Anda di halaman 1dari 3

ASMA BRONCHIALE

No. Dokumen : /SK/KLK/II/2023


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2023
Halaman : 1/2

KLINIK TATANG
dr. Anik Sutari PURWANTORO

1. Pengertian Suatu kondisi gangguan inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang
melibatkan beberapa sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah berbagai
tingkat hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas,
dan gejala pernafasan (mengik dan sesak). Obstruksi jalan nafas umumnya
bersifat reversible tetapi dapat menjadi non reversible tergantung berat dan
lamanya penyakit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan Asma
Bronchiale pada pasien di Klinik dr. Anik Sutari.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan Klinik dr. Anik Sutari Nomor : /SK/KLK/II/2023
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022
tentang Areditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5. Prosedur/ 1. Menerima pasien dengan 3S (senyum, salam, sapa),
Langkah- 2. Menyiapkanalat (stetoskop, tensimeter, senter, timbangan dewasa dan
langkah timbangan bayi),
3. Melakukan anamnesa (tanya jawab) :
a. Sesak napas yang berbunyi misalnya ngik-ngik?
b. Kapan serang antimbul?
c. Batuk dan episodic lebih banyak pada malam atau dini hari?
4. Melakukan pemeriksaan fisik :
a. Tekanan Darah dan Nadi, Suhu, dan menghitung Pernafas dalam
satu menit,
b. Adakah sionosis,
c. Adakah tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam,
d. Adakah terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang pada
auskultasi paru
5. Menentukan diagnosa dan melakukan kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian therapi :
a. Oksigen 4- 6 Liter/menit,
b. Penderita di infuse glukosa 5 % (bila perlu),
c. Pada serangan ringan dapat diberikan suntikan adrenalin 1 : 1000
0,2-0,3 ml subkutan yang dapat diulangi beberapa kali dengan
interval 10–15 menit. (Dosis anak 0,01 mg/kgBB yang dapat
diulang dengan memperhatikan tekanan darah, nadi dan fungsi
respirasi,
d. Aminofilin 5–6 mg/kgBB disuntikan i.v perlahan belum
memperoleh teofilin oral,
e. Bronko dilator terpilih adalah teofilin 100–150 mg 3 x sehari pada
orang dewasa dan 10–15 mg/kgBB sehari untuk anak,
f. Pilihan lain : Salbutamol 2-4 mg 3 x sehari untuk dewasa,
g. Efedrin 10-15 mg 3 x sehari dapat dipakai untuk menambah
khasiat theofilin,
h. Prednison hanya dibutuhkan bila obat-obat diatas tidak menolong
dan diberikan beberapa hari saja untuk mencegah status asmatikus.
Namun pemberiannya tidak boleh terlambat,
6. Melakukan observasi keadaan pasien setelah dilakukan tindakan,
7. Melakukan konseling dan edukasi (penyuluhan) :
a. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai
seluk beluk penyakit, sifatpenyakit, perubahan penyakit (apakah
membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan
dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter,
b. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat
asma secara berkala (asthma control test/ ACT),
c. Pola hidup sehat,
d. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
1) Menghindari setiap pencetus,
2) Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise induced
asthma.
8. Segera merujuk pasien (jika kondisi pasien semakin memburuk/
menurun),
9. Melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan di Rekam Medis,
1. Membereskan alat dan mencuci tangan
6. Unit Terkait 1. Pelayanan BP Umum
2. Pelayanan MTBS
3. Ruang Tindakan Gawat Darurat
ASMA BRONCHIALE
No. Dokumen : /SK/KLK/II/2023
No. Revisi : 0
Daftar
Tanggal Terbit : 02 Februari 2023
Tilik
Halaman : 1/2

KLINIK TATANG
dr. Anik Sutari PURWANTORO

DAFTAR TILIK
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

NO PROSEDUR YA TIDAK
1. Apakah petugas menerima pasien dengan 3S (senyum, salam, sapa)?
2. Apakah petugas menyiapkan alat (stetoskop, tensimeter, senter,
timbangan dewasa dan timbangan bayi)
3. Apakah petugas melakukan anamnesa (tanya jawab?
4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
5. Apakah petugas menentukan diagnosa dan melakukan kolaborasi
dengan tim medis untuk pemberian therapi?
6. Apakah petugas melakukan observasi keadaan pasien setelah
dilakukan tindakan?
7. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi (penyuluhan)?
8. Apakah petugas segera merujuk pasien (jika kondisi pasien semakin
memburuk/ menurun)?
9. Apakah petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan di
Rekam Medis?
10. Apakah petugas membereskan alat dan mencuci tangan?

Picung,……………
Pelaksana/ Ouditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai