LAPORAN PENELITIAN
Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
PEMANFAATAN LIMBAH SEDUHAN TEH MELATI
UNTUK LILIN AROMA TERAPI
Peneliti
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam laporan KIR ini
benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam laporan KIR ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
iii
MOTTO
“Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi
keserakahan manusia.” - Mahatma Gandhi
iv
KATA PENGANTAR
.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi”.
Karya ilmiah ini diharapkan mampu memenuhi tugas akhir program
penelitian di SMA Negeri 1 Rembang. Selain itu, diharapkan juga dapat
memberikan informasi kepada siswa SMA Negeri 1 Rembang mengenai
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapidi kalangan
siswa.
Peneliti menyampaikan terima kasih atas segala bantuan, sehinga dapat
tersusun laporan karya ilmiah ini. Peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada :
1. Ibu Endang Sri Lestari, S.Pd. selaku Plt Kepala SMA Negeri 1 Rembang, atas
dorongan yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
ini.
2. Ibu Siti Nurjanah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dukungan, dan ilmunya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Ibu tercinta yang selalu memberi bantuan moril dan materiil pada peneliti.
4. Teman-teman yang membantu menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh sempurna, masih ada
yang harus diperbaiki agar menjadi karya ilmiah yang lebih baik. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Peneliti
v
ABSTRAK
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi
Oleh :
Mochamad Henry Narpati*)
Teh merupakan minuman yang sangat umum dan sering kita jumpai sehari-
hari. Kini teh tersebut banyak dijual dalam bentuk tea bag yang dikemas dalam
sebuah karton. Meningkatnya jumlah produksi dan konsumsi dari teh tersebut,
maka meningkat pula limbah yang dihasilkan dari teh tersebut. Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa,
mendeskripsikan pembuatan dan pengaplikasian lilin aromaterapi dari limbah
seduhan teh melati.
Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah jenis penelitian
kuantitatif uji produk. Subjek dari penelitian ini adalah 30 orang responden yang
telah dipilih oleh peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan
angket yang berisi pertanyaan tertutup tentang riwayat menggunakan lilin
aromaterapi, tampilan, tekstur, warna, bau, manfaat, dan ketahanan produk limbah
teh melati untuk lilin aromaterapi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April
tahun 2021 di Perumahan Griya Utama Permai Blok A8 RT 02/ RW 05,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Pada limbah seduhan teh melati terdapat senyawa katekin sebanyak 13,76%
per satu kantong teh yang berperan dalam penambahan warna dan aroma pada
lilin aromaterapi. Pembuatan produk, dengan cara menambahkan limbah seduhan
teh melati dan essential oil pada lelehan parafin.
Respon masyarakat terhadap produk lilin aromaterapi dengan campuran teh
melati adalah baik dan sangat baik sebanyak 77%. Penggunaan lilin aromaterapi
dari limbah teh melati dengan efek optimal pada ruangan tertutup dengan durasi
2-3 jam. Dapat disimpulkan bahwa produk dapat diterima oleh masyarakat.
*)
siswa SMA Negeri 1 Rembang
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN.................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... iii
MOTTO.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................2
C. Rumusan Masalah .................................................................................2
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................2
E. Manfaat Penelitian .................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................4
A. Tinjauan Pustaka....................................................................................4
B. Kerangka Berpikir .................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 8
A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................... 8
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 9
C. Objek Penelitian................................................................................... 9
D. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 10
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 10
F. Analisis Data ....................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................13
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 13
B. Pembahasan ........................................................................................ 19
vii
BAB V PENUTUP …………………………………………………………... 25
A. Simpulan.............................................................................................. 25
B. Saran ………………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xi
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Peneliti menjadikan limbah teh melati sebagai lilin aroma terapi karena
pada limbah tersebut masih mengandung senyawa katekin. Senyawa katekin
merupakan senyawa yang berperan dalam pembentukan warna, rasa, dan
aroma pada teh. Hasil penelitian yang dilakukan Karori et al. (2011) terdapat
senyawa katekin pada teh sebanyak 13,76%. Kemudian setelah dilakukan
pengolahan, kadar senyawa katekin berkurang menjadi 9,49%.
B. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan diatas timbul pertanyaan dari penulis terkait topik
penelitian ini, penulis mengidenfitikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pemanfaatan limbah seduhan teh?
2. Hal apa saja yang mampu dimanfaatkan kembali dari limbah seduhan
teh?
3. Mengapa kita harus memanfaatkan limbah seduhan teh?
4. Bagaimana proses pembuatan lilin aromaterapi dari limbah seduhan teh?
5. Apa saja yang dibutuhkan dalam membuat lilin aromaterapi?
6. Apa manfaat lilin aromaterapi dari limbah seduhan teh?
7. Bagaimana cara membuktikan manfaat lilin aromaterapi dari limbah
seduhan teh?
C. Rumusan Masalah
Setelah peneliti melakukan identifikasi masalah, penulis menemukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat produk lilin aromaterapi dari limbah seduhan
teh melati?
2. Bagaimana pengaplikasian lilin aromaterapi untuk penggunaan sehari-
hari?
3. Bagaimana cara menguji manfaat lilin aromaterapi teh melati?
D. Tujuan Penelitian
Peneliti menuliskan tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui kandungan limbah dari seduhan teh melati
2. Mendeskripsikan pembuatan limbah seduhan teh melati untuk lilin
aromaterapi
3
A. Tinjauan Pustaka
1. Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang
diselimuti oleh baha bakar padar. Sebelum abad ke-19,bahan bakar yang
digunakan biasanya lemak sapi. Sekarang biasanya bahan yang
digunakan adalah paraffin. (Shonya, 2019).
Lilin adalah padatan parafin yang ditengahnya diberi sumbu tali
yang berfungsi sebagai alat penerang. Sebagai bahan baku untuk
pembuatan lilin adalah parafin padat, yaitu suatu campuran hidrokarbon
padat yang diperoleh dari minyak mineral (bumi). Paraffin merupakan
suatu hidrokarbon dengan rumus empiris CnH2n+2, yang bentuknya
dapat berupa padat dengan titik cair rendah. Bahan ini berbentuk serbuk
yang lembut. (Hussein, 2016)
2. Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi,
dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai “suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial (essential oil ).”(Jaelani, 2009).
Aromaterapi adalah istilah modern untuk proses penyembuhn kuno
yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kesehatan dan kesejehteraan tubuh, pikiran, dan
jiwa.(Primadiati, 2012)
Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktik keperawatan
dan menggunakan minyak essensial dari bau harum tumbuhan untuk
mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup.
(Bangun, Virgona dkk, 2013)
Minyak essensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan
aromatis yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini merupakan
4
5
hormon atau life force tumbuhan, yang biasa didapat dengan cara
ekstraksi. Minyak esensial itu berefek sebagai antibakteri dan antivirus,
juga merangsang kekebalan tubuh untuk melawan infeksi tersebut.
Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya merupakan hasil
penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan dedaunan yang
memiliki aroma yang kuat. (Primadiati, 2012).
3. Teh (Camellia sinensis)
a. Sistematika Tanaman teh (Camellia sinensis) dalam taksonomi
menurut Conqruist (1981) dalam (Syakir, 2010) adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Ericales
Familia : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camelia sinesis
b. Habitus dan Morfologi Teh
Camellia Sinensis merupakan tumbuhan teh hijau yang daunnya
sering digunakan untuk membuat minuman teh. Tanaman ini berasal
dari Asia tenggara dan selatan, namun saat ini telah dikembangkan di
seluruh dunia, di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman teh
merupakan semak hijau atau pohon kecil yang biasa dipanen saat
tinggi tanaman belum mencapai dua meter. Bunganya berwarna
putih kuning, berdiameter 2,5-4 cm dengan 7-8 kelopak. (Namita, et
al, 2012)
6
d. Kegunaan Teh
Selain diolah sebagai minuman, teh memiliki khasiat Tanaman
teh memiliki manfaat diantaranya sebagai anti kanker, antioksidan,
antimikroba, antibakteria, pencegah aterosklerosis, menjaga
kesehatan jantung, antidiabetes, menstimulasi sistem imun,
mencegah parkinson, menurunkan kolesterol, mencegah karies gigi,
mencegah bau mulut, melancarkan urine, menghindari stroke dan
menurunkan tekanan darah (Syah, 2010).
