KB 1
A. HAKIKAT Kurikulum menurut Goodlad (dalam C. KOMPONEN – Kurikulum Berbasis Kompetensi :
KURIKULUM Kaber 1988) KOMPONEN KURIKULUM
1. Pengelolaan kurikulum berbasis
1. Kurikulum Ideal kompetensi
2. Kurikulu Formal 2. Kegiatan Belajar Mengajar
3. Kurikulum Bayangan 3. Penilaian Berbasis Kelas
4. Kurikulum Operasioanal 4. Kurikulum dan hasil belajar
5. Kurikulum pengalaman
MODUL 4: TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
A. Hakikat Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari dunia atletik istilah ini dipakai
dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan
yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah (Nasution, 1986).
Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas, seperti yang dikemukakan oleh para
ahli berikut ini:
a. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman, pengalaman ras, dan pengalaman anak
yang direkonstruksi terus-menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi.
b. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (1) sebagai keseluruhan pengalaman, baik pengalaman langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perkembangan kesanggupan-kesanggupan individu, (2) serangkaian
pengalaman pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
c. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki anak di bawah bimbingan guru.
d. Menurut Ralph Tyler kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan.
e. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk memberi kesempatan
belajar kepada siswa menuju tujuan belajar yang dikehendaki.
Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di dalam UU Pendidikan No.2 tahun 1989
disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pandangan baru tentang kurikulum dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Kurikulum
Sehubungan dengan Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dalam
Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan kurikulum SD/MI sebagai berikut:
a. Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dan merupakan konsekuensi dari kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk
budaya, yaitu sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan
pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana
pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan
Indonesia.
b. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.
6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
3. Komponen-Komponen Kurikulum
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Otonomi Daerah maka Depdiknas melalui Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Puskur-Balitbang)
sehubungan dengan pembaruan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 hanya menyediakan tiga dokumen utama
untuk Kurikulum 2004, yaitu Kerangka Dasar (1.a) Kompetensi Lintas Kurikulum dan Kompetensi Bahasa Kajian (1.b),
Standar Kompetensi per Mata Pelajaran (1.c) Standar Kompetensi yang mencakup Kompetensi Dasar, Indikator, dan
Materi Pokok untuk setiap mata pelajaran. Dokumen tersebut tidak dilengkapi dengan garis-garis besar program
pengajaran (GBPP), seperti halnya dalam Kurikulum 1994. Dengan demikian, GBPP yang di dalam Kurikulum 2004 disebut
silabus harus dikembangkan oleh sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen, yaitu Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian Berbasis Kelas, Kurikulum dan Hasil Belajar.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya
lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak
mekanistik.
Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis
kelas), kinerja (performance), dan tes tertulis.
Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai
secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan
indikator dari Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal (TK & RA) sampai dengan Kelas XII (SMA & MA).
B. Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa
1. Aspek-Aspek Keterampilan Bahasa
Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat
aspek sebagai berikut.
a. Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah yang didengar dengan
memberikan respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton
drama anak.
b. Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman,
suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal,
gambar seri, kegiatan sehari-hari.
c. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, serta mengapresiasi
dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya
membaca.
d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan
tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat
tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa
cerita dan puisi.
Komponen menulis juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis. Dalam keempat aspek di atas (yang
merupakan empat keterampilan berbahasa) terdapat aspek berikut ini:
a. Kemampuan Berbahasa.
b. Aspek Kemampuan Bersastra.
2. Perpaduan Antaraspek Dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut Kurikulum 2004, baik aspek Kemampuan
Berbahasa maupun aspek Kemampuan Bersastra dikemas dalam keempat keterampilan berbahasa. Dalam praktiknya,
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1, keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu. Misalnya kita
padukan antara kompetensi dasar berbicara dan kompetensi dasar menulis. Kompetensi dasar dalam berbicara
“Memperkenalkan diri” dapat kita padukan dengan kompetensi dasar dalam menulis “Menulis beberapa kalimat dengan
huruf sambung”.