Dosen Pengampu:
DISUSUN
OLEH:
AZRIEL MANALU
KELAS: PKO 1E
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perkembangan
peserta didik dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nuraini, M.S selaku Dosen
pengampuh mata kuliah Perkembangan peserta didik. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I..........................................................................................................
BAB II PERMASALAHAN..............................................................................
Gagap..............................................................................................................
Gangguan Suara Bicara...................................................................................
Kasus 1............................................................................................................
Kasus 2............................................................................................................
BAB V KESIMPULAN....................................................................................
Perkembangan Bahasa...................................................................................
Kasus...............................................................................................................
Gangguan Suara Bicara...................................................................................
Rekayasa Ide dan Saran..................................................................................
BAB I
Perkembangan bahasa adalah proses berkembangnya kemampuan seseorang untuk memahami dan
mengucapkan kata. Seiring berjalannya waktu dan interaksi, kosa kata atau kemampuan bahasa
seseorang juga ikut berkembang.
Sesuai dengan fungsinya,bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena
itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan
orang lain. Bahasa diperlukan sejak manusia bayi dan mulai berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang bebrarti faktor intelek sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi)
belajar bahasa seperti halnya belajar hal lain, meniru dan mengulang kata yang diucapkan oleh
orang lain yang merupakan cara belajar bahasa awal pada bayi. Manusia dewasa (terutama ibunya)
di sekelilingnya membetulkan dan memperjelas kata-kata yang salah. Belajar bahasa yang
sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6 - 7 tahun, di saat anak mulai bersekolah.
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak belajar dari
lingkungan. Dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkunga remaja
encakup lingkungan keluarga, masyarakat, dan khususnya pergaulanteman sebaya dan lingkungan
sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa
ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana
mereka tinggal. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak(remaja) mengikuti
proses belajar di sekolah. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat terkadang sangat menonjol,
sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di
dalam kelompok teman sebaya.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan
bahasa akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan
dengan pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari
masyarakat lapisan berpendidikan rendah atau buta huruf akan banyak menggunakan bahasa pasar,
bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat yang terdidik yang pada
umumnya memiliki status sosial yang baik, akan menggunakan istilah-istilah yang lebih efektif, dan
pada umunya anak-anak remajanya juga juga berbahasa secara lebih baik.
Majas perbandingan adalah majas yang gaya bahasanya diungkapan dengan cara menyandingkan
atau membandingkan suatu objek dengan objek lainnya, bisa berupa penyamaan, pelebihan, atau
penggantian.
2. Bahasa Pertentangan
Majas pertentangan adalah gaya bahasa dalam karya sastra yang menggunakan kata-kata kiasan di
mana maksudnya berlawanan dengan arti sebenarnya.
3. Bahasa Sindiran
Majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan dengan tujuan untuk
memberikan ejekan atau sindiran bagi seseorang, perilaku, dan suatu kondisi.
4. Bahasa Penegasan
Majas ini adalah gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan
pemahaman dan kesan kepada pembaca atau pendengar.
1. Bahasa manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi, tata
bahasa maupun isyarat.
2. bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru. Beda dengan atuan
komunikasi yang dimiliki binatang yang bersifat tetap.
3. manusia membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili isi
pesan.
4. dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat dipertukarkan dengan makna yang didengar.
Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bebahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu, perkembangannya dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Pada perkembangan bahasa terdapat 2 faktor yang mempengaruhinya yaitu
faktor biologis dan faktor lingkungan .
1. Faktor Biologis
Evolusi Biologis
Para ahli percaya bahwa evolusi biologis membentuk manusia ke dalam makhluk linguistik.
Berkenaan dengan evolusi biologis,otak, sistem syaraf dan sistem vokal berubah selama beratus-
ratus ribu tahun. Diperkirakan manusia mendapat bahasa bervariasi selama beribu tahun yang lalu.
Ikatan Bilogis
Anak-anak dilahirkan di dunia dilengkapi dengan alat pemerolehan bahasa
(languageacquisitiondevice=LAD) yaitu ikatan biologis yang memungkinkan anak mendeteksi bahasa
tertentu. LAD adalah suatu kemampuan gramatikal yang dibawa sejak lahir yang mendasari semua
bahasa manusia.
Berdasarkan hasil penelitian Gazzaniaga dan Sperry ( Santrock&Yussen) bahwa proses bahasa itu
dikontrol oleh belahan otak sebelah kiri.Jadi apabila ada seseorang yang mengalami gangguan otak
terutama otak kiri,pasti dia akan sulit untuk melakukan perkembangan bahasa. Karena pada otak kiri
terdapat suatu area yang bernama " wernick's area" yang berfungsi untuk pemahaman bahasa.Dan
apabila kerusakan otak pada seseorang terjadi pada area ini sering terjadi pembicaraan yang tak
berarti atau mengoceh.
Pada kenyataannya tidaklah diragukan bahwa beberapa binatang mempunyai sistem komunikasi
yang menakjubkan dan sederhana, serta komunikasinya yaitu adaptif dalam memberikan tanda
bahaya, ada makanan dan kebutuhan seksual.
Masa yang sangat penting untuk mengembangkan dialek bahasa anak yaitu pada usia sebelum 12
tahun. Untuk memahami periode kritis belajar bahasa kita dapat melihat contoh yaitu dimana ada
seorang anak yang dari kecil dibesarkan di lingkungan yang salah. Dia dibesarkan oleh keluarga
dengan cara kekerasan dan tidak diajarkan bahasa sama sekali, sehingga dia tidak dapat berbicara
hingga umur 12 tahun lebih. Dan ketika ditemukan dan anak itu diberi latihan untuk bicara, dia
hanya mampu mengucapkan beberapa kata saja.
Dengan kejadian ini kita tahu bahwa mengajarkan bahasa pada anak harus dari usia dini, dan tidak
hanya melihat dari faktor biologis saja, tetapi harus melihat faktor lingkungan, karena merupakan
faktor penting dalam pengembangan bahasa.
2. Faktor Lingkungan
Seperti kita tahu bahwa dalam belajar bahasa kita tidak dapat melakukan dalam keadaan sepi tetapi
kita membutuhkan interaksi dengan orang lain. Terdapat beberapa hal yang penting dalam
perkembangan bahasa yaitu perubahan kultural dan konteks sosiokultural bahasa, dukungan
terhadap bahasa dan pandangan behavioral.
Kekuatan sosial membuat manusia untuk lebih mengembangkan cara berkomunikasi dengan orang
lain.Konteks sosiokultural terus menerus memainkan suatu peranan yang penting dalam
perkembangan bahasa akhir-akhir ini. Vygotsky mengemukakan bahwa peranan orang dewasa
sangat penting untuk membantu perkembangan bahasa anak. Serta psikologi lain yaitu Brunner juga
menekankan bahwa orang dewasa atau orang tua sangat penting unutk mengembangkan
komunikasi anak . Jadi begitu besar peranan orang tua, atau guru dalam perkembangan bahasa
anak, agar anak mencapai perkembangan yang optimal.Dukungan Sosial untuk Perkembangan
Bahasa
a) Motherese yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan bayi, serta dengan kata-kata dan
kalimat yang sederhana. Motherese sulit dilakukan tanpa adanya bayi, tetapi motherese mempunyai
peranan penting dalam mempermudah perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
b) Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara berbeda, mungkin
dengan cara mengemukakannya dalam pertanyaan,
c) Echoing yaitu mengulangi apa yang akan dikatakan kepada kita, terutama jika kata-kata tersebut
belum benar.
d) Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang anak telah katakan kepada kita dengan linguistik
yang lebih baik.
Orang tua dan guru merupakan komponen penting dalam perkembangan bahasa anak,karena
peranannya sebagai model bahasa dan pengoreksi atas kesalahan anak. Jadi apabila orang tua dan
guru dapat berperan aktif , maka anak akan mengalami perkembangan bahasa yang positif.
Perkembangan bahasa yeng menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun
tertulis dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa
anak dan membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak
memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas.Selain itu, sarana
perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain hendaknyadisediakan
di sekolah maupun di rumah.
BAB 2
Gagap
Salah satu gangguan bicara paling umum adalah gagap. Ini adalah gangguan kelancaran
umum yang memengaruhi tiga juta orang Amerika.
Gagap bisa berarti mengulang kata-kata atau suara seperti “uh” dan “um” atau disebut pula
ketidaklancaran tanpa disengaja. Gagap dapat diintensifkan oleh emosi yang kuat atau
stres.
Ini biasanya memengaruhi anak kecil yang baru belajar berbicara, tetapi dapat berlanjut
hingga dewasa.
Gangguan bicara dan bahasa adalah dua kata yang sering digunakan secara bergantian,
tetapi mereka adalah dua jenis masalah yang sangat berbeda.
Berbicara adalah aktivitas yang menggunakan otot rahang, lidah, bibir, dan pita suara.
Bahasa adalah seperangkat kata dan simbol yang dibuat untuk mengkomunikasikan pesan.
Gangguan bahasa dan bicara dapat memengaruhi orang secara terpisah, atau keduanya
dapat terjadi secara bersamaan.Sedang, gangguan suara juga memiliki pengertian berbeda.
Gangguan suara bisa berarti kehilangan suara karena terlalu banyak menggunakannya
seperti berteriak-teriak. Ini juga bisa disebabkan batuk kronis atau kelumpuhan pita suara.
Bagi anak-anak, berjuang mengucapkan suara-suara tertentu saat mereka belajar berbicara
adalah sesuatu yang normal. Namun, setelah usia empat atau lima, salah pengucapan yang
terus-menerus mungkin menandakan adanya masalah.
“Ini dapat berlanjut hingga dewasa, atau beberapa orang mendapatkannya setelah stroke,”
kata Dan mengutip Webmd.com, Rabu (26/1/2022)
BAB 3
Metodologi penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 067777 di Jl. Young Panah Hijau Kel. Labuhan Deli.
Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama (6) enam bulan, yang terhitung dari bulan November 2017
sampai dengan bulan Maret 2018.
Arikunto (2016: 172), Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
b. Data Penelitian
Arikunto (2016: 161), Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa
angka ataupun fakta. Berikut dibawah ini data penelitian dari responden yang
hendak diteliti:
I. Data Penderita Gagap Pertama
Umur : 10 Tahun
Kelas : 5 SD
Umur : 9 Tahun
Kelas : 4 SD
Umur : 9 Tahun
Kelas : 5 SD
C. Metode Penelitian
suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan. Arikunto ( 2016: 192),
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
bahwa metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya adalah metode
deskriptif dengan teknik analisis data kualitatif yaitu teknik yang mengungkap
fakta yang jelas tentang gejala-gejala yang ada pada suatu objek penelitian tanpa
D. Variabel Penelitian
Sugiyono (2008: 38), Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
ini peneliti hanya menggunakan satu variabel tunggal yakni "Bahasa Anak Yang
3. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau
kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang
dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah
dewasa.
F. Instrumen Penelitian
Arikunto (2016: 203), Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
Sugiyono (2008: 244), Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan
pemaparan diatas, maka dapt disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teknik
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
1. GAGAP
KASUS 1
Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 067777 di Jl. Young Panah Hijau Kel.
