Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
Rahmat Nya sehingga Laporan Angka Kejadian lnfeksi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang telah selesai disusun.

Laporan Angka Kejadian lnfeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


Aceh Tamiang ini dibuat sebagai upaya untuk mendapatkan data dasar infeksi
rumah sakit menurunkan laju infeksi rumah sakit identifikasi dini KLB i n f e k s i
rumah sakit memenuhi standar mutu pelayanan medis dan k e p e r a w a t a n dan
untuk memenuhi akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh
Tamiang.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada


semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data dan informasi
sehingga laporan ini selesai dibuat.

Sangat disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Karang Baru, 16 Juli 2022


Ketua Tim PPI RSUD Aceh Tamiang

dr. Anne Widhiatmaka, Sp.OG


NIP.19750811 200212 1 005

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang didalamnya
terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan
pencegahan. Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat
tekhnologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk
menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAIs (health care associated infection) merupakan kejadian infeksi
yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan > 48 jam
dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak
dihubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheher
Associated Urinary Track Infection), VAP (Ventilator Associated
Pneumonia), CRBSI (Catheher (Iv, Central) Related Blood Stream
Infection) dan ILO (Infeksi Luka Operasi) karena tindakan operasi,
karena HAIs di identifikasi melalui kegiatan surveilans.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya
merupakan stimulus yang dapat menimbulkan respon emosional
terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan
peran serta dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial.
Dalam penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi perlu
dilakukan audit untuk mengetahui capaian usaha yang dilakukan
rumah sakit dalam program ini. Dalam hal ini adalah audit
kewaspadaan standar yang merupakan tugas dari Infection Prevention
Control Nurse (IPCN) .

2
Hasil audit yang dilakukan oleh IPCN di buat dalam bentuk
laporan perbulannya dan dilaporkan ke direktur per tiga bulan.

Maksud dan Tujuan


1.1.1 Maksud
Memberikan gambaran tingkat kepatuhan petugas dalam
menerapkan kewaspadaan standar di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang April - Juni 2022

1.1.2 Tujuan
1) Membuat laporan hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
2) Membuat laporan hasil audit kepatuhan pembuangan sampah
3) Membuat laporan hasil audit kepatuhan penatalaksanaan linen
4) Membuat laporan hasil audit kepatuhan penatalaksanaan alat
(sterilisasi)
5) Membuat laporan hasil audit penggunaan ruang isolasi
6) Membuat laporan hasil audit penggunaan Alat Pelindung Diri

3
BAB II
HASIL KEGIATAN

1. Kepatuhan kebersihan tangan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang


Audit kebersihan tangan merupakan cara yang dilakukan untuk
mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan kebersihan tangan yang merupakan perilaku mendasar dalam
upaya mencegah timbulnya infeksi silang.
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi
Asuhan (PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk
dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list untuk
melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang
terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan
jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action setiap petugas dalam
melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga
menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi
item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.
Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin setiap
bulan di RSUD Kab Aceh Tamiang, dan terjadi tingkat perubahan yang
signifikan dalam hal hand hygine di merebaknya pandemi Covid-19,
berikut adalah laporan kepatuhan kebersihan tangan untuk petugas
RSUD Kab Aceh Tamiang bulan April - Juni 2022

4
1. Kepatuhan Kebersihan tangan Berdasarkan Ruangan

Kepatuhan Kebersihan Tangan


Triwulan II 2022
84
82
80
78
76
74
72
70
1
RE
a a h m na
k
VI
P al K U D us
VI
P uti ud da la gs kV IC IG at
NE M M B e Da A e k n e n
PI t ar 3 it ng n Ba Po
n eo
Cu nd as ak ua Po ek N
a l y R n
Isk Ke Pe
n Po
s 3
la
Ke

APRIL MEI JUNI

Table 1. Persentase Kebersihan Tangan Unit Penunjang Medis

Kepatuhan Kebersihan Tangan Triwulan II


Tahun 2022
78
76
74 April
72 Mei
70 Juni
68
66
DR
S R
OG
I
SD DR
Y IZI CS
T BO L CS N . G S
U .L
A IO U ST GA
ST AD LO IN TU
IN . R PE
ST
IN

Table 2. Persentase Kebersihan Tangan

Berdasarkan data pada gambar 1, menunjukkan bahwa angka


kepatuhan kebersihan tangan bulan April - Juni 2022 di Rumah Sakit

5
Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang menurut ruang rawat inap
paling tinggi yaitu ruang rawat IGD 81,2% dan angka kepatuhan
kebersihan tangan paling rendah adalah ponek Ponek VIP 76,3%.
Adapun peningkatan angka hand hygiene pada pandemi Covid-19.
Yang menerapkan protokol wajib melakukan kebersihan tangan.

Persentase Kebersihan Tangan Per bidang


Triwulan II Tahun 2022
86 85
84
82
80 78.2789743589744
78
76 73.6747619047619
74
72
70
68
Target persentase

Keperawatan Penunjang

Tabel 3, Persentasi Kebersihan Tangan Per bidang Triwulan II 2021

ANALISA
Berdasarkan data pada gambar diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Audit yang dilakukan masih terbatas pada perawat dan petugas
penunjang medis, hal ini disebabkan keterbatasan dari IPCN, dan
banyaknya petugas Rumah Sakit.
- Angka kepatuhan hand hygine meningkat pada pandemi covid-19
yang antusias melakukan kebesihan tangan.

6
- Kurangnya keterlibatan IPCLN juga menjadi alasan belum
terauditnya kepatuhan kebersihan tangan untuk seluruh petugas
rumah sakit.
- Target kepatuhan kebersihan tangan untuk tahun 2021 adalah
85%, target kepatuhan kebersihan tangan belum tercapai.
- Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:
a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan
b. Masih adanya petugas yang menerapkan hand hygiene hanya
sekedar menghindari teguran.
c. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan seperti alcohol handsrub
sebagai antiseptik mencuci tangan, dimana handrub masih ada
di depan kamar-kamar pasien dan belum ada di setiap bed
pasien
d. Meskipun sudah ada penambahan wastafel dibeberapa ruangan
pada tahun 2017, tetapi masih perlu penambahan lagi dan
ketersediaan air juga perlu menjadi masalah, karena seringnya
PAM mati. Perlu adanya wadah penampungan air untuk
mengatasi masalah ini.

7
2. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment

Angka Kepatuhan Hand Hygiene


Trimester II 2022
Berdasarkan Moment
120.00 99.07 99.25
88.64 96.85
100.00 77.68
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00

Tabel 4. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment

Berdasarkan data pada gambar 4, menunjukkan bahwa rata-


rata angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment,
kepatuhan tertinggi pada moment ke 3 sebesar 99, 25% yaitu setelah
terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien dan yang terendah
pada moment ke 5 sebesar 77,68% yaitu setelah keluar dari area
lingkungan pasien.

8
3. Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan Berdasarkan Moment di
Ruangan

ANGKA KEPATUHAN KETEPATAN KEBERSIHAN TANGAN TRIMESTER II


TAHUN 2022
120
100
80
60
40
20
0
1 re tia a h k n VK VI
P si U D og
i
VI
P
ine Mu ud eda alam Ana ata k k era IC IG ol
M w e t
P t r B t D ang Ra n ne p a
Cu nda las 3 yaki u k Po Po ngO erin
a R e a P
Isk Ke Pen Po
n
Ru

SEBELUM KONTAK SEBELUM TINDAKAN SESUDAH TERKENA CAIRAN


SESUDAH KONTAK SESUDAH KELUAR AREA
Tabel 5. Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan Berdasarkan Moment di
Ruangan

9
Persentase Kepatuhan Kebersihan Tangan Berdasarkan
Profesi Triwulan II Tahun 2022
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
DOKTER PERAWAT FISIOTERAPI LABOR RADIOLOGI FARMASI GIZI

SEBELUM KONTAK SEBELUM TINDAKAN TERKENA CAIRAN


SESUDAH KONTAK KELUAR AREA
Tabel 6 : Presentasi kepatuhan Kebersihan Tangan berdasarkan moment di
profesi

Berdasarkan tabel 5 & 6, menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan


berdasarkan penerapan 5 moment dari ruang rawat inap adalah sebagai
berikut :
1. Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment di ruangan rawat
inap adalah moment ke 3 setelah terkena darah dan cairan tubuh.
2. dan profesi dokter, perawat, UTDRS dan laboratorium adalah
moment ke 3 setelah terkena darah dan cairan tubuh.
3. Pada profesi gizi, farmasi dan fisioterapi, radiologi tidak dapat
diidentifikasi kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment karena
tidak semua moment dilakukan oleh masing-masing profesi tersebut
Kegiatan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
kebersihan tangan antara lain:

