M
DENGAN TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP
PENURUNAN NYERI POST OPERASI SECTIO
CAESAREA DIRUANGAN AN-NISSA
RUMAH SAKIT IBNU SINA
PADANG
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH
KEPERAWATAN MATERNITAS
RINGKASAN EKSLUSIF
iv
SUMMARY EXCLUSIVE
Maternity Nursing Care for Mrs. M With the Effect of Benson's Relaxation
Technique on Reducing Pain Post Surgery Sectio Caesarea in the An-Nissa Room,
Ibnu Sina Hospital, Padang.
SUMMARY EXCLUSIVE
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Sindy lidya
Tempat Lahir : Padang
Tanggal Lahir : 01 April 1999
Agama : Islam
Anak ke : 1 ( pertama)
Jumlah Bersaudara : 3 (tiga)
Daerah Asal : Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Kecematan lengayang, tarok lakitan
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Katminto
Nama Ibu : Suhartati
Pekerjaan : Petani
Riwayat Pendidikan
2005 – 2011 : SD Negeri 26 Tarok
2011 – 2014 : SMP Negeri 3 Lengayang
2014 – 2017 : SMA Negeri 9 Merangin
2017– 2021 : S1 Keperawatan STIKes Alifah Padang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
dengan teknik relaksasi benson terhadap penurunan nyeri post operasi sectio
Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari
kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan penjelasan dari
berbagai pihak akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulis
2. Ibu Dr. Ns. Asmawati, S. Kep, M. Kep selaku Ketua STIKes Alifah
Padang.
3. Ibu Ns. Amelia Susanti, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep. J selaku ketua program
vii
5. Ny. M beserta keluarga sebagai pasien kelolaan yang telah meluangkan
6. Orang tua yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat bagi penulis,
ide dan pikiran kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis, untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis menerima masukan, kritikan, dan saran demi kesempurnaan di masa
Penulis
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi
2. Dokumentasi
3. Artikel
ix
DAFTAR ISI
x
C. Intervensi keperawatan ........................................................................100
D. Implementasi .........................................................................................103
E. Evaluasi ................................................................................................105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................107
B. Saran ........................................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat jalan lahir atau dengan jalan
pengeluaran janin dan plesenta melalui tindakan insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dalam keadaan utuh. Nyeri pasca operasi apabila tidak ditangani
akan menimbulkan reaksi fisik dan psikologi pada ibu post partum sehingga
perlu adanya cara untuk mengontrol nyeri salah satunya dengan terapi
dunia. Rumah sakit pemerintah 11% dan rumah sakit swasta lebih dari 30%.
prevalensia sectio caesarea meningkat 46% di Cina dan 25% di Asia, Eropa
dan Amerika latin (Sumaryatiet al., 2018). Data riset kesehatan dasar
gelisah dan kadang mengalami stres rasa nyeri merupakan salah satu
14
15
yang sering dialami pada ibu post sectio caesarea (SC). Di Sumatera Barat
Berdasarkan data Rekam Medis dari RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
pada bulan Januari sampai dengan Desember 2018 jumlah ibu yang melakukan
SC melalui jalur rujukan dari rumah sakit lain, bidan, puskesmas serta faskes
lainnya berjumlah 94 orang, meninggal 1 orang dan melalui jalur non rujukan
relaksasi, terapi musik, teknik imajinasi, istraksi, hipnosis, kompres dingin atau
mengurangi nyeri pada pasien post sectio caesarea. Pengalihan nyeri dengan
bantuan serta petunjuk dari yang maha kuasa. Hasil penelitian Kriscillia pada
baisa digunakan di rumah sakit pada pasien yang mengalami nyeri. Dan pada
dilakukan dan tidak ada efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015).
tenang dan rileks. Selanjutnya otot-otot tubuh yang rilaks menimbulkan dimana
dilepaskan dan sistem syaraf akan bekerja secara baik Keuntungan dari
diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post
SC) , setelah dilakukan terapi non farmakologi relaksasi benson selama 3 hari
pasien mengalami penurunan tingkat nyeri dalam pemberian terapi selama 10-
15 menit dengan frekuensi 3x/hari selama 2 hari setiap nyeri datang (Diah
teknik relaksasi benson terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post section
caesarea.
nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
ada pengaruh Relaksasi Benson terhadap penurunan nyeri post operasi sectio
skala nyeri 4, 16 orang dengan skala nyeri 5 dan 10 orang dengan skala nyeri
tampak merasakan nyeri setelah post operasi, kebutuhan di bantu oleh perawat
dan keluarga, Ny. M mengatakan ada diajarkan cara mengatasi nyeri dengan
cara teknik tarik napas dalam dan belum pernah mendengar relaksasi benson.
18
didapatkan bahwa belum ada diterapkan teknik relaksasi benson. Dari hasil
benson terhadap penurunan nyeri post operasi sectio caesarea Diruangan An-
Ni R m h S ki ibn Sin P d ng h n 0 ”.
B. Rumusan Masalah
Diruangan An-Nissa Rumah Sakit ibnu Sina Padang pada tahun 2022.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
caesarea Diruangan An-Nissa Rumah Sakit ibnu Sina Padang pada tahun
2022.
2. Tujuan khusus
19
2022.
D. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
sectio caesarea
b. Bagi peneliti
2. Praktis
selanjutnya.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
caesraea dilakukan dengan rahim dalam keadaan utuh dan berat janin lebih
plesenta melalui tindakan insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam
menimbulkan reaksi fisik dan psikologi pada ibu post partum sehingga perlu
2. Etiologi
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir
kematian maternal dan perinatal paling penting. Karena itu diagnosa dini
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
d. Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Caesarea. Hal ini karena
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernapas.
panggul.
b) Presentasi muka
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira
0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi. Dahi berada pada posisi
kepala.
2. Letak sungsang
previa, pertus lama dan partus tak maju, pre eklamsi dan lain-lain.
dapat memenuhi nnutrisi bayi sementara pengeluaran ASI yang tidak efektif
bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture
sentralis dan lateralis, pannggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-
pasien. Selain itu dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan
pembuluh darah dan saraf-saraf di daerah insisi. Hal ini akan merangsang
Setelah semua proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post operasi, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
4. Anatomi Fisiologi
organ interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur
1) Struktur Eksterna
27
a) Mons Pubis
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu
b) Labia Mayora
c) Labia Minor
d) Klitoris
e) Prepusium Klitoris
f) Vestibulum
29
busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jeans yang ketat).
g) Fourchette
dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
h) Perineum
tertukar
2) Struktur Interna
30
a) Ovarium
proprium.
normal.
31
c) Uterus
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
32
d) Dinding Uterus
e) Serviks
f) Vagina
Jensen, 2004).
a. Sayatan melintang
melintang dimulai dari ujung atau pinggir simpisis diatas batas rambut
rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita ruptur uteri (robek
rahim) kemudian hari. Hal ini karena pada masa nidas, segmen bawah
Namun, jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil , retan
6. Indikasi
Para ahli kandungan atau para penyaji perawatan yang lain menganjurkan
resiko pada ibu dan janin. Indikasi untuk Sectio caesarea (SC) antara lain :
1. Indikasi Medis
a. Power
b. Passanger
tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal
c. Passage
serius pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir
(Dewi, 2009).
2. Indikasi Ibu
a. Usia
Ibu yang melahirkan untuk kali pada usia sekitar 35 tahun memilki
b. Tulang panggul
sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi nisa saja
dilakukan (Mitayani,2013).
37
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku
dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit
ke luar sehingga tinggal sedikit atau habis air ketuban adalah cairan
mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa inulasi disertai rasa
“menggigi ” kondi i e eb k en ke d n y ng pe n h b
h. Oligohidramnion
Berkurang velume air ketuban pada minggu 38-40 untuk ibu sendiri
pemmbukaan ibu akan merasakan sakit yang kuat dan lama. Bagi
plasenta dan tali pusat akan mengakibatkan aliran oksigen dan nutrisi
juga tidak lancar kejaninn sehingga terjadi asfiksi janin. Hal ini
3. Indikasi janin
menyelamatkan janin.
39
b. Bayi besar
c. Letak sungsang
sesuai dengan arahan jala lahir. Pada keadaan ini letak kepala pada
d. Fakrot plasenta
a. Plasenta previa
b. Plasenta lepas
Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat dari
c. Plasenta accrete
kali, ibu berusia rawan untuk hamil (diatas 35 tahun), dan ibu yang
7. Komplikasi
b. Perdarahan
b. Aionia uteri
secara obyektif kita perlu menimbang untung dan ruginya adapun resiko
1) Terjadinya infeksi
dekitar 7 lapisan mulai dari kulit perut sampai dinding Rahim, yang
ulang.
penting seperti otak, hati dan sebagainya bisa terkena infeksi yang
rahim. Infeksi rahim terjadinya jika ibu sudah kena infeksi yang
rahim. Infeksi rahim terjadi jika ibu sudah kena infeksi sebelumnya,
pun terinfeksi. Apa lagi jika antibiotik yang digunakan dalam operasi
caesar diambil.
3) Pendaran berlebihan
a. Penatalaksanaan medis
dapat injeksi 75 mg meridian intra muskular setiap 3 jam sekali bila perlu
untuk mengatasi rasa sakit atau dapat diinjeeksikan dengan cara IM 10-
rutin diukur pada Pagi hari setelah operasi. Hematokrit harus dipantau
kembali bila terdapat kehilangan darah atau bila terdapat oligiro atau
2011).
b. Penatalaksanaan keperawatan
Tanda- tanda vital yang perlu di evaluasi adalah tekanan darah, nadi,
masih merasa nyeri dan tidak mampu beradaptasi dengan nyeri yang
dan terapi relaksasi benson dengan aroma terapi dan terapi benson
dapat menerima cairan per- oral satu hari setelah pembedahan, jika
dilakukan pada 6-10 jam post operasi. Paling lambat pada hari kedua
inkoordinasi gerak usus dapat menjadi gangguan pada hari kedua dan
6. Mobilisasi
2011).
8. Ambulasi
9. Perawatan luka
B. Konsep nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri yaitu keadaan sakit yang dirasakan oleh seseorang serta ekstensinya
merupakan terjadinya suatu pengapuran atau penyakit lain pada sendi yang
hebat atau sensasi yang tidak mennyenangkan selama satu detik hingga
2. Etiologi nyeri
fisik dan penyebab yang berhubungan dengann psikis secara psikis nyeri
kmiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat. Sedangkan
3. Fisiologi Nyeri
spinalis melalui tulang belakang dan melalui beberapaa rute hingga berakhir
perasaan sadar dan makna terhadap nyeri sehingga membuat orang tersebut
transmisi implus nyeri merupakan fase ke empat dari proses nosiseptif yang
a. Usia
keberadan nyeri yang dia alammi, merekka takut akan tindakan perawat
yang harus mereka terima nantinya. Pada pasien lansia seorang perawat
nyeri. Seringkali lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang
serangan jantung, nyeri dada dapat timbul karrena gejala arthritis pada
b. Jenis kelamin
nyeri.
c. Kebudayaan
terasa ringan, sedang atau bisa jadi merupakan nyeri yang hebat. Dalam
jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu yang terkena
luka bakar.
e. Perhatian
f. Ansietas (kecemasan)
5. Klasifikasi Nyeri
50
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis:
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
a. Nyeri akut
3. Serangan : mendadak
lebih jelas.
7. Pola : terbatas
b. Nyeri kronis
dievaluasi.
gejala (adaptasi)
bukan sebuah kerja spesifik. Respon tubuh terhadap nyeri memiliki aspek
alih, membalik banyak respons fisiologis awal. Adaptasi terhadap nyeri ini
menyentuh kompor panas, secara reflex tangan ditarik dari kompor panas
7. Karakteristik Nyeri
durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama/periodenya (terus menerus,
(nyeri seoerti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau supervisial, atau
karena bisa terjadi terjadinya nyeri hebat karena dari factor psikologis
kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial,
sampai kearah nyeri yang sangat. Nammun hal ini akan sulit dilakukan
sifatnya kuantitas.
nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama
8. Pengukuran Nyeri
Visual Analog Scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan
nyeri sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau
terjadi. Skala bisa dibuat vertical atau horizontal. VAS juga dapat
Ujung ekstrim juga digunakan pada skala ini. Sama seperti VAS atau
skala reda nyeri. Skala numeric verbal ini lebih bermanfaat pada periode
hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien,
0 = NO PAIN 0 = NO PAIN
jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama
terapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesic.
Digunakan pada pasien dewassa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
Dengan mengetahui fase nyeri dapat memahami gejala yang pasien alami
dan jenis terapi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk mengatasi
nyeri.
Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya
menerima nyeri denngan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan durasi
yang lebih lama. Toleransi bergantuunng pada sikap, motivasi, dan nilai
nyeri mammpu menahan nyeri tanpa bantuan (potter dan perry, 2012).
Pada fase ini pasien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena
57
Perry, 2012).
nyeri berikut ini untuk menjelaskan teori nyeri dalam persalinan. Teori
a. Specificity theory
toleransi nyeri.
b. Pattern Theory
berasal dari tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu
psikologis nyeri.
Salah satu teori nyeri yang paling dapat diterima dan dipercaya
adalah gote control theory yang diajukan oleh melzakda wall pada tahun
1965. Para pakar dibidang kebidanan juga menganut gote control theory
gate control theory ini adalah yang berhubungan beberapa cara input
nyeri saat ini. Untuk alasan inilah sangat penting untuk menyelidiki
opiate yang terjadi secara alami didalam tubuh. Substansi inni disebut
terletak di otak, pada saat opiate tidak ditemukan secara alami di area ini.
bahwa otak menghasilkan opiate otak alami. Suatu ulasan tentang cara-
terdapat reseptor opiate pada otak dan tulang belakang dan menentukan
1. Metode Farmakologi
a. Pethidin
dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini bereaksi 20
b. Anastesi Epidural
mati rasa selama sekitar 2 jam, sehingga rasa nyeri tidak terasa.
c. Entonox
2. Metode Non-Farmakologi
b. Gerakan
c. Pijat
e. Akupuntur
seperti mual atau sakit kepala. Metode ini kemudian juga dipakai
f. Refleksiologi
kaki juga membuat nyaman. Pikiran dari penderita rasa nyeri akan
g. Hypnobirthing
h. Aromatherapy
mengurangi nyeri.
kondisi sadar dengan cara nafas dalam dan lambat. Nafas dalam yang
yang diyakini seperti kata–kata religius atau lainya yang akan menambah
manfaat, yaitu :
c. Mengatasi kecemasan
e. Peningkatan kesadaran
berikut :
perlahan-lahan.
g. Anjurkan klien mulai bernafas dengan lambat dan wajar, lalu tarik nafas
1) Astaugfirullah
2) Subhanallah
3) Alhamdulilaah
4) Allahu Akbar
5) Laailaa haillallah
tetap pada posisi semula duduk/berbaring dan buka mata secara perlahan-
1. Pengkajian
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
2. Identitas Umum
alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, sumber informasi, diterima
3. Riwayat Perawatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan klien postpartum adalah nyeri seprti
(Suratun, 2008).
