Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Stratejik Dan
Kepemimpinan
Pengertian Manajemen Stratejik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Pasca Sarjana PPAK MK10230 Veronica Christina

Abstract Kompetensi
Materi ini berisi tentang pengertian, Mahasiswa mampu menjelaskan
konsep-konsep, serta latar belakang pengertian dan konsep-konsep
pentingnya penggunaan manajemen manajemen stratejik.
stratejik dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan organisasi dan
meningkatkan kemampuan bersaing.
PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEJIK

Tanpa strategi, sebuah organisasi


bagaikan kapal tanpa kemudi, berputar-
putar; seperti gelandangan yang tidak
memiliki tempat kemanapun untuk pergi.
Joel Ross & Michael Kami

Kebanyakan kita takut dengan perubahan.


Bahkan ketika pikiran kita mengatakan
bahwa perubahan merupakan hal yang
wajar, tetapi kita takut menghadapinya.
Tetapi bagi para manajer dan strategis,
tidak ada pilihan selain berubah.
Robert Waterman Jr.

Pada suatu kesempatan, dua orang CEO dari dua


perusahaan yang berbeda dan sangat bersaing
memutuskan untuk melakukan perjalanan mendaki
sebuah gunung. Perjalanan ini juga dimaksudkan
untuk membicarakan kemungkinan untuk melakukan
merger atau penggabungan kedua perusahaan
mereka yang selama ini saling bersaing keras. Ketika
mereka berada di tengah hutan, tiba-tiba seekor
beruang besar menatap dan mulai mendekati mereka.
Secara reflek, salah seorang CEO tersebut membuka
ranselnya dan mengeluarkan sepatu lari dan langsung
mengenakannya. Melihat hal tersebut, CEO yang lain

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
berkata: “kau tidak akan dapat menghindari kejaran
beruang tersebut, karena larinya akan sangat cepat”.
CEO yang mengenakan sepatu lari tersebut
menjawab: “mungkin aku tidak akan dapat
menghindar dari kejaran beruang tersebut, tapi, yang
pasti aku akan dapat meninggalkanmu dibelakangku”.

Cerita di atas mungkin bisa menggambarkan esensi dari manajemen stratejik, yaitu
berusaha mendapatkan dan mempertahankan keunggulan bersaing.

DEFINISI MANAJEMEN STRATEJIK


Manajemen stratejik dapat didefinisikan sebaga seni dan ilmu untuk memformulasi,
melaksanakan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen stratejik fokus pada
integrasi manajemen, marketing, finance/accounting, productions, research & development,
dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan organisasi. Pada bahasan ini, istilah
manajemen stratejik diartikan mirip dengan istilah perencanaan strategis. Istilah manajemen
stratejik banyak digunakan dalam perspektif akademik, sedangkan istilah perencanaan
strategis (strategic planning) banyak digunakan dalam dunia bisnis.

Tujuan utama dari manajemen stratejik adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan
kesempatan-kesempatan baru dan berbeda untuk menghadapi masa depan, perencanaan
jangka panjang. Istilah perencanaan strategis mulai dikenal sekitar tahun 1950an, dan
menjadi sangat popular pada pertengahan 1960an dan pertengahan 1970an. Pada masa-
masa ini, para manajer meyakini bahwa perencanaan strategis merupakan jawaban atas
seluruh persoalan-persoalan yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Ketika itu, perusahaan-
perusahaan Amerika sangat terobsesi dengan perencanaan strategis. Sekitar tahun 1980an
perencanaan strategis mulai ditinggalkan karena ternyata tidak mendongkrak pendapatan
perusahaan. Pada era 1990an, perencanaan strategis kembali popular dan digunakan oleh
perusahaan-perusahaan sampai saat ini.

