Ni Putu Novsa Dewi - Tugas Akhir Linguistik Bandingan
Ni Putu Novsa Dewi - Tugas Akhir Linguistik Bandingan
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya saya dapat membuat dan menyelesaikan kajian
mengenai Hubungan Kekerabatan Bahasa Bali Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna: Kajian
Linguistik Bandingan Historis ini dengan tepat waktu. Penyusunan usulan proposal penelitian
ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Linguistik Bandingan Nusantara pada
Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Denpasar. Kajian ini
dapat terselesaikan tentu tidak bisa dilepaskan dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, masukan dan arahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa kajian ini masih banyak memiliki kekurangan karena
terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang dapat digunakan
untuk penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata semoga kajian ini mampu memberikan manfaat
positif dan inspirasi bagi para pembaca.
Om Santih, Santih, Santih Om
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2
1.5 Metode dan Teknik Penelitian.............................................................................3
1.6 Landasan Teori.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................7
2.1 Identifikasi Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud
dan Bahasa Bali Kuna................................................................................................7
2.2 Hubungan Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud
dan Bahasa Bali Kuna................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
3.1 Simpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun penjabarannya
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu
linguistik bandingan di Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk menunjang dan
menyediakan bahan studi dalam penulisan kajian mengenai linguistik bandingan yang
nantinya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan bahasa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana
hubungan kekerabatan antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat praktis dan teoritis dengan penjabaran
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memiliki manfaat sebagai sarana memperdalam
pengetahuan mengenai linguistik bandingan. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat
sebagai sarana memahami bagaimana perkembangan bahasa Bali sehingga dapat mengarah
pada apresiasi masyarakat untuk melestarikannya.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan teori linguistik bandingan. Penelitian terhadap hubungan kekerabatan antara
bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna diharapkan agar bisa menjadi acuan
bagi penelitian mendatang khususnya penelitian mengenai kebahasaan.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
Peneltian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang disesuaikan dengan
teori Linguistik Bandingan Historis dan metode leksikostatistik. Data dalam penelitian ini
adalah seratus kata bahasa Bali dialek Ubud serta bahasa Bali Kuna dengan seratus Kosakata
Dasar Swadesh sebagai glos atau kata dasarnya. Adapun metode dan teknik penelitian serta
sumber data dalam kajian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data
sekunder. Adapun kedua sumber data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan dengan cara mengambil sendiri tanpa
perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan
penulis bersama informan dengan metadata sebagai berikut :
Nama Informan: I Ketut Mertayasa
Waktu : Sabtu, 19 Desember 2021
Lokasi : Br. Pengosekan Kelod, Desa Mas, Kecamatan Ubud
Pengambil Data: Ni Putu Novsa Dewi
b. Sumber Data Sekunder
Selain menggunakan data primer, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data
sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah alih aksara prasasti Bali kuna
yang terdapat dalam penelitian I Wayan Ardika dan Ni Luh Sutjiati Berata dengan judul “
Perajin Pada Masa Bali Kuna Abad IX - XI Masehi” tahun 1996.
1.5.2 Metode dan Teknik Penyediaan Data
Tahap penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode
cakap dan metode simak. Adapun kedua metode tersebut akan dijelaskan dalam uraian di
bawah ini, yaitu :
a. Metode Cakap
Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan percakapan dan terjadi kontak
antara peneliti dengan narasumber. Metode cakap digunakan ketika mengumpulkan data
primer dengan bercakap - cakap bersama informan. Dalam penerapan metode ini, penulis
menggunakan teknik dasar yaitu teknik pancing untuk memancing informan agar
memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Selain menggunakan teknik dasar,
penulis juga menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik cakap semuka karena wawancara
dilakukan dengan bertemu langsung dengan informan serta menggunakan teknik lanjutan
berupa teknik rekam dan teknik catat untuk merekam dan mencatat informasi yang
disampaikan informan.
b. Metode Simak
Selain menggunakan metode cakap, penulis juga menggunakan metode simak dalam
penelitian ini khususnya pada sumber data sekunder. Metode simak dilakukan dengan
menyimak penggunaan bahasa. Peneliti melakukan penyimakan terhadap data sekunder.
Dalam metode ini, peneliti menggunakan teknik dasar yaitu teknik dasar sadap dan teknik
lanjutan teknik simak bebas libat cakap. Selain menggunakan teknik simak bebas libat
cakap, penulis juga menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik catat dengan mencatat
informasi penting yang tedapat dalam data penelitian.
