Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN KEKERABATAN BAHASA BALI BARU DIALEK UBUD DAN

BAHASA BALI KUNA: KAJIAN LINGUISTIK BANDINGAN HISTORIS

NI PUTU NOVSA DEWI


1901521002
SASTRA BALI

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya saya dapat membuat dan menyelesaikan kajian
mengenai Hubungan Kekerabatan Bahasa Bali Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna: Kajian
Linguistik Bandingan Historis ini dengan tepat waktu. Penyusunan usulan proposal penelitian
ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Linguistik Bandingan Nusantara pada
Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Denpasar. Kajian ini
dapat terselesaikan tentu tidak bisa dilepaskan dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, masukan dan arahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa kajian ini masih banyak memiliki kekurangan karena
terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang dapat digunakan
untuk penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata semoga kajian ini mampu memberikan manfaat
positif dan inspirasi bagi para pembaca.
Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 19 Desember 2021

Ni Putu Novsa Dewi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2
1.5 Metode dan Teknik Penelitian.............................................................................3
1.6 Landasan Teori.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................7
2.1 Identifikasi Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud
dan Bahasa Bali Kuna................................................................................................7
2.2 Hubungan Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud
dan Bahasa Bali Kuna................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
3.1 Simpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa mengalamai perubahan dan perkembangan seiring dengan perjalanan waktu.
Keraf (1991:34) menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan bahasa berbanding lurus
dengan penuturnya serta dipengaruhi oleh gerak migrasi penyebaran bahasa-bahasa induk.
Bahasa-bahasa yang berasal dari satu induk asal (cognate) memiliki hubungan kekerabatan
pada zaman lampau. Hal ini ditunjukkan dengan adanya persamaan bentuk dan makna yang
merupakan pantulan dari sejarah warisan yang sama.
Penelitian ini mengkaji bahasa Bali dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna. Asumsi
mengenai kekerabatan kedua bahasa yakni pada kenyataan adanya persamaan dan kemiripan
dalam bentuk dan makna. Bahasa Bali kuna merupakan nama yg diberikan terhadap bahasa
bali yang versinya yang kuna yang digunakan dalam sejumlah prasasti yang terbit di bali
(Granoka dkk,1984:1). Bahasa Bali Baru adalah bahasa yang hidup yang digunakan oleh
masyarakat Bali pada umumnya dan digunakan oleh pendukungnya yang berada di luar Bali.
Bahasa Bali Baru digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat bali baik resmi
maupun tak resmi dan lisan maupun tulisan. Bahasa Bali Kuna adalah nenek moyang bahasa
Bali modern(Berata, 1993 dalam Suasta 2004:8).
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti berapa besar tingkat
kekerabatan bahasa Bali Baru dialek Ubud dan bahasa Bali Kuna seperti apa kesamaan
fonetis dari setiap kata- kata dua bahasa tersebut. Untuk mengetahui tingkat kekerabatan
tersebut, dicari persamaan bentuk kata dengan cara mencari kesamaan semua fonemnya.
Selain itu, dengan cara mencari kemiripan bentuk kata secara fonetis dari kedua bahasa
tersebut, yakni mencari kemiripan variasi konsanan dan vokalnya.
Penelitian ini berlandaskan pada teori Linguistik Bandingan Historis yang mana,
indikasi-indikasi seperti ciri fonetik, morfologis maupun tata bahasa bisa menunjukkan
hubungan kekerabatan antara dua bahasa. Dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai sistem
morfologi dan tata bahasa kedua bahasa tersebut dan hanya meneliti kesamaan dan kemiripan
secara fonetis dari setiap kata (leksikon) yang dibandingkan.
Dalam teori linguistik, Bandingan Historis dikenal istilah leksikostatistik, yakni sebuah
metode untuk mengukur tingkat kekerabatan dua bahasa atau lebih yang diperbandingkan.
Sementara itu, dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam menetapkan hubungan
kekerabatan antara bahasa Bali Baru Dialek Ubud dengan bahasa Bali Kuna adalah dengan
metode mencari kesamaan kata (identik) dan mencari kemiripan kata berdasarkan kemiripan
fonetis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan atas pemaparan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana hubungan kekerabatan antara Bahasa Bali Baru Dialek
Ubud dan Bahasa Bali Kuna?”

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun penjabarannya
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu
linguistik bandingan di Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk menunjang dan
menyediakan bahan studi dalam penulisan kajian mengenai linguistik bandingan yang
nantinya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan bahasa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana
hubungan kekerabatan antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat praktis dan teoritis dengan penjabaran
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memiliki manfaat sebagai sarana memperdalam
pengetahuan mengenai linguistik bandingan. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat
sebagai sarana memahami bagaimana perkembangan bahasa Bali sehingga dapat mengarah
pada apresiasi masyarakat untuk melestarikannya.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan teori linguistik bandingan. Penelitian terhadap hubungan kekerabatan antara
bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna diharapkan agar bisa menjadi acuan
bagi penelitian mendatang khususnya penelitian mengenai kebahasaan.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
Peneltian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang disesuaikan dengan
teori Linguistik Bandingan Historis dan metode leksikostatistik. Data dalam penelitian ini
adalah seratus kata bahasa Bali dialek Ubud serta bahasa Bali Kuna dengan seratus Kosakata
Dasar Swadesh sebagai glos atau kata dasarnya. Adapun metode dan teknik penelitian serta
sumber data dalam kajian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data
sekunder. Adapun kedua sumber data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan dengan cara mengambil sendiri tanpa
perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan
penulis bersama informan dengan metadata sebagai berikut :
Nama Informan: I Ketut Mertayasa
Waktu : Sabtu, 19 Desember 2021
Lokasi : Br. Pengosekan Kelod, Desa Mas, Kecamatan Ubud
Pengambil Data: Ni Putu Novsa Dewi
b. Sumber Data Sekunder
Selain menggunakan data primer, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data
sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah alih aksara prasasti Bali kuna
yang terdapat dalam penelitian I Wayan Ardika dan Ni Luh Sutjiati Berata dengan judul “
Perajin Pada Masa Bali Kuna Abad IX - XI Masehi” tahun 1996.
1.5.2 Metode dan Teknik Penyediaan Data
Tahap penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode
cakap dan metode simak. Adapun kedua metode tersebut akan dijelaskan dalam uraian di
bawah ini, yaitu :
a. Metode Cakap
Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan percakapan dan terjadi kontak
antara peneliti dengan narasumber. Metode cakap digunakan ketika mengumpulkan data
primer dengan bercakap - cakap bersama informan. Dalam penerapan metode ini, penulis
menggunakan teknik dasar yaitu teknik pancing untuk memancing informan agar
memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Selain menggunakan teknik dasar,
penulis juga menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik cakap semuka karena wawancara
dilakukan dengan bertemu langsung dengan informan serta menggunakan teknik lanjutan
berupa teknik rekam dan teknik catat untuk merekam dan mencatat informasi yang
disampaikan informan.
b. Metode Simak
Selain menggunakan metode cakap, penulis juga menggunakan metode simak dalam
penelitian ini khususnya pada sumber data sekunder. Metode simak dilakukan dengan
menyimak penggunaan bahasa. Peneliti melakukan penyimakan terhadap data sekunder.
Dalam metode ini, peneliti menggunakan teknik dasar yaitu teknik dasar sadap dan teknik
lanjutan teknik simak bebas libat cakap. Selain menggunakan teknik simak bebas libat
cakap, penulis juga menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik catat dengan mencatat
informasi penting yang tedapat dalam data penelitian.
1.5.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini dilakukan dengan cara membandingkan secara fonetis antara
bahasa Bali dialek Ubud dan bahasa Bali Kuna dengan seratus kosakata dasar Swadesh
sebagai glos atau kata dasarnya. Kemudian dalam menentukan tingkat kekerabatan dua
bahasa tersebut menggunakan rumus:
Jumlah kata yang identik dan mirip:
Tingkat kekerabatan : c = k x 100%
n
k= jumlah kata yang berkerabat
n= jumlah kata yang dibandingkan
Tingkat Bahasa Presentasi Kata Kerabat (%)
Bahasa (Language) 100- 81
Keluarga (Family) 81 - 36
Rumpun (Stock) 36 - 12
Mikrofilium 12 - 4
Mesofilium 4-1
Makrifilium 1-<1

1.5.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data


Pada tahap penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
penyajian informal dan metode penyajian formal. Metode penyajian informal merupakan
penyajian hasil analisis data yang perumusannya menggunakan kata - kata biasa
(Sudaryanto, 1993: 145). Sementara metode formal merupakan penyajian hasil analisis data
dengan menggunakan kaidah, aturan, atau suatu pola dalam bahasa.

1.6 Landasan Teori Linguistik Bandingan Historis


Keraf (dalam Dalimunthe, 2018: 84 ) mengatakan bahwa linguistik bandingan historis
(linguistik historis komparatif) adalah suatu cabang dari ilmu bahasa yang mempersoalkan
bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam
bidang waktu tersebut. Adapun salah satu tujuan dan kepentingan linguistik historis
komparatif adalah mengadakan pengelompokkan (sub-grouping) bahasa-bahasa dalam suatu
rumpun bahasa. Bahasa-bahasa dalam suatu rumpun yang sama belum tentu sama tingkat
kekerabatannya atau sama tingkat kemiripannya satu sama lain.
Linguistik historis komparatif hanya mempergunakan kesamaan bentuk dan makna
sebagai pantulan dari sejarah warisan yang sama. Bahasa berkerabat memperlihatkan
kesamaan berikut:
a. kesamaan sistem bunyi (fonetik) dan susunan bunyi (fonologis);
b. kesamaan morfologis, yaitu kesamaan dalam bentuk kata dan kesamaan dalam bentuk
gramatikal;
c. kesamaan sintaksis, yaitu kesamaan relasinya antara kata-kata dalam sebuah kalimat.
Dalam membandingkan dua bahasa atau lebih dapat menggunakan teknik leksikostatistik.
Leksikostatistik adalah suatu teknik untuk menentukan tingkat hubungan di antara dua bahasa
dengan menggunakan cara sederhana yaitu membandingkan kosakata yang terdapat pada
bahasa yang diperbandingkan kemudian melihat dan menentukan tingkat kesamaan kosakata
dari kedua bahasa tersebut (Crowly & Bowern, 2010; Widayati, 2015).
Sedangkan Keraf (1991:121, 128) menyatakan bahwa leksikostatistik adalah suatu teknik
dalam pengelompokkan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan katakata
(leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokkan itu
berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sebuah
pasangan kata akan dinyatakan kerabat bila memenuhi salah satu ketentuan (a) pasangan itu
identic, (b) pasangan itu memiliki korespondensi fonemis, (c) kemiripan secara fonetis, atau
(d) satu fonem berbeda.
Menurut Nothofer (dalam Dalimunthe, 2018:86) teknik leksikostatistik memiliki
beberapa keunggulan bila dibandingkan metodemetode lain. Keunggulan-keunggulan yang
dimaksud adalah antara lain, (1) sebagai daftar kosakata dasar yang cepat dapat menentukan
hubungan kekerabatan satu bahasa (bahasa kerabat), (2) sebagai alat pengelompokan bahasa/
dialek yang sekerabat yang protobahasanya tidak begitu tua/kuno, dan (3) sebagai
alat/metode pengelompokan yang dapat digunakan pada tahap awal untuk menentukan
klasifikasi bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN

Kekerabatan bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna dianalisis
berdasarkan pengindentifikasian kedua bahasa tersebut dengan menggunakan kosakata dasar
Swadesh, yaitu 100 kosakata dasar. Daftar Swadesh dianggap baik dalam penelitian ini
karena terdiri atas kata-kata yang nonkultural. Selain itu, retensi kata dasarnya telah teruji
dalam bahasa-bahasa yang memiliki naskah tertulis. Data dari 100 kosakata dasar Swadesh,
diidentifikasikan pasangan kata kerabat yang dibandingkan melalui pasangan identik. Hasil
perbandingan dipaparkan dalam tabel berikut:

2.1 Identifikasi Kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna
Tabel Pasangan yang identik
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Dua Dua Dua
2 Panjang Lantang Lantang
3 Orang Anak Anak
4 Tanduk Tanduk Tanduk
5 Mati Mati Mati
6 Bulan Bulan Bulan
7 Batu Batu Batu
8 Api Api Api
9 Gunung Gunung Gunung
10 Kuning Kuning Kuning
11 Nama Adan Adan

Dari daftar di atas, diperoleh 11 pasangan yang identik antara Bahasa Bali Baru
Dialek Ubud dengan Bahasa Bali Kuna. Selanjutnya, kosakata kedua bahasa tersebut
diidentifikasikan juga berdasarkan korespondensi fonemis. Pasangan yang memiliki
korespondensi fonemis dibedakan atas pasangan berbeda vokal, berbeda konsonan, dan beda
satu silabel. Hasil analisis dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel Pasangan berbeda vokal
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Minum Inem Inum

Tabel Pasangan berbeda konsonan


No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Telur Taluh Talur
Dari tabel di atas terdapat hanya 1 data yang berbeda vokal. Perbedaan vokal yang
diidentifikasikan antara lain adalah adanya korespondensi e~o. Sementara itu pasangan yang
berbeda konsonan berjumlah 1. Beda konsonan yang diidentifikasikan adalah adanya variasi
konsonan yang dekat artikulasinya, seperti [h] dan [r] yang merupakan konsonan alveolar dan
konsonan varingeal. Sementara yang berbeda satu silabel terdapat pada tabel di bawah ini,
yang berjumlah 5 kata.
Tabel Pasangan berbeda satu silabel
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Kecil Cenik Senhi
2 Perempuan Luh Luhur
3 Pria Muani Maruhani
4 Mendengar Ningeh Denger
5 Berjalan Majalan Hajalanan

Identifikasi selanjutnya adalah pada pasangan yang berbeda satu fonem. Pasangan ini
dirinci menjadi (1) beda satu fonem vokal dan (2) beda satu fonem konsonan. Beda satu
fonem yang dimaksudkan di sini adalah salah satu bahasa yang dibandingkan memiliki
jumlah fonem vokal atau konsonan yang lebih banyak daripada yang lainnya. Berdasarkan
tabel di bawah ini terdapat 2 pasangan berbeda vokal dan 2 pasangan berbeda konsonan.
Perbedaan satu konsonan antara kedua bahasa tersebut memiliki jumlah yang sama.

Tabel Pasangan beda satu fonem vokal


No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Burung Kedis kdis
2 Datang Teka tka
Tabel Pasangan beda satu fonem konsonan
No Glos Bahasa Bali Dialek Ubud Bahasa Bali Kuna
1 Itu Ento Hento
2 Matahari ai ari

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa antara bahasa Bali Baru dialek Ubud dan
bahasa Bali Kuna terdapat dua puluh dua kosakata yang memiliki kemiripan. Kedua puluh
dua (22) leksikon yang mirip tersebut memiliki kemiripan leksikon yang bercirikan
kemiripan variasi konsonan dan kemiripan variasi vokal.

2.2 Hubungan kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna
Berdasarkan Perhitungan Leksikostatistik, ditemukan 22 kata yang sama dan mirip
antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna.
Pada tahap selanjutnya untuk menentukan persentase leksikon yang berkerabat
dilakukan dengan menggunakan teori leksikostatistik, yakni jumlah kata yang sama ditambah
jumlah kosakata yang mirip antara bahasa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna dibagi seratus kosakata dasar Swadesh dan dikali seratus persen. Dalam hal ini 100
kosakata dasar Swadesh dikurangi 56 karena terdapat glos yang tidak dihitung. Glos yang
tidak diperhitungkan adalah kata-kata kosong, atau slot kosong, yaitu glos yang tidak ada
leksikonnya dalam bahasa yang dibandingkan, katakata pinjaman dan kata jadian (bukan kata
dasar). Adapun perhitungan persentasi kemiripan antara Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan
Bahasa Bali Kuna adalah sebagai berikut :
k : jumlah kata yang berkerabat = 22
n : jumlah kata yang dibandingkan : 100 - 56 = 44
22 x 100%
44
= 0,5 %
Keseluruhan kesamaan kosakata dari Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna yang dapat disimpulkan dari keenam tabel di atas adalah berjumlah 22 kosakata atau
0,5 %. Artinya, persentase kekerabatan keduanya adalah 0,5%. Persentase ini menunjukkan
bahwa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna adalah Makrofilium
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan perhitungan teknik leksikostatistik, dari 100 kosakata bahasa Bahasa Bali
Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna terdiri atas 22 kosakata kerabat dan 22 kosakata
tidak berkerabat. Jadi, persentase kekerabatan kedua bahasa tersebut adalah 0,5%. Hubungan
antara bahasa Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali Kuna dapat ditetapkan sebagai
bahasa Makrofilium

3.2 Saran
Penelitian hubungan kekerabatan Bahasa Bali Baru Dialek Ubud dan Bahasa Bali
Kuna ini hanya menggunakan 100 kata kosakata dasar Swadesh sebagai glosnnya dan hanya
menganalisis kesamaan dan kemiripan kata secara fonetis. Penelitian lanjutan dapat
menggunakan 200 kata Swadesh sebagai glosnnya dan juga dapat menghitung jarak pisah
kedua bahasa tersebut. Upaya penelitian lanjutan tersebut diharapkan dapat memberikan hasil
temuan yang lebih komprehensif dan memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Yusep. "HUBUNGAN KEKERABATAN BAHASA MINANG DAN BAHASA


SUNDA: KAJIAN LINGUISTIK BANDINGAN HISTORIS." Semantik 4.1 (2017): 71-
88.
Ardika, I Wayan dan Sutjiati Beratha, Ni Luh.1996. ”Perajin Pada Masa Bali Kuna Abad IX
- XI Masehi.Denpasar: (Hasil Penelitian Fakultas Ilmu Budaya universitas Udayana)
Dalimunthe, Sri Riska. "HUBUNGAN KEKERABATAN BAHASA BATAK
MANDAILING DAN BAHASA TANAH ULU (SUATU KAJIAN LINGUISTIK
HISTORIS KOMPARATIF)."Medan Makna 16.1 (2018): 84 - 91
LAMPIRAN
No Kosakata Bahasa Bali Bahasa Sumber Bahasa Bali Kuna
Dasar Dialek Ubud Bali Kuna
Swadesh
1 Saya Titiang Aku; ku 001.sukawana AI1 (halaman 42 bait
1,2)
001.sukawana ai1 (halaman 45 bait 4
002.Bebetin AI1 (halaman 46 bait 1,2
109. Dausa, Pura Bukit Indrakila BI16
(Halaman 101, bait 5)
205. Manukaya22 (Halaman 113, bait
8)
302. Serai AII29 (Halaman 134 bait 4)
2 Kamu; Ragané; waké Yumu 001.sukawana ai1 (halaman 42 bait 1
engkau 002.bebetin ai1 (halaman 46 bait 1
003.trunyan ai3 (halaman 51 bait 1
004.turunyan b4(halaman 57 bait 1
104 sembiranai11 (halaman 78 bait 1)
3 Kami; kita Iraga
4 Ini Ené
5 Itu Ento ika; twa; 205. Manukaya22 (Halaman 112, bait
hento; 11)
hentwa 302. Serai AII29 (Halaman 129 bait 4
304. Sading A30 (halaman 139 bait 4)
304. Sading A30 (halaman 140 bait 1)
6 Siapa Nyén
7 Apa Apa
8 Bukan; tidak Sing tani 001.sukawana ai1 (halaman 42 bait
2,4)
002.bebetin ai1 (halaman 51 bait 1
003.trunyan ai3 (halaman 52 bait 3
007.angsari a7 (halaman 72
105 pengotan ai12 (halaman 84 bait 2)
107. Dausa, Pura Bukit Indrakila AI14
(Halaman 94, bait 1)
110. Gobleg, Pura Batur A17 (Halaman
103, bait 3)
202. Manik Liu AI19 (Halaman 107,
bait 3)
209. Sembiran AII26 (Halaman 117)
302. Serai AII29 (Halaman 131 bait 3)
304. Sading A30 (halaman 138 bait 5)
9 Semua Onyangan Kapwa; 002.bebetin ai1 (halaman 47 bait 1
sa; kabeh; 007.angsari a7 (halaman 71 bait 9)
jhang; 302. Serai AII29 (Halaman 128 bait 5
marang 304. Sading A30 (halaman 141 bait 5)
10 Banyak Liu
11 Satu Besik ha; 002.bebetin ai1 (halaman 47 bait 1
tunggal 109. Dausa, Pura Bukit Indrakila BI16
(Halaman 101, bait 4)
12 Dua Dua dwang; 104 sembiranai11 (halaman 81 bait 2)
rwa; dua; 205. Manukaya22 (Halaman 112, bait
kalih; 6)
209. Sembiran AII26 (Halaman 120,
bait 3)
13 Besar Gedé bsar; raya 001.sukawana ai1 (halaman 43 bait 4
002.bebetin ai1 (halaman 48 bait 2
003.trunyan ai3 (halaman 52 bait 4
004.turunyan b4(halaman 58 bait 4
005.bangli, pura kehen5 (halaman 65
bait 7
006.gobleg, pura desa i6(halaman 69
bait 4
101. srokodan 3 (halaman 72 bait 3
107. dausa, pura bukit indrakila ai14
(halaman 92 bait 2)
14 Panjang Lantang lantang 209. Sembiran AII26 halaman 20 bait 2
15 Kecil Cenik Senhi; sni; 002.bebetin ai1 (halaman 48 bait 2
sanni;dikit 003.trunyan ai3 (halaman 52 bait 4
005.bangli, pura kehen5 (halaman 65
bait 7
Manik Liu BI20 (Halaman 109, bait 3)
302. Serai AII29 (Hal
aman 132 bait 3)
351. Sembiran AIII32 (halamn 147 bait
6)
16 Wanita Luh luhur; 001.sukawana ai1 (halaman 44 bait 1
babini; 002.bebetin ai1 (halaman 50 bait 3