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat digambarkan bagan di bawah
ini.
KEBIASAAN MINUM
TEH
INOVASI
8
9
(21-39), dan Orang tua (>40 tahun) dengan jumlah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan pada tiap kelompok responden sama.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang peneliti peroleh pada angket dalam penelitian ini
tergolong data kuantitatif. Data penelitian ini dikatakan kuantitatif sebab data
dalam penelitian ini menggunakan angka mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasil penelitian yang nantinya
peneliti akan menyertakan penggunaan tabel frekuensi dan diagram lingkaran.
Sumber data dalam penelitian ini tergolong data primer. Data primer
adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang)
maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil pengujian
(benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan
cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda
(metode observasi).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Uji Organoleptik
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji organoleptik dengan
menggunakan angket. Angket merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis
yang terperinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden terkait
hal-hal pribadi atau yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang
diri responden dapat diketahui. Hal itu dapat diketahui melalui jawaban
objektif responden yang dapat menggambarkan tentang keadaan atau
data dirinya.
Peneliti akan menyusun angket dengan 10 pertanyaan yang berfokus
tentang tanggapan responden terhadap produk limbah teh melati untuk
lilin aromaterapi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan
dirumuskan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban yang sifatnya tertutup.
Perolehan data dari angket yang berhasil peneliti kumpulkan
merupakan data kasar atau data mentah yang masih perlu peneliti olah.
11
Ada tiga tahapan untuk mengolah data kasar atau data mentah yang harus
peneliti lalui, yaitu :
a. Editing
Suatu data yang dikumpulkan dari pencatatan yang telah ada,
kemudian diperiksa kelengkapannya pada setiap data dengan proses
editing.
b. Coding
Melakukan pemberian kode pada setiap data yang telah
dikumpulkan dengan pengisian inisial data.
c. Tabulating
Setelah serangkaian tahapan yang dilakukan, kemudian akan
dilanjutkan dengan menyusun atau menghitung data dengan melihat
data yang telah terkumpul lalu disajikan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Setelah melalui tahapan pengolahan tersebut, peneliti kemudian akan
memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel berikut :
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
No. Pertanyaan Poin
2 1 0
1. 1
2. 2
….
10. 10
Jumlah
Jawaban : Option 1 → 2
Option 2 → 1
Option 3 → 0
12
F. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dari hasil angket, data dari pengumpulan
instrumen angket yang nantinya berupa tabel akan peneliti reduksi dalam
table berikut:
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Responden
No. Jawaban Pertanyaan Nomor
Responden 1 2 3 4 5 6 … 10 JML
1
2
..
30
Dari rekapitulasi jawaban responden, selanjutnya dilakukan
pengkategorian poin jawaban. Tujuannya adalah untuk mengetahui asumsi
masyarakat terhadap produk limbah teh melati untuk lilin aromaterapi.
Tabel 3.4 Kategori Rentang Poin
Rentang Poin Kategori
Kurang dari 12 Kurang diterima
12 sampai 16 Diterima
Lebih dari 16 Sangat diterima
Setelah peneliti mengkategorikan poin jawaban, kemudian dibuat ke
dalam diagram. Diagram yang akan peneliti gunakan adalah diagram
lingkaran. Dari pengumpulan data tersebut peneliti akan memperoleh data
akhir yang terstruktur dan objektif. Data tersebut mencangkup riwayat
menggunakan lilin aromaterapi, tampilan, tekstur, warna, bau, manfaat, dan
ketahanan produk limbah teh melati untuk lilin aromaterapi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang telah
dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan usia. Kelompok usia tersebut
yaitu kelompok remaja (13-20 tahun) berjumlah 10 orang, kelompok
dewasa (21-39) berjumlah 10 orang, dan kelompok orang tua (>40 tahun)
berjumlah 10 orang.
