Anda di halaman 1dari 10

Topik 4 - Koneksi Antar Materi

EXPERIENTIAL LEARNING
Pembelajaran Sosial Emosional

DIANI FIFI SUSANTI | 223113914963 | PGSD 001


EXPERIENTIAL LEARNING
Pada dasarnya setiap individu memiliki perbedaan pada gaya belajar.
Perbedaan tersebut terjadi karena faktor genetik, profil belajar,
pengalaman dan lingkungan karakteristik pada diri seseorang. Dengan
cara tersebutlah individu mengembangkan pengalamannya untuk
mempelajari hal tertentu.

Menurut Kolb (1984) gaya belajar dapat dipengaruhi oleh faktor


kepribadian, pendidikan, pemilihan karir dan minat (Joy dan Kolb
2009)

Dalam pembelajaran Experiential Learning guru perlu melakukan


tahap pemetaan gaya belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
GAYA BELAJAR
Menurut Kolb berdasarkan Experiential Learning Cycle

Diverging (Divergen) Converging (Konvergen)

Asimilating (Asimilasi) Accomodating (Akomodasi)


Gaya ini merupakan perpaduan antara pengalaman
konkrit dengan observasi secara reflektif. Individu
dengan gaya belajar ini mencoba melihat sesuatu

GAYA BELAJAR melalui pengalaman yang beragam dan bervariasi


dari segi perspektif. Individu atau peserta didik

DIVERGEN dengan tipe ini cenderung mengumpulkan informasi


yang ada dan memiliki minat sosialisasi yang tinggi,
peduli dan peka terhadap lingkungannya. Dalam
belajar formal mereja terbuka terhadap feedback
seperti masukan dan saran dari orang lain.
Gaya belajar ini merupakan kombinasi dari elemen
Konseptual Abstrak dan Observasi Reflektif.
Seseorang yang memiliki gaya belajar asimilasi lebih
mementingkan keunggulan logis sebuah teori
daripada nilai praktisnya. Dalam proses belajar, ia
GAYA BELAJAR suka membaca, mengekspolasi model analitis dan

ASIMILASI
memikirkan hal-hal secara mendalam.

[ ASIMILATOR ] Gaya belajar model Kolb yang kedua yaitu assimilator,


peserta didik yang memiliki gaya belajar ini terampil
menempatkannya ke dalam bentuk yang pasti dan
logis. Peserta didik kurang berfokus pada manusia
tetapi lebih berminat pada ide dan konsep abstrak.
GAYA BELAJAR KONVERGEN
Gaya belajar ini merupakan kombinasi dari elemen Konseptualisasi Abstrak
dan Eksperimen Aktif. Seseorang yang memiliki gaya belajar konvergen lebih
suka menangani masalah dan tugas-tugas teknis daripada isu sosial dan
interpersonal. Dalam proses belajar, ia suka melakukan eksperimen dengan
ide baru, simulasi dan aplikasi praktis.

Gaya belajar Konvergen, ketika pembelajaran di kelas peserta didik


cenderung melakukan eksperimen dengan ide baru melakukan eksperimen
dengan ide baru peserta didik dengan gaya belajar ini baik dalam menemukan
kegunaan praktis dari ide dan teori. Peserta didik mampu memecahkan
masalah dan mengambil keputusan secara efektif. Peserta didik lebih suka
menangani masalah dan tugas-tugas teknis daripada isu sosial dan
interpersonal.
GAYA BELAJAR AKOMODASI [ ACCOMODATOR ]
Gaya belajar ini merupakan kombinasi dari pengalaman konkrit dan eksperimen aktif. Seseorang dengan gaya
belajar ini memiliki keunggulan untuk belajar dari pengalaman langsung. Dalam proses belajar, ia lebih suka
belajar dengan orang lain serta menguji bermacam-macam pemecahan masalah.

Gaya belajar yang terakhir yaitu gaya belajar Accomodator. Peserta didik memiliki keunggulan untuk belajar
dari pengalaman langsung. Peserta didik suka mengambil tindakan dan melibatkan diri dalam situasi baru
yang menantang. Saat menghadapi persoalan, peserta didik dengan gaya belajar ini lebih mengandalkan
pada infromasi dari orang lain daripada dari pemikirannya sendiri. Dalam pembelajaran di kelas, peserta didik
lebih suka bekerja dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas, menetapkan tujuan, melakukan kerja
lapangan, serta menguji bermacam-macam pemecahan suatu masalah.
Pemahaman tentang Peserta
Didik dan Pembelajarannya

Berkaitan dengan gaya belajar, guru dapat melakukan pemetaan


sesuai dengan profiling peserta didik. Hal ini bertujuan untuk
memahami karakteristik sesuai dengan konsep gaya belajar
KETERKAITAN Experiential Learning

EXPERIENTIAL
LEARNING DENGAN
TOPIK LAIN Prinsip Pengajaran dan
Asesmen yang Efektif

Melaksanakan Asesmen diagnostik kognitif maupun non kognitif,


lalu disesuaikan dengan gaya belajar menurut Kolb yaitu
Experiential Learning
Design Thinking

Guru dapat memanfaatkan prinsip soal emosional dalam


mempersiapkan inovasi media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan emosi anak sehingga peserta didik dapat dengan
KETERKAITAN mudah memahami media yang disajikan

EXPERIENTIAL
LEARNING DENGAN
TOPIK LAIN Relevan dengan Mata Kuliah
lain

Topik ini relevan dengan MK Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang


Efektif II di SD, tepatnya saat diminta melakukan pembelajaran
dengan mengunakan pendekatan TaRL dimana perlu menyusun
sebuah asesmen diagnostik baik dari segi kognitif maupun non
kognitif, yang salah satunya dari perkembangan emosi peserta didik
TERIMA KASIH
Semoga kamu bisa mendapatkan ilmu yang
bermanfaat dari penjelasan ini. Semoga beruntung !

Anda mungkin juga menyukai