Anda di halaman 1dari 42

PEMANFAATAN LIMBAH SEDUHAN TEH MELATI

UNTUK LILIN AROMA TERAPI

LAPORAN PENELITIAN

Disusun guna memenuhi tugas akhir


Program Penelitian SMA N 1 Rembang

Oleh :

Nama : Mochamad Henry Narpati


NIS : 2019013704
Kelas : XII MIPA 5

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 REMBANG
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN
PEMANFAATAN LIMBAH SEDUHAN TEH MELATI
UNTUK LILIN AROMA TERAPI

Peneliti

Mochamad Henry Narpati


2019013704

Telah disetujui oleh Pembimbing dan diketahui oleh


Kepala SMA Negeri 1 Rembang

Rembang, 10 Oktober 2021


Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMA Negeri 1 Rembang Pembimbing

Endang Sri Lestari, S.Pd Siti Nurjanah, S.Pd., M.Kes


NIP. 19730511 199702 2 001 NIP. 19691209 199201 2 001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam laporan KIR ini
benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam laporan KIR ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Rembang, 6 Oktober 2021


Yang Membuat Pernyataan

Mochamad Henry Narpati


NIS. 2019013704

iii
MOTTO

“Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi
keserakahan manusia.” - Mahatma Gandhi

iv
KATA PENGANTAR
.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi”.
Karya ilmiah ini diharapkan mampu memenuhi tugas akhir program
penelitian di SMA Negeri 1 Rembang. Selain itu, diharapkan juga dapat
memberikan informasi kepada siswa SMA Negeri 1 Rembang mengenai
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapidi kalangan
siswa.
Peneliti menyampaikan terima kasih atas segala bantuan, sehinga dapat
tersusun laporan karya ilmiah ini. Peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada :
1. Ibu Endang Sri Lestari, S.Pd. selaku Plt Kepala SMA Negeri 1 Rembang, atas
dorongan yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
ini.
2. Ibu Siti Nurjanah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dukungan, dan ilmunya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Ibu tercinta yang selalu memberi bantuan moril dan materiil pada peneliti.
4. Teman-teman yang membantu menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh sempurna, masih ada
yang harus diperbaiki agar menjadi karya ilmiah yang lebih baik. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Rembang, 21 September 2021

Peneliti

v
ABSTRAK
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi
Oleh :
Mochamad Henry Narpati*)

Teh merupakan minuman yang sangat umum dan sering kita jumpai sehari-
hari. Kini teh tersebut banyak dijual dalam bentuk tea bag yang dikemas dalam
sebuah karton. Meningkatnya jumlah produksi dan konsumsi dari teh tersebut,
maka meningkat pula limbah yang dihasilkan dari teh tersebut. Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa,
mendeskripsikan pembuatan dan pengaplikasian lilin aromaterapi dari limbah
seduhan teh melati.
Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah jenis penelitian
kuantitatif uji produk. Subjek dari penelitian ini adalah 30 orang responden yang
telah dipilih oleh peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan
angket yang berisi pertanyaan tertutup tentang riwayat menggunakan lilin
aromaterapi, tampilan, tekstur, warna, bau, manfaat, dan ketahanan produk limbah
teh melati untuk lilin aromaterapi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April
tahun 2021 di Perumahan Griya Utama Permai Blok A8 RT 02/ RW 05,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Pada limbah seduhan teh melati terdapat senyawa katekin sebanyak 13,76%
per satu kantong teh yang berperan dalam penambahan warna dan aroma pada
lilin aromaterapi. Pembuatan produk, dengan cara menambahkan limbah seduhan
teh melati dan essential oil pada lelehan parafin.
Respon masyarakat terhadap produk lilin aromaterapi dengan campuran teh
melati adalah baik dan sangat baik sebanyak 77%. Penggunaan lilin aromaterapi
dari limbah teh melati dengan efek optimal pada ruangan tertutup dengan durasi
2-3 jam. Dapat disimpulkan bahwa produk dapat diterima oleh masyarakat.

Kata kunci : teh melati, aromaterapi, essential oil

*)
siswa SMA Negeri 1 Rembang

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN.................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... iii
MOTTO.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................2
C. Rumusan Masalah .................................................................................2
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................2
E. Manfaat Penelitian .................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................4
A. Tinjauan Pustaka....................................................................................4
B. Kerangka Berpikir .................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 8
A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................... 8
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 9
C. Objek Penelitian................................................................................... 9
D. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 10
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 10
F. Analisis Data ....................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................13
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 13
B. Pembahasan ........................................................................................ 19

vii
BAB V PENUTUP …………………………………………………………... 25
A. Simpulan.............................................................................................. 25
B. Saran ………………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xi
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Tumbuhan Teh ............................................................... 6


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.......................................................................... 7
Gambar 4.1 Riwayat Penggunaan Lilin Aromaterapi........................................ 13
Gambar 4.2 Tampilan Produk............................................................................ 15
Gambar 4.3 Perasaan Responden....................................................................... 16
Gambar 4.4 Aroma Produk................................................................................ 16
Gambar 4.5 Ketahanan Produk.......................................................................... 17
Gambar 4.6 Keramah Lingkungan Produk........................................................ 18
Gambar 4.7 Penerimaan terhadap Produk......................................................... 19

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian......................................................................... 8


Tabel 3.2 Pengumpulan Data............................................................................. 11
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data............................................................................... 12
Tabel 3.4 Rentang Kategori Poin ...................................................................... 12
Tabel 4.1 Dokumentasi Pembuatan Produk....................................................... 14
Tabel 4.2 Tanggapan Masyarakat Terhadap Produk......................................... 18

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teh merupakan minuman yang sangat umum dan sering kita jumpai
sehari-hari. Umumnya teh diproduksi dari daun muda tanaman teh (Camelia
sinensis) yang dikeringkan lalu diseduh dengan air hangat. Setelah diseduh,
teh tersebut mengeluarkan aroma yang khas dan lembut yang membuat orang
hingga kini banyak yang mengonsumsinya sebagai minuman sehari-hari. Teh
memiliki banyak jenis dengan aroma dan rasa yang beragam, salah satunya
adalah teh melati. Pada umumnya teh melati terbuat dari campuran daun teh
hijau dan daun bunga melati yang dikeringkan secara bersamaan. Perpaduan
tersebut menambah cita rasa aroma melati kedalam teh dibandingkan teh
biasa.
Kini teh tersebut banyak dijual dalam bentuk tea bag yang dikemas
dalam sebuah karton. Tea bag membuat kita lebih mudah dalam penyeduhan
teh, sehingga kita tidak perlu lagi melakukan penyaringan. Kini produksi teh
di Indonesia relatif meningkat dari tahun ke tahun, yaitu mencapai rata-rata
157.000 ton/tahun sejak tahun 1993-2002 (Dirjen Bina Produksi
Perkebunan, 2002). Sedangkan menurut data FAO (2012), jumlah produksi
teh di dunia meningkat sebanyak 2,8% setiap tahunnya sejak tahun 1970-
2000. Sedangkan jumlah produksi teh di Indonesia sebesar 5-7% per tahun
sejak 2006-2012 (Solihat, 2015).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa meningkatnya jumlah produksi
dan konsumsi dari teh tersebut, maka meningkat pula limbah yang dihasilkan
dari teh tersebut. Sebagian besar limbah teh akan dibakar, dibuang sebagai
limbah agrikultur, adsorben limbah tekstil, dan juga digunakan sebagai pupuk
kompos.
Akan tetapi dari banyaknya jumlah limbah tersebut, pemanfaatanya
hanyalah sebagian saja. Karena itu peneliti befokuskan kepada pemanfaaatan
dari limbah teh tersebut, dalam konteks penelitian ini memanfaatkan limbah
teh sebagai lilin aromaterapi.

1
2

Peneliti menjadikan limbah teh melati sebagai lilin aroma terapi karena
pada limbah tersebut masih mengandung senyawa katekin. Senyawa katekin
merupakan senyawa yang berperan dalam pembentukan warna, rasa, dan
aroma pada teh. Hasil penelitian yang dilakukan Karori et al. (2011) terdapat
senyawa katekin pada teh sebanyak 13,76%. Kemudian setelah dilakukan
pengolahan, kadar senyawa katekin berkurang menjadi 9,49%.
B. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan diatas timbul pertanyaan dari penulis terkait topik
penelitian ini, penulis mengidenfitikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pemanfaatan limbah seduhan teh?
2. Hal apa saja yang mampu dimanfaatkan kembali dari limbah seduhan
teh?
3. Mengapa kita harus memanfaatkan limbah seduhan teh?
4. Bagaimana proses pembuatan lilin aromaterapi dari limbah seduhan teh?
5. Apa saja yang dibutuhkan dalam membuat lilin aromaterapi?
6. Apa manfaat lilin aromaterapi dari limbah seduhan teh?
7. Bagaimana cara membuktikan manfaat lilin aromaterapi dari limbah
seduhan teh?
C. Rumusan Masalah
Setelah peneliti melakukan identifikasi masalah, penulis menemukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat produk lilin aromaterapi dari limbah seduhan
teh melati?
2. Bagaimana pengaplikasian lilin aromaterapi untuk penggunaan sehari-
hari?
3. Bagaimana cara menguji manfaat lilin aromaterapi teh melati?
D. Tujuan Penelitian
Peneliti menuliskan tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui kandungan limbah dari seduhan teh melati
2. Mendeskripsikan pembuatan limbah seduhan teh melati untuk lilin
aromaterapi
3

3. Mengetahui pengaplikasian limbah seduhan teh melati untuk lilin


aromaterapi dalam penggunaan harian
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat seperti yang
diharapkan sebagai berikut:
1. Peneliti
Sebagai referensi dalam memanfaatkan limbah teh melati, sehingga
dapat menjadi acuan dalam penelitian sejenis yang akan dilakukan. Dan
dapat menambah informasi yang berkaitan dengan penelitian tentang
topik yang serupa.
2. Masyarakat
Diharapkan dari penelitian ini mampu mengurangi limbah hasil dari
seduhan teh melati. Sehingga, limbah tersebut dapat dimanfaatkan
kembali menjadi barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang
diselimuti oleh baha bakar padar. Sebelum abad ke-19,bahan bakar yang
digunakan biasanya lemak sapi. Sekarang biasanya bahan yang
digunakan adalah paraffin. (Shonya, 2019).
Lilin adalah padatan parafin yang ditengahnya diberi sumbu tali
yang berfungsi sebagai alat penerang. Sebagai bahan baku untuk
pembuatan lilin adalah parafin padat, yaitu suatu campuran hidrokarbon
padat yang diperoleh dari minyak mineral (bumi). Paraffin merupakan
suatu hidrokarbon dengan rumus empiris CnH2n+2, yang bentuknya
dapat berupa padat dengan titik cair rendah. Bahan ini berbentuk serbuk
yang lembut. (Hussein, 2016)
2. Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi,
dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai “suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial (essential oil ).”(Jaelani, 2009).
Aromaterapi adalah istilah modern untuk proses penyembuhn kuno
yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kesehatan dan kesejehteraan tubuh, pikiran, dan
jiwa.(Primadiati, 2012)
Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktik keperawatan
dan menggunakan minyak essensial dari bau harum tumbuhan untuk
mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup.
(Bangun, Virgona dkk, 2013)
Minyak essensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan
aromatis yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini merupakan

4
5

hormon atau life force tumbuhan, yang biasa didapat dengan cara
ekstraksi. Minyak esensial itu berefek sebagai antibakteri dan antivirus,
juga merangsang kekebalan tubuh untuk melawan infeksi tersebut.
Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya merupakan hasil
penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan dedaunan yang
memiliki aroma yang kuat. (Primadiati, 2012).
3. Teh (Camellia sinensis)
a. Sistematika Tanaman teh (Camellia sinensis) dalam taksonomi
menurut Conqruist (1981) dalam (Syakir, 2010) adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Ericales
Familia : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camelia sinesis
b. Habitus dan Morfologi Teh
Camellia Sinensis merupakan tumbuhan teh hijau yang daunnya
sering digunakan untuk membuat minuman teh. Tanaman ini berasal
dari Asia tenggara dan selatan, namun saat ini telah dikembangkan di
seluruh dunia, di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman teh
merupakan semak hijau atau pohon kecil yang biasa dipanen saat
tinggi tanaman belum mencapai dua meter. Bunganya berwarna
putih kuning, berdiameter 2,5-4 cm dengan 7-8 kelopak. (Namita, et
al, 2012)
6

Gambar 2.1 Anatomi Tumbuhan Teh


(Sumber : Namita,2012)
c. Kandungan Teh
Teh mengandung komponen volatil (mudah menguap) sebanyak
404 macam. Komponen volatil tersebut berperan dalam memberikan
cita rasa yang khas. Kandungan kimia daun teh terdiri dari polifenol,
kafein (3,5% dari berat kering), teobromin (0,15-0,2%), teophilin
(0,02-0,04%), asam organik (1,5%), lignin (6,5%), asam amino
bebas (1-5,5%), teanin (4%) (Gopal, 2015). Terdapat senyawa
katekin pada teh sebanyak 13,76% per kantong teh. (Karori, et al,
2011)
Katekin merupakan senyawa yang paling dominan dalam
polifenol. Katekin adalah senyawa yang memiliki aroma yang kuat,
tidak berwarna dan memberikan rasa pahit terdiri dari epikatekin
(EC), epikatekin-3-gallat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan
epigallkatekin gallat (EGCG). Dari keempat senyawa EGCG
merupakan antioksidan yang paling banyak dan mempunyai efek
antioksidan terkuat. EGCG dapat melindungi sel hepar dari
kerusakan dengan mengurangi perlemakan hepar, berperan sebagai
antioksidan dan menstimulasi produksi dari antioksidan seperti
Gluthation-S-Tranferase (Kusmiyati, et al, 2015).
7

d. Kegunaan Teh
Selain diolah sebagai minuman, teh memiliki khasiat Tanaman
teh memiliki manfaat diantaranya sebagai anti kanker, antioksidan,
antimikroba, antibakteria, pencegah aterosklerosis, menjaga
kesehatan jantung, antidiabetes, menstimulasi sistem imun,
mencegah parkinson, menurunkan kolesterol, mencegah karies gigi,
mencegah bau mulut, melancarkan urine, menghindari stroke dan
menurunkan tekanan darah (Syah, 2010).
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat digambarkan bagan di bawah
ini.

KEBIASAAN MINUM
TEH

Ampas Teh Kebutuhan lilin aromaterapi

Limbah teh dalam lilin aromaterapi

INOVASI

Lilin aroma terapi

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah jenis penelitian
eksperimen. Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa, metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.
Dalam penelitian ini peneliti membuat produk lilin aromaterapi dengan
mencampur limbah teh melati. Sebagai sarana eksperimen peneliti juga
membuat lilin aromaterapi dengan bahan dan perlakuan yang sama tetapi
tidak diberi limbah seduhan teh melati.
Kemudian kepada responden dilakukan uji organoleptik. Uji organoleptik
beisi tentang pengaruh penambahan limbah seduhan teh melati dengan cara
responden diberi lilin dengan kode A (perlakuan) dan B (kontrol).
Adapun kegiatan yang akan di lakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
No. Kegiatan Waktu
1. Melakukan percobaan produk 27 Maret 2021
2. Membagikan produk dan angket 5-6 April 2021
pada Responden
3. Mengumpulkan tanggapan dari 13 April 2021
responden
4. Analisa Data 14 April 2021
5. Pelaporan 15 April 2021

1. Melakukan percobaan pembuatan produk


Peneliti akan melakukan percobaan produk. Yang mana percobaan
ini dilakukan untuk mendapatkan produk dengan hasil yang baik dan
dapat dinikmati.
2. Membagikan produk dan angket pada responden
Produk akan dibagian kepada respoden yang telah dipilih oleh
peneliti. Selanjutnya responden mengisi angket yang berisi kelengkapan

8
9

identitas pada kolom yang disediakan kemudian menjawab pertanyaan


yang terdapat pada angket sesuai dengan keadaannya sebenarnya.
3. Mengumpulkan tanggapan dari responden
Angket yang telah diisi responden akan dikumpulkan oleh peneliti
untuk selanjutnya diteliti kelengkapan datanya. Jika saat pengumpulan
angket ditemukan pertanyaan yang belum terjawab atau bahkan
ditemukan jawaban ganda untuk satu pertanyaan, peneliti akan
mengembalikan lembar angket kepada responden untuk selanjutnya
dilengkapi dan diperbaiki.
4. Analisa data
Data akhir berupa tanggapan dari responden yang telah peneliti
dapatkan melalui angket kemudian akan peneliti analisa. Dengan
melakukan analisa peneliti akan dapat melakukan simpulan terkait
dengan produk.
5. Pelaporan
Setelah menganalisa data, selanjutnya peneliti akan menulis laporan
terkait hasil yang didapat melalui analisa data. Yang nantinya akan
peneliti simpulkan sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah
yang dikemukakan sebelumnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk menjalankan penelitian ini agar berjalan dengan lancar maka
peneliti melokasikan pelaksanaan penelitian di Perumahan Griya Utama
Permai Blok A8 RT 02/ RW 05, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Waktu
yang ditentukan peneliti untuk penelitian akan dilaksanakan pada bulan
Maret-April tahun 2021.
C. Objek Penelitian
Peneliti telah menentukan objek untuk mendapatkan data penelitian.
Objek yang digunakan peneliti adalah pelajar SMA Negeri I Rembang
dengan kriteria pelajar yang tidak memiliki gangguan yang berhubungan
dengan pernafasan. Yang kemudian peneliti menyebut mereka sebagai
responden. Responden akan ditentukan secara acak dengan jumlah 30
responden. Responden terdiri dari kelompok remaja (13-20 tahun), Dewasa
10

(21-39), dan Orang tua (>40 tahun) dengan jumlah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan pada tiap kelompok responden sama.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang peneliti peroleh pada angket dalam penelitian ini
tergolong data kuantitatif. Data penelitian ini dikatakan kuantitatif sebab data
dalam penelitian ini menggunakan angka mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasil penelitian yang nantinya
peneliti akan menyertakan penggunaan tabel frekuensi dan diagram lingkaran.
Sumber data dalam penelitian ini tergolong data primer. Data primer
adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang)
maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil pengujian
(benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan
cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda
(metode observasi).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Uji Organoleptik
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji organoleptik dengan
menggunakan angket. Angket merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis
yang terperinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden terkait
hal-hal pribadi atau yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang
diri responden dapat diketahui. Hal itu dapat diketahui melalui jawaban
objektif responden yang dapat menggambarkan tentang keadaan atau
data dirinya.
Peneliti akan menyusun angket dengan 10 pertanyaan yang berfokus
tentang tanggapan responden terhadap produk limbah teh melati untuk
lilin aromaterapi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan
dirumuskan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban yang sifatnya tertutup.
Perolehan data dari angket yang berhasil peneliti kumpulkan
merupakan data kasar atau data mentah yang masih perlu peneliti olah.
11

Ada tiga tahapan untuk mengolah data kasar atau data mentah yang harus
peneliti lalui, yaitu :
a. Editing
Suatu data yang dikumpulkan dari pencatatan yang telah ada,
kemudian diperiksa kelengkapannya pada setiap data dengan proses
editing.
b. Coding
Melakukan pemberian kode pada setiap data yang telah
dikumpulkan dengan pengisian inisial data.
c. Tabulating
Setelah serangkaian tahapan yang dilakukan, kemudian akan
dilanjutkan dengan menyusun atau menghitung data dengan melihat
data yang telah terkumpul lalu disajikan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Setelah melalui tahapan pengolahan tersebut, peneliti kemudian akan
memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel berikut :
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
No. Pertanyaan Poin
2 1 0
1. 1
2. 2
….
10. 10
Jumlah
Jawaban : Option 1 → 2
Option 2 → 1
Option 3 → 0
12

F. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dari hasil angket, data dari pengumpulan
instrumen angket yang nantinya berupa tabel akan peneliti reduksi dalam
table berikut:
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Responden
No. Jawaban Pertanyaan Nomor
Responden 1 2 3 4 5 6 … 10 JML
1
2
..
30
Dari rekapitulasi jawaban responden, selanjutnya dilakukan
pengkategorian poin jawaban. Tujuannya adalah untuk mengetahui asumsi
masyarakat terhadap produk limbah teh melati untuk lilin aromaterapi.
Tabel 3.4 Kategori Rentang Poin
Rentang Poin Kategori
Kurang dari 12 Kurang diterima
12 sampai 16 Diterima
Lebih dari 16 Sangat diterima
Setelah peneliti mengkategorikan poin jawaban, kemudian dibuat ke
dalam diagram. Diagram yang akan peneliti gunakan adalah diagram
lingkaran. Dari pengumpulan data tersebut peneliti akan memperoleh data
akhir yang terstruktur dan objektif. Data tersebut mencangkup riwayat
menggunakan lilin aromaterapi, tampilan, tekstur, warna, bau, manfaat, dan
ketahanan produk limbah teh melati untuk lilin aromaterapi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang telah
dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan usia. Kelompok usia tersebut
yaitu kelompok remaja (13-20 tahun) berjumlah 10 orang, kelompok
dewasa (21-39) berjumlah 10 orang, dan kelompok orang tua (>40 tahun)
berjumlah 10 orang.
2. Riwayat Penggunaan Lilin Aromaterapi
Peneliti memperoleh data dari responden tentang pernah atau tidak
menggunakan lilin aromaterapi sebelumnya. Hal ini bertujuan agar data
yang diperoleh bersifat objektif karena responden dinilai cukup atau
kurang dalam membandingkan lilin aromaterapi ini dengan produk yang
telah dikonsumsi. Berikut adalah data yang peneliti dapat terkait riwayat
penggunaan lilin aromaterapi.

Gambar 4.1 Riwayat Penggunaan Lilin aromaterapi


Data diatas menujukan dari 100% responden, 43% atau 13 orang
tidak pernah menggunakan lilin aromaterapi, 40% atau 12 orang pernah
menggunakan 1-2 kali, dan 17% atau 5 orang menggunakan lilin aroma
terapi lebih dari 2 kali. Menurut data di atas sebagian besar responden
telah menggunakan lilin aromaterapi sebelumnya.

13
14
14

3. Pembuatan Produk
Dalam pembuatan lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh
melati, peneliti menyiapkan bahan-bahan yaitu parafin sebanyak 1 kg,
essential oil sebanyak 10 ml, dan limbah teh melati yang telah
dikeringkan sebanyak 10 kantong teh. Limbah teh melati harus
dikeringkan terlebih dahulu agar bisa bercampur dengan parafin karena
kandungan air pada limbah teh bekas seduhan tidak dapat bercampur
parafin yang mana merupakan minyak.
Pertama parafin dipotong menjadi kecil menggunakan pisau agar
lebih mudah dilelehkan. Panaskan panci lalu masukan parafin yang telah
dipotong. Aduk secara berkala hingga parafin meleleh. Tambahkan
limbah teh melati ke dalam panci lalu aduk hingga warnanya berubah
menjadi hijau muda. Matikan api, lalu tambahkan essential oil melati dan
aduk. Saring larutan lilin aroma terapi lalu tuang ke dalam gelas atau
cetakan. Tambahkan sumbu lilin aromaterapi dengan melilitkan benang
pada lidi atau tusuk gigi, lalu gantung pada gelas. Diamkan selama ±2
jam hingga mengeras, kemudian lilin aromaterapi siap untuk dikonsumsi.
Berikut ini peneliti mendokumentasikan pembuatan produk lilin
aromaterapi dengan campuran limbah teh melati dalam bentuk Tabel 4.1.

Pengeringan limbah Melelehkan parafin Mencampurkan


teh melati limbah teh melati

Menambahkan Penyaringan larutan Produk


essential oil melati lilin aromaterapi
Tabel 4.1 Dokumentasi Pembuatan Produk
15

4. Tampilan Produk
Agar lilin aromaterapi diminati oleh masyarakat, lilin aromaterapi
harus dibuat dengan tampilan yang menarik. Tampilan yang menarik
dapat dilihat dari warna lilin aromaterapi dan kemasan yang dipakai. Hal
ini bertujuan agar masyarakat tertarik untuk menggunakan lilin aroma
terapi. Dari data angket penelitian, peneliti menemukan data
sebagaimana berikut ini.

Gambar 4.2 Tampilan Produk


Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 60%
responden berpendapat bahwa lilin aromarterapi sangat baik, 33%
responden berpendapat lilin aromaterapi memiliki tampilan yang baik,
dan 7% berpendapat bahwa lilin aromaterapi ini memiliki tampilan yang
kurang baik. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa produk lilin
aromaterapi dengan campuran limbah teh melati memiliki tampilan yang
menarik.
5. Perasaan Responden
Agar masyarakat dapat menikmati produk lilin aromaterapi, perlu
diperhatikan apa yang dirasakan oleh responden saat menggunakan lilin
aroma terapi. Hal ini agar sejalan dengan fungsi egronomis yaitu
kenyamanan. Untuk itu peneliti telah mendapat data tentang perasaan
yang dialami saat menggunakan produk lilin aromaterapi dengan
campuran limbah teh.
16

Gambar 4.3 Perasaan Responden


Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 44%
responden merasa sangat nyaman pada saat menggunakan produk, 43%
responden merasa nyaman saat menggunakan produk, dan 13%
responden merasakan tidak nyaman saat menggunakan produk. Menurut
data diatas, saat menggunakan produk lilin aromaterapi dengan campuran
ampas teh melati responden merasakan nyaman.
6. Aroma Produk
Aroma merupakan bagian yang paling penting dalam produk lilin
aromaterapi. Lilin aromaterapi harus memiliki aroma yang harum dan
menenangkan. Aroma dari lilin aromaterapi dapat diperoleh dari
menambah essential oil atau dengan menambah ekstrak. Dari data angket
penelitian, peneliti mendapatkan data terkait aroma dari produk lilin
aromaterapi dengan campuran ampas teh melati sebagaimana berikut ini.

Gambar 4.4 Aroma Produk


17

Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 37%


responden mengatakan bahwa produk memiliki aroma yang sangat
harum, 63% mengatakan bahwa produk memiliki aroma yang harum dan
terdapat 0% responden yang mengatakan produk memiliki aroma yang
kurang baik. Menurut data di atas produk lilin aromaterapi dengan
campuran ampas teh melati memiliki aroma yang harum dan
menenangkan.
7. Inovasi produk
Inovasi pada penelitian ini yaitu dengan menambah limbah teh
melati yang semula tidak terpakai kedalam campuran lilin aromaterapi.
Dari hasil angket, ditemukan data pendapat responden tentang inovasi
pada produk lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati
sebagaimana berikut ini.

Gambar 4.5 Ketahanan Produk


Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 47%
responden mengatakan bahwa produk memiliki inovasi yang sangat baik,
53% mengatakan produk memiliki inovasi yang baik dan terdapat 0%
responden mengatakan produk memiliki inovasi yang kurang baik.
Sehingga dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa produk memiliki
inovasi yang baik.
8. Produk Ramah lingkungan
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar produk lilin romaterapi dapat
digunakan dalam konsumsi sehari-hari yaitu keramah lingkungan dari
produk. Produk harus memiliki kadar polusi yang dihasilkan dalam batas
wajar atau tidak menghasilkan polusi sama sekali.
18

Berikut adalah data yang peneliti dapatkan terkait keramah


lingkungan yang produk miliki.

Gambar 4.6 Keramah lingkungan produk


Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 33%
responden berpendapat bahwa produk memiliki keramah lingkungan
yang sangat baik, 64% responden berpendapat memiliki keramah
lingkungan yang baik dan terdapat 3% responden yang mengatakan
produk mimiliki keramah lingkungan yang kurang baik. Darii data
tersebut dapat disimpulkan bahwa produk lilin aromaterapi dengan
campuran limbah teh melati memiliki keramah lingkungan yang baik.
9. Tanggapan Masyarakat Terhadap Produk
Untuk mengukur apakah produk lilin aromaterapi dengan campuran
limbah teh melati dapat ditemima atau tidak oleh masyarakat, peneliti
menyebar angket kepada responden. Angket tersebut berisi pertanyaan
terkait uji organoleptik produk. Hasil jawaban dari responden dinilai
berdasarkan poin yang dipilih. Kemudian nilai yang diperoleh
dijumlahkan dan dikategorikan berdasarkan rentang nilai. Kategori
sangat diterima oleh masyarakat bernilai lebih dari 15, kategori diterima
oleh masyarakat bernilai 12 sampai 15, dan kategori kurang diterima oleh
masyarakat bernilai kurang dari 12. Berikut adalah tabel yang telah
direduksi dari jawaban responden yang telah didapat.
Tabel 4.2 Tanggapan Masyarakat Terhadap Produk
Rentang Poin Kategori Presentase
Kurang dari 12 Kurang diterima 23%
12 sampai 16 Diterima 54%
Lebih dari 16 Sangat diterima 23%
19

Setelah peneliti mengkategorikan poin jawaban dari responden,


kemudian dibuat ke dalam diagram lingkaran sebagai berikut.

Gambar 4.7 Penerimaan terhadap Produk


Dari data di atas menunjukkan bahwa dari 100% responden, 23%
responden mengatakan bahwa produk sangat diterima, 54% responden
mengatakan bahwa produk dapat diterima, dan 23% responden
mengatakan bahwa produk kurang diterima. Jadi dapat disimpulkan
bahwa produk lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati
dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Peneliti mendapatkan data dari angket yang disebar kepada 30
reponden yang telah dipilih oleh peneliti dan dikelompokan berdasarkan
usia. Kelompok usia tersebut yaitu kelompok remaja (13-20 tahun)
berjumlah 10 orang, kelompok dewasa (21-39) berjumlah 10 orang, dan
kelompok orang tua (>40 tahun) berjumlah 10 orang. Masing-masing
kelompok usia terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan. Hal ini agar data
yang responden memperoleh perbandingan data yang seimbang dan
menyeluruh.
Jumlah sample yang ditentukan oleh peneliti berjumlah 30 orang
karena dianggap telah mewakili populasi. Hal tersebut didasarkan pada
pendapat (Roscoe, 1975) yang dikutip dari buku Uma Sekaran
(2006:160) yaitu untuk menentukan ukuran sample yang diantaranya
jumlah sample antara 30 hingga 500 orang sudah dianggap mewakili
populasi. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat (Sugiyono,2006)
20

yang mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas


objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.
Kemudian peneliti mengkategorikan responden berdasarkan usia, hal
ini karena usia merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada
tingkat kecemasan seseorang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Ahsan,2017) Umur gangguan kecemasan dapat terjadi disemua usia,
sebagian besar terjadi pada umur 17-45 tahun. Hal itulah yang
menyebabkan konsumsi lilin aromaterapi cenderung digunakan oleh
kategori umur remaja hingga dewasa karena faktor kecemasan yang
berbeda.
2. Riwayat Penggunaan Lilin Aromaterapi
Dari data yang peneliti dapat melalui kuesioner, menujukan dari
100% responden 13 atau 43% responden tidak pernah menggunakan lilin
aromaterapi dan 17 atau 57% responden lainya pernah menggunakan
produk lilin aromaterapi. Menurut data di atas sebagian besar responden
telah menggunakan lilin aromaterapi sebelumnya.
Dengan responden telah menggunakan produk lilin aromaterapi
sebelumnya. Responden mampu dengan objektif membandingkan lilin
aromaterapi yang berkualitas baik dan tidak. Hal tersebut juga
berpengaruh terhadap pengetahuan responden terkait lilin aromaterapi.
Pengetahuan konsumen tentang produk membuat konsumen lebih mudah
dalam mengenali dan mebedakan produk (Chen, Tsai, dan Hsieh, 2017).
3. Pembuatan Produk
Dalam pembuatan lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh
melati, bahan dasar yang digunakan sama seperti pembuatan lilin biasa
yaitu parafin. Hal ini sesuai oleh pendapat (Saraswati, 1985) yang
mengatakan bahwa bahan baku dalam pembuatan lilin adalah parafin
padat, yaitu campuran hidrokarbon padat yang diperoleh dari minyak
mineral bumi.
21

Kemudian untuk menjadikan lilin aromaterapi dibutuhkan


penambahan bahan sebagai aroma, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan limbah teh melati dan essential oil. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Faidliyah, dkk, 2017) yang menjelaskan agar lilin
aromaterapi memiliki bau yang harum, dapat ditambahkan parfum atau
essential oil.
4. Tampilan Produk
Berdasarkan pertanyaan tentang tampilan produk lilin aromaterapi
dengan campuran limbah teh melati dari 100% responden, sebanyak 60%
responden menyatakan produk memiliki tampilan yang sangat baik, 33%
responden menyatakan produk memiliki tampulan yang baik, dan 7%
responden menyatakan bahwa tampilan produk kurang baik. Jadi, dari
data tersebut dapat dikatakan bahwa produk memiliki tampilan yang
menarik.
Tampilan yang menarik pada produk tersebut dihasilkan oleh zat
katekin sebanyak 13,76% pada teh melati yang telah diseduh (Karori, et
al, 2011). Senyawa katekin tersebut merupakan senyawa yang paling
berperan dalam limbah teh melati dalam mengubah warna lilin
aromaterapi menjadi warna hijau muda.
5. Perasaan Responden
Berdasarkan pertanyaan tentang perasaan yang dirasakan responden
pada saat menggunakan produk lilin aromaterapi dengan campuran
limbah teh melati, sebanyak 26 atau 87% responden berpendapat bahwa
mereka merasa nyaman saat menggunakan lilin aromaterapi. Hal ini
dikarenakan lilin aromaterapi berperan dalam merelaksasikan pikiran dan
mengurangi rasa stress, hal tersebut berhubungan dengan keadaan emosi
yang lebih teratur (Wilkinson dkk, 2007). Dengan menghirup
aromaterapi maka akan meningkatkan gelombang alfa pada otak,
gelompang tersebutlah yang membantu untuk menciptakan keadaan
rileks (Maifrisco, 2008).
22

6. Aroma Produk
Berdasarkan pertanyaan tentang aroma yang dihasilkan oleh produk
lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati, sebanyak 11 atau
37% responden mengatakan bahwa produk ini memiliki aroma sangat
harum dan 19 atau 63% responden mengatakan bahwa produk memiliki
aroma yang harum. Jadi dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa
produk lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati memiliki
aroma yang harum.
Aroma yang harum tersebut berasal dari penambahan limbah teh
pada saat pembuatann lilin. Pada lilin tersebut terdapat penambahan
aroma teh yang berasal dari senyawa katekin. Katekin merupakan
senyawa yang paling dominan dalam polifenol. Katekin adalah senyawa
yang memiliki aroma yang kuat, tidak berwarna dan memberikan rasa
pahit terdiri dari epikatekin (EC), epikatekin-3-gallat (ECG),
epigalokatekin (EGC), dan epigallkatekin gallat (EGCG). Dari keempat
senyawa EGCG merupakan antioksidan yang paling banyak dan
mempunyai efek antioksidan terkuat. EGCG dapat melindungi sel hepar
dari kerusakan dengan mengurangi perlemakan hepar, berperan sebagai
antioksidan dan menstimulasi produksi dari antioksidan seperti
Gluthation-S-Tranferase (Kusmiyati, et al, 2015).
Bila minyak essensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan
membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak
tersebut kepuncak hidung. Rambut getar yang ada didalamnya, yang
berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke
susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya
ingat seseorang yang selanjutnya akan menghantarkan pesan balik ke
seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh
tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi
neurokimia berupa pesanan senang, rileks, tenang atau terangsang
(Primadiati, 2002).
23

7. Inovasi Produk
Berdasarkan pertanyaan tentang inovasi dari produk sebanyak 14
responden berpendapat bahwa produk memiliki inovasi yang sangat baik
dan 16 responden berpendapat bahwa produk memiliki inovasi yang
baik. Dapat disimpulkan bahwa produk lilin aromaterapi dengan
campuran limbah teh melati dianggap berhasil menjadi inovasi yang baik
karena dapat diterima oleh suatu kelompok, sesuai dengan pernyataan
Everett terkait Invoasi. Inovasi ialah suatu ide, gagasan, praktek atau
objek/ benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi (Everett, 1983).
8. Produk Ramah Lingkungan
Berdasarkan pertanyaan tentang keramah lingkungan produk, dari
100% responden, sebanyak 33% responden berpendapat bahwa produk
sangat ramah lingkungan, 64% responden berpendapat bahwa produk
ramah lingkungan dan 3% responden berpendapat bahwa produk tidak
ramah lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa produk memiliki keramah
lingkungan yang baik karena pada produk menggunakan bahan limbah
teh melati yang tidak digunakan. Limbah yang tidak dimanfaatkan
tersebut diolah menjadi lilin aromaterapi sehingga mengurangi efek-efek
yang dapat mencemari lingkungan. Hasil penelitian ini terbukti sesuai
dengan pernyataan bahwa produk ramah lingkungan merupakan suatu
produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi
efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi,
pendistribusi, dan pengonsumsianya (Handayani, 2012).
Parafin yang terkandung pada produk lilin aromaterapi dapat
menguap ketika dibakar (Fahlevi, 2019). Sehingga parafin pada lilin
aromaterapi lama-kelamaan akan habis dan tidak menimbulkan limbah.
Dan gelas kaca yang digunakan sebagai wadah lilin aromaterapi dapat
digunakan kembali.
24

9. Tanggapan Masyarakat Terhadap Produk


Berdasarkan data dari kuesioner yang telah didapat oleh peneliti, dari
100% responden, sebanyak 23% responden dapat menerima produk
dengan sangat baik, sebanyak 54% responden dapat menerima produk
dengan baik, dan sebanyak 23% responden tidak dapat menerima produk
dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa produk dapat diterima oleh
masyarakat karena data yang didapatkan respon baik dan sangat baik
77%. Mengingat kategori produk diterima bila presentase menerima
dengan baik dan sangat baik lebih dari 50%.
Data yang didapat tersebut berasal dari jawaban responden terhadap
serangkaian pertanyaan yang disusun peneliti. Jawaban tersebut diberi
poin yang menyatakan persetujuan atau tidak tentang pertanyaan tersebut
kemudian dijumlahkan dan dikategorikan berdasarkan rentang nilai. Hal
itu sejalan dengan tinjauan pustaka yang menyatakan instrumen
penelitian adalah merupakan alat ukur seperti tes, kuesioner, pedoman
wawancara dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012).
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Dalam imbah seduhan teh melati mengandung senyawa katekin berperan
menambahkan aroma dan warna pada lilin aromaterapi.
2. Pembuatan produk cukup dengan penambahan limbah seduhan teh melati
pada lelehan parafin dalam cetakan dengan penambahan sumbu.
3. Penggunaan lilin aromaterapi dari limbah teh melati dengan efek optimal
pada ruangan tertutup dengan durasi 2-3 jam.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan untuk pengembangan
lebih lanjut, maka peneliti memberi saran bagi :
1. Peneliti
a. Pada pembuatan produk lilin aromaterapi, alangkah baiknya
mengekstrak limbah seduhan teh melaiti terlebih dahulu dengan
minyak agar aroma yang dihasilkan lebih maksimal.
b. Saat pembuatan produk, disarankan menambahkan pewarna lilin
yang lebih mencolok agar mempunyai daya tarik pembeli
2. Masyarakat
Dalam aplikasi lilin aromaterapi, sebaiknya kurang dari 5 jam. Hal
tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan efek samping akibat
menghirup karbon dioksida secara konstan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Hafid, Muhammad Fadly. (2017, November 23). Pengaruh Aromaterapi


Lavender Terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA
Negeri 21 Makassar, Makassar.
Imran, Andi Nurul Islamia. (2016, Oktober 7). Pemanfaatan Ampas Teh
(Camelia sinensis) Sebagai Tambahan Media Tanam Pada
Pertumbuhan Tanaman Cabai Besar (Capsicum annum L.) Secara
Hidroponik, Makassar.
Lestari, dkk. (2019, Juli 12). Lilin Aromaterapi Dari Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Manis (Citrus sinensis), Surakarta.
Mulyana, Aina. (2020, Maret 19). Pengertian Penelitian Eksperimen Dan
Karakteristik Penelitian Eksperimen. Dipetik Agustus 14, 2020, dari
https://ainamulyana.blogspot.com/2019/07/pengertian-penelitian-
eksperimen-dan.html
Perwitasari, Anna Suci. (2020, Februari 29). Ini Delapan Manfaat Teh Melati
Yang Sayang Untuk Dilewatkan. Dipetik Agustus 14, 2020, dari
https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/
ini-delapan-manfaat-teh-melati-yang-sayang-untuk-dilewatkan?
amp_js_v=a3&amp_gsa=
Sanita, dkk. (2019, September). Pengaruh Product Knowledge dan Brand Image
Terhadap Purchase Intention, Ciamis.
Towaha, Juniaty (2013, Desember). Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh
(Camellia sinensis).

xi
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

KUESIONER
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti !
2. Jawablah setiap pernyataan pada angket ini dengan memberikan tanda
cek √ pada jawaban yang anda pilih !
3. Jawablah semua pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan !
Keterangan :
Lilin A (perlakuan) Option 1 : Sangat baik
Lilin B (kontrol) Option 2 : Baik
Option 3 : Kurang baik
B. Identitas
1. Tanggal
2. Jenis kelamin ( ) Laki laki
( ) Perempuan
3. Usia ( ) 13-20 tahun
( ) 21-39 tahun
( ) >40 tahun
4. Riwayat penggunaaan ( ) lebih dari 2 kali
lilin aromaterapi ( ) 1-2 kali
( ) tidak pernah

No. Pertanyaan Option


2 1 0
1. Bagaimana tampilan lilin A dibandingkan
lilin B
2. Bagaimana tekstur lilin A dibandingkan lilin
B
3. Bagaimana warna lilin A dibandingkan lilin B
4. Bagaimana perasaanmu saat menggunakan
lilin A
5. Bagaimana bau lilin A dibandingkan lilin B
6. Bagaimana ketahanan lilin A dibandingkan
lilin B
7. Bagaimana menurutmu bila lilin A menjadi
konsumsi sehari-hari
8. Bagaimana menurutmu tentang keramahan
terhadap lingkungan dari lilin A
9. Apakah menurutmu lilin A bermanfaat
10. Bagaimana menurutmu inovasi dengan
menambah limbah teh melati pada lilin
aromaterapi
LAMPIRAN 2

DATA HASIL KUESIONER

No. Responden Nilai Kategori


1 15 Diterima
2 17 Sangat diterima
3 9 Kurang diterima
4 11 Kurang diterima
5 15 Diterima
6 12 Diterima
7 16 Diterima
8 18 Sangat diterima
9 11 Kurang diterima
10 9 Kurang diterima
11 17 Sangat diterima
12 15 Diterima
13 17 Sangat diterima
14 17 Sangat diterima
15 10 Kurang diterima
16 15 Diterima
17 19 Sangat diterima
18 15 Diterima
19 16 Diterima
20 14 Diterima
21 9 Kurang diterima
22 9 Kurang diterima
23 16 Diterima
24 12 Diterima
25 15 Diterima
26 17 Sangat diterima
27 15 Diterima
28 13 Diterima
29 14 Diterima
30 16 Diterima
LAMPIRAN 3
Langkah Pembuatan Produk
1) Alat dan Bahan
a) Pengaduk 1
b) Panci 1
c) Saringan 1
d) Pisau 1
e) Talenan 1
f) Gelas 20
g) Sumbu 20
h) Parafin 1 kg
i) Limbah Teh melati 10 kantong
j) Essential oil melati 10 ml
k) Tusuk gigi 20
2) Langkah langkah pembuatan lilin aromaterapi menggunakan
limbah seduhan teh melati sebagai berikut:
a) Potong parafin hingga menjadi kecil menggunakan pisau dan talenan
agar mudah untuk dilelehkan.
b) Masukan parafin kedalam panci lalu lelehkan.
c) Setelah parafin meleleh masukan lumbah teh melati dan aduk hingga
cainar parafin berubah warna menjadi hijau dan aroma tehnya tercium.
d. Tambahkan 10 ml essential oil melati lalu aduk merata.
e. Saring campuran parafin tersebut lalu tuang ke dalam gelas hingga
hamper penuh.
f. Ikat sumbu dengan tusuk gigi lalu letakan di atas gelas.
g. Biarkan lilin selama kurang lebih 2 jam atau hingga mengeras.

Anda mungkin juga menyukai