Anda di halaman 1dari 2

1.

Fakta-fakta persidangan
Fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan secara berturut-turut berupa
keterangan saksi-saksi, keterangan ahli, alat bukti surat, petunjuk, keterangan terdakwa,
dan barang bukti sebagai berikut:
1. Keterangan saksi-saksi
a. Saksi 1 yang rumahnya dekat persimpangan, dibawah sumpah menerangkan
sebagai berikut:
Bahwa saksi 1 melihat oktaria dan yusuf yuda mengendarai sepeda motor yang
hamper menegani motor yang dikendarai gilang mahendra dan wira gandi, dan saksi
mendengar yusuf yuda berteriak “hoe hoe” dan gilang mahendra dan wira gandi
mengejar motor oktaria dan yusuf yuda
b. Saksi 2 yang lagi nongkrong di depan rumah yg berada di jalan desa bimomartani,
kec. Ngemplak, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut:
Bahwa saksi 2 melihat wira gandi memepet motor yang dikendarai oleh oktaria dan
yusuf yuda, dan menghentikan motor lalu terjadi cek cok, dan saksi 2 tidak berani
mendekat
c. Saksi 3 ojol yang lagi mangkal di daerah jl desa bimomartani, dibawah sumpah
menerangkan sebagai berikut:
Bahwa saksi 3 melihat aksi wira gandi memukul oktaria memakai helmnya dan
melihat gilang mahendra memukul yusuf yuda dengan helmnya dan gilang menusuk
yusuf yuda di area perut, niat hati ojol mau melerai mereka, tetapi Ketika gilang
mahendra mengeluarkan pisau, ojolnya langsung melangkah mundur lagi
2. Keterangan ahli
a. Ahli 1 sebagai dokter forensik, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut:
Bahwa ahli 1 menyatakan bahwa benar adanya gilang mahendra menusuk area perut
sebanyak 3x dan mengalami pendarahan yang menyebabkan meninggal dunia
5. Keterangan terdakwa
-Terdakwa tidak mengenal Oktaria dan Yusuf Yuda karena mereka baru bertemu di perjalanan
dan mengejar Oktaria dan Yusuf di jalan desa bimomartani, kec. Ngemplak, kab. Sleman.
- terdakwa berhenti sebentar diwarung dan kemudian setelah itu sekitar jam 11.00 WIB siang
melanjutkan perjalanan, ketika sampai persimpangan bertemula dengan Oktaria dan Yusuf Yuda
pada tanggal 26 juni 2021 dan terjadilah perdebatan dan penganiayaan yang menyebabkan
matinya Yusuf Yuda serta Oktaria mengalami luka di bagian kepalanya.
-Terdakwa melakukan perbuatan penganiayaan dan mengakibatkan matinya korban di karenakan
pihak korban yang memulai perkara tersebut dengan mengolok-olokkan pihak tergugat
- terdakwa tidak bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan dengan meninggalkan tempat
kejadian menggunakan sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi AB-6175-HZ.
- terdakwa benar mengakui menggunakan sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi AB-
6175-HZ.
-terdakwa mengakui perbuatan yang dilakukannya terhadap Oktaria dan Yusuf Yuda dan
mengakui kesalahannya.
6. barang bukti yang diajukan dalam persidangan sebagai berikut :
- 1 (satu) lembar asli Surat keterangan visum dari rumah sakit sleman Nomor V.e.R No. 34-
SK.II/134/1-45-12 tanggal 27 Juni 2021 atas nama Yusuf Yuda yang di buat dan di tangani oleh
walinya yaitu Bapak Sulaiman, S.E,
- 1 (satu) lembar asli Surat keterangan visum dari rumah sakit sleman Nomor V.e.R No. 35-
SK.II/135/1-46-113 tanggal 27 Juni 2021 atas nama Oktavia yang di buat dan di tangani oleh
walinya yaitu Bapak Ibrahin, S.Kom.,

II Analisis Fakta
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan maka dapat dibentuk konstruksi
peristiwa yang terjadi dalam kasus ini sebaai berikut:
1. Bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh dua orang Terdakwah yaitu Gilang mahendra
dan Wira Gandi di persimpangan jalan desa bimomartani kec. Ngemplak, kabupaten
Sleman pada tanggal 26 juni 2021.
2. Bahwa kedua terdakwah melakukan penganiyayaan yang mengakibatkan meninggalmya
korban yang bernama yusuf yuda serta oktaria mengalami luka di bagian kepala.
3. Bahwa kedua terdakwah melakukan penganiyayaan, awalnya terjadi adanya adu mulut
yang dilalukan korban yan menakibat perkelahian antara pihak terdakwah dan korban.

III Analisis hukum


Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta di atas, maka sampailah kepada pembuktian mengenai
unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan. Maka dapat diuraikan analisis hukum sebagai
berikut:
Bahwa terdakwa didakwa dengan surat dakwaan kumulatif yaitu melanggar pasal 340 KUHP
dan pasal 351 ayat (1) dan ayat (2) KUHP.
Bahwa pasal 340 KUHP berbunyi “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun”.
Dan pasal 351 ayat (1) dan ayat (2) KUHP brbunyi : (1) Penganiayaan diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah. (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.

Anda mungkin juga menyukai