Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH DESA LEBAKWANA: AWAL MULA SAMPAI DENGAN TRADISI

ORAL

Fauzan Daffa Mutaqin


2288220024
Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Ciwaru No.25 Serang, Banten

Email: fauzandm13@gmail.com

Abstrak
Lebakwana merupakan salah satu desa yang memiliki letak wilayah administratif di
Kramatwatu, kabupaten Serang, dengan total 6.490 jiwa yang menghuni wilayah tersebut.
Dilihat belakangan tahun ini, dengan perkembangan yang begitu signifikan banyak
menunjukkan tinjauan historis yang belum terungkap mulai dari berdirinya sampai dengan
budaya oral yang sudah turun- temurun berkembang dikalangan masyarakat Lebakwana.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dan juga kualitatif. Selain
menggunakan metode sejarah dan kualitatif, dalam penulisan ini penulis juga menggunakan
ilmu sosial sebagai alat bantu untuk memungkinkan penganalisaan dan penginterpretasi yang
lebih tajam untuk menjawab apa yang menjadi masalah dalam kajian. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini, akan menjadi sebuah data yang bisa dijadikan sumber bacaan yang sudah
terkaji secara ilmiah dan terkonfirmasi.
Kata Kunci: Sejarah Desa, Lebakwana, tradisi oral

Abstract
Lebakwana is one of the villages which has an administrative location in Kramatwatu, Serang
district, with a total of 6,490 people living in the area. Looking at the past year, with such
significant developments, there are many historical reviews that have not been revealed, from
its establishment to the oral culture that has been developed for generations among the
Lebakwana people. In this study the authors used historical and qualitative methods. In addition
to using historical and qualitative methods, in this paper the author also uses social science as
a tool to enable sharper analysis and interpretation to answer what is the problem in the study.
It is hoped that this research will become data that can be used as a source of reading that has
been scientifically studied and confirmed.
Keywords: Village History, Lebakwana, oral tradition
PENDAHULUAN dari pendekatan bidang ilmu dan tempat.
Dimana kedua aspek tadi sangat
Para sejarawan amatir maupun
mempengaruhi dalam hasil akhir.
profesional sering berbicara mengenai
Penelitian ini menggunakan tolak ukur
kapan terjadinya desa secara pasti, namun
sumber primer yang didasarkan pada data
mereka agak sukar untuk mengetahui.
administrasi. Untuk sumber sekunder
Selama ini hanya diketahui bahwa desa itu
peneliti menggunakan sumber oral maupun
telah ada sejak dulu kala, bahkan para tetua
Pustaka untuk melengkapi kajian kualitatif
desa yang ada sekarang mengalami
ini. Dalam sumber pustkaa, peneliti
kesulitan dalam menjawab kapan
menggunakan sumber-sumber yang didapat
terbentuknya desa mereka. Para tetua tadi
dari buku maupun jurnal guna memperoleh
sering menyebutkan sejak jaman dahulu
bahan dan informasi yang relevan untuk
memang sudah ada desa tersebut, namun
dikumpulkan. Setelah mendapatakan
tidak tercatat melalui sumber tertulis,
sumber-sumber yang diperlukan, penulis
jikalau ada para tetua hanya mengandalkan
melakukan seleksi yang mengacu pada
‘oral history’ yang terkadang banyak
kritik Analisa yang akan membuktikan
sejarawan meragukan keterangam tersebut.
bahwa sumber-sumber tadi telah
Pertanyaan tersebut belakangan ini terverifikasi kebenarannya.
muncul karena adanya total history yang
Penentuan rumusan hasil akhir,
berkembang pada kalangan sejawan lokal.
peneliti akan mendapatkan beberapa
Pada fokus kajian penelitian ini juga
hipotesis yang berguna dalam membuat
nantinya lebih menyoroti problematika
data secara utuh melalui pengamatan
kapan tepatnya desa itu terbentuk. Hal ini
interpretasi yang signifikan. Di penelititian
ditemukan juga oleh penulis dalam kajian
ini juga nantinya akan digali lebih dalam
sejarah desa Lebakwana. Dengan
untuk membimbing proses rekonstruksi
kegamangan yang ada penulis memulai
sejarah desa Lebakwana, cakupan yang
untuk mencari sumber dari berbagai
akan ditinjau berdasarkan proses
literatur yang akan menjawab asal-usul
rekonstruksi adalah segi historis dan
Desa Lebakwana, Banten.
toponimi. Diharapkan dengan adanya
METODE PENELITIAN penelitian ini akan membangun wawasan

