PROPOSAL TA - Ugi
PROPOSAL TA - Ugi
PROPOSAL SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
OLEH :
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di
sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak
sangatlah penting bagi penulis demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa
Rabbal ‘Alamiin
PENDAHULUAN
Dalam Bab 1 berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan
Pada bab ini memuat semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian
di tempat penelitian serta deskripsi pekerjaan yang akan dilakukan pada saat
penelitian, bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, metode penelitian yang
akan digunakan dan jadwal penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 . Beton
2.3. Agregat
M.Daud Silalahi (2001) menurutnya, Laut ialah salah satu unusr yang
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hal ini lantaran didalam laut
terdapat kekayaan yang bisa dimaksimalkan dalam kehidupan dan Air adalah
alat untuk mendapatkan kelecakan yang perlu untuk penuangan beton. Jumlah
air yang diperlukan untuk kelecakan tertentu tergantung pada sifat material
yang digunakan (Nugraha dan Antoni, 2007).
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garam, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut. Air laut memang berasa asin karena memiliki
kadar garam rata-rata 3,5%. Kandungan garam di setiap laut berbeda
kandungannya. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan
garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya
natrium, kalium, kalsium, dan lain-lain. Apabila air sungai mengalir ke lautan,
air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat
menghasilkan garam yang terdapat pada batu- batuan. Lama-kelamaan air laut
menjadi asin karena banyak mengandung garam (Yuningsih dan Masduki,
2011)
4.5. Semen
Semen merupakan abu halus seperti tepung yang dapat mengeras jika
dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut pasta semen, jika juka
dicampur dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan membentuk adukan yang
disebut mortal, jika ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) maka akan.
membentuk adukan yang biasa disebut beton semen dan air sebagai kelompok aktif
sedangkan pasir dan kerikil sebagai kelompok pasif berfungsi sebagai pengisi
(Wahyudi & Bambang Edison, S.Pd, MT dan Anton Ariyanto, 2003). Perubahan
bentuk benda cair menjadi benda padat terjadi akibat proses hidrasi yang terjadi
pada semen. Reaksi hidraulis semen adalah cepat pada awalnya, kemudian semakin
lambat. Semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan
lecak (workable). Semen hidraulis ini tahan terhadap air (water resistance) dan
stabil di dalam air setelah mengeras atau membentuk benda padat. Karena beton
terbuat dari agregat yang diikat bersama oleh pasta semen yang mengeras maka
kualitas semen sangat mempengruhi kualitas beton. Pasta semen halnya seperti lem,
jika lem semakin tebal, maka tentu semakin kuat. Namun jika terlalu tebal juga
tidak menjamin perekatan yang baik. Padaumumnya semen untuk bahan bangunan
adalah tipe semen Portland.
Semen yang digunakan yaitu portland cement salah satu bahan yang
digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya penggunaan semen dalam
kemudahaan pengerjaan (kuat tarik ) karena material semen dalam beton
sangat penting dikarenakan semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan
beton.
Bahan-bahan dasar semen portland terdiri dari bahan-bahan yang
mengandung unsur kimia seperti berikut ini:
Tabel 2.5 Komposisi tipe standar semen Portland (PT.Wijaya Karya, 2005)
Kadar
Nama Senyawa Rumus oksida Notasi
rata-rata
Tricalsium Silikat 3CaO.SiO2 C3S 50
Dicalsium Silikat C2S
2CaO.SiO2 25
Tricalsium Alumat C3A
3CaO.Al2O3 12
Tetracalsium C4AF
Aluminoferit 4CaO.Al.2O3 8
FeO3
(Sumber : Antono, 1995)
Keterangan:
Jenis I adalah semua semen portland untuk tujuan umum, biasa tidak
memerlukan sifat- sifat khusus misalnya, gedung, trotoar, jembatan, dan
lain-lain.
Jenis II semen portland yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi
sedang dan ketahanan terhadap sulfat lebih baik, penggunaannya pada
pir (tembok di laut dermaga), dinding penahan tanah tebal dan lain-lain.
Jenis III adalah semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Kekuatan
dicapai umumnya dalam satu minggu. Umumnya dipakai ketika acuan
harus dibongkar secepat mungkin atau ketika struktur harus cepat
dipakai.
Jenis IV adalah semen portland dengan panas hidrasi rendah. Dipakai
untuk kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus
minimum. Misalnya pada bangunan masih seperti bendungan gravitasi
yang besar. Pertumbuhan kekuatannya lebih lambat daripada kelas I.
Jenis V adalah semen portland tahan sulfat, dipakai untuk beton dimana
menghadapi aksi sulfat yang panas. Umumnya dimana tanah atau air
tanah mengandung kandungan sulfat yang tinggi (Tjokrodimulyo,
1992).
4.6. Pengaruh Klorida Air Laut Pada Beton
Dalam proses hidrasi semen yang bercampur dengan air laut akan
mempengaruhi ikatan kimianya dengan membentuk fase baru dalam
mikrostruktur beton sehingga mempengaruhi sifat mekanis beton terutama
pada durabilitas beton. Serangan klorida merupakan penyebab utama dari
kerusakan struktur beton yang berpotensi dalam pembentukan mekanisme karat.
Apabila ion klorida yang terkandung dalam air bereaksi dengan semen, maka
sebagian produk hidrasi semen akan mengikat ion klorida dalam beton baik
melalui pengikatan secara kimiawi maupun melalui adsorbsi secara fisik. Ion
klorida yang tidak terikat oleh produk hidrasi akan menjelajah melalui pori-pori
beton dan terpenetrasi kedalam lapisan galvanis baja (Marinescu dkk., 2010).
Tabel 2. 7
Menganjurkan Agar Pengujian Kuat Tekan Tidak Keluar dari Batasan
Waktu yang Telah Ditoleransikan (ASTM C-39, 1993).