Manajemen
Stratejik Dan
Kepemimpinan
Pengertian Manajemen Stratejik
01
Pasca Sarjana PPAK MK10230 Veronica Christina
Abstract Kompetensi
Materi ini berisi tentang pengertian, Mahasiswa mampu menjelaskan
konsep-konsep, serta latar belakang pengertian dan konsep-konsep
pentingnya penggunaan manajemen manajemen stratejik.
stratejik dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan organisasi dan
meningkatkan kemampuan bersaing.
PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEJIK
Cerita di atas mungkin bisa menggambarkan esensi dari manajemen stratejik, yaitu
berusaha mendapatkan dan mempertahankan keunggulan bersaing.
Tujuan utama dari manajemen stratejik adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan
kesempatan-kesempatan baru dan berbeda untuk menghadapi masa depan, perencanaan
jangka panjang. Istilah perencanaan strategis mulai dikenal sekitar tahun 1950an, dan
menjadi sangat popular pada pertengahan 1960an dan pertengahan 1970an. Pada masa-
masa ini, para manajer meyakini bahwa perencanaan strategis merupakan jawaban atas
seluruh persoalan-persoalan yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Ketika itu, perusahaan-
perusahaan Amerika sangat terobsesi dengan perencanaan strategis. Sekitar tahun 1980an
perencanaan strategis mulai ditinggalkan karena ternyata tidak mendongkrak pendapatan
perusahaan. Pada era 1990an, perencanaan strategis kembali popular dan digunakan oleh
perusahaan-perusahaan sampai saat ini.
Rencana strategis pada dasarnya adalah sebuah rencana bagaimana perusahaan akan
bermain di dalam industrinya. Sama seperti sebuah tim sepak bola yang menyusun rencana
bagaimana mereka akan bermain melawan tim lain. Perusahaan harus memiliki rencana
Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
Formulasi strategi didalamnya terdapat kegiatan pengembangan visi dan misi, identifikasi
kesempatan dan ancaman, menentukan kekuatan dan kelemahan, penetapan sasaran
jangka panjang, menyusun alternatif-alternatif strategi, dan pemilihan strategi-strategi yang
akan dilaksanakan. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menyusun formulasi strategi antara
lain: menentukan bisnis baru apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang perlu ditinggalkan,
bagaimana mengalokasi sumber daya, apakah akan melakukan ekspansi operasi atau
melakukan diversifikasi, apakah perlu memasuki pasar internasional, apakah perlu
melakukan merger atau kerja sama, dan bagaimana menghindari agar perusahaan tidak di
rebut atau dicaplok pihak lain. Para top manajer dan ahli strategi perusahaan harus
memutuskan alternatif strategi mana yang akan diambil karena pada dasarnya perusahaan
memiliki keterbatasan sumber daya. Keputusan tentang formulasi strategi akan mengikat
perusahaan pada produk-produk tertentu, pasar tertentu, sumber daya tertentu, dan
teknologi tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu. STrategi yang ditetapkan perusahaan
akan menentukan keunggulan bersaing perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan-
keputusan strategis (entah itu baik atau buruk) dengan demikian akan membawa
konsekuensi-konsekuensi multi fungsi serta akan berdampak lama bagi perusahaan.
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dari manajemen stratejik. Para manajer tentunya
perlu mengetahui apakah strategi yang diterapkan berjalan baik atau tidak; dan evaluasi
merupakan cara untuk mengetahui hal tersebut. Setiap strategi, sejalan dengan waktu, perlu
dimodifikasi karena factor-faktor eksternal dan internal juga mengalami perubahan. Evaluasi
strategi terdiri dari tiga buah aktivitas, yaitu:
Evaluasi strategi sangat perlu diakukan karena keberhasilan saat ini tidak dapat menjamin
keberhasilan dimasa yang akan datang. Keberhasilan saat ini pasti akan mendatangkan
masalah-masalah baru dan berbeda.
Adaptasi Perubahan
Proses manajemen stratejik didasarkan pada keyakinan bahwa sebuah organisasi harus
secara kontinu memonitor peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan eksternal dan
internal, sehingga perubahan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Perusahaan, seperti
layaknya mahluk hidup, harus senantiasa beradaptasi jika ingin tetap bertahan. Sejarah
membuktikan betapa banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut akibat tidak
memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Adaptasi merupakan kata kunci bagi
perusahaan agar dapat bertahan hidup dalam industrinya.
Proses manajemen stratejik yang baik memampukan perusahaan untuk beradaptasi secara
efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang. Situasi persaingan pada saat ini
1. Competitive Advantage
2. Strategists
3. Vision & Mission Statements
4. External Opportunities & Threats
5. Internal Strength & Weaknesses
6. Long-Term Objectives
7. Strategies
8. Annual Objectives
9. Policies.
Competitive Advantage
Manajemen stratejik pada dasarnya berhubungan dengan bagaimana mendapatkan dan
mempertahankan keunggulan bersaing (competitive advantage). Istilah keunggulan
bersaing dapat diartikan sebagai “apapun yang dilakukan oleh perusahaan dengan sangat
baik dibanding perusahaan pesaing”. Ketika sebuah perusahaan mampu melakukan
sesuatu yang tidak dapat dilakukan pesaing, atau ketika perusahaan memiliki sesuatu yang
diinginkan oleh pesaing, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan
bersaing. Pencarian atau pengejaran keunggulan bersaing dapat mengarah pada
keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Umumnya, perusahaan hanya dapat
Strategists
Strategists adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau
kegagalan sebuah organisasi. Para strategists memiliki jabatan seperti: CEO, president,
pemilik, komisaris, direktur, dan lain-lain. Para strategists ini mengumpulkan, menganalisis,
dan mengorganisir informasi. Mereka melacak informasi tentang industry, mengembangkan
model-model peramalan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporat maupun
kinerja divisi, mencari kesempatan-kesempatan pasar, mengidentifikasi ancaman-ancaman
bisnis, dan mengembangkan action plans yang kreatif. Para strategies ini biasanya berada
pada level yang tinggi dalam organisasi, dan memiliki kekuasaan untuk mengambil
keputusan.
Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan yang membedakan sebuah bisnis
dengan bisnis serupa dari perusahaan lain. Pernyataan misis mengidentifikasikan jangkauan
operasi perusahaan dalam pengertian produk dan pasar. Misi yang jelas, menggambarkan
nilai-nilai dan prioritas-prioritas dari sebuah organisasi. Sebuah pernyataan misi
menggambarkan arah masa depan sebuah organisasi. Pernyataan misi merupakan
pengingat bagi seluruh karyawan tentang alasan mengapa organisasi ada, dan apa mimpi
para pendiri ketika mereka mempertaruhkan nama baik dan sumberdayanya untuk
mewujudkan mimpi mereka.
Long-Term Objectives
Tujuan didefinisikan sebagai hasil-hasil yang spesifik yang akan dicapai perusahaan untuk
meraih misinya. Long-term maksudnya jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Tujuan
merupakan hal mendasar karena tujuan menyatakan arah, alat bantu dalam evaluasi,
menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menjadi
dasar bagi perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian aktivitas yang
efektif. Tujuan yang ditetapkan haruslah yang menantang, terukur, konsisten, masuk akal,
dan jelas.
Annual Objectives
Tujuan-tujuan tahunan merupakan tonggak-tonggak tahunan yang harus dicapai agar tujuan
jangka panjang dapat diraih. Tujuan tahunan harus terukur, kuantitatif, menantang, realistic,
konsisten, dan memiliki prioritas. Tujuan tahunan harus ditetapkan pada tingkat korporat,
divisi, tingkat fungsional pada organisasi. Tujuan tahunan harus dinyatakan dalam istilah
capaian manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, R&D, dan system informasi
manajemen. Tujuan tahunan penting dalam implementasi strategi, sedangkan tujuan jangka
panjang penting dalam menyusun formulasi strategi.
Policies
Kebijakan merupakan sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan
mencakup: pedoman-pedoman, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur yang ditetapkan
untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan. Kebijakan merupakan pedoman bagi
pengambilan keputusan. Kebijakan dapat ditetapkan pada tingkat korporat dan berlaku
untuk seluruh bagian organisasi, pada tingkat divisi dan berlaku hanya pada divisi yang
bersangkutan, atau pada tingkat fungsional dan berlaku hanya pada bidang fungsional itu
saja.
Manfaat Finansial
Hasil-hasil penelitian menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan
manajemen stratejik yang baik ternyata lebih menguntungkan dibanding perusahaan-
perusahaan yang tidak menerapkannya. Perusahaan yang menerapkan konsep manajemen
stratejik menunjukkan peningkaant penjualan, keuntungan dan produktivitas dibanding
perusahaan yang tidak menerepkannya. Perusahaan-perusahaan yang berkinerja tinggi
cenderung melakukan perencanaan yang sistematik dalam menghadapi fluktuasi-fluktuasi
masa depan pada lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan-perusahaan yang
berkinerja tinggi mampu membuat keputusan yang lebih baik dengan antisipasi yang baik
akan konsekuensi-konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang.
Manfaat Nonfinansial
Manfaat nonfinansial yang dapat diperoleh perusahaan yang menrepkan manajemen
stratejik yang baik antara lain adalah:
Manajemen stratejik tidak boleh menjadi kegiatan yang sifatnya ritual, terlalu muluk, diatur,
tertalu formal, dapat diperkirakan, dan kaku. Kata-kata harus didukung oleh angka-angka,
bukan angka-angka yang didukung dengan kata-kata, yang harus menjadi media dalam
menjelaskan isu-isu strategis serta respon-respon organisasi. Peran kunci para strategists
adalah memfasilitasi proses belajar dan perubahan organisasi yang kontinu. Pakar
manajemen stratejik R.T. Lenz mengemukakan pedoman-pedoman bagi proses manajemen
stratejik yang efektif. Menurutnya, proses manajemen stratejik sedapat mungkin dilakukan
secara sederhana dan tidak rutin. Hilangkan jargon dan bahasa-bahasa perencanaan yang
misterius tidak jelas. Ingat, manajemen stratejik merupakan proses untuk mendorong
pembelajaran dan Tindakan, bukan hanya sekedar system formal untuk melakukan
pengendalian. Agar dapat menghindari perilaku rutin, variasikan penugasan-penugasan,
anggota tim, pertemuan-pertemuan formal, dan jadwal penyusunan rencana. Proses
Tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tidak terbatas. Tidak ada perusahaan
yang bisa meminjam uang ke bank dalam jumlah tanpa batas, tidak mungkin menerbitkan
saham untuk menaikkan modal dalam jumlah yang tidak terbatas. Akibatnya, tidak ada
satupun organisasi yang dapat mengambil dan melaksanakan semua strategi yang ada
yang dapat memberi keuntungan pada organisasi. Keputusan strategis dengan demikian
selalu harus dibuat dengan memilih strategi yang terbaik dari alternative yang ada, and
melakukan alokasi sumber daya untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Memilih dan
melaksanakan terlalu banyak strategi, bahkan ketika strategi tersebut bagus, dapat
mengancam perusahaan karena sumber daya yang teralokasikan pada banyak strategi.
Keputusan-keputusan strategis membutuhkan trade-offs, misalnya seperti pertimbangan-
pertimbangan jangka panjang dengan jangka pendek, memaksimumkan keuntungan atau
meningkatkan kemakmuran pemegang saham, dan sebagainya. Perlu juga diperhatikan isu-
isu etik dalam implementasi manajemen stratejik. Trade-offs dalam strategi pasti melibatkan
penilaian, pertimbangan, dan preferensi yang sifatnya subyektif. Pada banyak kasus,
kurangnya obyektivitas dalam memformulasi strategi dapat melemahkan bahkan
menghilangkan kemampuan bersaing dan keuntungan. Pada umumnya organisasi-
organisasi saat ini memahami bahwa konsep-konsep dan tehnik-tehnik manajemen stratejik
dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. Faktor-faktor subyektif seperti,
sikap terhadap resiko, pertimbangan tanggung jawab sosial, dan budaya organisasi akan
selalu mempengaruhi keputusan tentang formulasi strategi, tetapi organisasi senantiasa
harus berusaha se-obyektif mungkin ketika mempertimbangkan factor-faktor yang bersifat
subyektif. Beberapa pedoman dalam melakukan proses perencanaan strategis agar berjalan
efektif antara lain adalah: