Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Eksplorasi alternatif Penentuan Solusi


No. Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
solusi
1 A.Kajian literatur Berdasarkan kajian literatur dan hasil serta wawancara,
Berdasarkan penyebab masalah ditentukan alternatif solusi yang relevan dengan akar
eksplorasi alternatif solusi yang bisa di penyebab masalah:
terapkan antara lain :
1. Problem based learning (PBL)
1. Nuraini, F. (2017). Dalam Problem based learning (PBL) adalah model
penelitiannya mengunakan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta
pembelajaran Problem Based didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu
Learning (PBL) dapat terampil dalam menyelesaikan suatu
meningkatkan hasil belajar IPA, permasalahan. 
baik hasil belajar kognitif, afektif Sintaks Model Pembelajaran Problem Based
dan psikomotorik Learning
2. Fahrozi, M. (2018) dalam  Orientasi peserta didik pada masalah;
penelitiannya menyimpuklhan  Mengorganisasikan peserta didik untuk
bahwa bahwa penerapan metode belajar;
think pair share (TPS) dapat  Membimbing penyelidikan individu maupun
meningkatan hasil belajar IPA kelompok
pada peserta didik  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
3. Adim,dkk(2020) dan
menngungkapkan bahwa  Menganalisis dan mengevaluasi proses
Berdasarkan hasil pengolahan dan pemecahan masalah.
analisis data, terdapat pengaruh Kelebihan problem based learning.
signifikan model pembelajaran  Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir
Contextual Teaching and kritis dan terampil dalam menyelesaikan
Learning (CTL) menggunakan suatu permasalahan.
media kartu terhadap minat  Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta
belajar IPA siswa didik di kelas.
4. Berdasarkan hasil dan  Peserta didik terbiasa untuk belajar dari
pembahasan pada penelitian sumber yang relevan.
Astiti,dkk,(2021) dapat  Kegiatan pembelajaran berjalan lebih
disimpulkan bahwa adanya kondusif dan efektif karena peserta didiknya
peningkatan hasil belajar IPA dituntut untuk aktif.
siswa kelas VI melalui penerapan Kekurangan problem based learning.
discovery learning model  Tidak semua materi pembelajaran bisa
berbantuan media powerpoint, menerapkan model ini.
5. Zayda, N. K. (2023), melakukan  Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
penelitian Dengan metode project materi pembelajaran lebih lama.
based learning dan Hasil  Bagi peserta didik yang belum terbiasa
penelitiannya menunjukan menganalisis suatu permasalahan, biasanya
penerapan metode pembelajaran enggan untuk mengerjakannya.
Project Based Learning (pjbl)  Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas
dapat meningkatkan hasil belajar terlalu banyak, guru akan kesulitan untuk
IPA. mengondisikan penugasan.
B. Hasil wawancara 2. Metode think pair share (TPS)
Think Pair Share (TPS) adalah salah satu salah satu
Hasil Wawancara Kepala Sekolah bentuk model pembelajaran kooperatif yang
Bapak supriadi, S.Pd. Selaku kepala dirancang untuk meningkatkan pola interaksi siswa
SDN 1 tugu memberikan solusi sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar
pemecahan masalah dari rendahnya siswa
minat belajar siswa adalah guru dalam Langkah-langkah Think Pair Share
penyampaian pembelajaran harus  Guru membagi siswa dalam kelompok
menggunakan metode dan media yang berempat dan membenikan tugas kepada
menarik agar pembelajaran jadi semua kelompok,
menyenangkan,memanfaatkan Tik  Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan
serta guru sebaiknya memberikan tugas tersebut sendiri,
hadiah kepada peserta didik yang  Siswa berpasangan dengan salah satu rekan
berhasil menjawab pertanyaan guru dalam kelompok dan berdiskusi dengan
pasangannya,
 Kedua pasangan bertemu kembali dalam
kelompok berempat. Siswa mempunyai
kesempatan untuk membagikan hasil
kerjanya kepada kelompok berempat
Kelebihan atau keunggulan Think Pair Share
(TPS) adalah: 
 Dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya
kritis siswa dan analisis terhadap suatu
permasalahan.
 Meningkatkan kerja sama antara siswa karena
mereka dibentuk dalam kelompok. 
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami dan menghargai pendapat orang
lain. Meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat sebagai implementasi
ilmu pengetahuannya. 
 Guru lebih memungkinkan untuk menambahkan
pengetahuan anak ketika selesai diskusi

Kekurangan atau kelemahan Think Pair Share


(TPS) adalah: 
 Sulit menentukan permasalahan yang cocok
dengan tingkat pemikiran siswa.
 Bahan-bahan yang berkaitan dengan
membahas permasalahan yang ada tidak
dipersiapkan baik oleh guru maupun siswa. 
 Kurang terbiasa memulai pembelajaran
dengan suatu permasalahan yang ril atau
nyata. 
 Pengalaman siswa dalam menyelesaikan
masalah relatif terbatas.

3. Contextual Teaching and Learning (CTL)


Contextual Teaching and Learning ( CTL ) adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara utuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Kelebihan Contextual Teaching and
Learning ( CTL ) yaitu :
 Pembelajaran lebih bermakna.
 Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan.
 Menumbuhkan keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat tentang materi yang
dipelajari.
 Menumbuhkan kemampuan dalam bekerja
sama dengan teman yang lain untuk
memecahkan masalah yang ada.
 Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari
kegiatan pembelajaran.
Kelemahan Contextual Teaching and
Learning ( CTL ) yaitu :
 Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti
pembelajaran, tidak mendapat pengetahuan
dan pengalaman yang sama dengan teman.
 Perasaan khawatir pada anggota kelompok
akan hilangnya karakteristik siswa.

4. Model Discovery/Inquiry Learning


Model pembelajaran penyingkapan/ penemuan
(Discovery /Inquiry Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Ada pun langkah kerja model
pembelajaran Discovery Learning:
 Pemberian rangsangan (stimulation)
 Pernyataan/Identifikasi masalah (problem
statement)
 Pengumpulan data (data collection)
 Pengolahan data (data processing)
 Pembuktian (verification)
 Menarik simpulan/generalisasi
(generalization)
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Discovery
Learning:
 Mendukung partisipasi aktif pembelajar
dalam proses pembelajaran.
 Menumbuhkan rasa ingin tahu
pembelajarMemungkinkan perkembangan
keterampilan-keterampilan belajar
sepanjang hayat dari pembelajar.
 Membuat pengalaman belajar menjadi lebih
bersifat personal
 Membuat pembelajar memiliki motivasi yang
tinggi karena memberikan kesempatan
kepada mereka untuk melakukan
eksperimen dan menemukan sesuatu untuk
diri mereka sendiri.
 Membangun pengetahuan berdasarkan pada
pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh
pembelajar sehingga mereka dapat
memiliki pemahaman yang lebih
mendalam.
 Mengembangkan kemandirian dan otonomi
pada diri pembelajar
 Membuat pembelajar bertanggungjawab
terhadap kesalahan-kesalahan dan hasil-
hasil yang mereka buat selama proses
belajar
 Merupakan cara belajar kebanyakan orang
dewasa pada pekerjaan dan situasi
kehidupan nyata
 Merupakan suatu alasan untuk mencatat
prosedur-prosedur dan temuan-temuan -
seperti mengulang kesalahan-kesalahan,
sebagai suatu cara untuk menganalisis apa
yang telah terjadi, dan suatu cara untuk
mencatat atau merekam temuan yang luar
biasa.
 Mengembangkan keterampilan-keterampilan
kreatif dan pemecahan masalah
 Menemukan hal-hal baru yang menarik yang
belum terbayang sebelumnya setelah
pengumpulan informasi dan proses belajar
yang dilakukan
Kelemahan pada discovery learning yaitu :
  Kadangkala terjadi kebingungan pada
para pembelajar ketika tidak
disediakan semacam kerangka kerja,
dan semacamnya.
 Terbentuknya miskonsepsi
 Pembelajar yang lemah mempunyai
kecenderungan untuk belajar di
bawah standar yang diinginkan, dan
guru seringkali gagal mendeteksi
pembelajar semacam ini (bahwa
mereka membutuhkan remedi dan
scaffolding)

5. Project Based Learning (pjbl)


PJBL adalah kepanjangan dari Project Based
Learning, Project Based Learning adalah
sebuah metode pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Metode ini
menuntut siswa untuk dapat melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Langkah - langkah pembelajaran pjbl adalah
sebagai berikut :
 Menentuan pertanyaan mendasar (start with
essential question)
 Menyusun perencanaan proyek (design
project)
 Menyusun jadwal (create schedule)
 Memantau siswa dan kemajuan proyek
(monitoring the students and progress of
project)
 Penilaian hasil (assess the outcome)
 Evaluasi Pengalaman (evaluation the
experience)
Kelebihan atau keunggulan pjbl sebagai berikut
(Abidin, 2007:170) :
 Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum
sehingga tidak memerlukan tambahan apapun
dalam pelaksanaannya. 
 Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan
mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
 Siswa bekerja secara kolaboratif untuk
memecahkan masalah yang penting baginya. 
 Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk
penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam
mencapai tujuan pembelajaran penting dalam
caracara baru Meningkatkan kerja sama guru
dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas
geografis atau bahkan melompat zona waktu.
Kekurangan/kelemahan pjbl adalah sebagai
berikut (Abidin, 2013:171) :
 Memerlukan banyak waktu dan biaya. 
 Memerlukan banyak media dan sumber
belajar. 
 Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama
siap belajar dan berkembang.
 Ada kekhawatiran siswa hanya akan
menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.

6. Segi wawancara dengan kepala sekolah


 Guru memilih metode yang paling tepat
untuk pembelajaran
 Memanfaatkan TIK
Guru dalam pembelajara menggunakan
media TIK berupa proyektor dan LCD untuk
menampillan PPT,gambar dan vidio dalam
pembelajaran
 Guru sebaiknya memberikan hadiah kepada
peserta didik yang berhasil menjawab
pertanyaan guru

2 A. Kajian literatur Berdasarkan kajian literatur dan hasil serta wawancara,


ditentukan alternatif solusi yang relevan dengan akar
1. Ruchaedi, d., & baehaki, i. penyebab masalah:
(2016). Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh dapat ditarik problem based learning (pbl)
kesimpulan bahwa, siswa yang Problem based learning (pbl) adalah model
mendapatkan pembelajaran pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta
problem based learning (pbl) didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu
mengalami peningkatan pada terampil dalam menyelesaikan suatu
kemampuan strategi heuristic permasalahan. 
pemecahan masalah dan sikap Sintaks model pembelajaran problem based
matematis yang lebih baik learning
dibandingkan dengan siswa  Orientasi peserta didik pada masalah;
yang mendapatkan pembelajaran  Mengorganisasikan peserta didik untuk
matematika secara konvensional. belajar;
2. Andita, c. D., & taufina, t. (2020).  Membimbing penyelidikan individu
Berdasarkan data penelitian yang maupun kelompok
didapat selama kegiatan  Mengembangkan dan menyajikan hasil
penelitian, maka peneliti karya dan
menyimpulkan bahwa  Menganalisis dan mengevaluasi proses
pembelajaran yang dilaksanakan pemecahan masalah.
dengan mengikuti metode Kelebihan problem based learning.
problem solving mampu memberi  Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir
peningkatan pada tiga aspek kritis dan terampil dalam menyelesaikan
pengamatan dalam penelitian suatu permasalahan.
yaitu; aktivitas/kegiatan yang  Bisa memicu peningkatan aktivitas
dilakukan guru, aktivitas/kegiatan peserta didik di kelas.
yang dilakukan siswa,dan hasil  Peserta didik terbiasa untuk belajar dari
belajar kognitif siswa sumber yang relevan.
3. Julianingsih, d. (2018) dalam  Kegiatan pembelajaran berjalan lebih
penelitianya menyimpulkan kondusif dan efektif karena peserta
bahwa melalui peer teaching didiknya dituntut untuk aktif.
strategi pembelajaran dengan Kekurangan problem based learning.
tutor sebaya dapat meningkatkan  Tidak semua materi pembelajaran bisa
prestasi belajar siswa kelas vi sd menerapkan model ini.
dalam menyelesaikan soal-soal  Waktu yang dibutuhkan untuk
pada materi pokok bangun datar. menyelesaikan materi pembelajaran lebih
4. Kustanto, f. (2015) dalaam lama.
penelitiaanya menyebutkan  Bagi peserta didik yang belum terbiasa
penerapan metode participatory menganalisis suatu permasalahan,
learning membuat siswa lebih biasanya enggan untuk mengerjakannya.
tertarik dan bersemangat dalam  Jika jumlah peserta didik dalam satu
mengikuti pembelajaran kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan
matematika karena siswa tidak untuk mengondisikan penugasan
hanya duduk mendengarkan
penjelasan dari guru tetapi juga Metode problem solving
dilibatkan secara aktif ketika Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah
pembelajaran berlangsung. penggunaan metode dalam
5. Ilma, m. F. M., roebyanto, g., & kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih anak
ahdhianto, e. (2022) dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
penelitiannya menyimpulkan perorangan maupun kelompok untuk dipecahkan
bahwa pengembangan media sendiri atau secara bersama- sama. langkah-
kartu baruang (belajar bangun langkah model problem solving
ruang) berbasis augmented  Identifikasi masalahnya.
reality materi bangun ruang untuk  Kumpulkan informasi.
kelas vi sekolah dasar telah  Kembangkan solusi yang
berhasil dilakukan. memungkinkan.
6. Dwisari, b., lubis, p. H., &  Pilih solusi terbaik.
noviati, n.(2021) berdasarkan  Terapkan solusinya.
hasil penelitian pengembangan  Evaluasi solusinya.
lkpd pada materi bangun ruang  Tindak lanjuti dan pastikan solusi
berbasis inkuiri terbimbing kelas berhasil.
vi sekolah dasar yang telah Kelebihan model pembelajaran problem solving
dilakukan, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
dalam kategori valid atau layak.  Mendidik siswa untuk berpikir secara
sistematis.
 Melatih siswa untuk mendesain suatu
penemuan.
 Berpikir dan bertindak kreatif.
B. Hasil wawancara  Memecahkan masalah yang dihadapi
secara realistis
 Mengidentifikasi dan melakukan
Hasil wawancara kepala sekolah
penyelidikan.
bapak supriadi, s.pd. Selaku kepala
 Menafsirkan dan mengevaluasi hasil
sdn 1 tugu memberikan solusi
pengamatan.
pemecahan masalah dari kesulitan
 Merangsang perkembangan kemajuan
siswa dalam menghitung soal cerita
berfikir siswa untuk menyelesaikan
matematika pada bab bangun ruang
masalah yang dihadapi dengan tepat.
adalah guru harus menggunakan alat
 Dapat membuat pendidikan sekolah lebih
peraga dan media yang kongkret
relevan dengan kehidupan,khususnya
berupa benda benda di sekitar yang
dunia kerja
sering di jumapi anak-anak, sehingga
 Mampu mencari berbagai jalan keluar
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
dari suatu kesulitan yang dihadapi.
belajar siswa dalam menjawab
 Belajar menganalisis suatu masalah dari
soal,memanfaatkan tik,membuat siswa
berbagai aspek.
aktif ,menemukan hal-hal  Mendidik siswa percaya diri sendiri.
baru,menunjukan kepedulian terhadap
siswa,memberikan reward
Kelemahan model pembelajaran problem solving
antara lain sebagai berikut.
 Memerlukan cukup banyak waktu.
 Melibatkan lebih banyak orang.
 Tidak semua materi pelajaran
mengandung masalah.
 memerlukan perencanaan yang teratur
dan matang.
 Tidak efektif jika terdapat beberapa
siswa yang pasif.

Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching)


Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching)
adalah suatu strategi pembelajaran yang kooperatif
dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina
di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya adalah
 Memilih tutor dengan syarat termasuk
dalam peringkat 10 terbaik berdasarkan
nilai rapor atau nilai evaluasi sebelumnya
dan dapat menguasai materi,
 Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok berdasarkan tingkat
kecerdasan siswa (ada yang pandai,
sedang dan kurang),
 Tutor memberikan bimbingan dan
membahas soal yang berhubungan materi
yang diajarkan,
 Mengisi lembar observasi selama proses
pembelajaran berlangsung, dan
 Melaksanakan evaluasi belajar secara
individu.
Kelebihan bimbingan tutor sebaya adalah
sebagai berikut :
 Adanya suasana hubungan yang lebih
akrab dan dekat antara siswa yang
dibantu dengan siswa sebagai tutor yang
membantu.
 Bagi tutor sendiri kegiatannya
merupakan pengayaan dan menambah
motivasi belajar
 Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak
yang dibantu.
Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan
kepercayaan.  Adapun kelemahan bimbingan
tutor sebaya adalah sebagai berikut :
 Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya
dan berprestasi baik belum tentu
mempunyai hubungan baik dengan siswa
yang dibantu.
 Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya
belum tentu bisa menyampaikan materi
dengan baik

 Participatory learning
Participatory learning and action (pla)
merupakan salah satu pendekatan proses belajar
dan berinteraksi dengan komunitas atau
masyarakat. Sebetulnya pendekatan ini
menggabungkan berbagai metode partisipatif untuk
memfasilitasi kolektifitas dan proses pembelajaran
di lingkungan masyarakat.
Tiga tahapan kegiatan pembelajaran metode
participatory learning yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian.

 Inkuiri terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri
terbimbing merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
terlibat secara aktif menggunakan proses fisik
dalam menemukan sendiri beberapa konsep dan
prinsip materi yang dipelajari dengan bimbingan
dari guru.
Langkah- langkah kegiatan pembelajaran
model inkuiri terbimbing adalah sebagai
berikut :
 Mengajukan pertanyaan atau
permasalahan;
 Merumuskan hipotesis;
 Mengumpulkan data;
 Analisis data;
 Membuat kesimpulan

Kelebihan model pembelajaran inkuiri :


 Merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang, seingga pembelajaran
melalui strategi ini di anggap lebih
bermakna.
 Dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya mereka.
 Merupakan strategi yang di anggap
sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
 Keuntungan ini adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata – rata.
 Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lema dalam
belajar.
Kelemahan pembelajaran inkuiri di antaranya
adalah:
 Model ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
 Kadang – kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang seingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang tela di tentukan.
 Sulit di implementasikan jika kriteria
keberhasilan belajar di tentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran.

Media kartu baruang (belajar bangun ruang)


berbasis augmented reality Augmented reality
merupakan aplikasi penggabungan dunia nyata dengan
dunia maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga
dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan
nyata dalam waktu yang bersamaan.

Segi wawancara dengan kepala sekolah


 Guru harus menggunakan alat peraga dan
media yang kongkret berupa benda
benda di sekitar yang sering di jumpai
anak-anak metode pembelajaran dengan
menggunakan media benda konkret ini,
lebih memudahkan siswa dengan cepat
memahami materi tentang bangun ruang
yang guru ajarkan. Selain karena siswa
melihat dan mempraktikkan secara
langsung, siswa juga seperti “diajak
bermain” dalam menggunakan media
benda konkret ini. Tentu saja, mereka
merasa senang.
 Memanfaatkan tik
Guru dalam pembelajara menggunakan
media tik berupa proyektor dan LCD
untuk menampilan ppt,gambar dan vidio
dalam pembelajaran.

Keterangan:
Eksplorasi alternatif solusi dan Analisis alternatif solusi bersumber dari LK 2.1

Anda mungkin juga menyukai