Anda di halaman 1dari 2

UAS - KPT.

Juni 2023
===============================================================================
Mata kuliah : Perekonomian Indonesia
Semester : 6 ( Enam )
Dosen Pengampu : Dra.Nur Aida,MM
Nama : Muhamad Ainul Hidayah
NIM : 2013021043
Jurusan : Manajemen (11)

Review atau meringkas dari video you tube : https://youtu.be/kkurJ0qCGJU


Dari forum news Network, beberapa hari ini terjadi kehebohan terkait pembelian habis
istana dan Buster tentang KH Anwar Abbas. Setelah membaca data yang memaparkan telepon
dari Presiden Jokowi mengenai gini ratio dan kepemilikan lahan di Indonesia, kami ingin
mengajak anda untuk berdiskusi dengan Prof Alrizki Nalil Fiskal tentang generasi serta cara
yang benar dalam menyelesaikan masalah ini. Assalamualaikum, coba anda buat ada. Anda
bikin sederhana dulu ya, kita nggak perlu masuk kontroversi siapa benar siapa tidak. Gini ratio
adalah istilah yang menggambarkan ketimpangan ekonomi dalam suatu negara. Ini dilihat dari
pengeluaran, pendapatan, dan kekayaan masyarakat yang dikelompokkan menjadi 10% teratas
hingga terbawah. Angka ratio ini bisa digunakan sebagai ukuran kemiskinan relatif dan akses
layanan publik, kesempatan berproduksi, dan kebijakan ekonomi suatu negara. Sayangnya,
untuk Indonesia hanya tersedia satu jenis data Gini ratio untuk generasi. Pengeluaran bebas
minyak, pendapatan kurang mampu, pemerataan pendapatan sulit di Indonesia. Ketimpangan
diukur dengan Gini Ratio, yang menghasilkan rasio 0.39. Semakin rendah Gini Ratio, semakin
merata pendapatan. Ada kaitannya dengan pidato Anwar Abbas yang belum sempat dilihat,
hanya dibaca berita simpang siur.

Jadi generasi adalah alat statistik untuk mengukur rasio penyebaran besaran angka dua
variabel. Ada kelompok yang dibagi menjadi 10 atau 100 dan rasionya dihitung secara
matematika. Terkait pengeluaran, dibagi menjadi 100 kelompok 110 dan masyarakat masing-
masing dapat berapa. Jadi generasi ini dapat digunakan untuk mengukur rasio dalam
kepemilikan lahan, naik haji, pendapatan, kekayaan, akses kepada produksi dan lainnya. Ada
belasan indikator yang dapat digunakan, namun hanya dua yang paling lazim. Dalam kajian
terhadap ketimpangan ekonomi di Indonesia, terjadi peningkatan ketimpangan ekonomi
terutama sejak reformasi. Meskipun ada tanda-tanda perbaikan pada bibir rasio pengeluaran,
namun ketika menggunakan ukuran-ukuran lain seperti pendapatan dan akses kepada produksi,
keseluruhannya tidak membaik. Akses perbankan bagi UMKM menurun terlebih bagi mikro
dan ultra-mikro. Ketimpangan ekonomi bukan hanya semata-mata karena kebijakan
pemerintah, tetapi juga karena dinamika ekonomi itu sendiri. Peningkatan GDP perkapita tidak
menjamin kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan karena terdapat ketimpangan ekonomi
antar kelompok masyarakat. 10% penduduk Indonesia yang terbawah memiliki kekayaan
negatif dan timbang konsumsinya tidak terlalu bertambah. Data pendapatan tidak tersedia tapi
Bank Dunia memiliki data tersebut.

Ratio kekayaan tadi 0,39 lebih rendah dari 0,775, tapi membaik selama pandemi. Ada
perbedaan penghitungan kekayaan antara Credit Suisse dan BPS. Rata-rata kekayaan penduduk
dewasa Indonesia sekitar 250 juta, tapi 70% di bawah itu hanya 145 juta. 18 juta orang dewasa
memiliki kekayaan minus. Evaluasi ketimpangan tidak cukup hanya dengan 12 variabel dan
perlu melihat data 15-20 tahun terakhir. Membaik atau memburuknya ketimpangan tidak
terjadi secara akumulasi. Ketimpangan juga bukan satu-satunya indikator kesejahteraan
ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi atau PDB per kapita. Ada perlu sikap konstruktif
dalam menghadapi masalah ketimpangan.

Ratio kekayaan: ratio Apa tadi pengeluaran-pengeluaran retina Jimmy rasulnya adalah
3,8, turun dari 0,39. Berdasarkan kekayaan, ratio adalah 0,775. Selama pandemi, ratio
kekayaan membaik dibandingkan tahun 2019 (0,81). Indonesia termasuk negara dengan orang
kaya yang semakin banyak. Kekayaan dihitung dari aset tetap dan financial, dengan rata-rata
kekayaan penduduk dewasa sebesar 250 juta rupiah. Namun, sekitar 70% penduduk dewasa
kekayaannya di bawah rata-rata, dengan 18 juta orang kekayaan mereka bahkan minus.
Ketimpangan tidak dapat dilihat hanya dari 1-2 tahun, tetapi perlu dilihat dari 15-20 tahun.
Untuk menilai kesejahteraan ekonomi, tidak cukup dengan melihat pertumbuhan ekonomi atau
PDB perkapita. Layanan kesehatan juga tidak dapat dilihat hanya dari jumlah dokter atau
rumah sakit, tetapi juga perlu memperhatikan siapa yang terlayani atau tidak. Saya adil, tetapi
ketimpangan ekonomi lebih serius daripada kemiskinan. Topik ini kompleks dan memerlukan
langkah-langkah hangat.

Mas Bagus ini Buya mengangkat. Tema yang lebih krusial adalah lahan pertanian dan
kredit mikro. Lahan pertanian rata-rata hanya 0,2-0,4 hektar per keluarga Tani, dan kredit mikro
menjadi solusi. Namun, ada kemungkinan pengusaha mikro mengalami kesulitan membayar.
Kami harus saling membantu dan tidak hanya tergantung pada pemerintah. Gender ratio juga
tidak sepenuhnya mencerminkan ketimpangan. Kita semua harus bekerja sama untuk
memperbaikinya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai