Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andi Miftakhul Inayah

NIM : A031211081
Kelas : Perpajakan I Kelas A

RMK Materi Pengadilan Pajak

• Sejarah Pengadilan Pajak


1. Di Indonesia untuk pertama kalinya dibentuk institusi yg menangani sengketa Pajak,
yaitu Institusi Pertimbangan Pajak yang dibentuk pada Tahun 1915 (Stbl No. 707)
yg berkedudukan di Batavia (Jakarta)
2. Kemudian disempurnakan Dengan stbl Nomor 29 Tahun 1927 tentang Ordonantie
tot Regeling van het Bereop in Belasting zaken yg berkedudukan di Batavia (Jakarta).
3. Pada Tahun 1950 badan ini berganti nama menjadi Majelis Pertimbangan Pajak (MPP)
yang bertugas memberi keputusan atas surat permohonan banding tentang pajak-
Pajak negara dan pajak-pajak daerah.
4. Kemudian sejak awal Tahun 1998 ditetapkan Undang-undang Nomor 17 Tahun
1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak. Dengan ditetapkannya UU ini
maka penangan banding pajak beralih ke Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
(BPSP).
5. Kemudian dengan berlakunya UU Nomor 14 Tahun 2002 tanggal 12 April 2002
maka penyelesaian sengketa Pajak dilakukan di Pengadilan pajak

• Penjelasan Umum
1. Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman
bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap sengketa
pajak.
2. Sengketa adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara WP/PP dgn
Pejabat yg berwenang sbg akibat dikeluarkannya keputusan yg dpt diajukan Banding
atau Gugatan kpd Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan per-UU-an perpajakan
termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan UU Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa
3. Banding adalah upaya hukum yang dilakukan oleh WP atau Penanggung Pajak
terhadap suatau keputusan yg dpt diajukan banding berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
4. Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak at/ Penanggung
Pajak terhadap pelaksanaan penagihan atau terhadap keputusan yg dpt diajukan
gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

• Kedudukan Pengadilan Pajak


- Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman
bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa
Pajak. Pengadilan Pajak berkedudukan di Ibukota Negara; Sidang Pengadilan Pajak
dilakukan di tempat kedudukannya dan apabila dipandang perlu dapat dilakukan di
tempat lain yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan. Susunan Pengadilan Pajak terdiri
dari Pimpinan, Hakim Anggota, Sekretaris dan Panitera; Pimpinan Pengadilan Pajak
terdiri dari seorang Ketua dan paling banyak 5 (lima) orang Wakil Ketua.

• Syarat-Syarat Banding
1. Banding diajukan dengan Surat Banding dlm Bhs Indonesia kpd Pengadilan Pajak.
2. Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima Keputusan
yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan per-UU-an pajak.
3. Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mengikat apabila jangka
waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon
Banding.
4. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
5. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal
diterima surat keputusan yang dibanding.
6. Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.
7. Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang
terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud
telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen).
8. Melampirkan data dan bukti-bukti pendukung
• Pengajuan Gugatan
Permohonan Gugatan diajukan oleh :
1. Ahli waris.
2. Wajib Pajak sendiri.
3. Seorang Pengurus.
4. Kuasa Hukum.
5. Pengampu (dalam hal pailit). Pihak yang menerima pertanggungjawaban (dalam hal,
peleburan, pemekaran liquidasi, dll).

• Syarat-Syarat Gugatan
1. Gugatan diajukan dengan Surat Gugatan dlm Bhs Indonesia ke Pengadilan Pajak.
2. Gugatan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan
penagihan pajak.
3. Gugatan diajukan dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal keputusan
diterima (selain gugatan point 2 di atas).
4. Jangka waktu tsb di atastidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat.
5. Perpanjangan jangka waktu tsb adalah 14 hari terhitung sejak berakhirnya keadaan di
luar kekuasaan penggugat tersebut.
6. Terhadap 1 Keputusan atau 1 pelaks penag diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.
7. Gugatan diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
8. Surat Gugatan dilampirkan salinan Keputusan/pelaksn penagihan yg digugat.

Anda mungkin juga menyukai