Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
Rahmat Nya sehingga Laporan Angka Kejadian lnfeksi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang telah selesai disusun.
Sangat disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang didalamnya
terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan
pencegahan. Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat
tekhnologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk
menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAIs (health care associated infection) merupakan kejadian infeksi
yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan > 48 jam
dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak
dihubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheher
Associated Urinary Track Infection), VAP (Ventilator Associated
Pneumonia), CRBSI (Catheher (Iv, Central) Related Blood Stream
Infection) dan ILO (Infeksi Luka Operasi) karena tindakan operasi,
karena HAIs di identifikasi melalui kegiatan surveilans.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya
merupakan stimulus yang dapat menimbulkan respon emosional
terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan
peran serta dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial.
Dalam penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi perlu
dilakukan audit untuk mengetahui capaian usaha yang dilakukan
rumah sakit dalam program ini. Dalam hal ini adalah audit
kewaspadaan standar yang merupakan tugas dari Infection Prevention
Control Nurse (IPCN) .
2
Hasil audit yang dilakukan oleh IPCN di buat dalam bentuk
laporan perbulannya dan dilaporkan ke direktur per tiga bulan.
1.1.2 Tujuan
1) Membuat laporan hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
2) Membuat laporan hasil audit kepatuhan pembuangan sampah
3) Membuat laporan hasil audit kepatuhan penatalaksanaan linen
4) Membuat laporan hasil audit kepatuhan penatalaksanaan alat
(sterilisasi)
5) Membuat laporan hasil audit penggunaan ruang isolasi
6) Membuat laporan hasil audit penggunaan Alat Pelindung Diri
3
BAB II
HASIL KEGIATAN
4
1. Kepatuhan Kebersihan tangan Berdasarkan Ruangan
5
Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang menurut ruang rawat inap
paling tinggi yaitu ruang rawat IGD 81,2% dan angka kepatuhan
kebersihan tangan paling rendah adalah ponek Ponek VIP 76,3%.
Adapun peningkatan angka hand hygiene pada pandemi Covid-19.
Yang menerapkan protokol wajib melakukan kebersihan tangan.
Keperawatan Penunjang
ANALISA
Berdasarkan data pada gambar diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Audit yang dilakukan masih terbatas pada perawat dan petugas
penunjang medis, hal ini disebabkan keterbatasan dari IPCN, dan
banyaknya petugas Rumah Sakit.
- Angka kepatuhan hand hygine meningkat pada pandemi covid-19
yang antusias melakukan kebesihan tangan.
6
- Kurangnya keterlibatan IPCLN juga menjadi alasan belum
terauditnya kepatuhan kebersihan tangan untuk seluruh petugas
rumah sakit.
- Target kepatuhan kebersihan tangan untuk tahun 2021 adalah
85%, target kepatuhan kebersihan tangan belum tercapai.
- Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:
a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan
b. Masih adanya petugas yang menerapkan hand hygiene hanya
sekedar menghindari teguran.
c. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan seperti alcohol handsrub
sebagai antiseptik mencuci tangan, dimana handrub masih ada
di depan kamar-kamar pasien dan belum ada di setiap bed
pasien
d. Meskipun sudah ada penambahan wastafel dibeberapa ruangan
pada tahun 2017, tetapi masih perlu penambahan lagi dan
ketersediaan air juga perlu menjadi masalah, karena seringnya
PAM mati. Perlu adanya wadah penampungan air untuk
mengatasi masalah ini.
7
2. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment
8
3. Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan Berdasarkan Moment di
Ruangan
9
Persentase Kepatuhan Kebersihan Tangan Berdasarkan
Profesi Triwulan II Tahun 2022
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
DOKTER PERAWAT FISIOTERAPI LABOR RADIOLOGI FARMASI GIZI
10
Upaya tindak lanjut
Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan
tangan (handhygiene) dengan cara:
1. Kebersihan tangan masih akan menjadi sasaran mutu komite PPI.
2. Melakukan reedukasi rutin
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit
perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
7. Sepakati dan Usulkan pemberian reward atau funishment untuk
meningkatkan angka kepatuhan
11
Kepatuhan Penatalaksanaan Sampah Triwulan II
Tahun 2022
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 re a
ud
a
da
h D. na
k
VI
P sa
l
VK U D tu
s
VI
P
i ne uti e P. A k ng ek
IC IG
na
P t M . M B s 3 . e a n o
Cu Is s3 la Rg Po
n
kB Po Ne
e la Ke one
K P
80
60
40
20
0
S I Y I
DR OR OG S D
DR IZ CS
T AB OL CS N .G S
U .L I U ST GA
S T AD LO IN T U
IN .R PE
ST
IN
ANALISA
Berdasarkan dari table diatas, dapat diambil kesimpulan
12
1. Audit penatalaksanaan sampah pada triwulan II ini masih terbatas
pada ruang rawat inap saja dan unit penunjang medis.
2. Tingkat kepatuhan pada perawat rawat inap dan petugas penunjang
medis masih di bawah target sasaran program komite PPI.
3. Hasil ini juga tidak bisa dipastikan untuk kepatuhan perawat
ruangan saja, karena selain perawat ruangan juga ada petugas
ataupun pengunjung yang membuang sampah di ruang rawatan.
4. Fasilitas tempat sampah juga sudah banyak yang rusak dan masih
didapati tempat sampah tidak tertutup dan tidak ada injakannya.
5. Tidak ada tempat sampah disetiap kamar ruang rawat inap
13
Dalam hal ini yang diaudit adalah ketepatan penggunaan APD dan
ketersedian APD di ruangan
56.32% 85.00%
Penutup kepala
56.32% jubah
scoot
79.60% kacamata
56.32% masker
handscoone
sepatu
56.32%
85.00%
14
Angka kepatuhan penggunaan APD Triwulan II
Tahun 2022
80
70
60
50
40
30
20
10
0
S I Y I
DR OR OG S D
DR IZ CS
T B L CS N T.
G S
U LA IO U S GA
S T. AD LO IN TU
IN . R PE
ST
IN
ANALISA
1. Kepatuhan petugas dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di triwulan
II ini meningkat dari triwulan I
2. Petugas patuh untuk penggunaan APD sesuai kebutuhan, terutama
dalam masa pandemi covid-19.
3. Ketersedian APD yang cukup karena proses pengadaan sudah dapat
dilakukan.
4. Merebaknya pandemi covid-19 dan petugas patuh dalam penggunaan
Alat Pelindung Diri.
Rekomendasi :
15
membutuhkan seperti unit keperawatan, unit penunjang medis, unit
pelayanan medis dan petugas kebersihan.
2. Penggunaan alat pelindung diri di setiap unit harus tetap dilakukan
audit oleh IPCN agar tepat penggunaan dan tepat sasaran.
Kesimpulan:
1. Linen dari ruangan sudah dipisahkan antara linen infeksius dan
linen non infeksius.
16
untuk linen non infeksius dan warna kuning untuk
plastik linen infeksius. Dan troli linen agar
tertutup, sehingga tidak menyebabkan penyebaran
kuman penyebab infeksi.
17
yaitu menggunakan sementara ruang rawat jiwa
yang belum difungsikan dan vip 2 untuk dijadikan
sebagai ruang isolasi untuk merawat pasien covid-
19, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit rujukan
covid-19.
BAB III
KESIMPULAN
18
3. Masih kurangnya sosialisasi dan kegiatan surveilans dari IPCN
dan IPCLN
4. Minimnya dukungan dari manajemen untuk pengadaan sarana
dan prasarana.
5. Masih kurangnya keterlibatan komite/tim PPI dalam
perancanaan/pengadaan sarana dan prasarana.
BAB IV
PENUTUP
Wassalamualaikumwarahmatullahwabarakatuh.
19
LAPORAN HASIL
20
untuk
pengadaan
wastafel di
ruangan dan
unit yang
membutuhkan
2 Resosialisasi untuk IPCLN Sudah Notulensi
dilakukan di terlampir
aula RSUD Kab.
Aceh Tamiang
21
ruangan -
ruangan
3 Belum ada tempat sampah Sudah
dikamar rawat inap diusulkan pada
saat rapat
dengan bidang
penunjang,
tetapi belum
bisa dilakuakan
22
- SPO
untuk
mencuci
linen
infeksius
dan linen
kotor
sudah
dirumusk
an
3 Struktur bangunan - Akan
Loundry tidak sesuai diadakan
standar bangunan RS rehab
bangunan
23
dengan OK
3 Kamar dan rak untuk 1.Kamar
penyimpanan alat steril penyimpanan
belum ada sudah
diusulkan
bersamaan
dengan
perubahan
bangunan
CSSD
2.Rak
penyimpanan
sudah
dimasukkan
dianggaran
perubahan
pada tahun
ini
24