4. Riwayat seksualitas/reproduksi
5. Riwayat reproduksi
a. Pengkajian psikososial
6. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
70
1) Suhu
menetap atau berulang diatas angka ini pada 24 jam pertama dapat
2) Nadi
3) Tekanan Darah
4) Pernafasan
7. Head To Toe
2) Mata
atau gangguan pada hepar), pupil (isokor kanan dan kiri (normal),
reflek pupil terhadap cahaya miosis atau mengecil, ada atau tidaknya
mata.
3) Hidung
abnormal dalam hidung dan adanya skret, kaji adanya nyeri tekan
pada hidung.
72
4) Telinga
otitis media
5) Mulut
stomatitis pada mulut, amati jumlah dan bentuk gigi, warna dan
kebersihan gigi.
6) Leher
7) Paru-paru
normal kanan dan kiri, perkusi (normalnya berbunyi sonor), kaji bunyi
8) Cardiovaskuler
9) Payudara
73
laktasi.
Payudara menjadi lebih besar dan teraba keras dan tegang, dengan
berwarna biru. Payudara dapat terasa sangat nyeri dan teraba panas
saat disentuh.
10) Abdomen
lingkar abdomen, bising usus, tampak linea nigra attau alba, striae
kemerahan pada sekitar area jahitan luka post Sectio Caesarea atau
tidak).
1. Ekstermitas bawah
2. Genetalia
3. Nutrisi
kalori tiap hari , pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
buahh. Konsumsi sayur hijau seperti bayam, sawi, kol dan sayur
dapat memilih daging ayam, ikan, telur, dan sejenisnya. Ibu post
Caesarea. Jika ada gas dalam perut, ibu akan merasakan nyeri
dkk, 2013).
4. Eliminasi
2-3 hari mengalami kesulitan buang air besar (konstipasi) hal ini
2011).
5. Pemeriksaan laboratorium
kecuali jika jumlah sel darah putih lebih tinggi dari jumlah
fisiologis.
8. Diagnosa Keperawatan
9. Perencanaan
M, dkk 2013).
78
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
1. Nyeri Akut Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah dilakukan Observasi
agen pencedera fisik intervensi selama 3x24 a. Indentifikasi lokasi,
jam maka tingkat nyeri karakteristik, durasifrekuensi,
menurun, dengan kriteria kualitas, dan intensitas nyeri.
hasil : b. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri c. Memonitor pola napas
menurun d. Memposisikan semi
2. Meringis menurun fowler/fowler
3. Gelisah menurun e. Indentifikasi respon nyeri
4. Kesulitan tidur nonverbal
menurun f. Indentifikasi faktor yang
5. Frekuensi nadi memperberat dan
membaik memperingan nyeri
6. TD membaik g. Monitor efek samping
7. Fungsi berkemihan penggunaan analgetik
79
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
membaik
Terapeutik
a. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri ( mis :
suhu ruangan, kebisinngan ,
dan pencahayaan
b. fasilitas istirahat tidur
Edukasi
a. jelaskan strategi meredakan
nyeri
b. jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. anjurkan memonitor secara
mandiri
d. anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. ajarkan teknik
nonfarmakologis
f. untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. kolaborasi pemberian anlgetik,
jika perlu.
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
meningkat infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan
yang benar
c. Ajarkan etika batuk
d. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
e. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
f. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Manajemen imunisasi da
vaksinasi, Tindakan
Observasi
a. indentifikasi riwayat
kesehatan dan alergi
b. indentifikasi kontraindikasi
pemberian imunisasi
c. inditifikasi status imunisasi
Terapeutik
a. Berikan suntik pada bayi
dibagian paha anterolatrel
b. Dokumentasikan informasi
vaksinisasi
c. Jadwalkan imunisasi pada
interval waktu yang tepat
Edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat
reaksi yang terjadi, jadwal dan
efek samping
b. informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
c. informasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit,
namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
d. informasikan vaksinisasi
81
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
untuk kejadian khusus (mis:
VAR, tetanus).
e. informasikan penundaan
pemberian imunisasi
f. informasikan penyedia
layanan PIN yang
menyediakan vksin gratis.
Edukasi
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
b. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
c. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur)
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
pengobatan, dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
d. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
e. Latih teknik relaksasi
10. Implementasi
intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996 dalam
perawat, ibu sendiri, keluarga atau tenaga kesehatan yang lain (Saleha,
11. Evaluasi
1. Judul
S ki ibn Sin P d ng h n 0 ”.
dan variabel indevenden. Variabel devenden dalam judul jurnal yaitu teknik
2. Peneliti
korespodensi.
3. Sumber
Bukittinggi.
