Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UROGENITAL

Dosen Mata Kuliah:


dr. Muhamad Putra, M. Biomed
dr. Cyntya Harlyana, M. Biomed

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Alfan Raka Munggaran 22070100009
Arasyintia Riska 22070100020
Aufa Hana Nabila 22070100025
Berylla Asyarif 22070100030
Khoirudin Malik Firmansyah 22070100070
M. Rizky Ramadhani 22070100074
Mutiara Dzuhriyah 22070100110
Rahmatia A. Djaguna 22070100137
Rifki Ismahendriatno 22070100144
Wanda Riswana 22070100165
Zahra Mawardi 22070100167

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas berkah Rahmah Hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan
laporan dari pembelajaran praktikum biokimia. Laporan ini dibuat untuk menyelesaikan tugas
dari bagian pembelajaran yang bertemakan mengenai Urogenital. Laporan merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk melatih para mahasiswa untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan mahasiswa mengenai Urogenital.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan datang dari
hambanya, saran dan kritik membangun untuk perbaikan laporan ini sangat kami harapkan. Terima
kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami: dr. Muhamad Putra, M. Biomed dan dr.
Cyntya Harlyana, M. Biomed atas segala ilmu dan materi yang telah diberikan.
Demikian laporan ini kami buat, semoga laporan ini dapat menambah wawasan bagi yang
membaca dan dapat bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terima
kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 13 Juni 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….…..

DAFTAR ISI……………………………...……….…………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………...……………………………………………………………..…...

B. Tujuan…………………………..……………………………………...............................

C. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Urine…………………………………………………………………………….

B. Uji Glukosa…………………………………………………………………………………

C. Uji Urea Urine……………………………………………………………………………...

D. Uji Garam Empedu Urine………………………………………………………………...

E. Uji Kreatinin Urine…………………………………………………………………………

F. Uji Protein Urine……………………………………………………………………………

G. Uji Keton Urine…………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…..………………………………………………………….………………..

B. Daftar Pustaka……………………………………………………….….……………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses filtrasi, reabsorbsi, dan
ekskresi dengan ciri berwarna kuning jernih, berbau khas, dan bereaksi agak asam. Urin
mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologi maupun patologi. Karena
itu pemeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan
penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang
berhubungan dengan metabolisme tersebut. Berhubung dengan hal itu, kadang-kadang perlu
untuk menetapkan jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan urin 24
jam.
Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik
penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut
oleh kerja bakteri, yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan.
Sebagai contoh urea akan berubah menjadi amonium karbonat, gula akan dipecah
menjadi CO2 dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat yang
membentuk sedimen.
Untuk menghindari perubahan-perubahan ini dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau
sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida.

B. Tujuan
Pemeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti
perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor
yang berhubungan dengan metabolisme tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dari uji glukosa urine?
2. Bagaimana hasil dari uji urea urine?
3. Bagaimana hasil dari uji garam empedu urine?
4. Bagaimana hasil dari uji Gmelin modifikasi Rosenbach?
5. Bagaimana hasil dari Pattenkoffer’s test?
6. Bagaimana hasil dari reaksi Jaffe?
7. Bagaimana hasil dari reaksi Nitropusida Weyl?
8. Bagaimana hasil dari uji koagulasi urine?
9. Bagaimana hasil dari uji Osgood-Haskins?
10. Bagaimana hasil dari uji iodoform (lieben)?
11. Bagaimana hasil dari uji Nitropusida?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Urine
1. Volume dalam mL: 100 ml
2. Warna, bau, dan kejernihan: Kekuningan, bau urine normal (amoniak), jernih
transparan.
3. Reaksi terhadap lakmus dan indikator universal: Merah muda dan ber-pH 6
4. Berat Jenis: 1,016 + (26-20) ÷ 3000 = 1,018 N/m3

Volume dalam mL: 100 ml

Reaksi terhadap lakmus: Merah muda

Berat Jenis: 1,016 + (26-20) ÷ 3000 =


1,018 N/m3
  
Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin dan letakkan hidrometer didalamnya.
Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Catatlah suhu urin tersebut. Tiap-liap
urinometer telah ditera pada suatu suhu tertentu. Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera,
lakukanlah koreksi sebagai berikut :
Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan urinometer bagi tiap penambahan suhu 3°C
diatas suhu tera, atau kurangi 0,001 untuk setiap perbedaan suhu 3°C dibawah suhu tera.
B. Uji Glukosa
TEST BENEDICT (SEMI KWANTITATIF)
Campurlah 2,5 mL pereaksi Benedict kwalitatif dengan 4 tetes urin. Panaskan selama 5 menit
pada penangas air mendidih, atau didihkan diatas api kecil selama 1 menit. Biarkanlah
menjadi dingin pcrlahan-lahan.

WARNA PENILAIAN KADAR


Biru 0 -
Hijau + Kurang dari 0,5%
Kuning ++ 0,5 – 1,0 %
Jingga +++ 1,0 – 2,0 %
Merah ++++ Lebih dari 2 %
HASIL UJI GLUKOSA:
Dokumentasi Keterangan

Negatif (biru), tidak ada glukosa yang


terkandung dalam urine.

C. Uji Urea Urine


Adanya urea dapat ditunjukkan berdasarkan pembentukan kristal yang dapat dilihat
dengan mikroskop. Tambahkan beberapa tetes HNO3 pekat, akan terbentuk kristal
urea nitrat, sedangkan dengan asam oksalat akan terbentuk urea oksalat.
HASIL UJI UREA URINE:
Dokumentasi Keterangan

Belum terlihat kristal yang terbentuk

Kristal tidak ketemu saat


menggunakan mikroskop
D. Uji Garam Empedu Urine
Percobaan Untuk Menyatakan Pigmen Empedu (gmelin’s Test)
Kedalam tabung reaksi yang kering, masukkan 2 mL asam nitrat (HNO3) pekat
kemudian tambahkan urine 2 mL secara hati-hati sehingga membentuk lapisan dua
lapisan (atas dan bawah). Pada batas antara kedua larutan itu akan terdapat suatu
cincin berwarna hijau.

HASIL UJI GARAM EMPEDU URINE:


Dokumentasi Keterangan

Terlihat adanya cincin hijau di antara


batas kedua larutan.

2.6.2 Uji Gmelin Modifikasi Rosenbach


Letakkan sepotong kertas saring di atas corong, basahi dengan urine. Bubuhkan 1
tetes HNO3 pekat pada ujung kerucut kertas saring dan lihat perubahan warna
seperti pada uji Gmelin.
HASIL UJI GMELIN MODIFIKASI ROSENBACH:

Dokumentasi Keterangan

Tidak ada perubahan warna pada kertas


saring

Pattenkoffer’s Test
Ke dalam tabung reaksi, campurkan 5 mL urin yang dan 5 tetes larutan sukrosa 5%
lalu dikocok. Ke dalam tabung reaksi yang lain masukkan 5 mL asam sulfat pekat
kemudian tuangkan perlahan-lahan larutan urin yang telah dicampur dengan sukrosa
sehingga membentuk lapisan bawah. Perhatikan warna cincin ungu yang terbentuk
pada batas kedua larutan.
HASIL UJI PATTENKOFFER’S TEST:
Dokumentasi Keterangan

Terlihat adanya cincin ungu di antara


batas kedua larutan.

E. Uji Kreatinin Urine

Reaksi Jaffe
Reaksi ini berdasarkan pembentukan tautomer kreatinin pikrat yang berwarna
merah jika kreatinin direaksikan dengan larutan pikrat alkalis. Warna merah akan
berubah menjadi kuning jika larutan diasamkan. Reaksi Jaffe merupakan dasar
kolorimetri untuk penetapan kadar kreatinin.

Cara Kerja
Ambil 2 buah tabung reaksi dan isi keduanya dengan 5 ml urine. Tambahkan 1 ml
asam pikrat jenuh dan 1 ml NaOH 10% pada setiap tabung, perhatikan warna
merah yang terbentuk. Tambahkan HCl 2% sebanyak 3 tetes pada salah satu
tabung. Bandingkan hasilnya dengan tabung yang tidak ditambah HCl.
Bandingkan percobaan ini terhadap larutan glukosa 2% sebanyak 5 ml yang
ditambahkan asam pikrat jenuh dan NaOH. Apakah senyawa yang terbentuk
sama?
HASIL REAKSI JAFFE:

Dokumentasi Keterangan

Tabung A & B diisi dengan 5 mL urin


dan 1 mL asam pikrat jenuh dan 1 mL
NaOH 10% pada setiap tabung. Terlihat
terbentuk warna merah pada kedua
tabung.

Pada tabung B ditambahkan HCl 2%


sebanyak 3 tetes .Tidak terjadi
perubahan warna yang signifikan.

Pada tabung C ditambahkan larutan


glukosa 2% sebanyak 5 mL ditambahkan
asam pikrat dan NaOH. Warna yang
terbentuk berbeda dengan tabung A.
Tabung C berwarna kuning sedangkan
tabung A berwarna merah.

Reaksi Nitropusida Weyl


Dalam larutan alkalis, kreatinin membentuk zat berwarna merah, yang dengan
larutan nitroprusida akan berubah menjadi kuning. Warna tersebut akan berubah
menjadi hijau, dan kemudian biru akibat pembentukan biru Berlin (reaksi
Salkowsky) jika larutan diasamkan dengan asam asetat.
Cara Kerja
Masukkan 5 tetes larutan Na-nitroprusida 0,1 M dan 5 ml urine ke dalam tabung
reaksi. Buat larutan menjadi alkalis dengan menambahkan larutan

HASIL REAKSI NITROPUSIDA WEYL:

Dokumentasi Keterangan

5 mL urine ditambahkan NaOH sampai


pH nya basa.

Setelah ditambahkan 5 tetes larutan


Na-nitropusida dan asam asetat warna
berubah menjadi kuning jernih
kecoklatan

E. Uji Protein Urine


Uji Koagulasi
Panaskan 5 ml urine jernih (saring jika perlu) hingga mendidih selama 1-2 menit.
Bila terbentuk endapan, tambahkan 3 – 5 tetes asam asetat 2%. Apakah endapan
itu hilang atau bertambah? Endapan yang hilang dengan penambahan asam asetat
menyatakan fosfat, sedangkan endapan yang bertambah setelah penambahan
asam menyatakan protein.
Catatan. Kelebihan asam akan menyebabkan protein yang sudah mengendap
kembali melarut.

HASIL UJI KOAGULASI:


- Uji koagulasi positif

Dokumentasi Keterangan

Panaskan 5 mL urin yang sudah


ditambahkan 10 tetes protein.

Setelah mendidih muncul endapan


berwarna putih dan ditambahkan 3-5
tetes asam asetat 2%
- Uji koagulasi negatif

Dokumentasi Keterangan

Urin 5 mL dipanaskan hingga mendidih


selama 1-2 menit. Setelah itu, ditambahkan
3-5 tetes asam asetat 2%. Pada uji koagulasi
negatif tidak ada endapan yang terbentuk.

Uji Osgood-Haskins
Tambahkan 1 ml larutan asam asetat 50% dan 3 ml NaCl jenuh 30% pada 5 ml
urine. Pembentukan endapan setelah penambahan asam asetat menyatakan garam
empedu atau asam urat, sedangkan endapan yang terbentuk setelah penambahan
garam mungkin disebabkan oleh protein Bence Jones atau globulin dalam jumlah
besar.
Lakukan cara berikut untuk membedakan antara protein Bence Jones dengan
albumin atau globulin. Panaskan campuran di atas perlahan-lahan sampai
mendidih. Bila endapan hilang, menunjukkan protein Bence Jones. Endapan yang
tetap ada setelah pemanasan menunjukkan albumin atau globulin.
Adanya protein Bence Jones dapat juga ditunjukkan dengan cara berikut.
Panaskan urine dengan hati-hati dan perhatikan suhunya. Pada suhu 400 C mulai
timbul kekeruhan, yang akan menggumpal bila suhu mencapai 600 C. Asamkan
sedikit dengan asam asetat dan panaskan sampai 1000 C. Sebagian endapan akan
hilang. Saring selagi masih panas, endapan akan terbentuk lagi setelah tabung
menjadi dingin.
HASIL UJI OSGOOD-HANSKINS:
- Uji Positif

Dokumentasi Keterangan

Tepat setelah dipanaskan terlihat


perubahan warna menjadi keruh dan
terdapat sedikit buih tanpa adanya
endapan.

Beberapa saat setelah dipanaskan


terlihat dua perbedaan hasil pada
tabung, yaitu warna masih tetap keruh,
namun untuk buih yang terbentuk
menjadi naik keatas, dan tidak terlihat
adanya endapan (sama seperti hasil tepat
setelah tabung dipanaskan).

Setelah urin yang dipanaskan disaring


dan dan ditunggu hingga dingin, terlihat
tidak terdapat endapan, untuk warna
masih keruh, namun tidak sekeruh pada
saat sebelum disaring.
Sebelum dipanaskan, namun sudah
diberi reagen, terlihat perubahan warna
menjadi keruh, dan tidak ada buih.

Setelah dipanaskan terlihat perubahan


warna menjadi keruh dan terdapat
sedikit buih tanpa adanya endapan.

- Uji Negatif

Dokumentasi Keterangan

Tidak terdapat endapan


E. Uji Keton Urine
Uji Iodoform (Lieben)
Tambahkan larutan lugol sebanyak 2 tetes dan NaOH 10% sebanyak 0,5 ml
pada urine 2 ml. Adanya endapan kuning menunjukkan zat keton. Uji ini juga
positif untuk alkohol, namun reaksinya jauh lebih lambat.

HASIL UJI IODOFORM:


- Uji Positif

Dokumentasi Keterangan

Pada uji positif iodoform tidak


menunjukan perbedaan warna dan tidak
terdapat endapan kuning yang
menunjukkan adanya zat keton. Ini
menunjukkan bahwa antara hasil dari uji
negatif dan positif tetap sama.
- Uji Negatif

Dokumentasi Keterangan

Pada uji negatif iodoform tidak


menunjukan perbedaan warna (sama
seperti urin awal).

Pada uji negatif iodoform tidak


menunjukan perbedaan warna (sama
seperti urin awal).

Uji Nitropusida
Tambahkan Na-nitroprusida dan NaOH pada urine sampai bereaksi basa. Bila
terdapat aseton, akan terbentuk warna merah. Warna merah dapat juga
disebabkan oleh kreatinin, namun warnanya akan hilang dengan penambahan
asam asetat.
HASIL UJI NITROPUSIDA:

Dokumentasi Keterangan

Pada uji keton (uji nitropusida postif)


terdapat perubahan warna, menjadi
warna merah yang menandakan adanya
kandungan aseton atau Warna merah
dapat juga disebabkan oleh kreatinin.

Pada uji keton (uji nitropusida negatif)


tidak terdapat perubahan warna, warna
kuning seperti urin awalnya dikarenakan
pada tabung yang berisi urin tersebut
hanya ditambahkan asam asetat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengujian terhadap urin digunakan untuk menganalisis/mendiagnosis penyakit
atau kondisi organ tubuh. Macam-macam pengujian urin diantaranya, yaitu pengujian
sifat fisik, uji koagulasi, uji keton , uji benedict, uji urea, uji kreatinin, dan lainnya. Urin
kualitatif pasien (yang digunakan sebagai pembanding) menunjukkan sifat fisik yang
tidak normal serta terindikasi adanya kandungan gula pereduksi, sedangkan pada urin
probandus menunjukkan sifat fisik urin yang normal serta tidak tidak adanya
kandungan gula pereduksi, keton, pigmen empedu, urea, kreatinin dan lainnya.

B. Daftar Pustaka
Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. 2014.

Biokimia Harper Edisi 29. Manurung LR, mandera LI, penerjemah. Jakarta (ID):
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper’s Illustrated Biochemistry,
Ed 29th

Anda mungkin juga menyukai