1.5.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini dilakukan dengan cara membandingkan secara fonetis antara
bahasa Bali dialek Ubud dan bahasa Bali Kuna dengan seratus kosakata dasar Swadesh
sebagai glos atau kata dasarnya. Kemudian dalam menentukan tingkat kekerabatan dua
bahasa tersebut menggunakan rumus:
Jumlah kata yang identik dan mirip:
Tingkat kekerabatan : c = k x 100%
n
k= jumlah kata yang berkerabat
n= jumlah kata yang dibandingkan
Tingkat Bahasa Presentasi Kata Kerabat (%)
Bahasa (Language) 100- 81
Keluarga (Family) 81 - 36
Rumpun (Stock) 36 - 12
Mikrofilium 12 - 4
Mesofilium 4-1
Makrifilium 1-<1
Kekerabatan bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna dianalisis
berdasarkan pengindentifikasian kedua bahasa tersebut dengan menggunakan kosakata dasar
Swadesh, yaitu 100 kosakata dasar. Daftar Swadesh dianggap baik dalam penelitian ini
karena terdiri atas kata-kata yang nonkultural. Selain itu, retensi kata dasarnya telah teruji
dalam bahasa-bahasa yang memiliki naskah tertulis. Data dari 100 kosakata dasar Swadesh,
diidentifikasikan pasangan kata kerabat yang dibandingkan melalui pasangan identik. Hasil
perbandingan dipaparkan dalam tabel berikut:
2.1 Identifikasi Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna
Tabel Pasangan yang identik
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Dua Dua Dua
2 Panjang Lantang Lantang
3 Orang Anak Anak
4 Tanduk Tanduk Tanduk
5 Mati Mati Mati
6 Bulan Bulan Bulan
7 Batu Batu Batu
8 Api Api Api
9 Gunung Gunung Gunung
10 Kuning Kuning Kuning
11 Nama Adan Adan
Dari daftar di atas, diperoleh 11 pasangan yang identik antara Bahasa Bali Baru
Dialek Ubud dengan Bahasa Bali Kuna. Selanjutnya, kosakata kedua bahasa tersebut
diidentifikasikan juga berdasarkan korespondensi fonemis. Pasangan yang memiliki
korespondensi fonemis dibedakan atas pasangan berbeda vokal, berbeda konsonan, dan beda
satu silabel. Hasil analisis dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel Pasangan berbeda vokal
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Minum Inem Inum
Identifikasi selanjutnya adalah pada pasangan yang berbeda satu fonem. Pasangan ini
dirinci menjadi (1) beda satu fonem vokal dan (2) beda satu fonem konsonan. Beda satu
fonem yang dimaksudkan di sini adalah salah satu bahasa yang dibandingkan memiliki
jumlah fonem vokal atau konsonan yang lebih banyak daripada yang lainnya. Berdasarkan
tabel di bawah ini terdapat 2 pasangan berbeda vokal dan 2 pasangan berbeda konsonan.
Perbedaan satu konsonan antara kedua bahasa tersebut memiliki jumlah yang sama.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa antara bahasa Bali Baru dialek Ubud dan
bahasa Bali Kuna terdapat dua puluh dua kosakata yang memiliki kemiripan. Kedua puluh
dua (22) leksikon yang mirip tersebut memiliki kemiripan leksikon yang bercirikan
kemiripan variasi konsonan dan kemiripan variasi vokal.
2.2 Hubungan kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna
Berdasarkan Perhitungan Leksikostatistik, ditemukan 22 kata yang sama dan mirip
antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna.
Pada tahap selanjutnya untuk menentukan persentase leksikon yang berkerabat
dilakukan dengan menggunakan teori leksikostatistik, yakni jumlah kata yang sama ditambah
jumlah kosakata yang mirip antara bahasa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna dibagi seratus kosakata dasar Swadesh dan dikali seratus persen. Dalam hal ini 100
kosakata dasar Swadesh dikurangi 56 karena terdapat glos yang tidak dihitung. Glos yang
tidak diperhitungkan adalah kata-kata kosong, atau slot kosong, yaitu glos yang tidak ada
leksikonnya dalam bahasa yang dibandingkan, katakata pinjaman dan kata jadian (bukan kata
dasar). Adapun perhitungan persentasi kemiripan antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan
Bahasa Bali Kuna adalah sebagai berikut :
k : jumlah kata yang berkerabat = 22
n : jumlah kata yang dibandingkan : 100 - 56 = 44
22 x 100%
44
= 0,5 %
Keseluruhan kesamaan kosakata dari Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna yang dapat disimpulkan dari keenam tabel di atas adalah berjumlah 22 kosakata atau
0,5 %. Artinya, persentase kekerabatan keduanya adalah 0,5%. Persentase ini menunjukkan
bahwa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna adalah Makrofilium
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan perhitungan teknik leksikostatistik, dari 100 kosakata bahasa Bahasa Bali
Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna terdiri atas 22 kosakata kerabat dan 22 kosakata
tidak berkerabat. Jadi, persentase kekerabatan kedua bahasa tersebut adalah 0,5%. Hubungan
antara bahasa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna dapat ditetapkan sebagai
bahasa Makrofilium
3.2 Saran
Penelitian hubungan kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna ini hanya menggunakan 100 kata kosakata dasar Swadesh sebagai glosnnya dan hanya
menganalisis kesamaan dan kemiripan kata secara fonetis. Penelitian lanjutan dapat
menggunakan 200 kata Swadesh sebagai glosnnya dan juga dapat menghitung jarak pisah
kedua bahasa tersebut. Upaya penelitian lanjutan tersebut diharapkan dapat memberikan hasil
temuan yang lebih komprehensif dan memadai.
DAFTAR PUSTAKA