4. Keyword
86
Jurnal tersebut telah memuat keyword atau kata kunci yang terdiri 3 kata
kunci dan telah memenuhi syarat minimal kata kunci dalam suatu jurnal.
5. Abstrak
dan berkembang, hal ini karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
operasi seksio sesaria dapat memiliki efek operatif yaitu nyeri. Manajemen
nyeri pada pasca operasi caesar bagian terdiri dari farmakologi dan
kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah semua post sectio pasien
sampel. Dilakukan pada bulan April - Juli 2020. Instrumen di penelitian ini
7. Tujuan penelitian
Sectio”.
9. Deskripsi penelitian
a. Pengkajian
Relaksasi ini dilakukan 3 kali setiap 2 jam. Setelah itu diobservasi dan
dinilai skala nyeri responden nalisa data penelitian ini menggunakan uji
pertahapnya.
c. Hasil penelitian
0,258. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai mean 1,93 dan nilai
d. Pembahasan
e. Kesimpulan
Kesimpulan ringkas, jelas dan padat. Kesimpulan dalam jurnal ini yaitu
Ope i Sec io C e e ”.
f. Saran
namun peneliti tidak ada memberikan saran kepada perawat untuk dapat
Sectio Caesarea.
g. Daftar pustaka
90
cara penulisan yang sesuai kaidah, namun daftar pustaka tidak diurutkan
sesuai abjad.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Indentitas Klien
Nama : Ny.M
Umur : 21 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Wahasiswa
Pekerjaan : Pelajar
Umur : 24 Tahun
Perkerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Minang
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
pada tanggal 09 –11– 2021 Pada jam 11.22 dengan G1P0A0H0 umur
91
92
keadaan umum.
terasa lemas, Klien mengatakan sulit untuk bangun dari tempat tidur
karena lemas dan juga nyeri pada luka post sectio caesarea. Pasien
gr, metrodinazol 2x500 mg, pasien terpasang keteter, tampak ada luka
6 dalam waktu selama 10-20 detik dan aktivitas klien dibantu oleh
perawat, luka klien tampak merah dan masih basah, klien mengatakan
nyeri pada luka post sectio caesarea, dan klien mengatakan cemas
dengan luka post SC. P : Nyeri karena adanya luka post op SC, Q:
C.
93
Klien mengatakan tidak ada abortus, klien tidak ada sesak napas dan
klien tidak memiliki penyakit, dan klien juga mengatakan tidak pernah
pertama.
Genogram
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal Dunia
5. Riwayat Obstetri
Manarche : 12 Tahun
Keluhan Pada Saat Haid : ada nyeri pada saat Haid tapi masih dapat
ditoleransi.
6. Riwayat Kehamilan
Panjang badan : 50 cm
8. Riwayat Perkawinan
1. Tanda-tanda Vital
TD : 128/69 mmhg
Suhu : 38,4 Cº
RR : 21 x/i
HR : 87x/i
7. Mata
getah bening.
96
11. Paru-paru
P : sonor
12. Jantung
P : pekak, batas jantung atas RIC II kiri dan kanan, batas jantung
A : reguler
13. Abdomen
Kontraksi : Baik
14. Genetalia
Kebersihan : Bersih
Perinium : Bersih
Warna : Merah
Konsistensi : Cair
15. Eliminasi
Konstipasi : Ada
16. Ekstremitas
2x1 gr, metrodinazol 2x500 mg, akral teraba dingin, tidak ada
varies di kedua kaki, tidak ada oedema pada tungkai kaki, reflek
patela +/+.
1. Eliminasi
mengeluh susah tidur karena masih merasa nyeri pada luka post op.
setelah 6 jam post op. Pasien sudah mulai miring kiri dan kanan,
4. Data psikologis
5. Data Penunjang
Tabel 2.2
Data Penunjang
/mm3
Terapi Tanggal
B. Analisa Data
99
Tabel 2.3
Analisa Data
C. Diagnosa keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.4
101
Intervensi Keperawatan
Edukasi
a. jelaskan strategi
meredakan nyeri .
b. jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. anjurkan memonitor
secara mandiri
d. untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
a. kolaborasi pemberian
anlgetik, jika perlu.
102
Edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat
reaksi yang terjadi,
jadwal dan efek samping
b. informasikan imunisasi
yang diwajibkan
pemerintah
c. informasikan imunisasi
yang melindungi
terhadap penyakit,
namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
d. informasikan vaksinisasi
untuk kejadian khusus
(mis: VAR, tetanus).
e. informasikan penundaan
pemberian imunisasi
f. informasikan penyedia
layanan PIN yang
menyediakan vaksin
gratis.