Dalam penelitian ini akan kepada masyarakat maupun pembaca yang

menggunakan metode penelitian Kualitatif sedang melakukan studi terkait sejarah desa

yang dilihat dari berbagai aspek , dimulai lebakwana dari sisi historis.
PEMBAHASAN Dalam profil desa Lebakwana
sendiri masih belum mencantumkan arti
Sejarah Desa
dari asal-muasal desa mereka. Hanya
Mengenai asal-muasal kata tertulis keterangan bahwa desa Lebakwana
lebakwana sendiri sebenarnya pada sudah berdiri pada tahun 1942 dengan
kalangan masyarakat yang masih pemimpin pertama kali adalah H. Sueb
menggunakan bahasa Sunda akan mudah (Lebakwana, 2021). Untuk masa
dalam mengartikan lebakwana itu sendiri. pemerintahan H.Sueb berakhir ketika
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Republik Indonesia mendeklarasikan
oleh penutur Bahasa sunda mengartikan kemerdekaannya pada 1945.
lebak adalah daratan titik terendah diantara
Perkembangan Desa
beberapa dataran yang tinggi, dan daerah
tersebut menjadi pusat peradaban suatu Berdasarkan perkembangannya,
wilayah (Hilmani, 2023). Keterangan tadi desa ini terletak di Kecamatan Kramatwatu,
hampir sama dengan apa yang disebutkan Kabupaten Serang provinsi Banten. Desa
oleh Kamus Bahasa Besar Indonesia Lebakwana memiliki luas wilayah 535,884
(KBBI) yang mengartikan lebak sebagai Ha, dengan ketinggian 3 meter dari
bagian tanah yang rendah di antara ranah permukaan laut yang menyebabkan desa ini
(tanah rata; dataran rendah; lembah) memiliki suhu udara yang sejuk. Jarak dari
kantor desa ke kecamatan berkisar 2
Dan jika ditilik dari segi etimologi,
kilometer dengan waktu tempuh kurang
Lebakwana berasal dari dua kata yaitu
lebih 15 menit, sedangkan jarak dari ibu
Lebak dan Wana. Lebak sendiri berarti
kota kecamatan ke ibu kota kabupaten 7
bawah dan Wana adalah nama dari Sohibul
kilometer dengan waktu tempuh kurang
Wilayah (Penjaga Wilayah) yang bernama
lebih 60 menit yang dihubungkan oleh jalan
Nyiwana. Nyiwana sendiri bernama asli
raya/jalan otonom (Lebakwana, 2021).
“Raden Buyut Ireng” atau sama dengan
sebutannya “Shohibul Wilayah” (Kamsari,
2023),. Oleh karena itu, desa ini disebut
dengan Desa Lebakwana. Sayangnya
dalam beberapa sumber sekarang jarang
ditemui arti Lebakwana secara utuh, dan
Ilustrasi 1. Kantor desa Lebakwana
dari sumber-sumber tadi tidak banyak
(Sumber: Website Pemerintah Desa Lebakwana)
menyebutkan arti desa tersebut.
Adapun batas-batas wilayah Desa nama kampung di Desa Lebakwana, yakni
Lebakwana adalah sebagai berikut: Lebak Pulus, Cayur, Pancuran, Jidol,
Tabel 1. Nama batas-batas desa Masigit, Lebah Abang dan desa Tanggul
Posisi Nama Desa Jaya kemudian terdapat pemekaran
Sebelah Utara Desa Kramatwatu kampung Masigit Baru dan Masigit Lama,
Sebelah Timur Desa Pelamunan di desa Lebakwana juga sudah terdapat
Sebelah Selatan Desa Pemaning komplek perumahan diantaranya Komplek
Sebelah Barat Desa Sukadalem Bukit Kramatwatu Indah, Kramat Griya
Asri, Lebakwana Griya Asri, Gunung
Dengan luas wilayah 535,884 Ha, Pinang Permai dan Serang Galery.
desa ini meliputi tanah pertanian, Jumlah penduduk Desa Lebakwana
perkebunan perusahaan, kuburan, wakaf, sebanyak 6490 jiwa dengan 1452 kepala
dan lain-lain. keluarga. Penduduk Desa Lebakwana
Tabel 2. Data Luas Lahan Tanah Desa terdiri dari 3401 jiwa laki-laki dan 3089
Lebakwana jiwa Perempuan. Adapun klasifikasi