2. Riwayat Penggunaan Lilin Aromaterapi
Peneliti memperoleh data dari responden tentang pernah atau tidak
menggunakan lilin aromaterapi sebelumnya. Hal ini bertujuan agar data
yang diperoleh bersifat objektif karena responden dinilai cukup atau
kurang dalam membandingkan lilin aromaterapi ini dengan produk yang
telah dikonsumsi. Berikut adalah data yang peneliti dapat terkait riwayat
penggunaan lilin aromaterapi.
13
14
14
3. Pembuatan Produk
Dalam pembuatan lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh
melati, peneliti menyiapkan bahan-bahan yaitu parafin sebanyak 1 kg,
essential oil sebanyak 10 ml, dan limbah teh melati yang telah
dikeringkan sebanyak 10 kantong teh. Limbah teh melati harus
dikeringkan terlebih dahulu agar bisa bercampur dengan parafin karena
kandungan air pada limbah teh bekas seduhan tidak dapat bercampur
parafin yang mana merupakan minyak.
Pertama parafin dipotong menjadi kecil menggunakan pisau agar
lebih mudah dilelehkan. Panaskan panci lalu masukan parafin yang telah
dipotong. Aduk secara berkala hingga parafin meleleh. Tambahkan
limbah teh melati ke dalam panci lalu aduk hingga warnanya berubah
menjadi hijau muda. Matikan api, lalu tambahkan essential oil melati dan
aduk. Saring larutan lilin aroma terapi lalu tuang ke dalam gelas atau
cetakan. Tambahkan sumbu lilin aromaterapi dengan melilitkan benang
pada lidi atau tusuk gigi, lalu gantung pada gelas. Diamkan selama ±2
jam hingga mengeras, kemudian lilin aromaterapi siap untuk dikonsumsi.
Berikut ini peneliti mendokumentasikan pembuatan produk lilin
aromaterapi dengan campuran limbah teh melati dalam bentuk Tabel 4.1.
4. Tampilan Produk
Agar lilin aromaterapi diminati oleh masyarakat, lilin aromaterapi
harus dibuat dengan tampilan yang menarik. Tampilan yang menarik
dapat dilihat dari warna lilin aromaterapi dan kemasan yang dipakai. Hal
ini bertujuan agar masyarakat tertarik untuk menggunakan lilin aroma
terapi. Dari data angket penelitian, peneliti menemukan data
sebagaimana berikut ini.
6. Aroma Produk
Berdasarkan pertanyaan tentang aroma yang dihasilkan oleh produk
lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati, sebanyak 11 atau
37% responden mengatakan bahwa produk ini memiliki aroma sangat
harum dan 19 atau 63% responden mengatakan bahwa produk memiliki
aroma yang harum. Jadi dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa
produk lilin aromaterapi dengan campuran limbah teh melati memiliki
aroma yang harum.
Aroma yang harum tersebut berasal dari penambahan limbah teh
pada saat pembuatann lilin. Pada lilin tersebut terdapat penambahan
aroma teh yang berasal dari senyawa katekin. Katekin merupakan
senyawa yang paling dominan dalam polifenol. Katekin adalah senyawa
yang memiliki aroma yang kuat, tidak berwarna dan memberikan rasa
pahit terdiri dari epikatekin (EC), epikatekin-3-gallat (ECG),
epigalokatekin (EGC), dan epigallkatekin gallat (EGCG). Dari keempat
senyawa EGCG merupakan antioksidan yang paling banyak dan
mempunyai efek antioksidan terkuat. EGCG dapat melindungi sel hepar
dari kerusakan dengan mengurangi perlemakan hepar, berperan sebagai
antioksidan dan menstimulasi produksi dari antioksidan seperti
Gluthation-S-Tranferase (Kusmiyati, et al, 2015).
Bila minyak essensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan
membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak
tersebut kepuncak hidung. Rambut getar yang ada didalamnya, yang
berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke
susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya
ingat seseorang yang selanjutnya akan menghantarkan pesan balik ke
seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh
tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi
neurokimia berupa pesanan senang, rileks, tenang atau terangsang
(Primadiati, 2002).
23
7. Inovasi Produk
Berdasarkan pertanyaan tentang inovasi dari produk sebanyak 14
responden berpendapat bahwa produk memiliki inovasi yang sangat baik
dan 16 responden berpendapat bahwa produk memiliki inovasi yang
baik. Dapat disimpulkan bahwa produk lilin aromaterapi dengan
campuran limbah teh melati dianggap berhasil menjadi inovasi yang baik
karena dapat diterima oleh suatu kelompok, sesuai dengan pernyataan
Everett terkait Invoasi. Inovasi ialah suatu ide, gagasan, praktek atau
objek/ benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi (Everett, 1983).
8. Produk Ramah Lingkungan
Berdasarkan pertanyaan tentang keramah lingkungan produk, dari
100% responden, sebanyak 33% responden berpendapat bahwa produk
sangat ramah lingkungan, 64% responden berpendapat bahwa produk
ramah lingkungan dan 3% responden berpendapat bahwa produk tidak
ramah lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa produk memiliki keramah
lingkungan yang baik karena pada produk menggunakan bahan limbah
teh melati yang tidak digunakan. Limbah yang tidak dimanfaatkan
tersebut diolah menjadi lilin aromaterapi sehingga mengurangi efek-efek
yang dapat mencemari lingkungan. Hasil penelitian ini terbukti sesuai
dengan pernyataan bahwa produk ramah lingkungan merupakan suatu
produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi
efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi,
pendistribusi, dan pengonsumsianya (Handayani, 2012).
Parafin yang terkandung pada produk lilin aromaterapi dapat
menguap ketika dibakar (Fahlevi, 2019). Sehingga parafin pada lilin
aromaterapi lama-kelamaan akan habis dan tidak menimbulkan limbah.
Dan gelas kaca yang digunakan sebagai wadah lilin aromaterapi dapat
digunakan kembali.
24
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Dalam imbah seduhan teh melati mengandung senyawa katekin berperan
menambahkan aroma dan warna pada lilin aromaterapi.
2. Pembuatan produk cukup dengan penambahan limbah seduhan teh melati
pada lelehan parafin dalam cetakan dengan penambahan sumbu.
3. Penggunaan lilin aromaterapi dari limbah teh melati dengan efek optimal
pada ruangan tertutup dengan durasi 2-3 jam.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan untuk pengembangan
lebih lanjut, maka peneliti memberi saran bagi :
1. Peneliti
a. Pada pembuatan produk lilin aromaterapi, alangkah baiknya
mengekstrak limbah seduhan teh melaiti terlebih dahulu dengan
minyak agar aroma yang dihasilkan lebih maksimal.
b. Saat pembuatan produk, disarankan menambahkan pewarna lilin
yang lebih mencolok agar mempunyai daya tarik pembeli
2. Masyarakat
Dalam aplikasi lilin aromaterapi, sebaiknya kurang dari 5 jam. Hal
tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan efek samping akibat
menghirup karbon dioksida secara konstan.
25
DAFTAR PUSTAKA
xi
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KUESIONER
Pemanfaatan Limbah Seduhan Teh Melati Untuk Lilin Aroma Terapi
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti !
2. Jawablah setiap pernyataan pada angket ini dengan memberikan tanda
cek √ pada jawaban yang anda pilih !
3. Jawablah semua pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan !
Keterangan :
Lilin A (perlakuan) Option 1 : Sangat baik
Lilin B (kontrol) Option 2 : Baik
Option 3 : Kurang baik
B. Identitas
1. Tanggal
2. Jenis kelamin ( ) Laki laki
( ) Perempuan
3. Usia ( ) 13-20 tahun
( ) 21-39 tahun
( ) >40 tahun
4. Riwayat penggunaaan ( ) lebih dari 2 kali
lilin aromaterapi ( ) 1-2 kali
( ) tidak pernah