Anda di halaman 1dari 11

GUGATAN

PAJAK
KELOMPOK 6
Anggota:
1. Florensia Yolanda Agustina 2008010474
2. Caya Nita Septiani 2008010544
3. Maulidya Firyanda Sulaiman 2008010331
4.  Alvi Nabila 2008010539
5. Dini Saputri 2008010673
6. Bobby Wijaya 2008010699
Kelas : 5B Regular Pagi Banjarmasin
A. Pengertian Gugatan
Gugatan merupakan suatu surat tuntutan hak (dalam permasalahan perdata) yang
didalamnya mengandung suatu sengketa dan merupakan landasan dasar pemeriksaan
perkara yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dimana salah satu pihak
sebagai penggugat untuk menggugat pihak lainnya sebagai tergugat.

B. Gugatan Dalam Pajak


Gugatan dalam pajak adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak
atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap
keputusan yang dapat diajukan. Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
Gugatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak nantinya
disampaikan kepada pengadilan pajak sebagai badan peradilan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak dengan tujuan untuk
mencari suatu keadilan atas sengketa pajak.
Pengadilan pajak ini merupakan pengadilan tingkat pertama dan
terakhir dalam pemeriksaan dan pemutusan sengketa pajak.

Dikarenakan pengadilan pajak ini merupakan pengadilan


tingkat pertama dan terakhir, maka atas putusan pengadilan
pajak tidak dapat diajukan gugatan ke 6 peradilan umum,
peradilan tata usaha negara, atau badan yang menjadi peradilan
lain, terkecuali putusan tersebut berupa “tidak dapat diterima”
yang berkaitan dengan kewenangan atau kompetensi.
C. Pihak Pengaju Gugatan
Berdasarkan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2002 Tentang
Pengadilan Pajak, ditentukan kebijakan siapa pihak yang dapat melakukan pengajuan
gugatan, yaitu:
1. Dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus ataupun kuasa
hukumnya.
2. Apabila dalam proses gugatan ternyata pihak pemohon gugatan dinyatakan
meninggal dunia, maka gugatan dapat tetap dilanjutkan oleh ahli warisnya, kuasa
hukum dari ahli warisnya, ataupun pengampunya dengan status sebagai pemohon
gugatan pailit.
3. Apabila dalam proses gugatan, didapatkan bahwa pemohon gugatan melakukan
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran, ataupun likuidasi, maka atas
permohonan yang dimaksudkan tersebut dapat dilanjutkan oleh pihak yang
menerimakan tanggung jawab karena adanya penggabungan, peleburan,
pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi yang dimaksudkan.
D. Syarat Pengajuan Gugatan

Berikut ini merupakan syarat dari pengajuan gugatan yang hendak dilakukan oleh pihak
pemohon. Syarat tersebut diatur dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang
Pengadilan Pajak pasal 40, yaitu:

1. Gugatan dapat diajukan kepada pengadilan pajak secara tertulis dengan menggunakan
Bahasa Indonesia.

2. Gugatan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak diterimanya
keputusan pelaksanaan penagihan. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan,
ditemukan bahwa penggugat/pemohon tidak dapat memenuhi persyaratan waktu ini karena
keadaan lain di luar kekuasaan penggugat/pemohon, maka dapat diperpanjang dengan
jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung saat berakhirnya keadaan diluar kekuasaan
penggugat tersebut dengan berdasar Undang-Undang yang berlaku.
3. Gugatan juga dapat diajukan selain atas keputusan pelaksanaan penagihan atau
terhadap keputusan selain gugatan dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung
saat tanggal diterimanya keputusan yang akan digugat. Karena jangka waktu ini tidak
mengikat, maka apabila dalam jangka waktu yang ditetapkan ternyata tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat, dapat diperpanjang jangka
waktunya menjadi 14 (empat belas) hari terhitung sejak berakhirnya keadaan diluar
kekuasaan dari penggugat.

4. Atas 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) keputusan dapat diajukan dengan
1 (satu) Surat Gugatan.

5. Gugatan yang diajukan disertai dengan alasan-alasan yang jelas, dengan


mencantumkan tanggal diterima, pelaksanaan penagihan, atau keputusan yang akan
digugat, serta melampirkan salinan dokumen yang akan digugat.
E. Hal Yang Dapat Diajukan Sebagai Gugatan
Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat diajukan sebagai gugatan
oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak, yaitu:

1. Atas pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan


Penyitaan, atau atas Pengumuman Lelang.

2. Atas keputusan pencegahan dalam rangka adanya penagihan


pajak.

3. Atas keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan


perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan
Pasal 26 UU KUP

4. Atas Surat Keputusan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan


yang penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara
dalam ketentuan Undang-Undang (UU) perpajakan
F. Hak-Hak Pemohon Gugutan

Gugatan memiliki hak-hak sebagai berikut:


1. Pemohon Gugatan dapat melengkapi Surat Gugatannya untuk memenuhi ketentuan yang
berlaku sepanjang masih dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterima keputusan
yang digugat.
2. Pemohon Gugatan dapat memasukkan Surat Bantahan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal terima salinan Surat Uraian Gugatan.
3. Dapat hadir dalam persidangan guna memberikan keterangan lisan atau bukti-bukti yang
diperlukan sepanjang memberitahukan kepada Ketua Pengadilan Pajak secara tertulis.
4. Dapat hadir dalam sidang Pembacaan Putusan.
5. Dapat didampingi atau diwakili oleh Kuasa Hukum yang telah terdaftar/mendapat ijin Kuasa
Hukum dari Ketua Pengadilan Pajak.
6. Dapat meminta kepada Majelis kehadiran saksi.
G. Pemrosesan Gugatan
Surat gugatan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau
penanggung pajak akan diproses apabila:

1. Gugatan tersebut diajukan dengan menggunakan


Surat Gugatan berbahasa Indonesia yang ditujukan
kepada pengadilan pajak.

2. Surat Gugatan ditujukkan kepada pengadilan pajak


dengan melampirkan:
a) Salinan atas keputusan yang digugat.
b) Data dan bukti-bukti pendukung lainnya.
c) Surat Kuasa dengan materai yang sesuai apabila
Wajib Pajak diwakilkan oleh kuasanya.
H. Pencabutan Gugatan
Terhadap sebuah Gugatan, dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada Pengadilan
Pajak. Gugatan yang diajukan dapat dilakukan pencabutan, apabila:
1. Wajib Pajak yang bersangkutan mengajukan surat pernyataan pencabutan yang ditujukan
kepada pengadilan pajak atas gugatan yang sebelumnya diajukan.

2. Apabila gugatan yang telah diajukan, dicabut atau dihapus dari daftar sengketa dengan:
a) Terdapat penetapan Ketua dalam surat penyataan pencabutan yang diajukan sebelum
sidang.
b) Terdapat putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam hal surat
pernyataan pencabutan yang diajukan setelah sidang dengan persetujuan dari pihak yang
tergugat.

3. Terkait gugatan yang telah dicabut melalui penetapan Ketua atau putusan Majelis/Hakim
Tunggal sudah tidak dapat diajukan kembali.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai