Anda di halaman 1dari 2

CIRCLE TIME

DOA DAN KESABARAN NABI ZAKARIA


Tujuan:
1. Peserta didik mengerti dan memahami kisah kesabaran Nabi Zakaria
2. Peserta didik mengerti dan memahami urgensi doa
3. Peserta didik mengamalkan sikap yang dapat diteladani dari Nabi Zakaria
4. Alokasi Waktu
Langkah Uraian Waktu

Pembukaan Murabbi membuka C-Time dan memandu do’a ( alfatihah + 2’

Sapa doa’ hendak


Murabbi belajar ALQ)
menyapa dan menanyakan kabar serta 5
ibadah selama sepekan ( Ibadah Yaumiyyah-
Usbu’iyyah) dan menyerahkan kepada MC (siswa)

Tilawah MC memandu siswa/i untuk TILAWAH Pekanan 20’


( ODOP / Satu Hari Satu Halaman)
INTI MC mempersilahkan petugas kultum untuk berkultum 10’

Diskusi Murabbi memandu peserta C Time untuk memberikan 20’


penguatan Materi sesuai dengan materi yang telah disiapkan
(Materi BERAMAL)

Penutup Murabbi menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 3’


WAKTU 60’

Allah menjamin setiap doa yang dipanjatkan oleh orang beriman akan dikabulkan. Tetapi,
mereka dituntut untuk bersabar dan tidak berhenti berdoa.

Doa merupakan ibarat senjata bagi orang beriman. Allah SWT sendiri bahkan memberikan
jaminan kepada mereka yang mau berdoa, keinginannya akan terkabul.

Salah satu jaminan itu terdapat dalam Alquran Surat Ghafir ayat 60. Ayat tersebut memiliki arti,
" Dan Tuhanku berfirman, 'Berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina'."

Mengapa 'senjata' yang terpilih sebagai perumpamaan doa? Ini lantaran hanya doa yang
dianjurkan untuk dipanjatkan tatkala menghadapi masalah yang demikian berat.

Tetapi, dalam berdoa, manusia juga dituntut untuk sabar. Allah menjamin akan mengabulkan doa
yang dipanjatkan oleh setiap orang beriman, namun tidak semua doa segera dikabulkan.

Terdapat kisah begitu menarik terkait kesabaran dalam berdoa. Kisah itu berasal dari sosok Nabi
Zakaria Alaihi Salam (AS). Di usianya yang senja, Nabi Zakaria AS tidak juga dikaruniai anak.

Meski begitu, Nabi Zakaria AS tidak pernah lelah memanjatkan doa. Dia terus memohon kepada
Allah SWT agar dapat dikaruniai keturunan yang akan meneruskan tugas kenabiannya.
" Robbi habli milladunka zurriyatan thoyyibatan, innaka sami'ud du'a (Tuhanku, berilah aku dari
sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa," demikian
bunyi doa yang selalu dilantunkan Nabi Zakaria yang terdapat dalam Alquran Surat Ali Imron
ayat 38.

Semakin lama, hati Nabi Zakaria semakin gusar. Dia khawatir tidak ada yang dapat meneruskan
tugasnya dalam berdakwah. Tetapi, kegusarannya itu tidak mampu membuat kesabaran Nabi
Zakaria hilang, sehingga dia terus berdoa agar mendapatkan anak.

Hingga suatu hari, doa Nabi Zakaria terkabul. Istrinya yang sudah berusia lanjut mendapatkan
anugerah dari Allah SWT yaitu mengandung seorang putra pertama.

Sembilan bulan kemudian, seorang anak pria lahir dari rahim istrinya. Anak itu diberi nama
Yahya, yang kemudian melanjutkan tugas dakwah dari Nabi Zakaria.

Kisah tentang Nabi Zakaria menjadi cermin bagi setiap manusia untuk selalu bersabar dalam
berdoa. Doa merupakan cara paling efektif untuk menjawab semua persoalan hidup.

Anda mungkin juga menyukai