hidup pada tanaman kelapa.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan
atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah
sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari
pesisir Samudera Hindia di sisi Asia, namun kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika
dunia.
Pohon kelapa berbatang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan
berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-
ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar
(tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan
daun tunggal dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti
daun majemuk.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni atau yang disingkat VCO dibuat dengan cara
memodifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga menghasilkan produk dengan kadar air
dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai
daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan (Widiyanti, 2015).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
parutan Air
Baskom Kelapa parut 1 kg
Kain flanel
D. CARA KERJA
hasil
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berat kering 125 g
x 100 % = x 100 % = 12,5 %
berat basah 1000 g
Pembahasan
Senyawa-senyawa penyusun emulsi santan mengalami proses pemecahan selama proses
fermentasi. Dalam metabolisme sel, senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber
karbon bagi bakteri asam laktat yang berfungsi sebagai sumber energi. Penurunan pH substrat
disebabkan oleh terbentuknya asam laktat dari karbohidrat, sehingga krim santan mengalami
denaturasi dan penggumpalan oleh protein yang juga sebagai emulsifier. Pada proses pembuatan
VCO secara fermentasi, pada tahap pemisahan krim santan memperlihatkan hasil terdapat 3
(tiga) lapisan, yaitu lapisan atas berupa blondo yang berwarna putih, lapisan tengah adalah
minyak murni (VCO) dan air yang terdapat pada lapisan bawah. (Suprihatin, 2010).