Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AKMALUDIN

NIM : 045072304

MATA KULIAH : HUKUM KETENAGAKERJAAN

1. JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)


Hariyadi Sukamdani mengatakan, daerah yang memutuskan menaikkan upah
minimum provinsi (UMP) 2021 akan menimbulkan babak permasalahan baru. Sebab,
dipastikan adanya tuntutan dari pekerja atau buruh yang sebelumnya telah menerima
upah di atas upah minimum akan memprotes kebijakan tersebut. "Dampak kenaikan
upah minimum bagi pengusaha otomatis akan menimbulkan masalah baru. Karena
ada teman-teman di atas upah minimum pasti akan permasalahkan, bakal ada
sundulan," ujar Hariyadi dalam konfrensi pers secara daring, Senin (2/11/2020).

Bila diteliti lebih jauh, penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta
menghilangkan problem gaji dan upah. Berikan analisis anda, mengapa
penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta menghilangkan problem
gaji/upah ini!

Jawaban:

Penetapan Upah Minimum Regional (UMR) dan Upah Minimum Daerah


(UMD) bertujuan untuk memberikan perlindungan dan kepastian bagi pekerja terkait
besarnya upah yang harus diterima oleh pekerja di wilayah tersebut. Namun,
penetapan UMR dan UMD tidak serta merta menghilangkan problem gaji dan upah
yang masih terjadi di masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa problem
gaji dan upah masih tetap ada meskipun adanya penetapan UMR dan UMD:

a) Upah di atas UMR dan UMD: Banyak perusahaan yang memberikan upah di atas
UMR dan UMD, terutama perusahaan besar dan multinasional. Namun, upah tersebut
masih belum dapat memenuhi kebutuhan hidup layak di kota-kota besar, sehingga
pekerja tetap mengalami kesulitan finansial.
b) Persaingan global: Indonesia berada dalam persaingan global yang ketat, terutama di
sektor manufaktur dan ekspor. Beberapa perusahaan memilih untuk menetapkan upah
yang rendah untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Hal ini membuat
pekerja Indonesia mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup layak.
c) Laju inflasi: Kenaikan UMR dan UMD biasanya diikuti dengan laju inflasi yang
tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan harga kebutuhan pokok yang naik lebih cepat dari
kenaikan upah yang diterima pekerja. Sehingga, keuntungan dari kenaikan upah
minimum dapat terkikis oleh inflasi yang tinggi.
d) Upah tidak setara: Meskipun UMR dan UMD telah ditetapkan, masih ada perbedaan
upah yang signifikan antara pekerja dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Misalnya,
pekerja di sektor formal dan informal, atau pekerja dengan pendidikan dan
keterampilan yang berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam
pembayaran upah.
e) Perbedaan antara wilayah: UMR dan UMD diterapkan berdasarkan wilayah dan jenis
pekerjaan, sehingga masih ada perbedaan upah yang signifikan antara wilayah yang
satu dengan yang lain. Misalnya, upah di Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah lainnya di Indonesia, sehingga pekerja di wilayah lain mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan hidup layak.

Oleh karena itu, meskipun penetapan UMR dan UMD bertujuan untuk
mengurangi problem gaji dan upah, namun masih ada faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi besarnya upah yang diterima pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
penetapan UMR dan UMD perlu didukung dengan kebijakan-kebijakan lain yang
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti pembangunan
keterampilan dan peningkatan produktivitas.

2. Angel bekerja pada perusahaan Distribusi Buku sekolah. Sebelum diterima bekerja di
perusahaan tersebut, Angel telah menandatangani Surat Pernyataan tidak akan hamil
selama masa percobaan 2 tahun. Namun setelah 1 tahun bekerja Angel yang baru saja
menikah hamil. Atas dasar permasalahan tersebut Angel di PHK dari perusahaan
tempat ia bekerja.
Uraikan disertai analisis anda apakah tindakan PHK terhadap Angel
dibenarkan secara Hukum!

Jawaban:
Tindakan PHK terhadap Angel atas dasar kehamilan yang melanggar Surat
Pernyataan yang telah ditandatanganinya tidak dibenarkan secara hukum. Hal ini
karena diskriminasi berdasarkan kehamilan atau kondisi medis tertentu merupakan
pelanggaran hak asasi manusia dan melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 153 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengusaha
dilarang melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, dan status
sosial.

Surat Pernyataan tidak akan hamil yang ditandatangani oleh Angel juga tidak
memiliki kekuatan hukum yang sah, karena hak untuk memiliki keturunan adalah hak
asasi manusia yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan berbagai
instrumen internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia, seperti Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW).

Dalam hal Angel merasa dirugikan oleh tindakan PHK yang dilakukan oleh
perusahaan tempatnya bekerja, maka Angel berhak untuk mengajukan gugatan ke
Pengadilan Hubungan Industrial atau Dewan Pengupahan sesuai dengan Pasal 59 dan
60 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam gugatan
tersebut, Angel dapat meminta hak-haknya yang terkait dengan pemutusan hubungan
kerja, seperti hak atas pesangon, uang penggantian hak, dan kompensasi lainnya.

Dalam kesimpulannya, tindakan PHK terhadap Angel atas dasar kehamilan


yang melanggar Surat Pernyataan tidak akan hamil yang telah ditandatanganinya tidak
dibenarkan secara hukum. Angel berhak untuk mengajukan gugatan dan meminta
hak-haknya yang terkait dengan pemutusan hubungan kerja.

3. Husni bekerja pada perusahaan PT. Mundur Selalu sebagai Design grafis dengan
skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selama 2 tahun. Setelah 2 tahun perjanjian
kerja Husni berakhir, dan Husni menuntut diangkat sebagai karyawan tetap. Atas
permasalahan tersebut, Husni membuat pengaduan ke Dinas Ketenagakerjaan daerah
setempat.
Uraikan dan jelaskan apakah langkah-langkah yang dilakukan PT. Mundur
Selalu sudah tepat, dan berikan analisis hukumnya!

Jawaban:
Langkah yang dilakukan oleh PT. Mundur Selalu untuk mengontrak Husni
dengan skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selama 2 tahun sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun, setelah perjanjian kerja tersebut berakhir, Husni berhak untuk


menuntut diangkat sebagai karyawan tetap sesuai dengan Pasal 59 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa
pekerja yang bekerja dalam jangka waktu tertentu memiliki hak untuk diangkat
sebagai pekerja tetap apabila telah bekerja selama 2 tahun berturut-turut atau telah
memperoleh perpanjangan kontrak sebanyak 2 kali.

Dalam hal Husni telah membuat pengaduan ke Dinas Ketenagakerjaan daerah


setempat, maka Dinas Ketenagakerjaan berwenang untuk melakukan pemeriksaan dan
menyelesaikan sengketa ketenagakerjaan antara pekerja dan pengusaha sesuai dengan
Pasal 69 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dalam hal PT. Mundur Selalu tidak memenuhi kewajiban untuk mengangkat
Husni sebagai karyawan tetap setelah berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu,
maka PT. Mundur Selalu dapat dikenakan sanksi administratif dan denda sesuai
dengan Pasal 187 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.

Kesimpulannya, langkah PT. Mundur Selalu untuk mengontrak Husni dengan


skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selama 2 tahun sudah tepat. Namun, Husni
berhak untuk menuntut diangkat sebagai karyawan tetap setelah berakhirnya
perjanjian kerja tersebut. Dinas Ketenagakerjaan berwenang untuk menyelesaikan
sengketa ketenagakerjaan antara Husni dan PT. Mundur Selalu. PT. Mundur Selalu
dapat dikenakan sanksi administratif dan denda jika tidak memenuhi kewajiban untuk
mengangkat Husni sebagai karyawan tetap.

Anda mungkin juga menyukai