Rencana strategis pada dasarnya adalah sebuah rencana bagaimana perusahaan akan
bermain di dalam industrinya. Sama seperti sebuah tim sepak bola yang menyusun rencana
bagaimana mereka akan bermain melawan tim lain. Perusahaan harus memiliki rencana

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
strategis yang baik untuk dapat bersaing didalam industry. Tekanan persaingan dalam
sebuah industri tentunya akan menekan laba yang dapat diperoleh perusahaan-perusahaan
yang ada dalam industri tersebut. Rencana strategis merupakan hasil pemilihan yang sulit
dari beberapa alternative baik yang ada, dan rencana strategis memberikan sinyal tentang
komitmen perusahaan terhadap pasar tertentu, kebijakan-kebijakan tertentu, prosedur-
prosedur tertentu, dan operasi-operasi tertentu.

TAHAPAN MANAJEMEN STRATEJIK


Proses manajemen stratejik terdiri dari tiga tahap, yaitu:

 Formulasi Strategi
 Implementasi Strategi
 Evaluasi Strategi

Formulasi strategi didalamnya terdapat kegiatan pengembangan visi dan misi, identifikasi
kesempatan dan ancaman, menentukan kekuatan dan kelemahan, penetapan sasaran
jangka panjang, menyusun alternatif-alternatif strategi, dan pemilihan strategi-strategi yang
akan dilaksanakan. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menyusun formulasi strategi antara
lain: menentukan bisnis baru apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang perlu ditinggalkan,
bagaimana mengalokasi sumber daya, apakah akan melakukan ekspansi operasi atau
melakukan diversifikasi, apakah perlu memasuki pasar internasional, apakah perlu
melakukan merger atau kerja sama, dan bagaimana menghindari agar perusahaan tidak di
rebut atau dicaplok pihak lain. Para top manajer dan ahli strategi perusahaan harus
memutuskan alternatif strategi mana yang akan diambil karena pada dasarnya perusahaan
memiliki keterbatasan sumber daya. Keputusan tentang formulasi strategi akan mengikat
perusahaan pada produk-produk tertentu, pasar tertentu, sumber daya tertentu, dan
teknologi tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu. STrategi yang ditetapkan perusahaan
akan menentukan keunggulan bersaing perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan-
keputusan strategis (entah itu baik atau buruk) dengan demikian akan membawa
konsekuensi-konsekuensi multi fungsi serta akan berdampak lama bagi perusahaan.

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan,


Menyusun kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi
mencakup pengembangan strategi yang mendukung budaya, menciptakan struktur

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
organisasi yang efektif, mengarahkan usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,
mengembangkan dan mendaya gunakan system informasi, dan mengaitkan kompensasi
karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering disebut sebagai “action
stage” dari manajemen stratejik. Implementasi strategi berarti memobilisasi karyawan dan
para manajer untuk menerapkan strategi yang sudah diformulasi ke dalam tindakan.
Implementasi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen stratejik,
karena implementasi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan para personil,
Keberhasilan implementasi sangat bergantung pada kemampuan para manajer memotivasi
karyawan, dimana hal ini lebih pada kemampuan seni dibanding kemampuan ilmiah.
Kemampuan inter personal merupakan salah satu kunci keberhasilan tahap implementasi.

Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dari manajemen stratejik. Para manajer tentunya
perlu mengetahui apakah strategi yang diterapkan berjalan baik atau tidak; dan evaluasi
merupakan cara untuk mengetahui hal tersebut. Setiap strategi, sejalan dengan waktu, perlu
dimodifikasi karena factor-faktor eksternal dan internal juga mengalami perubahan. Evaluasi
strategi terdiri dari tiga buah aktivitas, yaitu:

1. Review factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi


saat ini;
2. Mengukur kinerja;
3. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan.

Evaluasi strategi sangat perlu diakukan karena keberhasilan saat ini tidak dapat menjamin
keberhasilan dimasa yang akan datang. Keberhasilan saat ini pasti akan mendatangkan
masalah-masalah baru dan berbeda.

