B. Dinamika Kepribadian
1. Tension Reduction
Murray berpendapat bahwa manakala bangkit need, orang berada dalam tension, dan
kepuasanlah yang mereduksi tension. Secara bertahap bersama perkembangan anak, anak
belajar memperhatikan objek dan melakukan aksi yang di masa lalu dapat mereduksi
tension.
2. Kebutuhan (Need)
Need adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir berbagai
proses seperti persepsi, berfikir, dan berbentuk untuk mengubah kondisi yang ada dan
tidak memuaskan. Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih sering
dirangsang oleh faktor lingkungan. Biasanya, need dibarengi dengan perasaan atau emosi
khusus, dan memiliki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari
pemecahannya.
3. Tekanan
Tekanan adalah bentuk penentu tingkah yang berasal dari lingkungan. Ada dua jenis
tekanan, yaitu tekanan alpha dan tekanan beta. Tekanan alpha merupakan kualitas
lingkungan yang muncul dalam kenyataan. Sedangkan tekanan beta merupakan kualitas
lingkungan sebagaimana teramati oleh lingkungan.
4. Interaksi antara Kebutuhan dengan Tekanan: Tema
Tema adalah aspek dari prosiding yang menggambarkan interaksi antara kebutuhan
dengan tekanan, yakni motif yang beroperasi dalam interaksi itu. Beberapa prosiding
dapat membentuk serial sehingga beberapa temanya kemudian bergabung menjadi tema
serial. Jadi, tema serial adalah urutan tema yang menggambarkan kecenderungan
seseorang bertingkah laku tertentu dalam situasi yang melibatkan kebutuhan dan tekanan
serangkaian prosiding.
5. Arah Tingkah Laku: Nilai dan Vektor
Skema nilai dan vektor merupakan gambaran akhir dari tingkah laku bertujuan dalam
teori Murray. Apapun yang dilakukan seseorang dalam rangka mencapai tujuan akhir
yang dikehendaki. Murray mengklasifikasikan 7 nilai: body (kenyamanan fisik), properti
(kekayaan), otoritas (kekuasaan), afiliasi (afeksi interpersonal), ilmiah (ilmu
pengetahuan), estetik (keindahan), dan ideologi (sistem nilai, filsafat, agama). Vektor
merupakan kecenderungan bertindak, taraf umum pilihan jenis tingkah laku dari berbagai
prosiding: tingkah laku terus menerus dipakai, tidak perlu apa prosidingnya. Terdapat 11
vektor: rejeksi (menolak), resepsi (menyerap), akuisisi (berusaha memperoleh),
konstruksi (membangun), konservasi (memelihara), ekspresi (menyatakan diri), transmisi
(menyampaikan), ekspulsi (menyaring), destruksi (menyerang), dependansi (bertahan),
dan avoidan (menghindar).
6. Regnancy: Dasar Fisiologik Tingkah Laku
Regnan adalah variabel fisiologik yang menyokong semua fenomena psikologis,
berwujud proses yang saling bergantung dengan konfigurasi-konfigurasi dominan dalam
otak yang mengatur dan mengorganisir tingkah laku. Dalam mendefinisikan kepribadian
menekankan pentingna proses fisiologis atau neurologis dalam pengaturan tingkah laku.
Proses inilah yang dinamakan dengan regnan.
C. Perkembangan Kepribadian
1. Kompleks kaustral.
Hidup dalam kandungan sangat aman, tenang, sangat tergantung dan kita sering berharap
ingin mengalaminya kembali. Ada tiga bentuk kompleks, yaitu :
Keinginan untuk berada seperti di kandungan yang sempit, hangat, gelap, yang
aman dan terasing.
Perasaan tidak berdaya dan tidak mendapat bantuan di dalam kandungan yang
menyebabkan takut akan ruang terbuka, jatuh, dan keadaan lainnya yang dapat
menimbulkan perubahan.
Kompleks anti klaustral atau egression dimana seseorang ketakutan kehabisan
nafas dan terbatas.
2. Kompleks oral
Ada tiga variasi dalam kompleks ini, yaitu :
The oral succorance complex. Kombinasi dari aktivitas mulut, kecenderungan
pasif, kebutuhan untuk dibantu dan dilindungi
The oral aggression complex.Kombinasi dari kompleks oral dengan aktivitas
agresi dalam bentuk mengigit, meludah, membentak, atau bentuk agresi verbal
The oral rejection complex.Mencakup muntah, pilih-pilih makanan, makan
sedikit, ketakutan terhadap kontaminasi oral (seperti melalui ciuman), dan
kebutuhan mengasingkan diri, dsb.
3. Kompleks anal
Anal rejection complex. Senang dengan defekasi, kotoran dan benda-benda yang
mirip dengan kotoran. Agresi seringkali menjadi bagian dari kompleks ini
Anal retention complex. Tingkah laku retentif, menimbun, mengumpulkan
sesuatu, dan dalam kebersihan, kerapian, dan keteraturan.
4. Kompleks uretral
Kompleks ini khas bagi sistem murray dan dihubungkan dengan ambisi yang berlebihan,
ketidakjelasan sistem diri, sejarah dari suka mengompol, dan rasa mencintai diri sendiri
yang besar. Juga disebut sebagai kompleks icarus. Seperti icarus, seseorang dengan
kompleks ini mempunyai cita-cita yang terlalu tinggi dan mimpi-mimpinya hancur
karena kegagalan.
5. Kompleks kastrasi
Kurang setuju dengan castration anxiety-nya Freud. Murray menjelaskan dengan lebih
sederhana yaitu fantasi bahwa penis mungkin akan dipotong. Ketakutan berkembang dari
masturbasi di masa anak-anak yang disertai dengan hukuman dari orang tua.
D. Aspek Inventori
Adapun need yang diukur dalam EPPS antara lain: Achievement (ach); Deference
(def); Order (ord); Exhibition (exh); Autonomy (aut); Affiliation (aff); Intraception (int);
Succorance (suc); Dominance (dom); Abasement (aba); Nurturance (nur); Change (chg);
Endurance (end); Heterosexuality (het); Aggression (agg).
3. Need for order (ord) yaitu kebutuhan untuk melakukan segala sesuatu dengan
teratur.
4. Need for exhibition (exh) yaitu kebutuhan untuk menonjolkan diri, dipuji dan
pamer.
5. Need for autonomy (aut) yaitu kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain.
6. Need for affiliation (aff) yaitu kebutuhan untuk bergabung dengan orang lain.
8. Need for succorence (succ) yaitu kebutuhan untuk mendapat perhatian yang lebih
dari orang lain.
9. Need for dominance (dom) yaitu kebutuhan untuk lebih atau menang atas orang
lain.
10. Need for abasement (aba) yaitu kebutuhan untuk selalu merasa kurang mampu
atau merasa bersalah.
11. Need for nurturance (nur) yaitu kebutuhan untuk menolong orang lain.
12. Need for change (chg) yaitu kebutuhan untuk merasakan sesuatu yang baru.
13. Need for endurance (end) yaitu kebutuhan untuk melakukan segala sesuatu
sampai tuntas atau selesai.
14. Need for heterosexuality (het) yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan jenis
kelamin lain.
15. Need for aggression (agg) yaitu kebutuhan untuk rnenentang atau menyerang
orang lain baik dalam pandangan maupun tindakan.
B. Dinamika Kepribadian
1. Sikap (Attitude)
Sikap bukan pandangan tentang sesuatu menerima atau menolak, senang atau sedih,
tetapi konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi. Cattell
memandang motivasi sangat kompleks, dan alur kerja motif dinamik melibatkan
keseluruhan sikap.
2. Dorongan Pembawaan (Erg)
Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran seperti seks, lapar, haus, rasa
ingin tahu, marah.
3. Sentimen (Sentiment)
Sentimen adalah organisasi struktur keseimbangan sikap yang memperoleh enerji dari erg
tetapi dibentuk oleh hasil belajar. Sentimen merupakan sumber motivasi yang penting
karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol
(karir, agama) atau disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, diri).
4. Kalkulus Dinamik (Dynamic Calculus)
Temperamen, trait, abilitas, dan motivasi diukur tidak dalam pengertian sesuatu yang
dimiliki individu, tetapi lebih dalam pengertian tingkah laku. Untuk meramalkan tingkah
laku secara akurat, Cattell memakai konsep kalkulus dinamik sebagai suatu prosedur
yang kompleks untuk menentukan kekuatan dan arah tingkah laku.
C. Perkembangan Kepribadian
1) Tahap Bayi (0-6 tahun)
Individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan orang sekitar. Tahap ini membentuk sikap
sosial, kekuatan superego, perasaan aman, otoritas, dan kecenderungan neurotik.
2) Tahap Anak (6 – 14 tahun)
Adanya kecenderungan menuju kemandirian dan meningkatnya identifikasi dengan
teman sebaya.
3) Tahap Adolescence / Remaja (14 – 23 tahun)
Tahap yang sulit, banyak muncul neurosis, kelainan mental, konflik kemandirian,
keyakinan diri, seks, dan lainnya
4) Tahap Maturity / Kemasakan (23 – 50 tahun)
Ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas, menyiapkan karir,
perkawinan, dan keluarga.
5) Tahap Usia pertengahan (50 – 60/70 tahun)
Terjadi perubahan fisil, sosial, dan psikologikal yang membuat penyesuaian kembali
kepribadian.
6) Tahap Senility / Tua (60/70 tahun – mati)
Penyesuaian terhadap kehilangan, kematian, kesendirian, kehilangan status di
masyarakat, dan perasaan tidak aman.
Daftar Pustaka :
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Friedman, Howard. S. 2008. Kepribadian: Teori klasik dan Riset Modern. Jakarta:
Erlangga.
Samuel, William. 1981. Personality: Searching for the Human Behaviour. Kalifornia:
McGraw-Hill international Book Company.
Schultz, Duane. 1981. Theories of Personality. California: Brooks/Cole Publishing
Company.