METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN KAJIAN POTENSI PEMANFAATAN WILAYAH TERTENTU
DI PROVINSI BANTEN
A. PENDAHULUAN
Provinsi Banten berada pada posisi strategis, memiliki garis pantai sepanjang ± 519 KM
terbentang dari Pantai Utara Laut Jawa berbatasan dengan DKI Jakarta sampai dengan Perairan
Pantai Selatan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dan terhubung langsung dengan
Samudra Hindia dan Laut Jawa. Secara singkat nilai strategis itu antara lain:
1. Berada pada Selat Sunda yang memiliki akses langsung terhadap Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) I yang merupakan jalur utama pelayaran internasional;
2. Ditetapkannya pemisahan alur laut atau Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda yang
dilintasi oleh kapal domestik dan internasional;
3. Lokasi penyeberangan Jawa-Sumatera;
4. Pusat Industri Baja dan Industri Skala Nasional dan Internasional;
5. Kawasan Suaka Alam Taman Nasional Ujung Kulon;
6. Tempat landing point sambungan kabel komunikasi bawah laut, pipa bawah laut dan lain
Sebagainya;
7. Terdapat Pelabuhan Umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri dan Terminal Khusus.
Posisi strategis Provinsi Banten secara otomatis memberikan banyak potensi sumber daya alam
di laut yang bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat Banten khususnya dan masa depan bangsa serta pembangunan
nasional.
Berdasarkan Pasal 27, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Daerah Provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dari garis pantai
sampai dengan 12 (dua belas) mil laut ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan
yang ada di wilayahnya. Kewenangan pengelolaan sumber daya alam di laut tersebut meliputi:
a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut diluar minyak dan gas
bumi;
b. Pengaturan administratif (perizinan, kelaikan, dan keselamatan pelayaran);
c. Pengaturan tata ruang;
d. ikut serta dalam memelihara keamanan di laut;
e. ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan.
The Boulevard Office & Apartment Lt.9 Unit B1. Jl. Fachrudin Raya No.5 Kampung Bali,
Tanah abang Jakarta Pusat DKI Jakarta
PT. Invelco Nusantara Jaya
Namun dari sisi penggunaan ruang permukaan perairan khususnya untuk mengelola komponen
tranportasi laut di perairan sampai dengan 12 (dua belas) mil laut diperlukan suatu strategi khusus
yang dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah, dengan pemahaman bahwa:
1. Daerah Provinsi yang memiliki wilayah laut diberi kewenangan mengelola wilayah laut paling
jauh 12 mil dari garis pantai untuk segala kegiatan kecuali MIGAS;
2. Daerah Provinsi mengatur tata ruang dan administratif atas pengelolaan wilayah laut.
Untuk itu diperlukan pengaturan dan cara memanfaatan ruang perairan sampai dengan 12
(dua belas) mil laut yang bukan kewenangan dari Kementerian Perhubungan (diluar Unit
Pelaksana Teknis/UPT Kementerian, pelabuhan yang diusahakan yang telah memiliki
penetapan atas DLKR/DLKP). Pemerintah Daerah dalam hal ini Provinsi Banten berupaya
melakukan pengaturan wilayah-wilayah perairan diluar itu.
The Boulevard Office & Apartment Lt.9 Unit B1. Jl. Fachrudin Raya No.5 Kampung Bali,
Tanah abang Jakarta Pusat DKI Jakarta
PT. Invelco Nusantara Jaya
C. DOKUMENTASI
Data-data yang akan disampaikan adalah data-data yang diperoleh konsultan dari sumber-
sumber informasi baik instasi pemerintah baik Nasional maupun instasi Internasional yang terkait
seperti aturan IMO dan IALA yang berlaku yang diambil secara akurat, terpercaya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Hasil akhir yang akan disampaikan berupa laporan pendahuluan, laporan draft akhir dan laporan
akhir yang akan diselesaikan dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalendar sejak dikeluarkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
The Boulevard Office & Apartment Lt.9 Unit B1. Jl. Fachrudin Raya No.5 Kampung Bali,
Tanah abang Jakarta Pusat DKI Jakarta