Adaptasi Perubahan
Proses manajemen stratejik didasarkan pada keyakinan bahwa sebuah organisasi harus
secara kontinu memonitor peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan eksternal dan
internal, sehingga perubahan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Perusahaan, seperti
layaknya mahluk hidup, harus senantiasa beradaptasi jika ingin tetap bertahan. Sejarah
membuktikan betapa banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut akibat tidak
memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Adaptasi merupakan kata kunci bagi
perusahaan agar dapat bertahan hidup dalam industrinya.

Proses manajemen stratejik yang baik memampukan perusahaan untuk beradaptasi secara
efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang. Situasi persaingan pada saat ini

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
menunjukkan bahwa hal tetap adalah perubahan itu sendiri. Perusahaan yang berhasil
adalah perusahaan yang mampu mengelola dengan efektif perubahan yang terjadi. Secara
geografis batas-batas negara jelas terlihat, tetapi peta persaingan menunjukkan bahwa arus
uang dan aktivitas industry membuat batas-batas tersebut menjadi tidak lagi terlihat.
Kecepatan arus informasi membuat tidak ada lagi batas-batas yang memisahkan entitas,
Dunia menjadi tanpa batas dengan kewarganegaraan global, persaingan global, pelanggan
global, pemasok global, dan distributor global. Keharusan untuk beradaptasi ini
memunculkan pertanyaan-pertanyaan strategis, seperti: “Bisnis kita akan menjadi seperti
apa?”, “Apakah kita berada di arena yang tepat?”, “Apakah kita perlu merubah bisnis kita?”,
“Pesaing-pesaing baru yang bagaimana yang akan memasuki industry kita?”, “Strategi apa
yang sebaiknya kita terapka?”, “Bagaimana pelanggan kita berubah?’, “Apakah teknologi
baru yang sedang dikembangkan akan mengancam bisnis kita?”.

Istilah Kunci Manajemen Stratejik


Paling tidak, ada Sembilan kata kunci dalam manajemen stratejik yang harus dipahami
dengan baik, yaitu:

1. Competitive Advantage
2. Strategists
3. Vision & Mission Statements
4. External Opportunities & Threats
5. Internal Strength & Weaknesses
6. Long-Term Objectives
7. Strategies
8. Annual Objectives
9. Policies.

Competitive Advantage
Manajemen stratejik pada dasarnya berhubungan dengan bagaimana mendapatkan dan
mempertahankan keunggulan bersaing (competitive advantage). Istilah keunggulan
bersaing dapat diartikan sebagai “apapun yang dilakukan oleh perusahaan dengan sangat
baik dibanding perusahaan pesaing”. Ketika sebuah perusahaan mampu melakukan
sesuatu yang tidak dapat dilakukan pesaing, atau ketika perusahaan memiliki sesuatu yang
diinginkan oleh pesaing, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan
bersaing. Pencarian atau pengejaran keunggulan bersaing dapat mengarah pada
keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Umumnya, perusahaan hanya dapat

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
mempertahankan keunggulan bersaingnya selama waktu tertentu saja karena pesaing dapat
melakukan imitasi dan melakukannya dengan lebih baik. Ternyata memiliki keunggulan
bersaing saja tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan perusahaan dalam jangka
panjang, perusahaan perlu memiliki keunggulan bersaing yang bertahan (sustained
competitive advantage). Perusahaan dapat memiliki keunggulan bersaing yang bertahan ini
dengan:

 Secara kontinu beradaptasi terhadap perubahan pada faktor eksternal, dan


perubahan pada faktor internal, seperti: kapabilitas, kompetensi, dan sumber daya;
 Secara efektif memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi-strategi
yang dapat mengkapitalisasi perubahan-perubahan diatas.

