Anda di halaman 1dari 9

Template Naskah Publikasi Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan

Farah Putri Azzahra, Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses Akuisisi 1

MATRIK: JURNAL MANAJEMEN, STRATEGI BISNIS


DAN KEWIRAUSAHAAN

Homepage: https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/index
P-ISSN: 1978-2853
E-ISSN: 2302-8890 Vol. X No. X, XXXXX (XXXX), XX-XX

Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses Akuisisi Krispy Kreme


oleh PT Mitra Adiperkasa

Farah Putri Azzahra1), Cecep Safa’atul Barkah2), Nurillah Jamil


Achmawati Novel3)
Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran
1,2 SINTA 2
email: farah19009@mail.unpad.ac.id

DOI :

ABSTRAK

Perusahaan selalu ingin mengembangkan bisnisnya, salah satu cara yang biasa dilakukan adalah mengakuisisi
bisnis. Hal tersebut dilakukan oleh PT Mitra Adi Perkasa dalam mengakuisisi PT Premiere Doughnut
Indonesia yang emmegang lisensi merek Krispy Kreme. Dalam melakukan akuisisi bisnis, erat kaitannya
dengan proses negosiasi. Dalam melakukan negosiasi, perlu adanya strategi atau taktik tertentu yang dilakukan
antar perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan antar kedua perusahaan. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis strategi negosiasi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut dalam negosiasi akuisisi
bisnis. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, yang memiliki sumber dari buku, jurnal ilmiah,
artikel, dan laporan keuangan dari perusahaan sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua
belah pihak memiliki kepentingan bersama dalam melakukan akuisisi perusahaan. PT Mitra Adi Perkasa
menggunakan strategi negosiasi melakui rasa percaya yang ditumbuhkan sebagai perusahaan yang kredibel dan
bisa dipercaya. Selain itu, juga menerapkan strategi menampilkan kesan familiar terhadap perusahaan dengan
lisensi internasional. Dari negosiasi ini, menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Kata kunci: Negosiasi, Akuisisi, Lisensi

Analysis of the Negotiation Strategy in the Krispy Kreme Acquisition


Process by PT Mitra Adiperkasa

ABSTRACT
Companies always want to develop their business, and one of the usual ways is to acquire businesses. This was
done by PT Mitra Adi Perkasa in acquiring PT Premiere Donut Indonesia which holds the license for the
Krispy Kreme brand. In making business acquisitions, it is closely related to the negotiation process. In
conducting negotiations, it is necessary to have certain strategies or tactics carried out between companies to
achieve the desired goals of the two companies. This study was conducted to analyze the negotiation strategies
used by the two companies in negotiating business acquisitions. This research uses the literature study method,
which has sources from books, scientific journals, articles, and financial reports from the company itself. The
results of this study indicate that both parties have a common interest in making company acquisitions. PT
Mitra Adi Perkasa uses a negotiation strategy through trust that is grown as a credible and trustworthy
company. In addition, it also implements a strategy of showing a familiar impression to companies with
international licenses. This negotiation generates profit for both parties.

Keyword: Negotiation, Acquisition, License


2 Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. XX, No. XX, XXX XXXX

PENDAHULUAN

Ditengah pasar yang kompetitif, perusahaan perlu menyiapkan strategi-strategi untuk


mengembangkan perusahaan. Pada dasarnya, perusahaan yang sedang berkembang dapat
mengembangkan usahanya dengan menggunakan beberapa strategi pertumbuhan. Hal ini
dimaksud dengan bergerak melalui tiga tingkatan analisis, yaitu: intensif, integrasi, dan
diversifikasi. Analisis intensif dilakukan identifikasi peluang bisnis yang ada bagi
perusahaan selama berada dalam jangkauan operasinya. Pada analisis integrasi, yaitu
dilakukan identifikasi peluang untuk melakukan integrasi dengan bagian lain dari industri
terkait. Analisis diversifikasi, melakukan identifikasi peluang yang terletak di luar industri
itu. Dalam analisis integrasi dan diversifikasi, identik dengan pengambil alihan perusahaan.
Pembelian atau pengambilalihan perusahaan-perusahaan tersebut dapat direalisasikan
dalam berbagai bentuk, salah satunya akuisisi. (Farlianto, 2014).
Pada artikel oleh (Sofyan, 2022) Akuisisi adalah perolehan kendali atas perusahaan
lain, anak perusahaan dari perusahaan lain, atau aset terpilih dari perusahaan lain, yang
disebut perusahaan pengakuisisi (Depamphilis, 2017). Sedangkan menurut (Gunawan
Widjaja, 2002), Akuisisi adalah suatu pengambilalihan kepemilikan dan kontrol
manajemen oleh satu perusahaan terhadap perusahaan lain. Menurut Coyle, pembeda
utama antara merger dan akuisisi adalah kontrol”. Bentuk-bentuk akuisisi, yaitu; bentuk
kombinasi bisnis dalam finansial dan strategis, bentuk pemasaran perusahaan secara
horizontal, vertikal, atau diversifikasi, dan bentuk penjabaran akuisisinya, akuisisi aset,
akuisisi saham, dan sebagainya (Farlianto, 2014). Pada jurnal (Taner, 2016), menurut
Soebagjo (2006), menjelaskan kategori-kategori alasan dilakukannya akuisisi adalah:
1. Strategic Buyer, yaitu akuisisi dilakukan untuk tujuan perusahaan yang diakuisisi
tersebut dijalankan secara independent dengan perusahaan yang ada. Hal ini
memiliki tujuan yaitu untuk melebarkan, menumbuhkan, menaikkan, dan
memaksimalkan kinerja grup perusahaan. Perusahaan membuat keputusan
akuisisi berdasarkan rencana yang dipikirkan dengan matang (Plan-Driven
Buyer) dan mencari investasi strategis yang sesuai.
2. Financial Acquirer, yaitu pelaku akuisisi tidak memeriksa apakah kelompok
perusahaan memiliki hubungan atau kepentingan bersama, tetapi lebih
memeriksa apakah akuisisi (setelah dikurangi biaya dan pajak) masih
menguntungkan. Pembeli finansial pada umumnya adalah mereka yang
mengambil kesempatan untuk mengambil keputusan untuk melakukan akuisisi
berdasarkan harga yang tepat dan ketersediaan dana untuk tujuan tersebut (deal-
led buyers).
Dalam proses akuisisi, terdiri dari beberapa tahap seperi dalam Jurnal Sofyan (2022),
terdapat pendapat Menurut Moin (2010), yaitu:
1. Identifikasi awal
2. Screening
3. Penawaran
Farah Putri Azzahra, Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses
Akuisisi 3

4. Due diligence
5. Negosiasi
6. Closing
7. Integrasi
Dari pernyataan diatas, proses negosiasi merupakan tahap cukup penting dalam
mengakuisisi bisnis. Menurut Jean Hiltrop dan Sheila Udall, proses negosiasi dilakukan
dengan beberapa fase, yaitu:
1. Preparation,
Pada fase ini, seorang negosiator menggali informasi mengenai pihak lain.
Informasi tersebut bisa berupa posisi perusahaan di pasar, posisi perusahaan
kepada masyarakat, produk-produk yang ditawarkan, dan sebagainya. Selain itu,
negosiator juga perlu menyiapkan poin-poin yang kuat sebagai dasar untuk
dilakukannya negosiasi.
2. Developing a strategy,
Fase ini termasuk ke dalam membangun strategi negosiasi. Dari persiapan yang
sudah dilakukan sebelumnya, dibuatkan strategi sesuai dari data yang ada.
Strategi bisa dilakukan dengan mengetahui kelemahan pihak perusahaan
tersebut, lalu dijadikan strategi penguat argument oleh negosiator.
3. Getting started,
Di fase ini negosiasi dimulai. Negosiasi dimulai dengan menjelaskan mengenai
perusahaan masing-masing. Penjabaran perusahaan bisa berupa posisi
perusahaan di pasar, kemampuan dan potensi perusahaan, produk-produk yang
dipasarkan, bahkan kecemasan perusahaan itu sendiri. Lalu, dilanjutkan dengan
negosiasi antar perusahaan.
4. Building understanding
Dalam fase ini, antar pihak membangun pemahaman masing-masing. Fase ini
dilakukan sebelum adanya penawaran yang diajukan. Pemahaman bertujuan
untuk memperkuat penawaran yang akan dilakukan oleh masing-masing pihak.
Selain itu, fase ini juga membuat antar perusahaan mengetahui sela-sela yang
dimiliki antar perusahaan.
5. Bargaining
Penawaran dimulai di fase ini. Proses negosiasi terjadi dalam fase bargaining.
Pihak pertama akan menawarkan terlebih dahulu penawaran kepada pihak kedua,
lalu ditawar kembali oleh pihak kedua, sampai mencapai tujuan yang disepakati
oleh masing-masing pihak. Fase ini akan terhenti jika sudah memiliki
kesepakatan antar masing-masing pihak.
6. Closing
Proses negosiasi ditutup dengan kesepakatan yang terjadi dan sudah disetujui
antar pihak. Fase ini merupakan penutupan proses akuisisi bisnis. Selain itu, di
fase ini juga bisa meninjau kembali dengan membaca mengenai kesepakatan
yang terjadi.
4 Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. XX, No. XX, XXX XXXX

Perusahaan yang salah satunya tertarik dengan strategi akuisisi dengan tujuan
mengembangkan bisnisnya adalah PT Mitra Adiperkasa Indonesia Tbk dengan PT
Premiere Doughnut Indonesia. Meningkatnya permintaan barang mewah dengan merek
asing di Indonesia memang menguntungkan PT. Mitra Adi Perkasa Tbk. Karena hal ini,
PT. Mitra Adi Perkasa harus melakukann strategi bisnis yang tepat untuk selalu memenuhi
permintaan pasar serta mampu tumbuh dan berkembang bisnisnya. Pencapaian strategi
bisnis melibatkan pengambilan keputusan investasi, salah satunya adalah ekspansi
eksternal dalam bentuk akuisisi. PT Mitra Adi Perkasa Tbk. memegang hak waralaba
merek-merek kelas menengah atas, seperti Starbucks, Sogo, Marks & Spencer, Seibu,
Converse, Reebok dan Domino’s Pizza, yang bergerak di bidang Departement Store, food
and beverages, Fashion, Kids, Life style dan Sport. Sedangkan, PT Premiere Doughnut
Indonesia merupakan perusahaan yang memegang lisensi waralaba dari Krispy Kreme
Corporation. Perusahaan ini tentunya bergerak di bidang food and beverage. PT Mitra Adi
Perkasa melakukan akuisisi Krispy Kreme untuk entitas anak perusahaannya, yaitu PT
MAP Boga Adiperkasa Tbk. Anak perusahaan ini memiliki lebih dari 590 toko di 33 kota
di Indonesia dan mengoperasikan merek-merek terkenal seperti Burger King, Pizza
Marzano dan Starbucks.
Krispy Kreme Corporation adalah pemilik ritel internasional donat berkualitas
tinggi, termasuk donat Original Glazed® yang khas. 6 Oktober 2010, PT. Mitra Adi
Perkasa Tbk. dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki PT Premier Capital
Investment telah mengakuisisi 80.000 saham pemegang lisensi Krispy Kreme Premier
Donuts Indonesia senilai Rp 75 miliar dari PT Lumbung Nusantara dan PT Sumber Jawa.
PT Mitra Adi Perkasa melakukan akuisisi 79.999 saham, 1 lembar saham diakuisisi oleh
anak PT. Investasi Modal Utama, sebagai anak perusahaan. Akuisisi ini dinyatakan efektif
pada 4 November 2010 (www.kppu.com).
Dalam mengakuisisi PT Premiere Doughnut Indonesia, PT. Mitra Adi Perkasa
menjalankan proses negosiasi yang cukup panjang. Proses negosiasi dari pihak PT
Premiere Doughnut Indonesia maupun PT. Mitra Adi Perkasa menerapkan strategi
negosiasi bagi keinginan dan kebutuhan masing-masing pihak. Dari motif kerangka
tersebut, maka artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memahami dan menganalisis
bagaimana proses negosiasi antara PT Premiere Doughnut Indonesia dengan PT. Mitra Adi
Perkasa, serta strategi negosiasi dan taktik yang dilakukan selama proses negosiasi
tersebut.

METODE PENELITIAN

Sumber data yang digunakan penulis merupakan sumber data sekunder yang berarti
penulis tidak mendapat informasi langsung dari lapangan. Penelitian ini merupakan
penelitian studi literatur. Menurut Danial dan Warsiah (2009:80), Studi Literatur adalah
studi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan serangkaian buku dan jurnal
yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, dilakukan studi
mendalam mengenai strategi-strategi negosiasi yang dilakukan dalam akuisisi bisnis. Studi
literatur yang digunakan adalah penelitian-penelitian terdahulu, artikel, serta buku. Jenis
data yang digunakan juga data kualitatif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Kartiningsih (2015) bahwa studi literatur ini juga memiliki tujuan untuk mencari dasar
Farah Putri Azzahra, Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses
Akuisisi 5