105
E. Catatan Perkembangan
Tabel 2.5
Catatan Perkembangan
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
10 Nyeri Akut 1. Melakukan penilaian nyeri S:
November secara komprehensif dimulai a. Pasien
2021 dari lokasi, karakteristik, mengatakan
11 : 00 durasi, frekuensi, kualitas, masih nyeri masih
intensitas, dan penyebab ada
2. Mengkaji ketidaknyamanan b. Nyeri dirasakan
pasien secara nonverbal pada saat
3. Mengontrol faktor lingkungan merubah posisi
yang menimbulkan nyeri dan bertambah
seperti suhu panas, keributan, saat bergerak
posisi O:
4. Menganjurkan pasien untuk a. Pasien tampak
beristirahat agar nyeri meringis
berkurang b. Pasien masih
5. Mengajarkan pasien teknik berfokus pada
relaksasi benson untuk diri sendiri dan
mengurangi nyeri yang tampak lelah
dirasakan klien c. Pasien
6. Mendemonstrasikan dan terlihat
mempraktekkan serta memegang
mengajarkan kepada klien dan perut atau
keluarga cara teknik relaksasi area nyeri
benson untuk mengurangi d. Nyeri skala 6
nyeri
e. TD:128/69
7. Memantau kepuasan pasien
mmhg,
terhadap manajemen nyeri
N : 78xx/i
yang sudah diajarkan
c. Diterapkan
8. Memonitor tanda-tanda vital
pemberian teknik
relaksasi benson
untuk mengatasi
nyeri dengan cara
memejamkan
mata, Menarik
nafas dalam lewat
hidung, tahan 3
detik lalu
106
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
hembuskan lewat
mulut disertai
dengan
mengucapkan
do‟ k -
kata yang
diucapkan.
A:
Masalah
keperawatan nyeri
belum teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan :
a. Manajemen nyeri
b. Monitor tanda-
tanda vital
c. Mengajarkan
pasien teknik
relaksasi benson
untuk
mengurangi nyeri
13:00 Gangguan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Mobilitas Fisik 2. Mengkaji kemampuan pasien Pasien mengatakan
dalam mobilisasi masih sulit untuk
3. Mengajarkan pasien tentang bangun dari tempat
teknik mobilisasi tidur karena adanya
4. Mendampingi dan Bantu pasien bekas operasi yang
saat mobilisasi dan bantu jika beraktivitas
penuhi kebutuhan ADLs pasien terasa nyeri
5. Mengajarkan klien latihan O:
bagaimana teknik terapi benson a. Klien tampak
6. Mengajarkan posisi dan berikan belum bisa
bantuan jika diperlukan mobilisasi secara
7. Mengedukasi keluarga untuk penuh
membantu klien dalam b. Pasien tampak
memenuhi kebutuhannya mencoba
mobilisasi
c. Pasien tampak di
bantu suami atau
keluarga dalam
beraktivitas.
d. TD=128/69
107
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
mmHg
e. N : 87 x/menit
RR : 21 x/menit
S: 5c
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
a. Memoitor TTV
b. Mengajarkan
teknik mobilisasi
c. Mendampingi
pasien dalam
memenuhi
kebutuhan nya
Adl
15 : 00 Resiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S:
sesudah tindakan keperawatan. a. Pasien
2. Memonitor tanda dan gejala mengatakan ada
infeksi. bekas luka post
3. Melakukan perawatan luka operasi dan terasa
4. Menginspeksi kondisi nyeri.
luka/insisi bedah. b. pasien
5. Mengobservasi hasil mengatakan
laboratorium terasa lebih
6. Memonitor vital sign nyaman saat
dilakukan
perawatan luka
dan penggantian
verban
O:
a. Terdapat luka
jahitan post
operasi tertutup
verban
b. Luka tampak
basah dan
memerah
c. Leukosit : 15.800
(5-10 ribu/mm3)
d. TD:130/80
108
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
mmHg
N : 87 x/menit
RR = 21 x/menit
S c
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
a. Melakukan
monitoring TTV
b. Memonitor tanda
gejala infesi
c. Melakukan
perawatan luka
11 Nyeri Akut 1. Melakukan penilaian nyeri S:
November secara komprehensif dimulai a. Pasien
2021 dari lokasi, karakteristik, mengatakan nyeri
10 : 00 durasi, frekuensi, kualitas, masih ada
intensitas, dan penyebab b. Nyeri dirasakan
2. Mengkaji ketidaknyamanan pada saat
pasien secara nonverbal merubah posisi
3. Mengontrol faktor lingkungan dan bertambah
yang menimbulkan nyeri saat bergerak
seperti suhu panas, keributan, c. Pasien
posisi mengatakan skala
4. Menganjurkan pasien untuk nyeri 5, terasa
beristirahat agar nyeri sudah mulai
berkurang berkurang setelah
5. Memberikan teknik relaksasi dengan
benson untuk mengurangi nyeri pemberian teknik
6. Memantau kepuasan pasien relaksasi benson
terhadap manajemen nyeri O:
yang sudah diajarkan a. Pasien tampak
7. Memonitor tanda-tanda vital meringis
terutama saat
bergerak
b. Nyeri skala
5
c. Pasien
terlihat
memegang
109
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
perut atau
area nyeri
d. Pasien
tampak
terbaring
e. TD:125/70
mmhg,
N : 84 x/i
A:
Masalah
keperawatan nyeri
belum teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan :
a. Manajemen nyeri
b. Monitor tanda-
tanda vital
c. Mengajarkan
pasien teknik
relaksasi benson
untuk
mengurangi nyeri
11:30 Gangguan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Mobilitas Fisik 2. Mengajarkan pasien tentang Pasien mengatakan
teknik mobilisasi sudah sedikit mampu
3. Mendampingi dan Bantu pasien untuk bangun dari
saat mobilisasi dan bantu tempat tidur.
penuhi kebutuhan ADLs pasien O :
4. Mengajarkan klien latihan a. Klien tampak
teknik relaksasi benson belum bisa
mobilisasi
secara penuh
b. Pasien tampak
mencoba
mobilisasi
c. Klien tampak
mencoba
mobilisasi secara
perlahan dengan
dibantu
d. Pasien tampak
di bantu suami
110
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
atau keluarga
dalam
beraktivitas.
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
Memonitor tanda-
tanda vital
a. Mengajarkan
pasien tentang
teknik
mobilisasi
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
d. S C
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
a. Menginspeksi
kondisi
luka/insisi
bedah.
b. Melakukan
perawatan luka
c. Memberikan
antibiotik
(ceftiaxone).
d. Memonitor
suhu tubuh
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
e. Pasien
masih
terlihat
memegang
area perut
f. TD:120/80 mmhg
N : 80 x/i
A:
Masalah
keperawatan nyeri
teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan
karena klien
memintak pulang
lebih awal
11 : 25 Gangguan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Mobilitas Fisik 2. Mengajarkan pasien tentang Pasien mengatakan
teknik mobilisasi sudah bisa bangun
3. Mendampingi dan Bantu pasien dari tempat tidur
saat mobilisasi dan bantu untuk duduk.
penuhi kebutuhan ADLs pasien O:
4. Mengajarkan klien latihan a. Klien tampak
terapi benson sudah duduk dari
tempat tidur
b. Pasien tampak
baik
c. Pasien tampak
sudah bisa
melakukan
aktivitas seperti
ganti baju.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dihentikan
karena klien
memintak pulang
lebih awal
12 : 00 Resiko infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan S:
sesudah tindakan keperawatan. a. Pasien
113
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
2. Memonitor tanda dan gejala mengatakan
infeksi. nyeri sudah
3. Menginspeksi kondisi berkurang pada
luka/insisi bedah. area luka
4. Melakukan perawatan luka
b. Pasien
5. Memonitor suhu tubuh
mengatakan
merah luka post
op sudah mulai
berkurang
DO :
a. Terdapat luka
jahitan post
operasi tertutup
verban.
b. Luka tampak
memerah dan
sedikit lebih
kering
c. S c
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dihentikan
karena klien
memintak pulang
lebih awal
114
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini peneliti akan membahas kesinambungan antara teori dengan
laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny.M dengan Pengaruh Teknik Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Diruangan An-Nissa Rumah Sakit Ibnu Sina Padang yang dilakukan pada tanggal
A. Pengkajian Keperawatan
Ny.M mengatakan bahwa nyeri pada bagian luka post sectio caesarea, nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri yang dirasakan saat
bergerak, klien mengatakan nyeri hilang timbul, klien sulit untuk bangun dari
tempat tidur karena lemas dan juga nyeri pada luka post sectio caecarea,
mengatakan sulit untuk bangun dari tempat tidur karena lemas dan juga nyeri
pada luka post sectio caecarea, pada saat observasi klien tampak meringis
menimbulkan respon nyeri. Nyeri yang dirasakan post sectio caesarea ini
berasal dari luka yang terdapat dari perut, yeri hilang timbul. Tingkat dan
115
116
terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak jadi
caesarea dengan nyeri di alami oleh Ny.M sesuai dengan teoritis yaitu nyeri
saat bergerak, nyeri hilang timbul, mobilitas fisik tidak terpenuhi, nyeri seperti
tentang tanda nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, skala nyeri 6
B. Diagnosa Keperawatan
pencedera fisik ( luka post SC), Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri post Operasi dan resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas
kulit.
2019).
117
yang ditemukan pada Ny.M yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
C. Intervensi keperawatan
(Samudin,2019).
berhubungan dengan agen pencedara fisik (Post OP) berdasarkan SIKI (2017).
Adapun tujuan yang telah ditetapkan pada kasus Ny. M adalah Setelah
dilakukan intervensi selama 3x24 jam maka tingkat nyeri menurun, dengan
berkemihan membaik. Dipilih outcome ini karena pada pasien memiliki data
118
yang mendukung seperti Ny. M tampak meringis kesakitan, nyeri pada daerah
berhubungan dengan agen pencedara fisik (Post OP) berdasarkan SDKI dan
Mobilitas Fisik b.d Nyeri Post Op berdasarkan pada SDKI (2017) yaitu
keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, Identifikasi toleransi fisik melakukan
melakukan pergerakan, dan jika perlu Libatkan keluarga untuk membantu pasien
Tujuan yang telah ditetapkan pada diagnosa Gangguan Mobilitas Fisik ini
menurun fisik dan kelemahan fisik menurun. Dipilih outcome ini karena pada
pasien. Ny.M memiliki data yang mendukung seperti suhu tubuh ibu dari batas
nomal yaitu 38,5 oC dan Terdapat luka jahitan post operasi sepanjang ± 15 cm,
tertutup verban.
119
dengan Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik, Berikan perawatan
kulit pada area edema, anjurkan Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien, Pertahankan teknik aseptic pada pasien resiko tinggi, Ajarkan
etika batuk, Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi, Anjurkan
menurun. Dipilih outeome ini karena pada pasien Ny. M memiliki data yang
mendukung seperti Ny. M keadaan luka masih tampak baru, luka tampak
dan mejaaga kebersihan luka operasi supaya luka tidak terjadinya infeksi.
D. Implementasi
berdasarkan intervensi telah ditetapkan untuk diagnosa nyeri akut yang diberikan
120
hingga hari ke tiga yaitu jum‟at, 12 November 2021 yaitu memeriksa indentifikasi
yaitu Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang, Nyeri masih dirasakan
b.d Nyeri Post Op yang diberikan selama tiga hari yang dimulai pada hari rabu
pergerakan, dan jika perlu Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
duduk dari tempat tidur, Pasien tampak baik, dan Pasien tampak sudah bisa
gangguan Kerusakan Intergritas kulit yang juga diberikan selama tiga hari yang
dimulai pada hari rabu 10 November 2021 hingga hari jum‟ at yaitu Monitor
121
tanda dan gejala infeksi local dan sitemik, Berikan perawatan kulit pada area
edema, anjurkan Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,
Pertahankan teknik aseptic pada pasien resiko tinggi, Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi, Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, dan
implementasi yaitu Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang pada area luka,
Pasien mengatakan merah luka post op sudah mulai berkurang, Luka tampak
memerah dan sedikit lebih kering dan karena klien memintak pulang lebih
awal.
E. Evaluasi
diharapkan evaluasi pada Ny.M sesuai dengan kriteria baik secara objektif
1 nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisik yang ditandai dengan,
Klien mengatakan sulit untuk bangun dari tempat tidur karena lemas dan jug
Nyeri karena adanya luka post op SC, Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk, R: Nyeri
pada daerah jahitan S: Skala nyeri 6, T: Nyeri saat bergerak, Ada bekas luka
dengan nyeri post OP yang ditandai dengan Terdapat luka jahitan post operasi
kebutuhannya dan Klien tampak terpasang kateter. Klien mengatakan aktivitas masih
dibantu oleh keluarga, klien mengatakan memirinng kiri dan kekanan, klien
mengatakan masih lemah dan Klien mengatakan sulit untuk bangun dari tempat tidur
karena lemas dan juga nyeri pada luka post sectio caecarea
integritas kulit yang ditandai dengan Pasien mengatakan ada bekas luka post
operasi dan terasa nyeri, pasien mengatakan terasa lebih nyaman saat dilakukan
e p ve b n k mp k b h d n meme h e ko i 5. 00 5- 0
diatas normal. Hal ini menunjukkan ketiga diagnosa atau masalah yang dialami
Selama 3 hari pasien yang dilakukan penulis dirumah sakit penulis dapat
membina hubungan saling percaya satu sama lain, sehingga penulis dapat
ada perubahaan tingkat nyeri yang diirasakan oleh Ny.M didapatkan hasil
bahwa nyeri yang dirasakan Ny. M sudah mulai berkurang yaitu dari skala
nyeri 6 menjadi skala nyeri 5, terasa sudah mulai berkurang setelah diberikan
skala nyeri yang dirasakan Ny. M mengatakan bahwa nyeri sudah mulai
123
berkurang, Nyeri masih dirasakan sedikit saat bergerak dan nyeri terasa
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengaruh teknik relaksasi benson terhadap penurunan nyeri post operasi sectio
kesimpulan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubunagn dengan Nyeri Post Op, dan Resiko
manajemen kali ulang skala nyeri, pantau TTV, berikan injeksi IV sesuai
terapi.
yaitu dengan teknik relaksasi benson selama tiga hari yang dimulai pada
(2017).
124
125
nyeri akut akut berhubungan dengan pencedera Fisik/ sayatan post sectio
caesarea.
terjadi penurunan skala nyeri pada Ny. M, dengan skala nyeri 6 sebelum
B. Saran
Ruangan An-Nissa Rumah Sakit Ibnu Sina Padang dan kesimpulan yang telah
berikut :
tulis ilmiah ini dapat dijadikan pedoman untuk peneliti selanjutnya untuk
126
benson bagi pasien dan keluarga baik dirumah sakit maupun dirumah.
pasien.
127
DOKUMENTASI
128
DAFTAR PUSTAKA
Fithriana, D., Firdiyanti, N., & Zilfiana, M. (2018). Pengaruh Relaksasi Benson
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang
Nifas Rsud Praya.
Yusliana, A., Misrawati, & Safri. (2015). Efektivitas Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea.
130
1. Memberi salam
relaksasi
B Tahap Kerja
nyaman
(sekali 2 jam).
C Tahap Terminasi