Strategists
Strategists adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau
kegagalan sebuah organisasi. Para strategists memiliki jabatan seperti: CEO, president,
pemilik, komisaris, direktur, dan lain-lain. Para strategists ini mengumpulkan, menganalisis,
dan mengorganisir informasi. Mereka melacak informasi tentang industry, mengembangkan
model-model peramalan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporat maupun
kinerja divisi, mencari kesempatan-kesempatan pasar, mengidentifikasi ancaman-ancaman
bisnis, dan mengembangkan action plans yang kreatif. Para strategies ini biasanya berada
pada level yang tinggi dalam organisasi, dan memiliki kekuasaan untuk mengambil
keputusan.

Vision & Mission Statements


Banyak organisasi mengembangkan pernyataan visi yang menjawab pertanyaan: “Kita ingin
menjadi seperti apa?”. Mengembangkan visi sering dianggap sebagai langkah pertama
dalam perencanaan strategis. Kebanyakan visi ditulis dalam bentuk sebuah kalimat.

Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan yang membedakan sebuah bisnis
dengan bisnis serupa dari perusahaan lain. Pernyataan misis mengidentifikasikan jangkauan
operasi perusahaan dalam pengertian produk dan pasar. Misi yang jelas, menggambarkan
nilai-nilai dan prioritas-prioritas dari sebuah organisasi. Sebuah pernyataan misi
menggambarkan arah masa depan sebuah organisasi. Pernyataan misi merupakan
pengingat bagi seluruh karyawan tentang alasan mengapa organisasi ada, dan apa mimpi
para pendiri ketika mereka mempertaruhkan nama baik dan sumberdayanya untuk
mewujudkan mimpi mereka.

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
External Opportunities & Threats
Kesempatan dan ancaman dari factor eksternal merujuk pada masalah ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, tren persaingan
yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan perusahaan di masa yang
akan datang. Faktor-faktor eksternal ini pada umumnya berada diluar kendali perusahaan.
Prinsip dasar dalam manajemen stratejik adalah perusahaan perlu memformulasi strategi
untuk meraih keuntungan dari kesempatan yang ada dilingkungan eksternal, dan berusaha
menghindari atau mengurangi dampak merugikan dari ancaman eksternal. Perusahaan
harus senantiasa memonitor apa saja yang terjadi dan akan terjadi pada lingkungan
eksternalnya, dengan melakukan apa yang disebut sebagai environmental scanning, atau
industry analysis. Lobi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi factor eksternal.

Internal Strength & Weaknesses (ISW)


ISW merupakan factor-faktor yang berada dalam kendali perusahaan karena faktor-fakotr ini
berada dalam lingkungan internal perusahaan, berkaitan dengan sesuatu yang dilakukan
dengan sangat baik, dan sesuatu yang dilakukan secara jelek. ISW bisa terdapat atau terjadi
pada manajemen, bagian pemasaran, keuangan, akunting, produksi, R&D, dan system
informasi manajemen. Identifikasi dan evaluasi terhadap ISW pada setiap bagian fungsional
dalam organisasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam aktivitas manajemen
stratejik. Pengertian kekuatan dan kelemahan ini dinyatakan dalam ukuran yang relative
dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Kelemahan relative atau kekuatan relative
merupakan informasi yang sangat penting.

Long-Term Objectives
Tujuan didefinisikan sebagai hasil-hasil yang spesifik yang akan dicapai perusahaan untuk
meraih misinya. Long-term maksudnya jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Tujuan
merupakan hal mendasar karena tujuan menyatakan arah, alat bantu dalam evaluasi,
menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menjadi
dasar bagi perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian aktivitas yang
efektif. Tujuan yang ditetapkan haruslah yang menantang, terukur, konsisten, masuk akal,
dan jelas.

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
Strategies
Strategi merupakan sarana dengan mana tujuan jangka panjang dapat dicapai. Strategi
bisnis diantaranya adalah: ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, penghematan, divestasi, likuidasi, dan joint ventures. Strategi merupakan
Tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan komitmen atas
sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.

Annual Objectives
Tujuan-tujuan tahunan merupakan tonggak-tonggak tahunan yang harus dicapai agar tujuan
jangka panjang dapat diraih. Tujuan tahunan harus terukur, kuantitatif, menantang, realistic,
konsisten, dan memiliki prioritas. Tujuan tahunan harus ditetapkan pada tingkat korporat,
divisi, tingkat fungsional pada organisasi. Tujuan tahunan harus dinyatakan dalam istilah
capaian manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, R&D, dan system informasi
manajemen. Tujuan tahunan penting dalam implementasi strategi, sedangkan tujuan jangka
panjang penting dalam menyusun formulasi strategi.

Policies
Kebijakan merupakan sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan
mencakup: pedoman-pedoman, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur yang ditetapkan
untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan. Kebijakan merupakan pedoman bagi
pengambilan keputusan. Kebijakan dapat ditetapkan pada tingkat korporat dan berlaku
untuk seluruh bagian organisasi, pada tingkat divisi dan berlaku hanya pada divisi yang
bersangkutan, atau pada tingkat fungsional dan berlaku hanya pada bidang fungsional itu
saja.

Manfaat Manajemen Stratejik


Manajemen stratejik memungkinkan organisasi untuk lebih proaktif dan reaktif dalam
membentuk masa depannya. Secara historis, manfaat utama dari manajemen stratejik
adalah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik melalui penggunaan
pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional dalam memilih strategi. Kunci utama
dalam manajemen stratejik yang baik adalah komunikasi. Melalui dialog yang baik dan
partisipasi, para manajer dan pekerja akan komit dan mendukung organisasi. Cara
bagaimana manajemen stratejik dilakukan merupakan hal yang sangat penting. Sasaran
utamanya adalah untuk mencapai pemahaman dan komitmen dari seluruh manajer serta

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
karyawan. Pemahaman mungkin merupakan manfaat yang paling penting dari manajemen
stratejik, yang kemudian diikuti oleh komitmen. Ketika para manajer dan karyawan
memahami apa dan mengapa organisasi melakukan sesuatu, maka mereka akan merasa
menjadi bagian dari hal tersebut, dan akan berkomitmen untuk terlibat membantu. Hal ini
terbukti sangat benar ketika karyawan juga memahami bahwa kompensasi yang mereka
terima berhubungan dengan kinerja organisasi. Para manajer dan karyawan akan menjadi
sangat kreatif dan inovatif ketika mereka memahami dan mendukung misi, tujuan, dan
strategi organisasi.

Manfaat Finansial
Hasil-hasil penelitian menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan
manajemen stratejik yang baik ternyata lebih menguntungkan dibanding perusahaan-
perusahaan yang tidak menerapkannya. Perusahaan yang menerapkan konsep manajemen
stratejik menunjukkan peningkaant penjualan, keuntungan dan produktivitas dibanding
perusahaan yang tidak menerepkannya. Perusahaan-perusahaan yang berkinerja tinggi
cenderung melakukan perencanaan yang sistematik dalam menghadapi fluktuasi-fluktuasi
masa depan pada lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan-perusahaan yang
berkinerja tinggi mampu membuat keputusan yang lebih baik dengan antisipasi yang baik
akan konsekuensi-konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang.

Manfaat Nonfinansial
Manfaat nonfinansial yang dapat diperoleh perusahaan yang menrepkan manajemen
stratejik yang baik antara lain adalah:

 Meningkatkan kewaspadaan akan ancaman eksternal,


 Meningkatkan pemahaman akan strategi pesaing,
 Meningkatkan produktivitas kerja,
 Mengurangi penolakan terhadap perubahan,
 Meningkatkan pemahaman terhadap hubungan antara kinerja perusahaan
dengan kompensasi.