1. Demontrasi tentang kebersihan tangan


2. Sosilaisasi ke ruangan-ruangan
3. Audit sarpras kebersihan tangan

10
Upaya tindak lanjut
Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan
tangan (handhygiene) dengan cara:
1. Kebersihan tangan masih akan menjadi sasaran mutu komite PPI.
2. Melakukan reedukasi rutin
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene 
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit
perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
7. Sepakati dan Usulkan pemberian reward atau funishment untuk
meningkatkan angka kepatuhan

2. Kepatuhan Penatalaksanaan Sampah


Audit penatalaksanaan sampah merupakan cara yang dilakukan
untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas
kesehatan dalam menempatkan sampah sesuai criteria sampahnya.
Dalam hal ini yang diaudit adalah ketepatan pembuangan sampah
infeksius, sampah non infeksius, sampah benda tajam.

11
Kepatuhan Penatalaksanaan Sampah Triwulan II
Tahun 2022
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 re a
ud
a
da
h D. na
k
VI
P sa
l
VK U D tu
s
VI
P
i ne uti e P. A k ng ek
IC IG
na
P t M . M B s 3 . e a n o
Cu Is s3 la Rg Po
n
kB Po Ne
e la Ke one
K P

April Mei Juni

Table 2. Persentase Pemilahan Sampah di Ruang Rawat Inap

Kepatuhan Pemilahan Sampah


Triwulan II 2022

80
60
40
20
0
S I Y I
DR OR OG S D
DR IZ CS
T AB OL CS N .G S
U .L I U ST GA
S T AD LO IN T U
IN .R PE
ST
IN

April Mei Juni

Table 3. Persentase Pemilahan Sampah di Unit Penunjang Medis

ANALISA
Berdasarkan dari table diatas, dapat diambil kesimpulan

12
1. Audit penatalaksanaan sampah pada triwulan II ini masih terbatas
pada ruang rawat inap saja dan unit penunjang medis.
2. Tingkat kepatuhan pada perawat rawat inap dan petugas penunjang
medis masih di bawah target sasaran program komite PPI.
3. Hasil ini juga tidak bisa dipastikan untuk kepatuhan perawat
ruangan saja, karena selain perawat ruangan juga ada petugas
ataupun pengunjung yang membuang sampah di ruang rawatan.
4. Fasilitas tempat sampah juga sudah banyak yang rusak dan masih
didapati tempat sampah tidak tertutup dan tidak ada injakannya.
5. Tidak ada tempat sampah disetiap kamar ruang rawat inap

Rekomendasi dan tindak lanjut


1. Resosialisasi audit kepatuhan kewaspadaan standar untuk IPCLN
2. Ajukan Program pelatihan Audit dan surveilans PPI untuk IPCLN
3. Perlu penambahan tempat sampah tertutup dan ada injakannya
4. Perlu penambahan kereta sorong pengangkut sampah dari tiap unit
5. Bekerjasama dengan unit kesling untuk menarik kembali tempat
sampah yang sudah rusak dan tidak layak pakai
6. Pengusulan pengadaan tempat sampah untuk kamar ruang rawat
inap
7. Penempatan tempat sampah harusnya di tempat yang dekat dengan
penghasil sampah

3. Kepatuhan Penggunaan APD


Audit kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan
para petugas kesehatan dalam menggunakan APD sesuai kebutuhan.

13
Dalam hal ini yang diaudit adalah ketepatan penggunaan APD dan
ketersedian APD di ruangan

Ketersediaan APD Truwulan II 2022

56.32% 85.00%
Penutup kepala
56.32% jubah
scoot
79.60% kacamata
56.32% masker
handscoone
sepatu
56.32%
85.00%

Table 7. Persentase Penggunaan APD di Ruang Rawat Inap

Persentase Angka kepatuhan Penggunaan


Trimester II Tahun 2022
80
60
40
20
0
1 2 a a h k P l K U D s
P P uti ud da la
m na VI sa kV IC IG tu
VI VI M M B e Da g
A e k a ng
ne ona
t r n
Cu da s3 kit an Po ek
B Po N e
kan e la nya Ru n
Is K Pe Po
s 3
la
Ke

April Mai Juni

Table 8. Persentase Penggunaan APD di Ruang Rawat Inap

14
Angka kepatuhan penggunaan APD Triwulan II
Tahun 2022
80
70
60
50
40
30
20
10
0
S I Y I
DR OR OG S D
DR IZ CS
T B L CS N T.
G S
U LA IO U S GA
S T. AD LO IN TU
IN . R PE
ST
IN

April Mei Juni

Tabel 9. Persentase penggunaan APD di unit penujang medis

ANALISA
1. Kepatuhan petugas dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di triwulan
II ini meningkat dari triwulan I
2. Petugas patuh untuk penggunaan APD sesuai kebutuhan, terutama
dalam masa pandemi covid-19.
3. Ketersedian APD yang cukup karena proses pengadaan sudah dapat
dilakukan.
4. Merebaknya pandemi covid-19 dan petugas patuh dalam penggunaan
Alat Pelindung Diri.

Rekomendasi :

1. Alat pelindung diri merupakan kebutuhan mutlak yang harus


dipenuhi untuk kelangsungan, keamanan dan keselamatan petugas
dan pasien, sehingga ketersediannya harus secara kontiniu dan
diperhitungkan sesuai kebutuhan untuk semua unit yang

15
membutuhkan seperti unit keperawatan, unit penunjang medis, unit
pelayanan medis dan petugas kebersihan.
2. Penggunaan alat pelindung diri di setiap unit harus tetap dilakukan
audit oleh IPCN agar tepat penggunaan dan tepat sasaran.

4. Kepatuhan Penatalaksanaan Linen


Audit penatalaksanaan linen, dilakukan untuk mengobservasi
dan mengukur kepatuhan petugas dalam memilah linen.
Audit penatalaksanaan linen ini sudah dilakukan, tetapi banyak
kendala dilapangan yang menjadi sebab tidak dilakukannya
penatalaksanaan linen sesuai standar,
Sehingga tidak ada data yang dapat ditampilkan pada kepatuhan
penatalaksanaan linen.
Pengadaan untuk penambahan mesin cuci sudah ada di anggaran
tahun ini, tetapi masih harus menunggu proses.

Kesimpulan:
1. Linen dari ruangan sudah dipisahkan antara linen infeksius dan
linen non infeksius.

Masalah : Pengangkutan linen infeksius dan non infeksius


sudah di pisahkan tidak di gabungkan dalam troli
yang sama, namun trolli yang dipakai belum
memenuhi standar, trolli tidak memiliki tutup. Dan
linen infeksius dan non infeksius belum
dimasukkan kedalam plastik.

Rekomendasi :Diharapkan kepada pihak terkait agar dapat


menambahkan troli dan plastik berwarna putih

16
untuk linen non infeksius dan warna kuning untuk
plastik linen infeksius. Dan troli linen agar
tertutup, sehingga tidak menyebabkan penyebaran
kuman penyebab infeksi.

Masalah : Mesin cuci di loundry hanya satu, sehingga tidak


ada pemisahan antara yang infeksius dan non
infeksius

Rekomendasi : Kepada pihak terkait untuk diadakan


penambahan mesin cuci dua tabung sehingga linen
infeksius dan non infeksius dibedakan dalam
pencuciannya.

Masalah : Linen bersih masih di simpan di ruangan masing-


masing

Rekomendasi : Mungkin untuk masa yang akan datang bisa


dipertimbangkan untuk mensentralisasi linen
disatu tempat sehingga bias dikoordinir.

Masalah : Ruang laundry yang belum sesuai dengan standard


dan kaidah PPI

Rekomendasi : Untuk pihak terkait agar mempertimbangkan


untuk mengubah bentuk sehingga alurnya bisa di
buat seperti huruf U dimana tidak akan bertemu
antara barang bersih dan barang kotor.

5. Audit Penggunaan Ruang Isolasi


Masalah : Untuk saat ini belum ada ruangan khusus untuk
isolasi, hanya dilakukan skenario ruang covid-19

17
yaitu menggunakan sementara ruang rawat jiwa
yang belum difungsikan dan vip 2 untuk dijadikan
sebagai ruang isolasi untuk merawat pasien covid-
19, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit rujukan
covid-19.

Rekomendasi : Diharapkan untuk diadakan ruang khusus isolasi


bertekanan negatif di RS mengingat semakin
banyaknya pasien dengan penyakit infeksius yang
harus di rawat.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil audit kewaspadaan standar tahun 2022 pada


trimester II yang dilakukan oleh IPCN dan di bantu oleh IPCLN,
tergambar bahwa tingkat kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan
kewaspadaan standar masih belum sesuai dengan target capaian
dari perencanaan komite PPI.
Ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya:
1. Masih kurangnya kesadaran dan pemahaman perawat tentang
pentingnya menerapkan kewaspadaan standar.
2. Meningkatnya kepatuhan kebersihan tangan dikarenakan
pandemi covid-19

18
3. Masih kurangnya sosialisasi dan kegiatan surveilans dari IPCN
dan IPCLN
4. Minimnya dukungan dari manajemen untuk pengadaan sarana
dan prasarana.
5. Masih kurangnya keterlibatan komite/tim PPI dalam
perancanaan/pengadaan sarana dan prasarana.

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah laporan akhir tahun ini kami sampaikan, harapan


kami, ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan untuk
perancanaan rumah sakit di tahun selanjutnya. Meskipun kami
sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari yang diharapkan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapakan.

Wassalamualaikumwarahmatullahwabarakatuh.

19
LAPORAN HASIL

TINDAK LANJUT AUDIT TRIWULAN III TAHUN 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

1. Kepatuhan kebersihan tangan

No Masalah Tindak lanjut keterangan


1 Fasilitas kebersihan tangan Sudah Pengusulan
masih terbatas dimasukkan ke terlampir
dalam anggaran
perubahan

20
untuk
pengadaan
wastafel di
ruangan dan
unit yang
membutuhkan
2 Resosialisasi untuk IPCLN Sudah Notulensi
dilakukan di terlampir
aula RSUD Kab.
Aceh Tamiang

2. Kepatuhan penatalaksanaan sampah

No Masalah Tindak lanjut Keterangan


1 Fasilitas tempat sampah Sudah Pengusulan
masih minim dan masih dimasukkan ke terlampir
ada tempat sampah yang dalam anggaran
tidak tertutup dan tidak perubahan
ada injakannya pengadaan
tempat sampah
injak dan
tertutup
2 Tempat sampah rusak Bekerjasama Sudah
banyak yang masih dengan unit dilakukan
digunakan diruangan kes. Lingk
untuk menarik
tempat sampah
rusak dari

21
ruangan -
ruangan
3 Belum ada tempat sampah Sudah
dikamar rawat inap diusulkan pada
saat rapat
dengan bidang
penunjang,
tetapi belum
bisa dilakuakan

3. Kepatuhan penatalaksanaan Linen

No Masalah Tindak lanjut Keterangan


1 Pengangkutan linen kotor, Sudah
linen tidak dimasukkan ke disampaikan
dalam plastik kepada pihak
pengadaan,
tetapi belum
ada solusi
2 Mesin cuci hanya satu - Sudah
diusulkan
untuk
penambah
an mesin
cuci di
anggaran
perubaha
n

22
- SPO
untuk
mencuci
linen
infeksius
dan linen
kotor
sudah
dirumusk
an
3 Struktur bangunan - Akan
Loundry tidak sesuai diadakan
standar bangunan RS rehab
bangunan

4. Kepatuhan penatalaksanaan alat (Sterilisasi)

No Masalah Tindak lanjut Keterangan


1 Struktur bangunan CSSD Sudah
tidak sesuai standar diusulkan , dan
bangunan RS akan dibuat
sesuai standar
2 Ruang CSSD berjauhan Sudah
dengan OK diusulkan
untuk
pemindahan
ruangan agar
berdekatan

23
dengan OK
3 Kamar dan rak untuk 1.Kamar
penyimpanan alat steril penyimpanan
belum ada sudah
diusulkan
bersamaan
dengan
perubahan
bangunan
CSSD
2.Rak
penyimpanan
sudah
dimasukkan
dianggaran
perubahan
pada tahun
ini

5. Audit penggunaan ruang isolasi


Belum ada realisasi

Karang Baru, Oktober 2017


Ketua
Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi

dr. Anne Widhiatmaka, Sp.OG


NIP. NIP. 19750811 200212 1 005

24

Anda mungkin juga menyukai