Anda di halaman 1dari 4

PENGADILAN PAJAK

Pengadilan Pajak adalah Badan Peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak
atau Peanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak.

Pengadilan Pajak ini merupakan Badan Peradilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999.

SUSUNAN PENGADILAN PAJAK

1. Pimpinan
Susunan Pengadilan Pajak terdiri atas seorang Ketua dan paling BANYAK 5 Orang Wakil Ketua.
2. Hakim
Seorang Hakim diangkat oleh Presiden dari daftar nama calon yang diusulkan oleh Mentri
Keuangan setelah mendaat persetujuan Ketua Mahkamah Agung.
3. Sekretaris
Sekretaris memimpin secretariat yang mempunyai tugas pelayanan dibidang administrasi umum
dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris.

PEMBERHENTIAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN HAKIM

Dalam hal tertentu Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden atas usul
Mentri Keuangan setelah mendapat persetujuan Mahkamah Agung karena :
1. Permintaan sendiri
2. Sakit jasmani dan rohani terus-menerus
3. Telah berumur 65 tahun
4. Ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugas

Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya oleh Presiden atas
usulan Mentri Keuangan setelah mendapat persetujuan Ketua Mahkamah Agung dengan alasan :
1. Dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan
2. Melakukan perbuatan tercela
3. Terus-menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya
4. Melanggar sumpah /janji jabatannya
5. Melanggar larangan bagi Hakim yang tidak boleh merangkap antara lain menjadi pelaksana
putusan Pengadilan Pajak
LARANGAN BAGI HAKIM
Seorang Hakim tidak boleh merangkap menjadi :
1. Pelaksana Putusan Pengadilan Pajak
2. Wali, Pengampu, atau Pejabat yang berkaitan dengan suatu Sengketa Pajak yang akan atau
sedang diperiksa olehnya
3. Penasihat Hukum
4. Konsultan Pajak
5. Akuntan Publik
6. Pengusaha

PANITERA

Pada Pengadilan Pajak ditetapkan adanya kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang Panitera. Dalam
melakukan tugasnya dibantu oleh Wakil Panitera dan beberapa orang Panitera Pengganti.

Panitera, Wakil Panitera, dan Panitera Pengganti tidak boleh merangkap menjadi:

1. Pelaksana putusan Pengadilan Pajak


2. Wali, Pengampu, atau Pejabat yang berkaitan dengan suatu Sengketa Pajak yang akan atau
sedang diperiksa olehnya
3. Penasihat Hukum
4. Konsultan Pajak
5. Akuntan Publik
6. Pengusaha

KEKUASAAN PENGADILAN PAJAK

Pengadilan Pajak (PP) mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak yaitu
sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung pajak dengan
pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau
Gugatan kepada Pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk
Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan undang-undang Penagihan Pajak dengan surat Paksa.

PEMERIKSAAN SENGKETA PAJAK

Pengadilan Pajak sebagai pengadilan pertama dan terakhir pemeriksaan Sengketa Pajak hanya dilakukan
oleh Pengadilan Pajak, sehingga putusan Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan gugatan ke pengadilan
umum, Peradilan Tata Usaha Negara atau Badan Peradilan Lain kecuali putusan “tidak dapat diterima”
yang menyangkut kewenangan/kompetensi.
KUASA HUKUM

Pihak-pihak yang bersengketa di Pengadilan Pajak masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh
satu atau lebih kuasa hukum dengan Surat Kuasa Khusus.

BANDING

Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak terhadap
suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
yang berlaku.

Banding diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya keputusan yang dibanding,
kecuali diatur lain dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.

PENGAJUAN BANDING DAN PERMASALAHANNYA

1. Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau kuasa
hukumnya.

2. Terhadap 1 keputusan diajukan 1 Surat Banding

3. Banding dilakukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas dan dicantumkan tanggal diterima
surat keputusan yang dibanding.

4. Pada Surat Banding dilampiri salinan keputusan yang dibanding

5. Setelah persyaratan bahwa Banding diajukan dalam Bahasa Indonesia dan syarat butir2, butir 3
dan butir 4 terpenuhi

6. Dapat terjadi selama proses Banding, ternyata pemohon Banding meninggal dunia maka
Banding dapat diajukan oleh ahli warisnya atau pengampunya dalam hal pemohon banding pailit.

7. Selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan, peleburan,


pemecahan/pemekaran usaha atau likuidasi, permohonan banding dapat dilanjutkan oleh pihak yang
menerima pertanggungjawaban

8. Pemohon Banding dapat melengkapi Surat Bandingnya untuk memenuhi ketentuan yang
berlaku sepanjang masih memenuhi syarat.

PENCABUTAN BANDING

Banding yang telah diajukan dengan Surat Banding dapat diajukan pencabutan dengan surat pernyataan
pencabutan yang diajukan kepada Pengadilan Pajak.
GUGATAN DAN PENGAJUAN GUGATAN

Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap
pelaksanaan penagihan pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

PIHAK YANG MENGAJUKAN GUGATAN

1. Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya
dengan disertai alasan yang jelas.

2. Apabila selama proses Gugatan, Penggugat meninggal dunia, Gugatan dapat diajukan oleh ahli
warisnya, kuasa hukum atau pengampunya dalam hal penggugat pailit.

3. Selama proses Gugatan, ternyata penggugat melakukan penggabungan, peleburan,


pemecahan/pemekaran usaha atau likuidasi, permohonan banding dapat dilanjutkan oleh pihak yang
menerima pertanggungjawaban

PENCABUTAN GUGATAN

Anda mungkin juga menyukai