Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan prosa Arab pada tahap ini tidak berjalan pada satu garis, melainkan berjalan pada

dua kecenderungan. Kecenderungan pertama, mereka yang menyerukan agar berpegang teguh
pada kebudayaan Arab dan Islam yang asli dengan mengambil manfaat dari kebudayaan Barat.
Di antara para pengarang yang mempunyai kecenderungan seperti ini adalah: Mustafa Luthfi al-
Manfaluti, Syarkib Arsalan, dan Mahmud Abbas al-Aqqad.
Kecenderungan kedua, mereka yang terpengaruh kebudayaan Barat. Di antar pengarang yang
masuk ke dalam kecenderungan ini adalah:, Muhamad Husein Haekal , Ahmad Amin, dan Taha
Husein.
Abbas Mahmud Al-Aqqad
Sastrawan Mesir ini lahir di daerah bernama Aswan (Suatu daerah yang terletak di hulu Mesir)
pada tahun 1889. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif. Mulai dari prosa, puisi, bahkan kritik
sastra. Walaupun secara formal dia hanya menyelesaikan pendidikan dasar. Akan tetapi ia
termasuk golongan kutu buku. Mungkin salah satu hal yang paling diingat adalah kritiknya
terhadap dua sastrawan yaitu Husein Haekal dan Taha Husein atas kecenderungan mereka
kepada peradaban barat.
Shakib Arslan
Sastrawan Lebanon yang lahir tahun 1869. Pangeran Lebanon ini lahir di Choeifat, daerah
selatan gunung Lebanon. Keluarganya yang memerintah sebagian Lebanon pda masa Kekaisaran
Ottoman. Ia dikenal sebagai politikus yang cerdas. Bersama Muhammad Abduh dan Jamaluddin
Al-Afghani, Arsalan mempelopori gerakan Pan-islamisme pada masa itu. Suatu gerakan politik
yang bertujuan mempersatukan seluruh umat islam di dunia dalam satu negara islam.
Mustafa Lutfi Al-Manfaluti
Sastrawan Mesir yang lahir di daerah yang bernama Manfalut pada tahun 1876. Ia dikenal
sebagai esais, penulis cerita-cerita pendek dan pelopor prosa Arab modern. Konon Mustafa ini
termasuk keturunan Nabi Muhammad dari garis keturunan Husein. Sebagai Mahasiswa Al-
Azhar, Ia juga terpengaruh gerakan Pan-Islamisme karena situasi dan kondisi di Universitas Al-
Alzhar pada masa itu.
Muhammad Husain Haekal
Satrawan yang dikenal liberal ini lahir di desa Kafr Ghanam dekat sungai Nil Mesir pada tahun
1888. Sastrawan ini sangat produktif dalam hal menulis. Bahkan ketertarikannya tidak hanya
sebatas sasra Arab, melain sampai sastra-sastra Eropa seperti Shakespeare, Anatolle France serta
Rousseau. Karyanya yang paling kontroversial ialah menulis Hikayat Muhammad dengan gaya
penulisan sastra.
Taha Husein
Taha Husein, Salah satu sastrawan buta yang paling kontroversial pada masa itu. Ia lahir di
daerah Maghragha dekat hilir sungai Nil Mesir pada tahun 1889. Ia buta sejak umur 2 tahun
karena penyakit Opthalmian. Ia bersama Husein Haekal, dikenal sebagai pemikir liberal di
Mesir. Salah satu karya kontroversial Taha Husein ialah ‘fi adab-al-jahili’. Dalam karya itu ia
meragukan keaslian dan keauntentikan sebagian syair-syair masa pra-islam.
Daftar Pustaka :

1. William Shepard (1980) The dilemma of a liberal some political implications in the


writings of the Egyptian scholar, Ahmad Amin (1886–1954), Middle Eastern
Studies, 16:2, 84-97, DOI: 10.1080/00263208008700436
2. (in German) Baber Johansen: Muhammad Husain Haikal. Europa und der Orient im
Weltbild eines ägytischen Liberalen. (Series: Beiruter Texte und Studien, BTS, 5)
Ergon, Würzburg and al-Furat, Beirut 1967
3. Toni Praniska (2019) Kejayaan Islam dan Kontribusi Para Muslim Difabel: Sebuah
Pendekatan Historis, oai:ojs.ejournal.uinib.ac.id/jurnal:article/366
4. Arslān, Shakīb, Amīr | International Encyclopedia of the First World War (WW1) (1914-
1918-online.net)
5. Muṣṭafā Luṭfī al-Manfalūṭī | Egyptian author | Britannica
6. Khemiri, T., & Kampffmeyer, G. (1930). Leaders in Contemporary Arabic Literature: A
Book of Reference. Die Welt Des Islams, 9(2/4), 1–41. https://doi.org/10.2307/1569007

Anda mungkin juga menyukai