penelitian yang tertuang pada landasan teori, kerangka berpikir, maupun hipotesis
penelitian.
Penelitian mengenai strategi negosiasi juga dilakukan dengan metode deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif sesuai pendapat Moch. Nazir (2003: 54), adalah: Cara
mengetahui status kelas dari kelompok orang saat ini, objek, rangkaian kondisi, sistem
berpikir, atau peristiwa. Sedangkan, metode penelitian yang didasarkan pada filosofi pasca
prinsip yang biasa digunakan untuk mempelajari keadaan benda-benda alam, dan peneliti
memandang situasi secara objektif. Berfungsi sebagai sarana sentral untuk menjelaskan
atau berdasarkan fakta yang terlihat. Dalam penelitian ini, menghasilkan penelitian akan
memberikan gambaran jelas mengenai negosiasi dalam akuisisi bisnis dan strategi-strategi
dalam negosiasi tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya penjelasan mengenai kepentingan dan


latar belakang kedua belah pihak dalam melakukan negosiasi bisnis. Pihak pertama yaitu
PT. Mitra Adi Perkasa Tbk dan pihak kedua PT Premiere Doughnut Indonesia. Dalam
negosiasi ini, pihak pertama ingin mengakuisisi pihak kedua. Hal ini dilakukan dengan
alasan berikut.
1. Kepentingan bersama
Negosiasi yang terjadi antara PT. Mitra Adi Perkasa Tbk dengan PT Premiere
Doughnut Indonesia memiliki latar belakang kepentingan bersama. Dimana PT.
Mitra Adi Perkasa Tbk merupakan perusahaan retail menengah keatas dengan
merek-merek internasional dan PT Premiere Doughnut Indonesia memegang
lisensi donat dari United States dengan merek dagang Krispy Kreme mengalami
penurunan pendapatan penjualan. Sehingga, sebagai perusahaan yang cukup
besar dan memiliki pengalaman serta anak perusahaan di industri makanan dan
minuman serta retail, khususnya restoran dan kafe, PT Mitra Adi Perkasa
melakukan penawaran kepada PT Premiere Doughnut Indonesia berupa akuisisi
saham.
2. Keuntungan bagi kedua belah pihak
Negosiasi ini juga menguntungkan kedua belah pihak, yaitu akuisisi saham PT
Premiere Doughnut Indonesia didasari oleh keyakinan PT Mitra Adi Perkasa
dalam mengoptimalkan potensi perusahaan dengan target mendapatkan
pertumbuhan pendapatan yang optimal melalui diversifikasi usaha dan sinergi.
Selain itu, PT Premiere Doughnut Indonesia tidak mengalami kerugian akibat
penurunan pendapatan penjualan.

Dalam proses negosiasi dalam akuisisi yang dilakukan oleh PT Mitra Adi Perkasa
kepada PT Premiere Doughnut Indonesia, dilakukan beberapa strategi negosiasi untuk
memastikan bahwa PT Mitra Adi Perkasa berhasil mendapatkan tawarannya, diantaranya:
1. Menumbuhkan kepercayaan
6 Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. XX, No. XX, XXX XXXX

PT Mitra Adi Perkasa merupakan perusahaan di industri retail dengan produk


berkelas dan merek di kalangan menengah ke atas, juga merek-merek
internasional. Serta memiliki tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan
penjualan retail terbesar di Indonesia. Maka, PT Mitra Adi Perkasa cukup
kredibel dalam mengelola perusahaan dengan lisensi internasional. Selain
bergerak dalam penjualan retail, PT Mitra Adi Perkasa juga memiliki anak
perusahaan lain yang bergerak di bidang kafe, department store, restoran, toko
buku, dan lainnya. Hal ini membuat PT Premiere Doughnut Indonesia cukup
mempercayai kredibilitas PT Mitra Adi Perkasa.

2. Memanfaatkan peluang yang tepat


Dalam negosiasi antara PT Mitra Adi Perkasa dan PT Premiere Doughnut
Indonesia merupakan peluang dan juga tantangan untuk PT Mitra Adi Perkasa.
Hal ini karena PT Mitra Adi Perkasa tidak memiliki banyak anak perusahaan di
bidang Food and Beverages, sehingga PT Premiere Doughnut Indonesia
merupakan peluang yang besar untuk PT Mitra Adi Perkasa memperluas pasar
di industri Food and Beverages. Selain itu, peluang ini juga membantu PT
Mitra Adi Perkasa untuk memiliki lisensi penjualan donat di Indonesia.
Sebelumnya, PT Mitra Adi Perkasa hanya memiliki lisensi restoran dan kafe.
Sehingga, PT Mitra Adi Perkasa berkesempatan untuk mendapatkan lisensi
penjualan donat.

3. Keuntungan bersama
PT Mitra Adi Perkasa dalam mengakuisisi PT Premiere Doughnut Indonesia
memiliki tujuan untuk mengoptimalkan potensi perusahaan yang bertujuan
untuk mengoptimalkan potensi perusahaan dengan target mendapatlan
pertumbuhan pendapatan yang optimal melalui diversifikasi usaha dan sinergi.
Hal ini membuat PT Premiere Doughnut Indonesia merasa diuntungkan,
mengingat PT Premiere Doughnut Indonesia mengalami penurunan pendapatan
penjualan selama 2 tahun terakhir. Selain itu, PT Mitra Adi Perkasa juga
memiliki anak perusahaan baru.

4. Menampilkan kesan familiar


PT Mitra Adi Perkasa sebelumnya sudah beberapa kali melakukan akuisisi
perusahaan, terutama dengan perusahaan yang memiliki lisensi internasional.
Sehingga, PT Mitra Adi Perkasa sudah cukup familiar untuk menangani hal ini.
Selain itu, PT Mitra Adi Perkasa juga memiliki anak perusahaan PT MAP Boga
Adiperkasa Tbk, yang artinya sudah memiliki fokus tersendiri di industri Food
and Beverages.

Proses akuisisi bisnis ini tentu memiliki manfaat bagi kedua pihak. Bagi pihak PT
Mitra Adi Perkasa, akuisisi PT Premiere Doughnut Indonesia memiliki manfaat:
Farah Putri Azzahra, Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses
Akuisisi 7

1. Lisensi penjualan donat di Indonesia bisa didapatkan oleh PT Mitra Adi


Perkasa. Selain itu, lisensi merek Krispy Kreme juga dimiliki oleh PT Mitra
Adi Perkasa. Hal ini membuat PT Mitra Adi Perkasa memiliki peningkatan
daya saing di pasar, karena merek Krispy Kreme merupakan merek dengan
basis di United States.
2. Melebarkan sayap di industri Food and Beverages. Mengingat bahwa PT Mitra
Adi Perkasa memiliki anak perusahaan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk, hal ini
membuat anak perusahaan tersebut memiliki lebih banyak merek dengan lisensi
internasional.
3. Akuisisi ini juga membuat PT Mitra Adiperkasa mendapatkan keuntungan lebih
banyak dengan memperoleh konsumen-konsumen baru. Walaupun perlu
mengatasi kerugian oleh PT Premiere Doughnut Indonesia, tetapi hanya dalam
beberapa bulan bisa menjadi keuntungan untuk PT Mitra Adi Perkasa

Di sisi lain, pihak PT Premiere Doughnut Indonesia mendapatkan manfaat yang


diperoleh, yaitu:
1. PT Premiere Doughnut Indonesia tidak perlu menanggung kerugian lagi.
Walaupun lisensinya sudah dimiliki oleh PT Mitra Adi Perkasa, PT Premiere
Doughnut Indonesia sudah tidak perlu menanggung kerugian dari 2008 hingga
2010.
2. Akuisisi seluruh saham PT Premiere Doughnut Indonesia senilai Rp75 miliar,
pemegang lisensi Krispy Kreme berbasis di AS, yang dilakukan oleh PT Mitra
Adiperkasa Tbk dinilai sangat menguntungkan PT Premiere Doughnut
Indonesia.
3. Berdasarkan riset, perolehan nilai Krispy Kreme dilakukan sebanyak 10 kali
lipat dari laba sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA),
sedangkan Mitra Adiperkasa diperdagangkan pada EBITDA 6 kali lipat.
Artinya, Krispy Kreme sangat diuntungkan.

SIMPULAN

Berdasarkan negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak, bisa disimpulkan


bahwa PT Mitra Adi Perkasa meningkatkan keunggulan daya saingnya dengan
mengakuisisi perusahaan lain. Dalam hal ini, perusahaan yang sedang mengalami
kerugian, yaitu PT Premiere Doughnut Indonesia. Negosiasi ini memiliki latar belakang
bahwa PT Mitra Adi Perkasa ingin mengoptimalkan potensi perusahaan dengan target
mendapatlan pertumbuhan pendapatan yang optimal melalui diversifikasi usaha dan
sinergi, sedangkan PT Premiere Doughnut Indonesia memiliki latar belakang kerugian
yang ditanggung beberapa tahun terakhir. Sehingga, negosiasi ini didasarkan oleh
kepentingan bersama kedua belah pihak.
Pada dasarnya, kesepakatan antara perusahaan PT Mitra Adi Perkasa dan PT
Premiere Doughnut Indonesia masuk akal dari perspektif strategis, mengingat bahwa PT
Mitra Adi Perkasa merupakan perusahaan ritel dengan produk-produk yang berkualitas,
8 Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. XX, No. XX, XXX XXXX

serta merek-merek internasional. PT Mitra Adi Perkasa memiliki banyak anak


perusahaan, terutama pada industri fashion, seperti Zara, Marks & Spencer, Lacoste,
Converse, Reebok, dan sebagainya. Selain itu, PT Mitra Adi Perkasa juga memiliki anak
perusahaan, yaitu PT. MAP Boga Adiperkasa Tbk, yang akan mengelola Krispy Kreme.
PT. MAP Boga Adiperkasa Tbk sebelumnya sudah memiliki beberapa perusahaan
dengan lisensi internasional, seperti Starbucks, Burger King, serta Domino’s Pizza. Hal
ini merupakan langkah strategis yang cukup baik.
Dalam negosiasi ini, nilai dari Krispy Kreme merupakan fokus utama dari tawar
menawar yang dilakukan. Krispy Kreme memiliki produk doughnut berkualitas premium
termasuk produk signature Original Glazed® doughnut. Krispy Kreme merupakan
pemilik dari retail internasional tersebut. Meskipun dalam mengakuisisi saham dan PT
Premiere Doughnut Indonesia senilai Rp75 miliar, PT Mitra Adi Perkasa mendapatkan
lisensi Krispy Kreme. Perolehan nilai Krispy Kreme dilakukan sebanyak 10 kali lipat
dari laba sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA). Selain itu,
negosiasi ini juga fokus pada kerugian yang dialami oleh dan PT Premiere Doughnut
Indonesia yang harus diatur kembali oleh PT Mitra Adi Perkasa. Dapat dikatakan bahwa
kedua belah pihak menang dalam negosiasi ini, atau biasa disebut win-win.

REFERENSI

Akuisisi Perusahaan Uber oleh Grab di Indonesia2019Repository Universitas Jember


An analysis of value destruction in AT&T's acquisition of NCR1995Journal of Financial
Economics
ANALISIS KEBERHASILAN STRATEGI AKUISISI OLEH PT ELANG MAHKOTA
TEKNOLOGI TBK2016JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN
Analisis Kinerja Keuangan PT. Mitra Adi Perkasa Sebelum dan Sesudah2016Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB
Farlianto2014AKUISISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN
PERUSAHAANJurnal Ilmu Manajemen
Merger dan akuisisi sebagai suatu keputusan stratejik2003Jurnal akuntansi dan keuangan
MERGER DAN AKUISISI: SEBUAH PERKAWINAN PARADOKSAL2001Jurnal Siasat
Bisnis
MERGER DAN AKUISISI; Berbasai Permasalahan dan Kemungkinan
Penyalahsunaannya1997Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia
MERGERS, ACQUISITIONS, AND OTHER RESTRUCTURING
ACTIVITIES2018USCandice Janco
Negotiation Excellence: Successful Deal Making2011USWorld Scientific Publishing Co
Negotiation McGraw-Hill international edition2015USMcGraw-Hill Education
PENILAIAN EKUITAS PADA RENCANA AKUISISI PT LINK NET TBK OLEH PT
MNC VISION NETWORKS2021Jurnal Pajak dan Keuangan Negara
PROSES NEGOSIASI DALAM KERJASAMA PT. ARINA MULTIKARYA DENGAN PT.
RAMA INDONESIA2015
PROSPEK CERAH DI BALIK STRATEGI EKSPANSI MEREK ALA MAPI2021
Farah Putri Azzahra, Analisis Strategi Negosiasi dalam Proses
Akuisisi 9

SIMULASI STRATEGI AKUISISI BANK DI INDONESIA (AKUSISI BANK MANDIRI


TERHADAP BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL)2015Journal
Perbanas
STRATEGI NEGOSIASI BISNIS JACK ADVERTISING DENGAN KLIEN2013

Anda mungkin juga menyukai