Proposal Penelitian AF SNH
Proposal Penelitian AF SNH
Proposal Penelitian
dr. Theodore Amadeo Nathan
dr. Radhitya Sasongkojati
dr. Raisa Wibowo
1
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.1 Prevalensi stroke diketahui terus meningkat
tiap tahunnya. Menurut data World Stroke Organization (WSO) 2022, dari 100.000 penduduk
terdapat 150 orang yang menderita stroke.2 Di Indonesia sendiri, prevalensi stroke juga
meningkat dari 7% pada tahun 2013 menjadi 10.7% pada tahun 2018.3 Stroke iskemik
merupakan salah satu klasifikasi stroke yang paling umum, mencakup 71% dari semua tipe
stroke secara global.4 Faktor resiko stroke iskemik meliputi faktor yang bisa dimodifikasi
maupun yang tidak. Dari sekian banyak faktor resiko yang bisa dimodifikasi, fibrilasi atrial
merupakan salah satu yang terpenting. Fibrilasi atrial terbukti meningkatkan kemungkinan
resiko mengalami stroke iskemik sebesar 4-5 kali.5
Fibrilasi atrial merupakan suatu gangguan irama jantung yang cukup sering ditemui,
disebabkan oleh adanya aktivitas abnormal dari sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan
atrium jantung mengalami fibrilasi. Gejala utama dari fibrilasi atrial adalah peningkatan
denyut jantung atau dikenal sebagai takiaritmia6. Prevalensi kasus fibrilasi atrial di dunia
adalah 1% dan meningkat hingga 9% pada usia diatas 75 tahun 7. Fibrilasi atrial merupakan
penyebab utama dari stroke iskemik. Akibat adanya irama jantung yang ireguler, fibrilasi
atrial sangat berisiko terjadi pembentukan bekuan darah atau trombus, yang dapat
menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya stroke iskemik8.
Hubungan antara keduanya sudah banyak diteliti oleh studi diluar negeri, dengan luaran
yang lebih buruk pada pasien stroke iskemik yang memiliki fibrilasi atrial. Prevalensi fibrilasi
atrial pada stroke iskemik pun telah lama menjadi perdebatan. Hal ini dikarenakan metode
masing-masing studi yang berbeda, serta perbedaan pola hidup dan epidemiologi dari
bermacam-macam negara, sehingga persentase angka yang selama ini tertera dinilai belum
dapat digeneralisir untuk populasi umum. Penelitian yang dilakukan di India menunjukan
sebanyak 25% stroke iskemik mengalami fibrilasi atrial, lebih umum pada usia diatas 60
tahun dan wanita dengan pembesaran atrium jantung9. Sebanyak 28% pasien penderita stroke
2
iskemik di Spanyol memiliki riwayat fibrilasi atrial sebagai diagnosis sekunder 10. Studi lain
yang dilakukan di Mesir menunjukan sebanyak 44% pasien yang dirawat dengan stroke
iskemik menunjukan gambaran fibrilasi atrial pada pemeriksaan elektrokardiografi dan
sebanyak 26% dari pasien tersebut belum pernah terdiagnosis dengan fibrilasi atrial
sebelumnya11.
Meskipun begitu, data prevalensi fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di dalam
negeri masih sangat terbatas. Di Indonesia saat ini belum banyak peneliti yang mencoba
mencari prevalensi fibrilasi atrial pada stroke iskemik. Satu studi yang dilakukan di Indonesia
menemukan bahwa pasien stroke dengan fibrilasi atrial membutuhkan perawatan yang lebih
lama, memiliki derajat disabilitas yang lebih tinggi dan secara umum terkait dengan luaran
yang lebih buruk, jika dibandingkan dengan pasien stroke tanpa fibrilasi atrial.12
Masih terbatasnya studi terkait di Indonesia, mendorong untuk dilakukannya studi ini
yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi fibrilasi atrial pada pasien dengan stroke
iskemik, serta faktor-faktor risiko apa yang membuat pasien fibrilasi atrial lebih rentan
mengalami stroke iskemik.
Dari situasi dan pemaparan masalah tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
3
Mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya fibrilasi atrial
pada pasien stroke iskemik di Kalimantan Barat, mengetahui prevalensi pasien fibrilasi
atrial yang mendapatkan pengobatan antikoagulan, dan mengetahui perbedaan luaran
pasien stroke iskemik dengan dan tanpa fibrilasi atrial, serta mengetahui karakteristik
data penunjang lain.
4
Kerangka Konsep
Stroke Iskemik
Usia Usia
Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Skoring CHADS2 Gagal Jantung
Skoring CHA2DS2-VASc Hipertensi
Gagal Jantung Diabetes Mellitus
Hipertensi Riwayat Stroke/TIA
Diabetes Mellitus Penyakit Vaskuler
Riwayat Stroke/TIA Dislipidemia
Penyakit Vaskuler Riwayat Merokok
Dislipidemia
Riwayat Merokok
Penggunaan obat anti-koagulan
5
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.
II.
Penelitian ini akan mengambil subjek yaitu pasien stroke iskemik di Rumah Sakit
Fatima, Kalimantan Barat. Penelitian ini akan berada di bawah naungan Divisi
Neurologi, Rumah Sakit Fatima.
Penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat yang terbagi sebagai berikut:
Tempat : Rumah Sakit Fatima, Kalimantan Barat
Waktu : Juni 2023 – Desember 2023
6
V.1.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi
dan tidak memiliki kriteria eksklusi.
VI. Sampel
Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel minimum yang akan digunakan yaitu
sebanyak 147 subjek.
7
VIII.1.2 Kriteria Eksklusi
Pasien dengan stroke hemorhagik, transient ischaemic attack (TIA)
Variabel bebas:
Jenis Kelamin
Usia
Atrial Fibrilasi
CHADS2 skor
CHA2DS2-VASc skor
Gagal Jantung
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Riwayat Stroke/TIA
Penyakit Vaskuler
Dislipidemia
Riwayat Merokok
Penggunaan Anti-Koagulan
8
X. Definisi Operasional Variabel
Beberapa definisi dan batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini disajikan
sebagai berikut.
9
terkena stroke bagi penderita AF
10
dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak ada’.
11. Dislipidemia Didefinisikan sebagai: Nominal
13. Penggunaan obat anti- Data terkait Riwayat pengobatan anti- Nominal
koagulan koagulan pasien didapatkan dari rekam medis,
dan dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak
ada’.
Rekam Medis
11
XII. Alur Penelitian
12
XIII. Proses Pengolahan Data
Data akan dianalisis menggunakan software SPSS versi 25.0. Data sebaran karakteristik
subjek dengan bentuk kategorik akan disajikan dalam proporsi (n%). Untuk data
numerik, akan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Data yang persebarannya normal
akan disajikan dalam bentuk mean, sedangkan data yang tidak tersebar dengan normal
akan disajikan dalam median. Untuk mencari faktor-faktor yang berperan terhadap
munculnya fibrilasi atrial pada pasien dengan stroke iskemik, dilakukan analisis bivariat
awal untuk mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh secara statistik. Jika jenis
variabel adalah kategorik-kategorik, uji yang digunakan adalah uji Chi-square. Apabila
syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, uji yang dipilih adalah Fisher. Jika jenis variabel
adalah numerik-kategorik, uji yang digunakan adalah uji Student’s t-test. Apabila syarat
uji Student’s t-test tidak terpenuhi, uji yang dipilih adalah uji Mann-Whitney. Faktor-
faktor yang berpengaruh signifikan secara statistik akan dianalisis kembali secara
multivariat menggunakan analisis regresi logistik.
13