Luas dalam penduduk menurut kelompok umur adalah


Jenis Tanah
Hektar (Ha) sebagai berikut (Desa Lebakwana, 2016):
Tanah Pertanian 336,02 Ha
Tabel 3. Data Klasifikasi Penduduk
Tanah Perkebunan 130 Ha Umur Jumlah Jumlah
Tanah Perusahaan 6,5 Ha 0-1 Tahun 137 Orang
1-5 Tahun 417 Orang
Tanah Kuburan 2,7 Ha 5-6 Tahun 504 Orang
Tanah Wakaf 2,5 Ha 7-15 Tahun 621 Orang
16-21 Tahun 1240 Orang
Lain - lain 20,7 Ha
22-59 Tahun 1205 Orang
(Sumber: LPPD Desa Lebakwana Tahun 2016) 60 Tahun Keatas 822 Orang
(Sumber: LPPD Desa Lebakwana Tahun 2016)
Dari sejumlah penduduk tadi
memiliki tingkat pendidikan akademik
yang lumayan rendah. Sebagian besar
masyarakat Desa Lebakwana lebih
mementingkan pendidikan agama,
Ilustrasi II. Tampilan Satelit Desa Lebakwana
(Sumber: https://mapcarta.com) sehingga mayoritas warga merupakan
Desa Lebakwana terbagi atas 9 lulusan pesantren. Hal ini wajar karena nilai
kampung dengan 5 Rukun Warga (RW) agamis mereka cukup kental. Tetapi lambat
dan 27 Rukun Tetangga (RT). Adapun laun mereka mulai memperhatikan
pendidikan akademik untuk anak-anak terbelakang karena ada diujung desa (Desa
mereka. Semakin banyaknya pemikir- Lebakwana, 2016). Angka buta aksara pada
pemikir bari di kalangan masyarakat Desa tabel diatas sebagian besar berasal dari
Lebakwana, maka pemerintah daerah penduduk yang usianya diatas 50. Untuk
tersebut lebih banyak membutuhkan tingkat pindidikan S1 dan S2 tidak
prasarana pendidikan formal. Oleh karena semuanya berasal dari pribumi namun
itu, prasarana pendidikan formal mulai Sebagian merupakan pendatang. Sarana
berkembang di Desa Lebakwana, dari dan prasarana pendidikan merupakan salah
tingkat paud hingga tingkat SMA hingga satu penunjang dalam memajukan
saat ini. masyarakat. Dibawah ini adalah data
Adapun kondisi pendidikan Desa mengenai Lembaga pendidikan yang ada di
Lebakwana berdasarkan tingkat pendidikan Desa Lebakwana, sebagai berikut :
dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 5. Jumlah Lembaga Pendidikan
Tabel 4. Tingkat Pendidikan masyarakat Lembaga Pendidikan Jumlah
PAUD 4 buah
Desa Lebakwana
SD/sederajat 2 buah
Tingkat Pendidikan Jumlah SLTP/sederajat 1 buah
S3 - SLTA/sederajat 1 buah 1 buah
S2 2 Orang Keagamaan/pesantren 4 buah
S1 27 Orang (Sumber: LPPD Desa Lebakwana Tahun 2016.)
D1/D2/D3 11 Orang Berdasarkan data diatas bi
SMA 21 Orang
SMP 315 Orang disimpulkan bahwa kekurangan dibidang
SD 726 Orang akademik ditimbulkan karean kurangnya
Drop Out SD 32 Orang
Buta Huruf 350 Orang sarana dan prasarana yang memadai, dilain
(Sumber: LPPD Desa Lebakwana Tahun 2016.) sisi bidang keagamaan memiliki kelebihan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dengan perbanding 4:1.Dengan segala
dilihat bahwa tingkat pendidikan perkembangan tadi menyebabkan desa
masyarakat di Desa Lebakwana masih bisa lebakwana memiliki dampak yang baik dan
dikatakan kurang, hal ini terlihat dari masih buruk bagi masyarakatnya
tingginya angka penduduk yang hanya
Antara Mitos dan Tradisi Oral
tamatan sekolah dasar (SD) dan buta huruf.
Berdasarkan data diatas penduduk yang Tradisi lisan yang sering dianggap
hanya tamatan SD ataupun Drop Out SD sebagai sumber dengan nilai ilmiah yang
dan buta huruf banyak yang berasal dari kecil juga penting untuk melengkapi
kampung Jidol yaitu salah satu kampung di sejarah desa ini. Kelemahan tersebut
Desa Lebakwana yang kondisinya masih dikarenakan adanya perbedaan memori
oleh generasi -generasi berikutnya. Namun nnya. Tongkat tersebut memiliki kekuatan
apabila sumber lain sudah tidak ditemukan khusus yang bisa melakukan sihir. Syehk
dan akhirnya menemukan kegamangan tersebut memasukkan tongkatnya ke tanah
yang mutlak, fungsi tradisi lisan sangat dan ketika ia mencabutnya, muncul mata air
