NAMA :
BAB I
PENDAHULUAN
Iman adalah suatu bentuk yang abstrak dalam kerohanian, sehingga ada
kemungkinan pandangan yang berbeda akan hal abstrak dengan hal yang kongkrit.
Karena iman itu bentuk abstrak, maka kemungkinan ada hambatan atau lebih sulit
untuk melihat atau mengetahui apakah seseorang beriman atau tidak beriman. Pada
orang-orang yang sedang belajar tentang firman Tuhan, secara umum sukar untuk
menentukan apakah orang itu sudah beriman atau belum beriman. Artinya, belum
tentu orang yang sering membaca firman Tuhan atau yang rajin beribadah memiliki
iman pada dirinya. Karena mungkin saja orang itu sering membaca Alkitab atau
rajin ke gereja, tetapi dia belum beriman. Ia hanya sekadar membaca atau
mengetahui seperti mengetahui pelajaran pengetahuan pada umumnya. Tetapi
sebaliknya orang yang beriman pasti rajin membaca firman Tuhan, Oleh sebab itu,
iman adalah hal rohani (yang abstrak), maka sangat mungkin seorang meyakini
bahwa dirinya memiliki hal iman, walaupun sebenarnya ia belum beriman dalam
dirinya. Kondisi ini sangat mungkin terjadi, tetapi sedapatnya harus dihindari.
Imanlah dasar keselamatan umat Kristen, yaitu iman yang ada dalam diri
orang yang percaya kepada Tuhan. Sehingga pengajaran tentang iman Kristen
sangatlah penting diberikan kepada remaja Kristen, seperti kepada keseluruhan
umat Kristen. Remaja Kristen adalah calon jemaat Kristen pada masa berikutnya,
sehingga remaja Kristen sangat membutuhkan iman melalui proses pembelajaran
iman Kristen. Imanlah dasar remaja Kristen untuk berhubungan dengan Allah.
Tetapi remaja Kristen sebagai orang yang masih muda sangat berpeluang untuk
tertarik kepada kehidupan dunia hingga mereka menjadi melupakan iman.
Bukti kemerosotan iman remaja dapat dilihat dari beberapa data penelitian
berikut. Contoh kecil yang mudah diperiksa di internet bahwa 22,6% remaja di
Jakarta telah melakukan sex bebas (Sp.Og, 2007) Sebanyak 63% remaja sudah
pernah melakukan hubungan sex dengan kekasih atau orang sewaan (survey Komisi
Perlindungan Anak Indonesia dan Kemenkes, 2013). Sebanyak 33% remaja usia
18-20 telah melakukan hubungan sexual (surveu Durex Reckitt Benckiser RB
Indonesia, di 5 kota besar: Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Yogyakarta,
1500 responden: warta. Tribunnews.com, 2019).
ada keimanan sama sekali). Faktor lain seperti kurangnya perhatian orangtua, rasa
ingin tahu, tontonan yang tidak mendidik, internet dan sebagainya datang menyusul
atau secara bersamaan.
Menurut (kuyper, 2014) “Dalam iman Kristen, berpusat dengan otoritas serta
kebebasan merupakan ada dua hal yang berjalan bersama berdasarkan prinsip yang
teguh bahwa segala sesuatu yang ada dalam ciptaan nya harus lah tunduk dan takut
kepada Tuhan, karena iman Kristen yang telah mengajarkan bahwa kehidupan di
dunia ini telah banyak berbuat dosa.
Mengenai iman dan pengajarannya itu tidak boleh berhenti. Iman harus
diajarkan terhadap remaja, orang tua juga wajib mengajarkan iman terhadap
kalangan remaja dan anak-anak, setiap hari, setiap menit, setiap waktu, supaya anak
remaja tidak lupa hal mendasar iman. Iman dan pengajaran iman Kristen harus
melekat pada remaja Kristen. Dan setelah hal iman diajarkan kepada anak remaja
Kristen, sesudah itu atau secara bersamaan remaja Kristen harus mempraktekan
iman itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika pengajaran iman adalahsangat penting
bagi semua jemaat Kristen, maka terhadap kalangan remaja, adalahsangat strategis,
sampai mereka betul-betul beriman atau siap untuk beriman ketika mereka
memasuki usia dewasa.
Belajar mengenai iman, cenderung terlihat bukan sebagai hal yang menarik
bagi remaja zaman sekarang. Dalam pada itu, ketika persoalan pelajaran iman
kurang diminati remaja, di sisi lain pengajaran tentang imanpun dapat dirasakan
semakin jarang dibagikan bagi orang tua kepada anak-anak mereka di rumah.
Pengajaran iman di dalam gerejapun dirasa belum cukup atau sangat sedikit,
sehingga kesempatan remaja untuk belajar tentang iman benar-benar semakin
sedikit. Hal ini disebabkan ketika remaja sudah selesai belajar sidi (naik sidi), dapat
dikatakan hampir tidak ada periode belajar lanjutan selain daripada khotbah yang
didengar setiap minggunya. Hal sedemikian ini terjadi di berbagai gereja. Dengan
mendengar khotbah saja tanpa pengajaran adalah kurang mengerti atau bisa
menimbulkan iman buta dan atau kemerosotan iman.
Sementara untuk anak-anak pada usia 6-12 tahun, pada mereka sangat perlu
pemberian atau mencontohkan hal-hal atau tindakan yang baik dari orang tua atau
oleh orang dewasa yang terdekat. Misalnya orang tua mengajarkan kepada anaknya
kejujuran dan kebaikan yaitu terhadap anak yang berusia 6-12 Tahun, sehingga
Anak pada usia 6-12 tahun belumlah bisa mengetahui dengan baiktentang iman.
sehingga pada usia itu orang tua harus menjamin bahwa mereka masuk ke Sekolah
Minggu. Kelak setelah mereka remaja yaitu berumur 12-21 tahun bagi wanita dan
13-22 tahun bagi pria, pelajaran kekristenan seperti iman telah dapat mereka
pelajari dan hayati dengan baik.
Pengajaran iman Kristen sangat penting dibahas dan dibicarakan setiap saat
baik dalam kondisi apapun. Gereja harus siap melakukan pengajaran dan
pembinaan iman senantiasa. Dimana untuk setiap hari minggu, khotbah yang
dibawakan oleh Pendeta belum bisa dianggap cukup, tetapi harus ditambahkan
dengan pengajaran iman di gereja atau di luar gereja (persekutuan, penelaahan
Alkitab). Di dalam pengajaran iman terutama yang di luar gereja, dapat digunakan
juga sebagai kesempatan untuk bersaksi oleh remaja Kristen. Kesaksian iman itu
sendiri adalah kesempatan remaja Kristen untuk menyampaikan pengalaman
hidupnya bersama-sama dengan Allah. Untuk kesaksian iman, semua orang harus
mendapatkan giliran atau kesempatan untuk menjelaskan tentang hidup beriman,
supaya setiap orang dapat merasakan serta mendorong pertumbuhan iman masing-
masing.
(remaja) yang kurang tertarik kepada hal-hal iman? Semuanya mungkin terjadi dan
masih perlu untuk dikaji oleh penelitian. Apakah karena gereja takut dijauhi oleh
jemaat-jemaatnya karena berterus terang tentang iman, kemungkinannya masih
perlu digali. Namun sebagai remaja, gereja perlu memberikan pendalaman Alkitab
(PA) sebagai dasar hidup komunitas gereja dan persekutuan orang-orang Kudus.
Iman sangat dekat dengan firman Allah, sebab iman datang dari firman Allah
(Ibrani 11:1). Firman Allahpun memiliki kondisi yang sama dengan iman dalam
kehidupan remaja Kristen, tidak banyak dibicarakan, atau masih sangat kurang.
Remaja Kristen terkesan seperti kehilangan minat untuk mendengar, mengkaji dan
mengerti firman Allah. Padahal dari sanalah iman berasal. Dalam praktik sehari-
hari firman Tuhan sering tidak dimasukkan menjadi agenda percakapan penting
dalam kehidupan. Pengakuan percaya kepada Tuhan yang didorong oleh Roh Allah,
harus sejalan dengan pengakuan bahwa seseorang beriman. Itu artinya orang
beriman harus dekat dengan sumber iman itu sendiri (firman Allah).
penyebab terdapat dalam diri remaja memiliki sendiri, maupun faktor di luar
dirinya, seperti keluarga, orang tua, teman sebaya, gereja atau lingkungan. Dari sisi
faktor eksternal, faktor orang tua menjadi sangat utama, yaitu bagaimana orang tua
untuk menjalankan tugas peran sebagai orang tua dalam keluarga. Pendidikan
keluarga adalah segala upaya dalam keluarga untuk mendidik para anak-anaknya
untuk membentuk yang lebih baik dalam bentuk kehidupan. Pendidikan keluarga
ini akan banyak tergantung kepada orang tua (ayah) sebagai kepala rumah tangga
dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Kebanyakan orang tua sekarang sibuk dengan
pekerjaan sendiri dan urusan yang lainnya, hingga tidak memiliki waktu sebagai
orang tua untuk mengajar atau mendidik anak di rumah. Orang tua sangat
dianjurkan mendidik anak sejak dini dan remaja sangat membutuhkan pengajaran
iman atau mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Perihal tersebut
disebabkan sukar oleh orang tua untuk mengarahkan iman kepada anak yang telah
dewasa, karena orang berusia dewasa sudah bisa memilah dengan sendiri. Jika
pendidikan keluarga tidak berjalan dengan baik sejak dini maka kemungkinan besar
anak dapat melawan kepada orang tua atau tidak mau menuruti perintah orang
tuanya. Menurut Alkitab, setiap anak yang menyimpang dari jalan kebenaran-Nya,
orang tua harus memukul anak dengan rotan, supaya anak itu tidak mengulangi
kesalahannya tetapi anak menjadi tetap di jalan kebenaran. (Amsal 23:14 & Amsal
8:20).
Secara umum, iman adalah bahwa iman suatu dasar keselamatan bagi umat
yang percaya kepada Tuhan, karena Imanlah syarat masuk kerajaan sorga, tanpa
memiliki iman seseorang tidak mungkin berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6).
Dalam imanlah manusia bisa berhubungan dengan Tuhan, dan membangun
hubungan yang inti kepada Tuhan dengan kuat (Roma 10:17). Karena Iman juga
yang mendasarkan kita percaya kepada Tuhan, tanpa iman tidak ada pengertian
percaya kepada Tuhan, secara lebih khusus iman itu adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dann bukti tidak kita lihat. (Ibrani 11:1).
Pada zaman saat ini tidak banyak orang tua yang memberikan pengajaran
iman kepada anak-anaknya, akan tetapi tidak sedikit juga anak-anak yang
Jika seorang ayah yang berstatus sebagai perokok aktif mengingatkan anak
untuk tidak merokok, maka sukar bagi anak untuk tidak merokok. Orang tua
merupakan contoh utama bagi anak. Sama halnya dengan pengajaran iman. Orang
tua yang tidak memiliki iman yang diberikan oleh Kristus, ia akan mengajarkan
iman yang bukan sesuai dengan firman Tuhan. Sering kali terlihat seperti iman yang
benar, padahal ia memberikan pengajaran iman yang datang dari dirinya sendiri.
1. Adakah pengaruh peran orang tua dalam keluarga terhadap pertumbuhan iman
remaja Kristen?
2. Seberapa besar pengaruh peran orang tua terhadap pertumbuhan iman remaja
Kristen Jabodetabek?
3. Apasaja metode/cara pembinaan remaja Kristen yang dilakukan oleh orang tua
dalam keluarga Kristen?
6. Sejauh mana orang tua berperan dalam pengajaran iman dalam keluarga
terhadap anak remaja?
3. Apakah ada pengaruh peran orang tua dalam keluarga terhadap pertumbuhan
iman remaja Kristen di wilayah Jabodetabek?
Dari pembatasan masalah diatas, maka peneliti masalah penelitian ini sebagai
berikut :
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peran orang tua dalam keluarga
terhadap pertumbuhan iman remaja Kristen di wilayah Jabodetabek?
Adapun manfaat yang dapat disumbangkan oleh penelitian ini terhadap para
pemangku pendidikan dapat dilihat dari sisi teoritis dan sisi praktis, seperti
dituliskan berikut ini.
a. Manfaat teoritis
1. Memberikan gagasan, konsep atau teori tentang peran orang tua dalam
pendidikan kekristenan, serta konsep atau teori pertumbuhan iman remaja
Kristen
b. Manfaat praktis
2. Sebagai pertimbangan bagi gereja, orang tua dan guru-guru Kristen dalam
mengajar iman Kristen bagi anak remaja Kristen.