Anda di halaman 1dari 7

Modul 3

Pendekatan, Metode dan teknik Pembelajaran Bahasa

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2

Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia terpadu di SD


Prinsip – prinsip pokok aliran ini :

1. Bahasa adalah ujaran


2. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan A. PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS MATERI
A. HAKEKAT PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK 3. Ajarkanlah bahasanya, bukan tenang
bahasanya
4. Bahasa adalah apa – apa yang dikatakan
1. Pendekatan B. PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS KURIKULUM
pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang
seharusnya demikian.
5. Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama
dengan bahasa yang lain.
2. Metode

3. Teknik a. Direct method


b. Natural Method
c. Reading Method KELOMPOK 1
d. Eclectic method
1. Ayu Lestari Zebua
2. Dame Citra Nita Manalu
3. Novelliana Saragih
4. Sanny Novendra Butar – Butar
a) Teknik Ceramah,
5. Siti Aminah
b) Teknik Tanya-jawab
6. Supiya Ningsih
c) Teknik Diskusi Kelompok
d) Teknik Pemberian Tugas
e) Teknik Ramu Pendapat (Brainstorming)
f) Simulasi
MODUL 4

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

KB 1
A. HAKIKAT Kurikulum menurut Goodlad (dalam C. KOMPONEN – Kurikulum Berbasis Kompetensi :
KURIKULUM Kaber 1988) KOMPONEN KURIKULUM
1. Pengelolaan kurikulum berbasis
1. Kurikulum Ideal kompetensi
2. Kurikulu Formal 2. Kegiatan Belajar Mengajar
3. Kurikulum Bayangan 3. Penilaian Berbasis Kelas
4. Kurikulum Operasioanal 4. Kurikulum dan hasil belajar
5. Kurikulum pengalaman

Kurikulum menurut Galthorn : 1. Mendengarkan


2. Berbicara
1. Kurikulum rekomendasi 3. Membaca
2. Kurikulum tertulis
4. Menulis
3. Kurikullum dukungan
4. Kurikulum yang diajarkan
5. Kurikulum yang di uji
6. Kurikulum yang dipelajari
7. Kurikulum yang tersembunyi
8. B. PERPADUAN
B. DAN TUJUAN ANTARASPEK DALAM KELOMPOK 1
KURIKULUM
Macam – macam Fungsi : PEMBELAJARAN
1. Ayu Lestari Zebua
2. Dame Citra Nita Manalu
1. The Adjustive of adaptive
3. Novelliana Saragih
funtion
4. Sanny Novendra Butar – Butar
2. The integrating function
5. Siti Aminah
3. The differentianting function
6. Supiya Ningsih
4. The prapaedetic function
5. The selective function
6. The diagnostic function
RANGKUMAN MATERI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD MODUL 3-4
MODUL 3: PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA

A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa


1. Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik
a. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang
saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan
lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang
hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa. Pada dasarnya para ahli membagi pandangan
tentang proses belajar itu menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis.
Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran Bloomfield. Dalam dunia
pengajaran bahasa dewasa ini aliran Bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli ilmu bahasa struktural dan ilmu bahasa
deskriptif. Adapun prinsip-prinsip pokok aliran ini adalah:
1) Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;
2) Bahasa adalah serangkaian kebiasaan;
3) Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya;
4) Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang seharusnya
dikatakan demikian;
5) Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.
Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis, atau aliran Noam Chosky. Aliran ini
memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan mental. Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum
rasionalis adalah:
1) Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan,
2) Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
3) Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa;
4) Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.
b. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar
adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang
telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut:
1) Pemilihan bahan.
2) Urutan bahan.
3) Penyajian bahan.
4) Pengulangan bahan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam metode, seperti
berikut ini:
1) Direct Method
Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa yang di dalam pelaksanaannya guru langsung
menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau
bahasa pertamanya selama pembelajaran berlangsung.
2) Natural Method
Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam pelaksanaannya
penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-
hari.
3) Psychological Method
4) Phonetic Method
5) Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik di sekolah menengah
maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberi pelajar/mahasiswa kemampuan dalam
memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk
pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan
siswa. Metode ini cocok kalau diterapkan di SD kelas tinggi.
6) Grammar Language Method
7) Translation Method
8) Grammar Translation Method
9) Eclectic Method
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini yang
dimaksud adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya
yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya
Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
10) The Unit Method
11) Language Control Method
12) Mim-Mem Method
13) Practice-theory Method
14) The Dual Language Method
15) Cognate Method
Metode-metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD dan menunjang pendekatan yang
disarankan oleh kurikulum bahasa Indonesia yang sedang diberlakukan, yaitu pendekatan komunikatif, integratif,
tematis, CBSA, dan keterampilan proses, yaitu Direct Method, Natural Method, Reading Method, Eclectic Method.
c. Teknik
Kata teknik mengandung makna cara-cara, dan metode juga mengandung makna ‘penyajian bahan’ yang dalam
hubungan ini, yaitu ‘cara penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat
kita lihat pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode/Teknik. Metode berhubungan dengan pemilihan
bahan, pengurutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan bahan, itulah sebabnya mengapa metode dikatakan
bersifat prosedural. Sedangkan teknik mengacu pada makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas
sehingga dikatakan bersifat implementasional.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai dalam pembelajaran mata pelajaran
lain), seperti berikut ini:
1) Teknik Ceramah
2) Teknik Tanya Jawab
3) Teknik Diskusi Kelompok
4) Teknik Pemberian Tugas
5) Teknik Ramu Pendapat
6) Simulasi
2. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Sejak diberlakukannya Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan
komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilan proses (PKP). Setelah diberlakukan Kurikulum 1994 pendekatan dalam
pembelajarn bahasa yang harus diterapkan guru selain ketiga pendekatan di atas ditambah dengan pendekatan tematik,
dan integratif.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah sebabnya sejak diberlakukan Kurikulum 1984 dalam
pembelajaran bahasa digunakan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi
kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka siswa perlu dilatih sebanyak-
banyaknya atau diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Itulah sebabnya,
dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif, yang ditekankan adalah mengembangkan kompetensi
komunikasi siswa untuk mendukung performasi komunikasi siswa.
Dalam kegiatan berkomunikasi terdapat empat keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Itulah sebabnya maka dalam
pembelajaran bahasa Indonesia digunakan pendekatan integratif, yaitu memadukan materi pembelajaran yang disebut
pembelajaran bahasa Indonesia terpadu lintas materi.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
1. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi
Pengorganisasian materi dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI atau di jenjang SMP, atau SMA dimulai dengan pemilihan tema, misalnya
lingkungan. Jadi, belajar bahasa tidak mungkin tanpa tema. Tema ini merupakan wadah untuk belajar bahasa. Untuk
melatih keempat keterampilan berbahasa dimulai dengan pemilihan/penentuan tema, setelah itu baru kita rencanakan
langkah-langkah pembelajarannya. Jika yang menjadi fokus pembelajaran adalah keterampilan membaca maka waktu
dalam pertemuan di kelas dialokasikan membaca yang lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
2. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum
Di samping pembelajaran terpadu lintas materi dalam suatu mata pelajaran (memadukan materi keterampilan
berbahasa), keterpaduan tersebut dapat juga dilaksanakan lintas kurikulum. Artinya yang dipadukan itu antara beberapa
mata pelajaran, misalnya pelajaran bahasa Indonesia dipadukan dengan Sains.
Pada hakikatnya belajar apa pun modal utamanya yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan baca-tulis (dua aspek
keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia). Kemampuan dan keterampilan baca-tulis, khususnya
keterampilan membaca, harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena kemampuan dan keterampilan ini secara
langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
Keberhasilan belajar mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh
penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Mereka akan mengalami kesulitan dalam
menangkap dan memahami informasi yang disajikan secara lisan dari gurunya (keterampilan mendengar) atau yang
disajikan dalam berbagai buku pelajaran (keterampilan membaca) tanpa bekal keterampilan dengar-baca.

MODUL 4: TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
A. Hakikat Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari dunia atletik istilah ini dipakai
dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan
yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah (Nasution, 1986).
Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas, seperti yang dikemukakan oleh para
ahli berikut ini:

a. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman, pengalaman ras, dan pengalaman anak
yang direkonstruksi terus-menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi.
b. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (1) sebagai keseluruhan pengalaman, baik pengalaman langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perkembangan kesanggupan-kesanggupan individu, (2) serangkaian
pengalaman pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
c. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki anak di bawah bimbingan guru.
d. Menurut Ralph Tyler kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan.
e. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk memberi kesempatan
belajar kepada siswa menuju tujuan belajar yang dikehendaki.
Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di dalam UU Pendidikan No.2 tahun 1989
disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pandangan baru tentang kurikulum dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Kurikulum
Sehubungan dengan Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dalam
Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan kurikulum SD/MI sebagai berikut:
a. Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dan merupakan konsekuensi dari kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk
budaya, yaitu sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan
pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana
pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan
Indonesia.
b. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.
6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
3. Komponen-Komponen Kurikulum

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Otonomi Daerah maka Depdiknas melalui Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Puskur-Balitbang)
sehubungan dengan pembaruan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 hanya menyediakan tiga dokumen utama
untuk Kurikulum 2004, yaitu Kerangka Dasar (1.a) Kompetensi Lintas Kurikulum dan Kompetensi Bahasa Kajian (1.b),
Standar Kompetensi per Mata Pelajaran (1.c) Standar Kompetensi yang mencakup Kompetensi Dasar, Indikator, dan
Materi Pokok untuk setiap mata pelajaran. Dokumen tersebut tidak dilengkapi dengan garis-garis besar program
pengajaran (GBPP), seperti halnya dalam Kurikulum 1994. Dengan demikian, GBPP yang di dalam Kurikulum 2004 disebut
silabus harus dikembangkan oleh sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen, yaitu Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian Berbasis Kelas, Kurikulum dan Hasil Belajar.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya
lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak
mekanistik.
Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis
kelas), kinerja (performance), dan tes tertulis.
Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai
secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan
indikator dari Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal (TK & RA) sampai dengan Kelas XII (SMA & MA).
B. Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa
1. Aspek-Aspek Keterampilan Bahasa
Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat
aspek sebagai berikut.
a. Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah yang didengar dengan
memberikan respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton
drama anak.
b. Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman,
suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal,
gambar seri, kegiatan sehari-hari.
c. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, serta mengapresiasi
dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya
membaca.
d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan
tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat
tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa
cerita dan puisi.
Komponen menulis juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis. Dalam keempat aspek di atas (yang
merupakan empat keterampilan berbahasa) terdapat aspek berikut ini:
a. Kemampuan Berbahasa.
b. Aspek Kemampuan Bersastra.
2. Perpaduan Antaraspek Dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut Kurikulum 2004, baik aspek Kemampuan
Berbahasa maupun aspek Kemampuan Bersastra dikemas dalam keempat keterampilan berbahasa. Dalam praktiknya,
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1, keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu. Misalnya kita
padukan antara kompetensi dasar berbicara dan kompetensi dasar menulis. Kompetensi dasar dalam berbicara
“Memperkenalkan diri” dapat kita padukan dengan kompetensi dasar dalam menulis “Menulis beberapa kalimat dengan
huruf sambung”.

Anda mungkin juga menyukai