Labuhan Deli, pada hari selasa 6 Februari 2018. Dalam pelaksanaan penelitian ini melibatkan
tiga orang anak yang mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk bahasa anak yang mengalami gangguan kelancaran
berbicara (gagap). Penelitian ini dilakukan denga menerapkan metode deskriptif dengan
teknik analisis data kualitatif, yakni memaparkan atau menggambarkan hasil penelitian yang
telah didapatkan oleh peneliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya objek yang berada
dilapang. Setelah ditemukan tiga orang anak yang mengalami gangguan kelancaran
berbicara (gagap), selanjutnya dilakukan observasi atau pengamatan terhdap anak yang
mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap), dengan menggunakan handphone
sebagai alat bantu untuk perekaman audio dari percakapan yang dilakukan oleh anak yang
mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap) dengan teman-temannya yang berada di
Sekolah. 70 Dari hasil analisis data bentuk bahasa yang mengalami gangguan kelancaran
berbicara (gagap) , maka dapat diperoleh data dari ketiga anak yang mengalami gangguan
kelancaran berbicara (gagap). Pengulangan kata yang paling banyak dilakukan oleh anak
berinisial MR sebanyak 29 kali, yang kedua RS sebanyak 25 kali, dan yang ketiga AS sebanyak
19 kali. Perpanjangan kata yang paling banyak dilakukan oleh anak berinisial MR sebanyak
16 kali, yang kedua RS sebanyak 12 kali, dan yang ketiga AS sebanyak 8 kali. Penyisipan kata
yang paling banyak dilakukan oleh anak berinisial MR sebanyak 9 kali, yang kedua RS
sebanyak 9 kali, dan yang ketiga AS sebanyak 8 kali. Penjedaan kata yang paling banyak
dilakukan oleh anak berinisial MR sebanyak 17 kali, yang kedua RS sebanyak 14 kali, dan
yang ketiga AS sebanyak 6 kali. Menahan bunyi tunggal yang paling banyak dilakukan oleh
anak berinisial AS sebanyak 11 kali, yang kedua MR sebanyak 9 kali, dan yang ketiga RS
sebanyak 2 kali. Bentuk bahasa yang rentan atau paling sering terjadi terhadap anak yang
mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap) adalah pengulangan kata, penjedaan,
perpanjangan, penjedaan, dan menahan bunyi tunggal. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti ketiga anak yang diamati yang mengalami gangguan kelancaran
berbicara (gagap) ini termasuk kedalam jenis anak gagap primary stuttering dan gagap
sementara yang masih dapat di sembuhkan seiring dengan bertambah dewasanya anak
tersebut karena ketiga anak yang diamati ini masih dalam masa perkembangan, maka
penyakit gagap tersebut masih dapat disembuhkan. Akan tetapi, disisi lain juga perlu
dilakukan terapi wicara jika kondisi tersebut masih terus berlangsung hingga 71 anak
dewasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk bahasa anak yang mengalami
gangguan kelancaran berbicara (gagap) adalah bentuk bahasa pengulangan (repetisi).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah: 1.
Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk bahasa anak yang mengalami
gangguan kelancaran berbicara (gagap), dan juga sebagai 73 bahan acuan ketika
menemukan kondisi siswa yang serupa saat menjadi seorang pendidik. 2. Bagi Orang Tua
Dapat menambah pengetahuan mengenai anak yang mengalami gangguan kelancaran
berbicara (gagap), sehingga orang tua bisa selalu mengajak anak untuk berkomunikasi, dan
tidak memaksanya untuk berbicara dengan baik dan jelas. 3. Bagi Guru Dapat memberikan
pembelajaran yang baik untuk anak, tidak memarahinya ketika salah berbicara, dan
membantunya untuk dapat berbicara dengan baik. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat
menjadi bahan rujukan yang baik dengan menambahkan berbagai hal lainnya yang
diperlukan untuk menyempurnakan hasil penelitiannya.
2. GANGGUAN SUARA BICARA
Gangguan bicara itu antara lain gagap atau pengucapan (artikulasi) yang tidak
pas. Bisa juga berupa gangguan suara di mana ada kelainan pada kualitas dan
kenyaringan dari suara.
* Autis
* Cerebral palsy
* Bibir sumbing
* Gangguan pendengaran
* Skizofrenia
KASUS 2
BAB 5
1.KESIMPULAN
REKAYASA IDE
A.SARANBerdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah: 1. Bagi
Peneliti Dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk bahasa anak yang mengalami gangguan
kelancaran berbicara (gagap), dan juga sebagai 73 bahan acuan ketika menemukan kondisi siswa
yang serupa saat menjadi seorang pendidik. 2. Bagi Orang Tua Dapat menambah pengetahuan
mengenai anak yang mengalami gangguan kelancaran berbicara (gagap), sehingga orang tua bisa
selalu mengajak anak untuk berkomunikasi, dan tidak memaksanya untuk berbicara dengan baik dan
jelas. 3. Bagi Guru Dapat memberikan pembelajaran yang baik untuk anak, tidak memarahinya ketika
salah berbicara, dan membantunya untuk dapat berbicara dengan baik. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi bahan rujukan yang baik dengan menambahkan berbagai hal lainnya yang diperlukan
untuk menyempurnakan hasil penelitiannya