penting dalam pandangan keberadaan suatu yang sekarang menjadi Sumur Tujuh
desa. Pandangan orang sekitar yang (Kamsari, 2023). Dari tradisi lisan itulah
nantinya mengungkapkan ingatan yang menyebabkan makam Syehk Mansur
masyarakat setempat tentang keberadaan sering dikunjungi masyarakat sebagai
suatu desa pada masa sebelumnya. wisata religi. Pemerintah Kabupaten Serang
telah mengakuinya sebagai tempat khusus
Pada konteks kali ini, ditemukan
dengan memberinya predikat Cagar
bahwa desa Lebakwana banyak ditemui
Budaya.
orang-orang yang datang dari jauh sering
memanfaatkan kuburan khusus, sumur, dan Jika pengunjung melakukan perjalanan
pancurandi desa tersebut. Peziarah datang menuju cagar budaya tersebut, mereka
ke tempat khusus untuk meminta hal-hal dapat dengan mudah pergi ke tempat
yang mereka inginkan atau menemukan bernama Sumur Tujuh. Jarak tempat
harta karun khusus yang mereka yakini ada tersebut sekitar 1,5 kilometer dari desa
di makam orang-orang penting. Tempat Lebakwana. Terdapat sebuah gapura
tersebut bernama Makam Kramat, beberapa bertuliskan “Makam kramat 7 sumur 7
orang tadi datang dengan niat buruk, seperti pancuran mas” untuk mempermudah dalam
menginginkan barang berharga atau menemukan lokasi cagar budaya ini. Bagi
meminta hadiah dari tempat tersebut. Di pengunjung yang berkeinginan pergi ke
sana juga terdapat sebuah sumur khusus makam dan sumur khusus, harus berjalan
bernama Sumur Tujuh, yang penting karena kaki sekitar 500 meter dari pintu gerbang
mengingatkan pada sebuah tradisi lisan tadi. Masyarakat setempat terkadang
tentang sebuah keluarga di masa lalu. Para menggunakan sumur tersebut untuk
wali menggunakan sumur ini sebagai mencuci dan air minum setelah bekerja di
tempat menyebarkan agamanya, seperti ladang mereka (Mulyadi, 2021). Terdapat
cara Nabi Ibrahim dan keluarganya dulu tradisi lisan dimana air yang ada di Sumur
menyebarkan agamanya. Tujuh dapat menyembuhkan berbagai
penyakit, dan tak jarang para pengunjung
Berdasarkan tradisi lisan yang ada,
datang kesini hanya untuk mencari
dahulu seorang bernama Syehk Mansur
keberuntungan tersebut.
memiliki kekuatan magis pada tongkat
KESIMPULAN https://lebakwana-
kramatwatu.desa.id/profil/
Lebakwana adalah nama sebuah
Mulyadi, A. (2021, April 21). Makam 7
desa di Kabupaten Serang yang berasal dari Sumur 7 di Lebakwana
Kramatwatu, Banyak
dua kata, Lebak dan Wana. Lebak berarti
Disalahgunakan Paziarah.
"bawah" dan Wana adalah nama tempat Retrieved from Suara Banten.id:
https://banten.suara.com/read/2021
yang posisinya dibawah lembah atau
/04/21/024500/makam-7-sumur-7-
daratan terndah dan darah tersebut dijaga di-lebakwana-kramatwatu-banyak-
disalahgunakan-paziarah
oleh seseorang yang bernama Nyiwana.
Desa ini sendiri berdiri pada tahun 1942 dan
pemimpin pertamanya adalah H. Sueb,
dengan wilayah yang cukup luas
menyebabkan penggunaan lahan di desa ini
menjadi optimal pada masa dewasa. Dari
segi penduduk, desa ini memiliki 6.490
jiwa yang sebagian besar memiliki latar
belakang agama yang kuat. Tradisi lisan
yang sangat kaya menyebabkan banyak
penujung yang sengaja hadir ke desa
ini,namun beberapa di antaranya datang
dengan tujuan yang kurang baik, salah
satunya adalah Sumur Tujuh yng searang
sudah dijadikan cagar budaya oleh
pemerintahan setempat.

DAFTAR PUSTAKA
Desa Lebakwana. (2016). LPPD Desa
Lebakwana . Serang: Pemerintahan
Desa Lebakwana.
Hilmani, Fauzan. (2023, Juni 23). (Fauzan.
Daffa. Mutaqin, Interviewer)
Kamsari. (2023, Maret 20). (Fauzan. Daffa.
Mutaqin, Interviewer)
Pemerintah Desa Lebakwana. (2021).
Profil Desa Lebakwana. Retrieved
from
lebakwana,kramatwatu,desa,id:

Anda mungkin juga menyukai