Anda di halaman 1dari 13

Proposal Penelitian

PREVALENSI ATRIAL FIBRILASI DALAM STROKE ISKEMIK


DAN FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN

Proposal Penelitian
dr. Theodore Amadeo Nathan
dr. Radhitya Sasongkojati
dr. Raisa Wibowo

RUMAH SAKIT FATIMA


KETAPANG
JUNI 2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Stroke didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.1 Prevalensi stroke diketahui terus meningkat
tiap tahunnya. Menurut data World Stroke Organization (WSO) 2022, dari 100.000 penduduk
terdapat 150 orang yang menderita stroke.2 Di Indonesia sendiri, prevalensi stroke juga
meningkat dari 7% pada tahun 2013 menjadi 10.7% pada tahun 2018.3 Stroke iskemik
merupakan salah satu klasifikasi stroke yang paling umum, mencakup 71% dari semua tipe
stroke secara global.4 Faktor resiko stroke iskemik meliputi faktor yang bisa dimodifikasi
maupun yang tidak. Dari sekian banyak faktor resiko yang bisa dimodifikasi, fibrilasi atrial
merupakan salah satu yang terpenting. Fibrilasi atrial terbukti meningkatkan kemungkinan
resiko mengalami stroke iskemik sebesar 4-5 kali.5
Fibrilasi atrial merupakan suatu gangguan irama jantung yang cukup sering ditemui,
disebabkan oleh adanya aktivitas abnormal dari sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan
atrium jantung mengalami fibrilasi. Gejala utama dari fibrilasi atrial adalah peningkatan
denyut jantung atau dikenal sebagai takiaritmia6. Prevalensi kasus fibrilasi atrial di dunia
adalah 1% dan meningkat hingga 9% pada usia diatas 75 tahun 7. Fibrilasi atrial merupakan
penyebab utama dari stroke iskemik. Akibat adanya irama jantung yang ireguler, fibrilasi
atrial sangat berisiko terjadi pembentukan bekuan darah atau trombus, yang dapat
menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya stroke iskemik8.
Hubungan antara keduanya sudah banyak diteliti oleh studi diluar negeri, dengan luaran
yang lebih buruk pada pasien stroke iskemik yang memiliki fibrilasi atrial. Prevalensi fibrilasi
atrial pada stroke iskemik pun telah lama menjadi perdebatan. Hal ini dikarenakan metode
masing-masing studi yang berbeda, serta perbedaan pola hidup dan epidemiologi dari
bermacam-macam negara, sehingga persentase angka yang selama ini tertera dinilai belum
dapat digeneralisir untuk populasi umum. Penelitian yang dilakukan di India menunjukan
sebanyak 25% stroke iskemik mengalami fibrilasi atrial, lebih umum pada usia diatas 60
tahun dan wanita dengan pembesaran atrium jantung9. Sebanyak 28% pasien penderita stroke

2
iskemik di Spanyol memiliki riwayat fibrilasi atrial sebagai diagnosis sekunder 10. Studi lain
yang dilakukan di Mesir menunjukan sebanyak 44% pasien yang dirawat dengan stroke
iskemik menunjukan gambaran fibrilasi atrial pada pemeriksaan elektrokardiografi dan
sebanyak 26% dari pasien tersebut belum pernah terdiagnosis dengan fibrilasi atrial
sebelumnya11.
Meskipun begitu, data prevalensi fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di dalam
negeri masih sangat terbatas. Di Indonesia saat ini belum banyak peneliti yang mencoba
mencari prevalensi fibrilasi atrial pada stroke iskemik. Satu studi yang dilakukan di Indonesia
menemukan bahwa pasien stroke dengan fibrilasi atrial membutuhkan perawatan yang lebih
lama, memiliki derajat disabilitas yang lebih tinggi dan secara umum terkait dengan luaran
yang lebih buruk, jika dibandingkan dengan pasien stroke tanpa fibrilasi atrial.12
Masih terbatasnya studi terkait di Indonesia, mendorong untuk dilakukannya studi ini
yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi fibrilasi atrial pada pasien dengan stroke
iskemik, serta faktor-faktor risiko apa yang membuat pasien fibrilasi atrial lebih rentan
mengalami stroke iskemik.

I.2 Rumusan Masalah

Dari situasi dan pemaparan masalah tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

1. Berapakah prevalensi fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di Kalimantan


Barat?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi munculnya stroke iskemik pada pasien
dengan dan tanpa fibrilasi atrial di Kalimantan Barat?
3. Berapakah prevalensi pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrial yang
mendapatkan pengobatan antikoagulan?
4. Bagaimanakah respon terapi antikoagulan pada pasien stroke iskemik dengan
fibrilasi atrial?
5. Apakah terdapat perbedaan luaran pada pasien stroke iskemik dengan dan tanpa
fibrilasi atrial?

I.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

3
Mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya fibrilasi atrial
pada pasien stroke iskemik di Kalimantan Barat, mengetahui prevalensi pasien fibrilasi
atrial yang mendapatkan pengobatan antikoagulan, dan mengetahui perbedaan luaran
pasien stroke iskemik dengan dan tanpa fibrilasi atrial, serta mengetahui karakteristik
data penunjang lain.

1.3.2 Tujuan Khusus (sesuaikan dengan rumusan)


1. Mengetahui jumlah prevalensi fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di
Kalimantan Barat
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya stroke iskemik pada
pasien dengan dan tanpa fibrilasi atrial di Kalimantan Barat
3. Mengetahui prevalensi pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrial yang
mendapatkan pengobatan antikoagulan di Kalimantan Barat
4. Mengetahui respon terapi antikoagulan pada pasien stroke iskemik dengan
fibrilasi atrial di Kalimantan Barat
5. Mengetahui perbedaan luaran pada pasien stroke iskemik dengan dan tanpa
fibrilasi atrial di Kalimantan Barat

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan


1. Mengevaluasi angka kejadian fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di
Kalimantan Barat.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya stroke iskemik pada
pasien fibrilasi atrial di Kalimantan Barat
3. Mengetahui perbedaan luaran pada pasien stroke iskemik dengan dan tanpa
fibrilasi atrial.
I.4.2 Manfaat Terapan
1. Sebagai dasar untuk meningkatkan skrining dan tatalaksana komorbiditas
fibrilasi atrial pada pasien stroke iskemik di Kalimantan Barat
I.4.3 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan kajian pustaka peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
dalam bidang serupa.

4
Kerangka Konsep

Stroke Iskemik

Atrial Fibrilasi Non Atrial Fibrilasi

Usia Usia
Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Skoring CHADS2 Gagal Jantung
Skoring CHA2DS2-VASc Hipertensi
Gagal Jantung Diabetes Mellitus
Hipertensi Riwayat Stroke/TIA
Diabetes Mellitus Penyakit Vaskuler
Riwayat Stroke/TIA Dislipidemia
Penyakit Vaskuler Riwayat Merokok
Dislipidemia
Riwayat Merokok
Penggunaan obat anti-koagulan

Luaran Pasien Luaran Pasien

5
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.

II.

III. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan mengambil subjek yaitu pasien stroke iskemik di Rumah Sakit
Fatima, Kalimantan Barat. Penelitian ini akan berada di bawah naungan Divisi
Neurologi, Rumah Sakit Fatima.
Penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat yang terbagi sebagai berikut:
Tempat : Rumah Sakit Fatima, Kalimantan Barat
Waktu : Juni 2023 – Desember 2023

IV. Rancangan (Desain) Penelitian

Penelitian ini akan terbagi menjadi beberapa studi:


1. Studi prevalensi atrial fibrilasi (AF) pada pasien dengan stroke iskemik.
Penelitian ini dengan desain potong lintang (cross sectional study) observational
dan analitik untuk mengetahui prevalensi munculnya AF pada pasien stroke
iskemik di Kalimantan Barat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Perbandingan skoring CHADS2 dan CHA2DS2-VASc pada pasien stroke
iskemik dengan AF, dan luaran pasien stroke iskemik dengan dan tanpa AF.
Penelitian ini dengan desain kohort retrospektif untuk meninjau luaran serta
perbedaan diantara kedua kelompok.
V. Subjek Penelitian

V.1.1 Populasi Target


Populasi target adalah pasien stroke iskemik di Kalimantan Barat

V.1.2 Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau adalah stroke iskemik di Kalimantan Barat yang terdaftar di
Rumah Sakit Fatima.

6
V.1.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi
dan tidak memiliki kriteria eksklusi.

VI. Sampel

VI.1.1 Jumlah Sampel


Pada studi cross sectional, besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus
berikut.
2
Zα × p × q
n 1=
L2
1.962 ×0.107 × 0.893
n 1= 2
0,05
n 1=146.82 ≈ 147
Keterangan:
n = besar sampel minimal
Zα = deviat baku normal untuk α, α= 0,05 digunakan Zα = 1,96
p = proporsi penyakit stroke di Indonesia = 0.107
q = 1-p = 0.893
L = tingkat absolut, dipilih 5%

Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel minimum yang akan digunakan yaitu
sebanyak 147 subjek.

VII.Cara Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Subjek yang


memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi akan dimasukkan sebagai
subjek penelitian hingga jumlah sampel terpenuhi.

VIII. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

VIII.1.1 Kriteria Inklusi


 Pasien berusia > 18 tahun
 Telah terdiagnosis stroke iskemik

7
VIII.1.2 Kriteria Eksklusi
 Pasien dengan stroke hemorhagik, transient ischaemic attack (TIA)

IX. Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas : Jenis kelamin, usia, skor CHADS2, skor CHA2DS2-VASc,


gagal jantung, hipertensi, diabetes mellitus, riwayat stroke/TIA, penyakit vaskuler,
dislipidemia, riwayat merokok, penggunaan obat-obat antikoagulan (antagonis
vitamin K).
b. Variabel terikat : Prevalensi AF; Luaran pasien

Variabel bebas:
Jenis Kelamin
Usia
Atrial Fibrilasi
CHADS2 skor
CHA2DS2-VASc skor
Gagal Jantung
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Riwayat Stroke/TIA
Penyakit Vaskuler
Dislipidemia
Riwayat Merokok
Penggunaan Anti-Koagulan

Variabel terikat: Prevalensi munculnya AF; Luaran


pasien

8
X. Definisi Operasional Variabel

Beberapa definisi dan batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini disajikan
sebagai berikut.

Tabel 1.1 Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Skala

1. Stroke Iskemik Gangguan otak yang ditandai oleh tanda- Nominal


tanda klinis yang berkembang cepat berupa
defisit neurologik fokal dan global, yang
dapat memberat dan berlangsung lama selama
24 jam atau lebih dan atau dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular, yaitu
tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian
atau keseluruhan terhenti. Diagnosis stroke
iskemik disertai gambaran pendukung pada
CT-Scan Kepala, dan dikonfirmasi oleh ahli
spesialis saraf.

2. Fibrilasi Atrial Gangguan irama jantung ketika atrium Nominal


jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan
cepat. Diagnosis AF dilakukan berdasarkan
temuan klinis, dan gambaran pendukung pada
EKG, dan dikonfirmasi oleh ahli spesialis
penyakit dalam. Dikategorikan menjadi ‘ada’
atau ‘tidak ada’.

4. CHADS2 skor Skoring lama untuk menentukan resiko Numerik

9
terkena stroke bagi penderita AF

5. CHA2DS2-VASc skor Skoring terbaru untuk menentukan resiko Numerik


terkena stroke bagi penderita AF

6. Gagal Jantung Diagnosis berdasarkan temuan klinis dan Nominal


tanda-tanda menurut Kriteria Framingham (2
kriteria mayor / 1 kriteria mayor + 2 minor),
disertai gambaran pendukung pada foto
rontgen thoraks. Dikategorikan menjadi ‘ada’
atau ‘tidak ada’.
7. Hipertensi Didefinisikan sebagai: Nominal

 Tekanan darah sistolik > 140 pada 2x


pengukuran
 Tekanan darah diastolik > 90 pada 2x
pengukuran
 Adanya riwayat hipertensi
Dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak
ada’.
8. Diabetes Mellitus Didefiniskan sebagai: Nominal

 Gula Darah Puasa > 126mg/dl


 Gula Darah Sewaktu > 200mg/dl
 HbA1c > 6.5%
 Adanya riwayat diabetes mellitus
Dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak
ada’.
9. Riwayat Stroke/TIA Data terkait Riwayat stroke/TIA pasien Nominal
didapatkan dari rekam medis, dikonfirmasi
oleh ahli spesialis saraf dan dikategorikan
menjadi ‘ada’ atau ‘tidak ada’.

10. Penyakit Vaskuler Data terkait penyakit vaskuler pasien Nominal


didapatkan dari rekam medis, dikonfirmasi
oleh ahli spesialis penyakit dalam dan

10
dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak ada’.
11. Dislipidemia Didefinisikan sebagai: Nominal

 LDL > 100mg/dl


 Trigliserida > 150mg/dl
 Total Kolesterol > 200mg/dl
 High-Density Lipoprotein < 40mg/dl
bagi pria
 High-Density Lipoprotein < 45mg/dl
bagi wanita
Dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak
ada’.
12. Riwayat Merokok Didefinisikan sebagai individu yang Nominal
menghabiskan ≥ 100 batang rokok seumur
hidupnya, dan dikategorikan menjadi ‘ada’
atau ‘tidak ada’.

13. Penggunaan obat anti- Data terkait Riwayat pengobatan anti- Nominal
koagulan koagulan pasien didapatkan dari rekam medis,
dan dikategorikan menjadi ‘ada’ atau ‘tidak
ada’.

14. Luaran Merupakan kondisi pasien pada saat data Nominal


diambil. Dikategorikan menjadi “hidup” atau
“meninggal”

XI. Instrumen Penelitian

 Rekam Medis

11
XII. Alur Penelitian

Pengajuan proposal penelitian dan


permohonan ijin kepada instansi yang
terlibat

Identifikasi pasien yang memenuhi kriteria


inklusi dan eksklusi di Poliklinik Neurologi
Rumah Sakit Fatima

Memastikan data-data pendukung pasien


tersedia untuk penegakkan diagnosis.

Pengambilan data melalui rekam medis


pasien dari tahun 2018-2023

Pengumpulan data-data berupa penyakit


penyerta, hasil pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang, dan luaran pasien.

Analisis data menggunakan SPSS untuk


identifikasi faktor resiko yang signifikan,
dan hubungan antar variabel.

12
XIII. Proses Pengolahan Data

Data akan dianalisis menggunakan software SPSS versi 25.0. Data sebaran karakteristik
subjek dengan bentuk kategorik akan disajikan dalam proporsi (n%). Untuk data
numerik, akan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Data yang persebarannya normal
akan disajikan dalam bentuk mean, sedangkan data yang tidak tersebar dengan normal
akan disajikan dalam median. Untuk mencari faktor-faktor yang berperan terhadap
munculnya fibrilasi atrial pada pasien dengan stroke iskemik, dilakukan analisis bivariat
awal untuk mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh secara statistik. Jika jenis
variabel adalah kategorik-kategorik, uji yang digunakan adalah uji Chi-square. Apabila
syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, uji yang dipilih adalah Fisher. Jika jenis variabel
adalah numerik-kategorik, uji yang digunakan adalah uji Student’s t-test. Apabila syarat
uji Student’s t-test tidak terpenuhi, uji yang dipilih adalah uji Mann-Whitney. Faktor-
faktor yang berpengaruh signifikan secara statistik akan dianalisis kembali secara
multivariat menggunakan analisis regresi logistik.

13

Anda mungkin juga menyukai