Pakar strategi Greenley menyatakan bahwa manajemen stratejik dapat memberikan


manfaat-manfaat sebagai berikut:

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
 Memungkinkan untuk melakukan identifikasi, menentukan prioritas, dan
eksploitasi kesempatan-kesempatan,
 Menyediakan pandangan yang objektif atas masalah-masalah manajemen,
 Menyediakan kerangka kerja bagi perbaikan koordinasi dan pengendaiian
aktivitas-aktivitas,
 Meminimalisir dampak kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan yang
merugikan,
 Memungkinkan untuk membuat keputusan-keputusan penting dalam
mendukung pencapaian tujuan-tujuan,
 Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif dalam
mengidentifikasi peluang-peluang,
 Memungkinan penggunaan sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan,
 Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal diantara personil yang
ada,
 Membantu mengintergrasikan perilaku individu-individu kedalam usaha total,
 Menyediakan dasar bagi kejelasan tanggung jawab individu,
 Mendorong cara piker yang berorientasi ke depan,
 Menyediakan pendekatan yang kooperatif, terintegrasi, dan entusias dalam
menangani masalah dan peluang-peluang,
 Mendorong munculnya sikap yang baik terhadap perubahan,
 Meningkatkan tingkat disiplin dan formalitas pada manajemen bisnis.

Mengapa Perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan Strategis?


Beberapa perusahaan tidak melakukan perencanaan strategis, atau melakukannya tetapi
tidak mendapat dukungan yang baik dari para manajer dan karyawan. Beberapa alasan
mengapa beberapa perusahaan tidak melakukannya atau melakukannya tetapi dengan
dukungan yang sangat minimal, antara lain:

 Kurangnya pengetahuan atau pengalaman dalam perencanaan strategis,


 Struktur reward yang jelek,
 Firefighting. Perusahaan sibuk dengan penyelesaian masalah-masalah
sehingga tidak memiliki waktu untuk menyusun perencanaan strategies,
 Buang-buang waktu,
 Terlalu mahal,
 Malas,

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
 Puas dengan keberhasilan yang diperoleh saat ini,
 Takut mengalami kegagalan,
 Terlalu yakin,
 Pengalaman jelek sebelumnya,
 Adanya kepentingan pribadi,
 Ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui,
 Rasa curiga.

Jebakan Dalam Perencanaan Strategis


Perencanaan strategis merupakan sebuah keterlibatan proses yang rumit dam komplek
yang membawa organisasi kedalam sebuah daerah yang tidak diketahui pasti. Tidak ada
resep yang pasti dan dapat segera digunakan. Sebaliknya perencanaan strategis akan
membawa organisasi dalam sebuah perjalanan Panjang dan yang memberikansebuah
kerangka kerja untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dan menjawab persoalan-
persoalan. Perjalanan ini tentunya tidak akan terlepas dari adanya jebakan-jebakan
potensial yang bisa mengganggu organisasi. Beberapa jebakan yang perlu diperhatikan dan
dihindari dalam perencanaan strategis anatar lain adalah:

1. Menggunakan/memanfaatkan perencanaan strategis


untuk mendapatkan kendali atas keputusan-keputusan
dan sumberdaya,
2. Melakukan perencanaan strategis hanya untuk
memenuhi syarat-syarat akreditasi dan regulasi,
3. Terlalu tergesa-gesa sejak dari pengembangan misi
hingga formulasi strategi,
4. Gagal mengkomunikasikan rencana kepada karyawan,
yang tetap berkerja dalam kegelapan,
5. Pimpinan puncak banyak mengambil keputusan
berdasarkan intuisi yang bertentangan dengan rencana
formal yang telah disusun,
6. Pimpinan puncak tidak secara aktif mendukung proses
perencanaan strategis,
7. Gagal menggunakan rencana yang disusun sebagai
standar untuk mengukur kinerja,
8. Mendelegasikan perencanaan kepada “perencana”
bukan kepada para manajer,

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
9. Gagal melibatkan personil-personil kunci dalam
keseluruhan tahap-tahap perencanaan,
10. Gagal menciptakan iklim kolaboratif terhadap dukungan
akan perubahan,
11. Memandang perencanaan sebagai sesuatu yang tidak
perlu dan tidak penting,
12. Terlalu asik dalam penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi sehingga tidak ada rencana yang disusun,
13. Melakukannya dengan terlalu formal sehingga
fleksibilitas dan kreativitas menjadi terhalang.

