Anda di halaman 1dari 40

RINGKASAN MATERI

“MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK”

DISUSUN OLEH:

NAMA : NADIA JAFAR

NIM : 21144010029

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN TERNATE

2022-2023
MATERI 1

Konsep Dasar Keperawatan Anak

A. Paradigma keperawatan anak


Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat
komponen, diantaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan
lingkungan yang dapat digambarkan berikut ini:
a) Manusia (Anak)
anak yang diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 tahun
dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan
fisik, psikologis, sosial dan spiritual
b) Sehat-sakit.
Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan
pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada
dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat,
sakit, sakit kronis dan meninggal.
c) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal
yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.
d) Keperawatan.
Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak bertujuan
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan
melibatkan keluarga.

B. Prinsip keperawatan anak


a) Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik
b) Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
tahap perkembangannya.
c) Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus
generasi bangsa.

C. Peran perawat anak


a) Sebagai edukator
b) Sebagai konselor
c) Sebagai koordinator dan kolaborator
d) Sebagai pembuat keputusan etik
e) Sebagai peneliti
MATERI 2

Family Centered Care (FCC)

A. Pengertian

Family centered care didefinisikan oleh Association for the care Of children's
Health (ACCH) sebagai filosofi dimana pemberian Perawatan mementingkan dan
melibatkan peran penting dan keluarga, dukungan keluarga akan membangun
kekuatan, membantu untuk mem. buat sesuatu pilihan yang terbaik, dan
meningkatkan pola normal yang ada didalam kesehariannya selama anak sakit dan
menjalani penyembuhan.

B. Tujuan FCC

Tujuan penerapan Foc dalam perawatan anak, menurut Bunner and suddarth
(06- adalah memberikan kesempatan bagi orang tua untuk merawat anak mereka
selama proser hospitalisan dgn Pengawasan dan perawat sesuai dgn aturan yg
berlaku.

C. Prinsip FCC

Menurut pofter dan perry (2007).

1) Martabat kehormatan

2) Berbagi Informasi.

3) Partisipasi.

4) Kolaborasi

D. Kebijakan terkait FCC

1) pengetahuan Jadwal untuk anak.

2) fasilitas kemandirian anak.

3) Berikan Pemahaman / informasi.

4) Mempertahankan sosialisasi

5) fasilitas
MATERI 3

ATRAUMATIC CARE

A. Pengertian

Atraumatic Care adalah kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan


yang terapeutik oleh individu melalui pelaksananaan intervensi keperawatan
untuk membatasi/ mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap
anak dan keluarga di tatanan pelayanan kesehatan sangatlah diperlukan.

B. Tujuan Atraumatic Care

Tujuan utama perawatan atraumatik adalah do no harm, jangan melukai, yang


memberikan kerangka kerja untuk mencapaitujuan ini adalah dengan mencegah
atau meminimalkan pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan
pengendalian perasaan dan mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada
tubuh

C. Prinsip Atraumatic Care


1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak.
3) Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
4) Tidak melakukan kekerasan pada anak.
5) Modifikasi /ingkungan
MATERI 4

Sistem Perlindungan Anak Di Indonesia

A. Pengertian

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungan


anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindunqan dari kekerasan dan diskriminasi.

B. Hak-hak Anak

Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan
dipenuhi orang tua, keluarga dan masyarakat, pemerintah dan negara. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, hak-hak anak
meliputi:

a) Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai


harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
b) Identitas diri sejak kelahirannya.
c) Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai
tingkat kecerdasannyadan usianyadalam bimbingan orang tua.
d) Untuk mengetahui orang tuannya, dibesarkan dan diasuh orang tuanya
sendiri bila karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh
dan kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut
berhak diasuhatau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang
lain sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang berlaku.

C. Jenis perlindungan anak khusus

a. Anak dalam situasi darurat.

b. Anak yang berhadapan dengan hukum.

c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.

d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual,

e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika


dan zat adiktif lainnya.
MATERI 5

Konsep Bermain Pada Anak

A. Pengertian

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial


dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain
anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan
apa yang dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2009)

B. Fungsi Bermain
a) Membantu perkembangan sensorik dan motoric
b) Membantu perkembangan kognitif
c) Meningkatkan sosialisasi ana
d) Meningkatkan kreatifitas
e) Meningkatkan kesadaran diri

C. Tahap yang mempengaruhi Aktivitas Bermain


a) Tahap tumbuh kembang anak
b) Status kesehatan
c) Intelegensi
d) Jenis kelamin
e) Status sosial ekonomi
f) Lingkungan
g) Peralatan bermain.

D. Klasifikasi Bermain
1) Berdasarkan isi Permainan:
a) Bermain afektif sonal (social affective play).
Hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang
lain
b) Bermain bersenang-senang (sense of pleasure Play).
Menggunakan alat yangg menimbulkan rasa senang pada anak. Mis: pasir,
gunung-gunungan.
c) Skill play
Meningkatkan keterampilan anak (motorik kasar & halus) Mis: Terampil
naik sepeda.
d) Games.
Menggunakan alat tertentu dengan menggunakan skor
e) Unoccupted behavior.
Tidak memainkan alat permainan tertentu, situasi atau objek yang ada
disekelilingnya yang digunakan sebagai alat mainan.
f) Dramatic play.
Memainkan peran sbg orang lain melalui permainannya.

2) Berdasarkan karakteristik sosial:


1. On locker play.
Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif
untuk ikut bermain.
2. Salitary play.
Berada dalam kelompok tetapi anak bermain sendiri dengan alat
permainan yang berbeda dan yang lain.
3. Parallel play.
Alat permainan yang sama tetapi tidak terjadi kontak satu sama lain
4. Associative play
Terjadi komunikasi antara satu dengan yang lain tapi tidak terorganisir
5. Cooperative play
Permainan yang sudah terorganisir atau sudah ada tujuan dan pemimpin.
MATERI 6

Komunikasi Pada Anak

A. Teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien anak.

1. Teknik verbal
a) Pesan “saya”
Pergunakanlah silah "saya" dan hindari penggunaan kata "anda” atau
“kamu” Penggunaan kata "anda” memberikan kesan menghakimi klien
b) Teknik orang ketiga
Teknik mi biasanya dipakai untuk klien usia infant dan toddler. Perawat
dapat menggunakan orang terdekat seperti ayah atau lau Sebagat
fasilitator dalam berkomunikasi
c) Respon fasilitatif.
Gunakan teknik mendengar dgn perhatian, empati dan cerminkan
kembali pada pasien perasaan dan isi pernyataan yang mureka
ungkapkan.
d) Bercerita.
Gunakan bahasa yang mudah dipahami anak dapat masuk ke dalam area
berpikir mereka dan menembus batasan kesadaran atau rasa takut anak
e) Biblioterapi⋅
Perawat dapat menggunakan buku/majalah untuk membantu anak
mengekspresikan perasaan, dgn menceritakan isi buku/majalah yg
sesuai dgn pesan yg akan disampaikan kpd anak.
f) Dreams (mimpi)
Dorong anak untuk menceritakan tentang mimpi atau mimpi buruk yg
dialaminya selama dirawat di Rs.

2. Teknik Non Verbal


1) Menulis.
2) Menggambar
3) Magic/sulap.
4) Bermain

3. Strategi komunikasi Berdasarkan Tingkat perkembangan usia.


1) Tahap usia bayi infancy.
adalah teknik komunikasi non verbal misalnya sentuhan, Senyuman,
mendekap. dan menggendong.
2) Tahap usia dini toddler dan prasekolah.
Pada tahap ini anak sudah mampu menguasai antara 200-900 kata.
Oleh karena itu perawat dpt lebih banyak menggunakan teknik verbal
lebih banyak daripada tahapan usia sebelumnya.
3) Tahapan usia sekolah.
Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakannya akan
mengancam keutuhan tubuhnya.
4) Tahap usia remaja.
komunikasi yang dapat dilakukan pada usia mi adalah berdiskusi atau
curah pendapat pada teman sebaya atau orang dewasa yang ia percaya,
termasuk perawat yang bersedia menemani dan mendengarkan
keluhannya.

4. Faktor-faktor yang mumpengaruhi komunikasi dengan anak.


1) Pendidikan.
2) pengetahuan.
3) sikap
4) Usia sekolah dan tahapan tumbuh kembang
5) Status kesehatan
6) Budaya
MATERI 7

Konsep Dasar Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak

A. Pengertian

Whaley dan Wong (2009). mengemukakan pertumbuhan sebagai peningkatan


ukuran dan jumlah sel serta jaringan intrareuler, berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur fubuh sebagian atau keselurhan, sehingga dpt diukur dgn
satuan panjang dan berat, sedangkan Perkembangan menitikberatkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yg paling rendah ke tingkat
yg paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan pembelajaran.

B. Ciri-ciri pertumbuhan
a) perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dewasa.
dan Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-cin baru.
b) kecepatan pertumbuhan tidak teratur.

C. Ciri-ciri perkembangan
Ciri-ciri perkembangan yaitu:
a) menimbulkan perubahan.
b) pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya.
c) pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yg berbeda
d) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
e) perkembangan memiliki tahap yg berurutan

D. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan


a) Aspek Pertumbuhan.
dilakukan pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan,
tinggi badan (pamang badan), lingkar kepala.
b) Aspek perkembangan.

1) Motonk kasar
2) Motorik halus

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.


1) Faktor internal, terdiri dari ras/etnik, keluarga, umur, jenis kelamin,
genetik,dan kelainan kromosom
2) Faktor eksternal, terdiri dari faktor prenatal, persalinan, dan pasca
persalinan.

MATERI 8

Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan

A. Pengertian

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan atau disebut KPSP merupakan suatu


daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan
perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 72 bulan. Bagi setiap
golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.
(Kemenkes RI, 2016).

B. Tujuan

Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

C. Jadwal skrining

Jadwal Skrining Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah: setiap 3


bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24-72 tahun (umur
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan dianjurkan
untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya.

D. Alat/instrument yang digunakan


a) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak
umur 3-72 bulan.
b) Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.

E. Cara menggunakan
a) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
b) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh:
bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
c) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
d) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab
oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi makan kue sendiri?" dan
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi
pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk"
e) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya
f) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
g) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab.

F. Interpretasi hasil

Jumlah jawaban Ya" 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahaf
perkembangannya (S). Jumlah jawaban „Ya" = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M). Jumlah jawaban.Ya" = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P). Untuk jawaban Tidak perlu dirinci jumlah jawaban Tidak"
menurut keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

G. Manfaat skrining
a) Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat
mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah nantinya;
b) Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak
dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tersebut;
c) Pada awal kehidupan, plastisitas otak anak tinggi, sehingga merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan intervensi;
d) Deteksi dini dapat mencegah masalah sekunder yang mungkin terjadi,
seperti masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri..
MATERI 9

Development Screening Test (DDST)

A. Pengertian

Menurut Soetjiningsih (2012). DOST adalah salah satu dari metode


Skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes Ini bukanlah tes
diagnostik/tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yg diperlukan untuk
metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20m) dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.

B. Kegunaan DOST.

1) Menilai perkembangan anak sesuai dgn umurnya.

2) Memantau anak yang tampak sehat dari umur o tahun-6 thn.

3) Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkman ada nya kelainan

C. Sektor Perkembangan:

1) personal social (perilaku sosial).

2) Motorik halus

3) Bahasa

4) Motorik kasar.

D. Prosedur DDST.

Terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama dilakukan secara periodik. pada semua anak ya berusia 4


tahun dan s tahun.

2) Tahap kedua dilakukan pada mereka yg dicurigai elega adanya hambatan


perkembangan pd tahap 1 kemudian di lanjutkan dan evaluasi diagnostik
yg lengkap
E. Hasil penilaian (Interpretasi hasil DDST)
1) Abnormal
a) bila didapatkan 2 atau > delay pada & sektor atau lebih.
b) bila dim 1 sektor atau > didapatkan 2 atau > delay + 1 sektor atau >
dgn 1 delay dan pada sektor yg sama tidak ada yg lalus pada kotak yg
berpotongan dan garis Vertikal usia.
2) Meragukan
a) Bila pd satu sektor didptkan 2 keterlambatan / lebih
b) Bila pd 1 sektor / lebih didptkan 1 keterlambatan dan Pada sektor yg
sama tak ada yg lulus pada kotak yg berpotongan dgn garis vertikal
usia.
c) Bila didptkan minimal & caution / minimal delay (pd 1 sektor).
d) Lakukan uji ulang dlm 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat (
rasa takut, sakit, kelelahan).
3) Tidak dapt dites.
a) Apabila terjadi penolakan yg menyebabkan hasil fer menjadi abnormal
atau meragukan.
b) Bila ada skor menolak 1/ lebih item sebelah kiri garis umur
c) Menolak 1 item 75%-90% (warna hijau).
4) Normal.
a) semua yg tidak tercantum dlm kriteria tersebut diatas
b) Bila tidak ada keterlambatan / delay.
MATERI 10

Konsep Imunisasi Pada Anak

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap


suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan penyakit tersebut ia tidak menjadi
sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif
maupun aktif (Satgas IDAI, 2008). Sedangkan imunisasi dasar adalah
pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun
untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan. (DepkesRI,
2005).

B. Manfaat imunisasi

Manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi di antaranya 139 adalah


sebagai berikut:

a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh


penyakit menular yang sering berjangkit.

b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya


pengobatan jika anak sakit.

c. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan


bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara
(DepkesRI, 2005).

E. Jenis imunisasi

a. Imunisasi aktif
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah:
1) BcG, untuk mencegah penyakit TBC.
2) DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
3) Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
4) Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
5) Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis. 140
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibody kepada resipien, dimaksudkan
untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi
sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. (Satgas IDAI, 2008).

MATERI 11

Konsep Essensial Neonatus

A. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir yang menyeruantan diri dari intra uterin ke
kehidupan ekstra uterin.

B.  Klasifikasi Neonatus

1) Neonatus menurut masa gestasi (kehamilan)


2) Neonatus menurut berat lahir
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi

C.  Faktor-Faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital


neonatus 1)

1) Maturasi (kematangan sel)


2) Adaptasi
3) Toleransi

D.  Tanda Bayi lahir normal

1) Usia kehamilan aterm (37-42 minggu)


2) Berat badan 2500-4000 gr
3) Panjang badan 48-52 cm
4) Lingkar dada 30-38 cm
5) Lingkar kepala 33-35 cm
6) Lingkar lengan 11-12 cm
7) Frekuensi DJ 120-160 x/menit
8) Pernapasan 40-60 x/menit
MATERI 12

Bayi Resiko Tinggi

A. Definisi Bayi Resti

Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain. Istilah bayi risiko
tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa bayi memerlukann perawatan dan
pengawasan yang ketat. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan bayi yang
berhubungan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan penyesuaian dengan
kehidupan di luar rahim. Penilaian dan tindakan yang tepat pada bayi risiko
tinggi sangat penting karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan
pada bayi yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

B. Klasifikasi Bayi Risiko Tinggi

1) Klasifikasi bayi resiko tinggi berdasarkan umur kehamilan

a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum
mencapai 37 minggu.

b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42
minggu.

c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan > 42
minggu.

2) Klasifikasi bayi resiko tinggi berdasarkan berat badan

a. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.

b. Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 1500 gram.

c. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir dengan
berat badan 1501-2500 gram.

3) Klasifikasi bayi resiko tinggi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)

b. Bayi sesuai untuk masa kehamilan (SMK)

c. Bayi berat untuk masa kehamilan,

MATERI 13

Konsep Anak Dengan Kebutuhan Khusus

Istilah anak berkebutuhan khusus oleh sebagian orang dianggap sebagai


padanan kata dari istilah anak berkelaianan. Anggapan seperti ini tentu saja tidak
tepat, sebab pengertian anak berkebutuhan khusus mengandung makna yang lebih
luas, yaitu anak-anak yang memiliki hambatan perkembangan dan hambatan
belajar termasuk di dalamnya anak-anak penyandang cacat. Mereka memerlukan
layanan yang bersifat khusus dalam pendidikan, agar hambatan belajarnya dapat
dihilangkan sehingga kebutuhannya dapat dipenuhi.

Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua


kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara
(temporer) dan anak berkebutuhan khusus yang besifat menetap (permanent).

1) Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer)

Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak


yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan
oleh faktor-faktor eksternal, misalnya trauma akibat bencana alam atau
kerusuhan, anak yang mengalami kesulitan konsentrasi karena sering
diperlakukan dengan kasar, atau anak yang tidak bisa membaca karena
kekeliruan guru mengajar.

2) Anak Berkebutuhan Khusus yang Bersifat Menetap (Permanen)

Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak-anak yang


mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat
internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang
kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gannguan perkembangan
kecerdasan dan kognisi, gangguan gerak (motorik), gangguan interaksi-
komunikasi, gannguan emosi, sosial dan tingkah laku.
MATERI 14

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

A. Pengertian

MTBS adalah suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit


yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar.

B. Ada 3 hal yang perlu dilakukan


1) Promotif
2) Kuratif
3) Preventif

C. Tujuan Pendekatan
1) Melakukan penilaian adanya tanda dan gejala penyakit
2) Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta pengobatan
anak

D. Pelaksanaan MTBS Di puskesmas


1) Melakukan anamnesa
2) Pemeriksaan
3) Pengobatan

E. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan MTBS


1) Tenaga kesehatan
2) Sarana dan prasarana
3) Kepemimpinan

F. MTBS Untuk Bayi kurang dari 2 bulan


1) Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
2) Penentuan tindakan pengobatan

G. MTDS Anak Usia 2 Bulan sampai 5 tahun dari 2 bulan


1) Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
2) Penentuan tindakan pengobatan
Materi 15

Hospitalisasi Pada Anak

A. Pengertian

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat


menimbulkan trauma dan stress pada anak yang baru mengalami rawat inap
dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang
memaksa seseoranq harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani
pengobatan maupun terapi yang dikarenakan anak tersebut mengalami sakit. P

B. Manfaat
a) Membantu perkembangan orang tua dan anak dengan cara memberi
kesempatan orang tua mempelajari tumbuh-kembang anak dan reaksi anak
terhadap stressor yang di hadapi selama dalam perawatan di rumah sakit.
b) Hospitalisasi dapat dijadikan, terapi yang didapat, dan prosedur
keperawatan yang dilakukan pada anak, tentunya sesuai dengan kapasitas
belajarnya.
c) Meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi
kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak terlalu bergantung
pada orang lain dan percaya diri. Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan
oleh anak yang lebih besar, bukan bayi.
d) Fasilitasi anak untuk menjaga sosialisasinya dengan sesamapasien anak
yang ada, untuk saling kenai dan berbagi pengalamannya.

C. Faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak


1. Lingkungan.
2. Berpisah dengan keluarga
3. Kurang informasi
4. Masalah pengobatan

F. Peran perawat dalam mengurangi stres akibat hospitalisasi

a. Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan, terutama pada


anak usia kurang dari 5 tahun
b. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
c. Meminimalkan rasatakut terhadap perlakuantubuh danrasa nyeri.
d. Memberi support pada anggota keluarga

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan

Hiperbilirubin

A. Defenisi

Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana menguningnya sklera,


kulit atau jaringan lain akibat perlekatan bilirubuin dalam tubuh atau akumulasi
bilirubin dalam darah lebih dari 5mg/ml dalam 24 jam, yang menandakan
terjadinya gangguan fungsional dari liper, sistem biliary, atau sistem
hematologi ( Atikah & Jaya, 2016 ).

B. Pengkajian

1) keluhan yang biasa di dapat


 bayi mengalami kelemahan
 reflek hisap kurang
2) Tanda dan gejala khas
 Kulit menguning hingga jingga
3) Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total) (normal = <2mg/dl).
 Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi.
 Penentuan golongan darah dari ibu dan bayi.
 Pemeriksaan kadar enzim G6PD.
 Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji
urin terhadap galaktosemia
4) manifestasi klinis
 Kulit berwarna kuning sampai jingga
 Bayi tampak lemah
 Refleks hisap kurang
 Urine pekat
 Pemeriksaan abdomen terjadi bentuk perut yang membuncit

C. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d suhu lingkungan tinggi dan efek fototerapi

D. Intervensi keperawatan
1. Sediakan lingkungan yang dingin

2. Longgarkan atau lepaskan pakaian

3. Berikan cairan oral


Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan

Materi BBLR

A. Pengertian

Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki
berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak
buruk untuk tumbuh kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI,
2015).

B. Klasifikasi

1. Berdasarkan harapan hidupnya

2. Berdasarkan masa gestasinya

C. Pengkajian

1. Keluhan yang biasa didapat

 BB berkurang
 Panjang badan kurang

2. Tanda dan gejala khas

 Berat kurang dari 2500 gram


 Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
 Lingkar dada kurang atau sama dengan 30 cm
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm

3. Pemeriksaan diagnostik

 periksa jumlah sel darah putih

D. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d. imaturitas neurologis, hambatan upaya napas,
penurunan energy

E. Intervensi Keperawatan
1. Posisikan semi-fowler atau fowler

2. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

3. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan

persyarafan Dan Moskulosketal.

A. Pengertian

Cerebral Palsy (cp) atau lumpuh otak adalah salah satu penyakit kronir yang
ditandai dengan gangguan postur tubuh gerakan nonprogresif,
kesimpulannya, Cerebelal Palsy adalah salah satu kelainan otak akibat
kerusakan atau kelainan fungsi bagian otak pada bayi atau anak.

B. Pengkajian
 menilai refleks bayi terutama stapping, babinsky, dan plantar),
 Kaji riwayat kesehatan masa lalu, pada prenatal adanya gangguan
pergerakan janin, atau penyakit dari ibu,
 untuk natal adanya premature, penumbungan atau lilitan tali pusar trauma
lahir.
 Untuk post natal adanya trauma kapatir, meningitis luka paruh pada otak
pasca operasi atau leri karena trauma, pemeriksaan tonus otot.

C. Diagnosa keperawatan

Untuk diagnosa yang muncul pada CP adalah: Gangguan Mobilitas firik b.d.
Kelemahan otot

1. Perubahan tumbuh dan kembang b.d. Gangguan neurovaskular Gangguan


Komunikasi verbal b.d. Gangguan Neurovaskular dan kesukaran dalam

2. artikulari Deficit nutrisi b.d. Kesukaran menelan

3. Resiko cedera b.d spasme, pergerakan yang tidak terkontrol, dan kejang

D. Intervensi keperawatan

Intervensi paling utama yang harus dilakukan perawat pada anak dengan cp
adalah anjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan, libatkan keluarga
dalam melakukan pergerakan, sajikan makanan yang Merarik, kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan, arak
komunikasi dengan anak anjurkan Keluarga untuk melanih bicara pada anak.

Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan

Skoliosis

A. Pengertian

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berupa lengkungan ke


samping /lateral. Kondisi ini dapat rentan menyerang anak dengan jenis
kelamin perempuan berkisar usia 9 tahun. Selain bawaan lahir, kebiasaan
buruk yang sering dilakukan karena tulang yang masih dalam masa
pertumbuhan.

B. Pengkajian

1. Mengkaji riwayat penyakit (deformitas serta perkembangannya) Mengkaji


skelet tubuh
2. Mengkaji sistem persendian.
3. Mengkaji sistem otot
4. Mengkaji cara berjalan.

C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b-d post tubuh mixing ke arah lateral.


2. Pola napas tidak efektif bd skolions yg menghambat exspansi paru
3. Gangguan mobilitas fisik b.d postur tubuh fidak seimbang gangguan citra
tubuh bad postur tubuh yg miring ke lateral.

 Pada usia berapa anak kelihatan skoliosis?

Kondisi medis ini telah sering terjadi pada anak yang belum memasuki
fase Pubertas. biasanya antara usia 10-15 tahun.

 Apakah Penyakit skoliosis didapatkan dari lahır?


Terjadi karena janin tidak sepenuhnya mengembangkan vertebra secara
sempurna di dalam kandungan dan umumnya terjadi pd bayi baru lahir

D. Pemeriksaan Diagnostik
 Sinar X dan rontgen.
 CT scan

Asuhan Keperawatan Pada Anak

Nefrotik Sindrom

A. Pengertian

Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan


glomerulus, Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
yang dapat menyebabkan terjadinya proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia dan edema (Betz & Sowden, 2009).

B. Pengkajian

1. keluhan yang biasa didapat


 sembab pada beberapa bagian tubuh anak seperti pada wajah, mata,
tungkai serta bagian genitalia.
2. Manifestasi klinis
 Penurunan haluaran urine dengan warna gelap dan berbusa.
 Retensi cairan dengan edema berat (edema fasial, abdomen, area
genitalia dan ekstremitas)
3. Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan urin
 Uji darah
 Biopsi ginjal

C. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi

cairan dalam jaringan dan ruang ketiga (Wong, 2008).


D. Intervensi Keperawatan

1. Tekan derajat pitting edema, bila Ada

2. Observasi warna dan tekstur kulit

Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan

Gastrointeritis

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya
yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen (Bararah,
2013).
B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat:
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
 Merasa Lemah.
2. Tanda dan gejala khas
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas
kulit menurun), ubun ubun dan mata cekung, membran mukosa
kering.
3. Pemeriksaan diagnostik
 Riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan.
 Kultur tinja
C. Diagnosa keperawatan
1. Diare b.d proses infeksi, inflamasi di usus.
2. Defisien volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan.
D. Intervensi utama
Dx. 1: Diare b.d proses infeksi, inflamasi di usus.
Observasi dan catat warna, jumlah, frekwensi dan konsistensi feses.
Dx. 2: Defisien volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan.
Observasi tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu)

Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan


Asma Bronkial

A, Pengertian
Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
wheezing (mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan
terhadap suatu zat iritan atau alergan. (Margaret Varnell Clark, 2013).

B. Pengakajian
1. Keluhan yang biasa didapat:
Biasanya orang tua mengeluh anaknya batuk dengan atau tanpa produksi
mucus
2. Tanda dan gejala khas
 Sukar bernafas yang timbul intermitten
 Batuk dengan sputum yang kental d. Ekspirasi memanjang dengan
hiperinflasi nada
 Pernafasan cuping hidung
3. Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan sputum
 Pemeriksaan darah

C. Diagnosis keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan secret
berlebih
2. kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
D. Intervensi utama
Dx 1:
Kaji/pantau pernapasan, inspirasi/ekspirasi frekuensi rasio catat
Dx 2:
Kaji/awasi secara rutin kulit 1. perifer atau sentral dan membran mukosa
Melihat adanya sianosi
Asuhan Keperawatan Pada
Anak dengan PJB

A. Pengertian
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis
jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti
atau potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan kongenital yang
paling sering terjadi pada bayi baru lahir.

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat:
Orang tua biasanya mengeluhkan nafas anaknya sesak bila melakukan
aktivitas, tidak mau makan, keringat berlebihan
2. Tanda dan gejala khas
 Terdapat sekret di jalan napas (sumbatan jalan napas)
 Bunyi napas ronchi
3. Pemeriksaan diagnostik
 Foto thoraks
 Echokardiografi:
 Pemeriksaan laboratorium :
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobindan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnyahemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.

C. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,
perubahan kontraktilitas, perubahan preload,dan perubahan volume
darah sekuncup.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi.

D. Intervensi mandiri perawat


Dx 1:
1. Berikan diet jantung yang sesuai ( mis.batas asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
2. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi

Dx 2:

1. Posisikan semi fowler


2. Berikan minum hangat
3. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
4. Anjurkan teknik batuk efektif

E. Intervensi utama
Dx 1:
Identifikasi tanda/gejaah sekuder penurunan curah jantung ( meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpasi
ronkhi basah, oliguria, batuk,kulit pucat)
Dx 2:
Monitor pola napas
Asuhan Keperrawatan Pada Anak

dengan Leukemia

A. Pengertian

Leukemia adalah suatu tipe kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani
leukos yang berarti putih, dan haima yang berarti darah. Leukemia adalah
penyakit yang terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah
tidak terkontol dan mengganggu pembelahan sel darah normal. Leukemia
(kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (Padila, 2013).

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
 Ibu klien mengeluh anaknya demam sejak 2 minggu yang lalu
 Klien mengeluh sakit kepala
 Klien juga mengeluh nyeri pada tulang serta sendi 4
 Ibu klien mengatakan anaknya mual dan muntah
 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun drastic
2. Tanda dan gejala khas
 Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih 4
 Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan
koagulasi
 Nyeri tulang
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (leukemia)
D. Intervensi utama
Dx 1:
Monitor TTV secara rutin
Dx 2:
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi nyeri

Asuhan Keperawatan Pada Anak


dengan Thalasemia

A. Pengertian
Thalasemia merupakan penyakit kongenital yang berbedabeda menimbulkan
terjadinya sintesis salah satu atau lebih sub unit hemoglobin. Dalam arti lain
talasemia adalah penyakit keturunan akibat kekurangan salah satu zat pembentuk
hemoglobin, sehingga produksinya berkurang. Pengertian talasemia adalah
sekelompok penyakit atau kelainan heriditer yang heterogen disebabkan oleh
adanya defek produksi Hb yang tidak normal, akibat adanya kelainan sintesis
rantai globin dan biasanya disertai kelainan indeks-indeks eritrosit (red cell
indeks) dan morfologi eritrosit (Wibowo and Zen, 2019).

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
pasien mengatakan bahwa dagu dan tangannya terasa nyeri karena efek
jatuh dari sepeda angin, tangan pasien juga terdapat luka kecil sehingga di
perlukan pemberikan obat salep untuk luka pasien, pasien merasakan
lemas. Tanda dan gejala khas
 Gizi buruk
 Perut membesar (membuncit) dikarenakan pembesaran limpa dan
hati yang mudah diraba.
 Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati
(hepatomegali)
2. Pemeriksaan diagnostik
1) Darah tepi
2) Red cell distribution. Menyatakan variasi ukuran eritrosit.
3) Tes DNA dilakukan jika pemeriksaan hematologis tidak mampu
menegakkan diagnosis hemoglobinopita.

C. Diagnosa keperawatan
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d Konsentrasi Hemoglobin (D.0009)
2. Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan Mencerna Makanan (D.0019) 3.

D. Intervensi mandiri perawat


Dx 1:
1. Monitor reaksi tranfusi
2. Atur kecepatan aliran transfusi sesuai produk darah 10-15 ml/kg BB
dalam 2-4 jam
Dx 2:
1. Berikan suplemen makanan, jika perlu
2. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
3. Ajarkan diet yang diprogramkan

E. Intervensi utama
Dx 1:
Monitor Tanda-tanda vital sebelum, selama dan setelah transfusi.
Dx 2:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
Asuhan Keperawatan Pada Anak
dengan Fraktur

A. Pengertian
Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang.Sisi fraktur yang paling
sering terkena antara lain klavikula, humerus, radius, ulna, femur dan lempeng
epifisis (Muscari, 2001).Fraktur merupakan suatu kondisi abnormalitas dari
system musculoskeletal yang dapat menyebabkan gangguan kenyamanan dan
menyebabkan rasa nyeri.Pada anak, fraktur lebih sering di alami ketimbang cedera
jaringan lunak.

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
 Ibu klien mengatakan tangan kiri anaknya terasa sakit saat di gerakkan
 Ibu klien mengatakan bahwa anaknya merasa takut dan trauma dengan
masalah yang terjadi
2. Tanda dan gejala khas
 Nyeri dan nyeri tekan yang hilang dengan beristirahat.
 Bengkak/kerusakaan fungsi,
 Ekimosis di sekitar lokasi
 Gerakan terbatas
3. Pemeriksaan diagnostik
 X-Ray
 CT scan
 MRI
 PET scan
 Nuclear bone scans
 Ultrasonografi

C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d
nyeri saat bergerak

D. Intervensi mandiri perawat


Dx 1:
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
E. Intervensi utama

Dx 1:

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


2. Identifikasi skala nyeri

Dx 2:

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


3. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Asuhan Keperawatan Pada Anak

dengan Hidrosephalus

A. Pengertian

Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro"


yang berarti air dan "cephalus yang berarti kepala, sehingga kondisi ini sering
dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan
aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS). Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan
menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital
(Setyanegara, 2013).
B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
 Keluarga klien mengatakan klien sudah pucat sejak 4 hari yang lalu
 Keluarga klien mengatakan klien mengalami pembesaran kepala
 Keluarga klien mengatakan nafsu makan menurun
2. Tanda dan gejala khas
pembesaran kepala. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan
tidak berdenyut. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap
mengkilap dengan pelebaran vena-vena kulit kepala.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan fisik:
 Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting
untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
 Transiluminasi
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d kelebihan volume cairan
2. Ansietas b.d krisis situasional
D. Intervensi utama
Dx 1: Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Dx 2: Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi waktu stressor)
Asuhan Keperawatan Pada Anak
dengan Pneumonia

A. Pengertian

Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut


yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut
Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika
seorang individu memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang
membuat berbafas asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
Ibu klien meneluh anaknya mengalami sesak nafas, batuk berdahak,
dan demam.
2. Tanda dan gejala khusus
 Batuk
 Sesak napas
 Sumbatan nasal
 Meningitis
 Anoreksia
3. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2. Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3. Tanda-tanda vital:
- TD: biasanya normal
- Nadi: takikardi
- RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
- - Suhu: hipertermi

C. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, ketidaknyamanan, kerusakan
persepsi, dan kognitif, nyeri
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi, nyeri,
kerusakan neurologis atau muskuloskletal
D. Intervensi utama
Dx 1:

Aspirasi (hisap) sekresi dari jalan napas sesuai kebutuhan, batasi setiap
penghisapan sampai 5 detik dengan waktu yang cukup diantara tindakan
untuk memungkinkan reoksigenasi

Dx 2:

Beri posisi yang nyaman misalnya (gunakan posisi fowler tinggi)


Asuhan Keperawatan Paada Anak

dengan Meningitis

A. Pengertian

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang
disebut meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian
araknoid dan plamater (leptomeningens) disebut meningitis. Peradang pada
bagian duramater disebut pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan
karena bakteri, virus, jamur atau karena toksin. Namun demikian sebagian
besar meningitis disebabkan bakteri.Meningitis adalah peradangan pada
meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla spinalis
(Tarwoto, 2013).

B. Pengkajian
1. Keluhan yang biasa didapat
Ibu mengeluh anaknya mengalami demam tinggi, sakit kepala berat,
kejang dan penurunan kesadaran.
2. Tanda dan gejala khas
 Demam, merupakan gejala awal
 Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan
kesadaran sampai dengan koma. Nyeri kepala
 Mual dan muntah
 Kejang umum
3. Pemeriksaan diagnostik
 Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
 Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
 Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K +
turun
C. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d proses infeki

Asuhan Keperawatan Pada Anak

dengan Thypoid

A. Pengertian

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran


cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, biasanya terjadi
gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

B. Pengkajian
1. Keluhan yang didapat
 Ibu klien mengeluh anaknya demam sejak 5 hari yang lalu
 ibu klien mengeluh anaknya suhu tubuh badan semakin tinggi
 Ibu klien mengeluh anaknya 3 kali mual dan muntah
2. Tanda dan gejala khas

Semua pasien demam typhoid selalu menderita demam pada awal


penyakit.Demam beriangsung 3 minggu bersifat febris, remiten dan
suhu tidak tedalu tinggi. Pada awalnya suhu meningkat secara
bertahap menyerupai anak tangga selama 2-7 hari, lebih tinggi pada
sore dan malam hari, tetapi demam bisa pula mendadak tinggi.
C. Diagnosa keperawatan
a.. Hipertermi berubungan dengan proses infeksi peradangan pada usus halus.
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
c. Gangguan pola defekasi : diare berhubungan dengan peradangan pada
dinding usus halus
d. Perubahan pola defekasi : konstipasi berhubungan dengan proses peradangan
pada dinding halus.

Anda mungkin juga menyukai