Farmasetika Suspensi
Farmasetika Suspensi
FARMASETIKA DASAR
www.stikestelogorejo.ac.id
JENIS - JENIS SUSPENSI
1. Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung
partikel dapat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral Suspensi jadi
dan suspense rekonstitusi (suspensi kering)
www.stikestelogorejo.ac.id
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair
mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk diteteskan telinga bagian luar.
www.stikestelogorejo.ac.id
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa
suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam
larutan spinal.
www.stikestelogorejo.ac.id
CONTOH GAMBAR SEDIAAN SUSPENSI
SUSPENSI
www.stikestelogorejo.ac.id
Suspensi untuk Injeksi
Suspensi oral
www.stikestelogorejo.ac.id
SYARAT SEDIAAN SUSPENSI
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena
ataupun intratekal.
2. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
3. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali.
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat.
5. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap.
6. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspensi.
7. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
www.stikestelogorejo.ac.id
KEUNTUNGAN SEDIAAN SUSPENSI
www.stikestelogorejo.ac.id
KERUGIAN SEDIAAN SUSPENSI
• memiliki kestabilan yang rendah.
• jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi
kembali, sehingga homogenisitasnya menjadi buruk.
• aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit
untuk dituang.
• ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan
larutan.
• suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum
digunakan.
• pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan
sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi
perubahan temperatur pada tempat penyimpanan.
www.stikestelogorejo.ac.id
Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi
1. Ukuran Partikel
Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya. (dalam volume yang sama) .
Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan
keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel
untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
www.stikestelogorejo.ac.id
2. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya
makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ”
STOKES”
www.stikestelogorejo.ac.id
4. Sifat / Muatan Partikel
www.stikestelogorejo.ac.id
SUSPENDING AGENT (BAHAN PENSUSPENSI)
www.stikestelogorejo.ac.id
2. Bahan pensuspensi sintetis
•Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah : metil selulosa
(methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi
metil selulosa (HMC).
www.stikestelogorejo.ac.id
Bahan pengawet SUSPENSI :
a. Nipasol
b. Nipagin
c. garam kompleks dari merkuri.
18
www.stikestelogorejo.ac.id
METODE PEMBUATAN SUSPENSI
Suspensi dapat dibuat secara :
• Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah
terbentuk kemudian baru diencerkan Untuk menurunkan tegangan antar muka
antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah
atau wetting agent. Zat pembasah yang digunakan antara lain : alkohol, gliserin,
sorbitol, dan cairan higroskopis lainnya.
www.stikestelogorejo.ac.id
• Metode praesipitasi
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam
pelarut organik yang hendak dicampur dengan air.
Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan
larutan pensuspensi dalam air. Sehingga akan terjadi
endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol,
dan polietilenglikol.
20
www.stikestelogorejo.ac.id
SIFAT – SIFAT PARTIKEL FLOKULASI & DEFLOKULASI
SIFAT-SIFAT PARTIKEL
a. Flokulasi
Partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat
mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi
“cake” dan mudah didispersikan Kembali.
b. Deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya
membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi dan
akhirnya terbentuk “cake” yang keras dan sukar
terdispersikan Kembali.
www.stikestelogorejo.ac.id
Perbedaan Sifat partikel flokulasi dan deflokulasi
flokulasi deflokulasi
1.Partikel merupakan agregat yang bebas 1.Partikel suspensi dalam keadaan
terpisah satu dengan yang lain
2.Sedimentasi terjadi cepat, partikel 2.Sedimen yang terjadi lambat, masing2
mengendap sebagai flok yaitu kumpulan partikel terpisah dan ukuran partikel
partikel adalah minimal
3.Sedimentasi terbentuk cepat 3.Sedimen yang terbentuk lambat
4.Sedimen dalam keadaaan terbungkus 4.Sedimen akan membentuk cake yang
dan bebas tidak membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula
5.Tampilan suspensi kurang 5.Tampilan suspensi
menyenangkan sebab sedimentasi terjadi menyenangkan(bagus)karena zat
cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan pensuspensi dalam waktu relatif
yang jernih dan nyata lama.terlihat bahwa ada endapan cairan
atas berkabut
www.stikestelogorejo.ac.id
PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI
1. Volume sedimentasi
Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume
mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.
2. Derajat flokulasi
Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu)
terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).
www.stikestelogorejo.ac.id
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas,
membantu menemukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle
dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
www.stikestelogorejo.ac.id
WADAH, LABEL, DAN PENYIMPANAN
SEDIAAN SUSPENSI
www.stikestelogorejo.ac.id
SEMOGA BERMANFAAT…
&
SEMANGAT UNTUK TERUS BELAJAR….
26
www.stikestelogorejo.ac.id
Baca kembali untuk dimengerti
&
buat 3 pertanyaan tipe pilihan
ganda a-e
27
www.stikestelogorejo.ac.id