wawini 003.trunyan ai3 (halaman 55 bait 5
005.bangli, pura kehen5 (halaman 66
bait 11
007.angsari a7 (halaman 71
101. srokodan 3 (halaman 74 bait 12
105 pengotan ai12 (halaman 84 bait 2,
3)
304. Sading A30 (halaman 142 bait 6)
17 Pria Muani Maruhani 001.sukawana ai1 (halaman 44 bait 1
002.bebetin ai1 (halaman 50 bait 3
003.trunyan ai3 (halaman 55 bait 5
005.bangli, pura kehen5 (halaman 66
bait 11
007.angsari a7 (halaman 71
101. srokodan 3 (halaman 74 bait 12
107. Dausa, Pura Bukit Indrakila AI14
(Halaman 98, bait 4)
203. Manik Liu BI20 (Halaman 109,
bait 5)
302. Serai AII29 (Halaman 127, bait 4)
302. Serai AII29 (Halaman 133 bait 6)
304. Sading A30 (halaman 136 bait 1)
18 Orang Anak Anak 001.sukawana ai1 (halaman 42 bait 2
002.bebetin ai1 (halaman 47 bait 1
101. srokodan 3 (halaman 73 bait 10
19 Ikan Bé
20 Burung Kedis daker; 001.sukawana ai1 (halaman 43 bait 2
kdis; 002.bebetin ai1 (halaman 46 bait 1
manuk 002.bebetin ai1 (halaman 50 bait 1
351. Sembiran AIII32 (halamn 148 bait
3)
21 Anjing Cicing cadang; 002.bebetin ai1 (halaman 50 bait 1
asu 107. Dausa, Pura Bukit Indrakila AI14
(Halaman 94, bait 1)
351. Sembiran AIII32 (halamn 148 bait
2)
22 Kutu Kutu
23 Pohon Punyan běru 102. babahan i9 (halaman 77 bait 6
24 Biji Batu
25 Daun Don yāronyan 304. Sading A30 (halaman 141 bait 5)
26 Akar Akah
27 Kulit kayu Babakan
28 Kulit Kulit
29 Daging Isi ben 302. Serai AII29 (Halaman 132 bait 2)
30 Darah Getih darah 104 Sembiran AI11 halaman 80 bait 4
31 Tulang Tulang
32 Gemuk Mokoh
33 Telur Taluh Talur 004.turunyan b4(halaman 61bait 4
34 Tanduk Tanduk Tanduk 302. Serai AII29 (Halaman 131 bait 3)
35 Ekor Ikut rukud 003.trunyan ai3 (halaman 54 bait 2)
36 Bulu Bulu
37 Rambut Bok
38 Kepala Sirah tandas 304. Sading A30 (halaman 142 bait 6)
39 Telinga Kuping
40 Mata Paningalan
41 Hidung Cunguh
42 Mulut Bibih
43 Gigi Gigi
44 Lidah Layah
45 Kuku Kuku
46 Kaki Batis
47 Lutut Entud
48 Tangan Lima
49 Perut Basang
50 Leher Baong
51 Payudara Nyonyo
52 Jantung Jantung
53 Hidup Idup
54 Minum Inem inum 106 batunya ai13 (halaman 89 bait 2)
55 Makan Naar hajeng; 004.turunyan b4(halaman 61bait 5
ama; 101. srokodan 3 (halaman 75 bait 8
amahanna; 106 batunya ai13 (halaman 89 bait 2)
mangama 109. Dausa, Pura Bukit Indrakila BI16
h (Halaman 101, bait 5)
304. Sading A30 (halaman 139 bait 5)
56 Menggigit Ngugut; gugut
57 Melihat Nolih
58 Mendengar Ningeh denger 304. Sading A30 (halaman 137 bait 3)
59 Mengetahui Nawang Tahu 001.sukawana ai1 (halaman 42 bait 1 )
002.bebetin ai1 (halaman 46 bait 1)
003.trunyan ai3 (halaman 51 bait 1)
104 sembiranai11 (halaman 78 bait 1)
105 pengotan ai12 (halaman 84 bait 1)
106 batunya ai13 (halaman 87 bait 1)
107. dausa, pura bukit indrakila ai14
(halaman 90 bait 1)
110. Gobleg, Pura Batur A17 (Halaman
102, bait 1
60 Tidur Masaré Padam; 002.bebetin ai1 (halaman 47 bait 3
mati; 002.bebetin ai1 (halaman 49 bait 3
Pedemen 102. babahan i9 (halaman 77 bait 5
104 sembiranai11 (halaman 82 bait 4)
107. Dausa, Pura Bukit Indrakila AI14
(Halaman 94, bait 4)
109. Dausa, Pura Bukit Indrakila BI16
(Halaman 101, bait 1)
304. Sading A30 (halaman 138 bait 1)
61 Mati Mati uparata; 302. Serai AII29 (Halaman 134 bait 4)
mati 351. Sembiran AIII32 (halamn 145 bait
4)
62 Membunuh Ngamatiang
63 Berenang Ngelangi
64 Terbang Makeber
65 Berjalan Majalan hnu; laku; 001.sukawana ai1 (halaman 42 bait 2 )
jalan; 003.trunyan ai3 (halaman 52 bait 4,5)
hajalanan 003.trunyan ai3 (halaman 54 bait 4
207. Kintamani B24 (Halaman 115, bait
1)
302. Serai AII29 (Halaman 128 bait 6
66 Datang Teka Tka; 002.bebetin ai1 (halaman 48 bait 5
mamaren 004.turunyan b4(halaman 60 bait 3
004.turunyan b4(halaman 61bait 4,5
104 sembiranai11 (halaman 79 bait 1)
207. Kintamani B24 (Halaman 115, bait
1)
67 Berbaring Nyéndéh
68 Duduk Negak
69 Berdiri Majujuk aděg 302. Serai AII29 (Halaman 131 bait 6)
70 Memberi Ngemaang maberi; 004.turunyan b4(halaman 61bait 5
mamri 304. Sading A30 (halaman 139 bait 4)
71 Berkata Mamunyi
72 Matahari Ai Ari 107. Dausa, Pura Bukit Indrakila AI14
(Halaman 97, bait 6)
302. Serai AII29 (Halaman 131 bait 3)
73 Bulan Bulan wulan; 001.sukawana ai1 (halaman 46 bait 1
bulan 002.bebetin ai1 (halaman 51 bait 1
004.turunyan b4(halaman 63bait 4
006.gobleg, pura desa i6(halaman 70
bait 5
101. srokodan 3 (halaman 76
102. babahan i9 (halaman 76
103.blandjong i0 (halaman 78
105 pengotan ai12 (halaman 87 bait 3)
106 batunya ai13 (halaman 89 bait 3)
304. Sading A30 (halaman 136 bait 1)
306. Gunung Penulisan A31 (halaman
144 bait 1)
74 Bintang Bintang
75 Air Yeh Air; banyu 003.trunyan ai3 (halaman 52 bait 4
005.bangli, pura kehen5 (halaman 67
bait 16
102. babahan i9 (halaman 76)
76 Hujan Ujan
77 Batu Batu Bhatu; 002.bebetin ai1 (halaman 47 bait 1
Batu 205. Manukaya22 (Halaman 114, bait
2)
304. Sading A30 (halaman 142 bait 3)
78 Pasir Bias
79 Bumi Gumi
80 Awan Ambun
81 Asap Andus
82 Api Api Api 001.sukawana ai1 (halaman 45 bait 3
002.bebetin ai1 (halaman 46 bait 2
003.trunyan ai3 (halaman 54 bait 4
007.angsari a7 (halaman 71)
107. dausa, pura bukit indrakila ai14
(halaman 94 bait 4)
83 Abu Aon
84 Bakar Enjut
85 Jalan Mambaan;marga
86 Gunung Gunung gunung 001.sukawana ai1 (halaman 44 bait 3
003.trunyan ai3 (halaman 53 bait 1
87 Merah Barak
88 Hijau Gadang
89 Kuning Kuning kuning 004. Turunyan B4 halaman 60 bait 1
90 Putih Putih
91 Hitam Selem
92 Malam Peteng
93 Panas Kebus
94 Dingin Dingin; gesit
95 Penuh Bek
96 Baru Anyar
97 Baik Ayu Su 304. Sading A30 (halaman 139 bait 4)
98 Bulat Bunter
99 Kering Tuh
10 Nama Adan Adan; 110. Gobleg, Pura Batur A17 (Halaman
0 105, bait 2)
203. Manik Liu C21 (Halaman 111, bait
2)
304. Sading A30 (halaman 141 bait 1)
Keterangan : Halaman pada tabel di atas merujuk pada halaman yang tertulis dalam alih aksara
Prasasti Bali Kuna yang terdapat dalam tulisan I Wayan Ardika dan Ni Luh Sutjiati Berata yang
berjudul “Perajin Pada Masa Bali Kuna Abad IX - XI Masehi”

Anda mungkin juga menyukai