Pedoman Manajemen Stratejik yang Efektif


Kegagalan mengikuti pedoman tertentu dalam menerapkan manajemen stratetjik akan
memunculkan kritikan terhadap proses dan akan menciptakan masalah-masalah bagi
organisasi. Pertanyaan seperti: “Apakah manajemen stratejik di perusahaan ini merupakan
proses yang melibatkan orang, atau hanya proses di atas kertas saja?”, perlu diperhatikan.
Formulasi strategi yang sebaik apapun, tidak akan berguna jika tidak dapat
diimplementasikan. Beberapa organisasi cenderung menghabiskan banyak waktu, uang,
dan usaha untuk mengembangkan perencanaan strategis, tetapi formulasi strategi tidak
diimplementasikan. Perubahan terjadi ketika strategi diimplementasikan dan dievaluasi.
Perubahan terjadi bukan melalui rencana. Rencana adalah sarana untuk melakukan
perubahan ketika rencana tersebut diimplementasikan dan dievaluasi. Rencana yang tidak
sempurna tetapi diimplementasikan dengan sangat baik masih lebih bagus ketimbang
rencana yang sangat baik, tetapi tidak diimplementasikan.

Manajemen stratejik tidak boleh menjadi kegiatan yang sifatnya ritual, terlalu muluk, diatur,
tertalu formal, dapat diperkirakan, dan kaku. Kata-kata harus didukung oleh angka-angka,
bukan angka-angka yang didukung dengan kata-kata, yang harus menjadi media dalam
menjelaskan isu-isu strategis serta respon-respon organisasi. Peran kunci para strategists
adalah memfasilitasi proses belajar dan perubahan organisasi yang kontinu. Pakar
manajemen stratejik R.T. Lenz mengemukakan pedoman-pedoman bagi proses manajemen
stratejik yang efektif. Menurutnya, proses manajemen stratejik sedapat mungkin dilakukan
secara sederhana dan tidak rutin. Hilangkan jargon dan bahasa-bahasa perencanaan yang
misterius tidak jelas. Ingat, manajemen stratejik merupakan proses untuk mendorong
pembelajaran dan Tindakan, bukan hanya sekedar system formal untuk melakukan
pengendalian. Agar dapat menghindari perilaku rutin, variasikan penugasan-penugasan,
anggota tim, pertemuan-pertemuan formal, dan jadwal penyusunan rencana. Proses

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
seharusnya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan pengaturan setting harus dirubah
untuk menstimuli kreativitas. Beri tekanan pada rencana yang berorientasi pada kata-kata
(naratif) dengan angka-angka sebagai materi pendukung. Jika manajer tidak dapat
mengekspresikan strategi mereka dalam satu paragraph, maka sesungguhnya mereka
belum memahaminya. Rangsang cara berpikir dan Tindakan untuk menantang atau
mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari strategi perusahaan saat ini. Terimalah
berita jelek; jika strategi tidak berjalan baik, manajer perlu memahami mengapa strategi
tidak berjalan. Bangun dan kembangkan budaya organisasi dengan mana peran dan tujuan
utama dari manajemen stratejik dapat dipahami semua pihak. Jangan biarkan para “teknisi”
mengkooptasi proses manajemen stratejik.

Tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tidak terbatas. Tidak ada perusahaan
yang bisa meminjam uang ke bank dalam jumlah tanpa batas, tidak mungkin menerbitkan
saham untuk menaikkan modal dalam jumlah yang tidak terbatas. Akibatnya, tidak ada
satupun organisasi yang dapat mengambil dan melaksanakan semua strategi yang ada
yang dapat memberi keuntungan pada organisasi. Keputusan strategis dengan demikian
selalu harus dibuat dengan memilih strategi yang terbaik dari alternative yang ada, and
melakukan alokasi sumber daya untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Memilih dan
melaksanakan terlalu banyak strategi, bahkan ketika strategi tersebut bagus, dapat
mengancam perusahaan karena sumber daya yang teralokasikan pada banyak strategi.
Keputusan-keputusan strategis membutuhkan trade-offs, misalnya seperti pertimbangan-
pertimbangan jangka panjang dengan jangka pendek, memaksimumkan keuntungan atau
meningkatkan kemakmuran pemegang saham, dan sebagainya. Perlu juga diperhatikan isu-
isu etik dalam implementasi manajemen stratejik. Trade-offs dalam strategi pasti melibatkan
penilaian, pertimbangan, dan preferensi yang sifatnya subyektif. Pada banyak kasus,
kurangnya obyektivitas dalam memformulasi strategi dapat melemahkan bahkan
menghilangkan kemampuan bersaing dan keuntungan. Pada umumnya organisasi-
organisasi saat ini memahami bahwa konsep-konsep dan tehnik-tehnik manajemen stratejik
dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan. Faktor-faktor subyektif seperti,
sikap terhadap resiko, pertimbangan tanggung jawab sosial, dan budaya organisasi akan
selalu mempengaruhi keputusan tentang formulasi strategi, tetapi organisasi senantiasa
harus berusaha se-obyektif mungkin ketika mempertimbangkan factor-faktor yang bersifat
subyektif. Beberapa pedoman dalam melakukan proses perencanaan strategis agar berjalan
efektif antara lain adalah:

1. Proses perencanaan harus merupakan yang melibatkan


orang, bukan sekedar proses di atas kertas.

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
2. Proses perencanaan harus menjadi proses belajar bagi
seluruh manajer dan karyawan.
3. Proses perencanaan harus menggunakan kalimat yang
didukung dengan angka-angka, bukan angka-angka yang
didukung dengan kalimat.
4. Proses perencanaan harus sederhana dan bersifat non-rutin.
5. Harus ada variasi penugasan, anggota tim, pertemuan-
pertemuan formal, dan jadwal-jadwal.
6. Harus menantang atau mempertanyakan asumsi-asumsi yang
mendasari strategi perusahaan saat ini.
7. Harus dapat menerima berita jelek.
8. Harus memiliki sikap keterbukaan, dan semangat untuk
menyelidiki dan belajar.
9. Tidak boleh menjadi mekanisme birokrasi.
10. Tiak boleh menjadi kegiatan yang ritual, kaku dan terlalu
diatur.
11. Tidak boleh terlalu formal, dapat diperkirakan, dan kaku.
12. Jangan menggunakan jargon dan istilah-istilah bahasa
perencanaan yang tidak jelas.
13. Jangan menjadi system formal untuk pengendalian.
14. Jangan mengabaikan informasi yang bersifat subyektif.
15. Jangan sampai dikendalikan oleh para “teknisi”.
16. Jangan mengambil dan melaksanakan terlalu banyak strategi
pada waktu yang sama.
17. Secara kontinu tingkatkan kebijakan “good ethics is goog
business”.

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Utama
Thompson, Arthur, Margareth Pete4raf, John Gamble, A.,J., Stricklan III, 2012
Crafting and Executing Strategy., Mc Graw Hill, 18 th. Ed. (TPGS)
Pendukung
Anthony E. Henry, 2011, Understanding Strategic Management, Oxford University
press, 2nd. Ed. (AH)
Robert Kreitner and Angelo Kinicki, 2010, Organizasional Behavior. Mc Graw Hill,
9Th. Ed (KK)

‘20 Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Veronica Christina http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai