Analisis Kadar Abu
Analisis Kadar Abu
Disusun oleh:
↓
Masukkan kedalam krus yang
konstan, lalu masukkan dalam oven
kemudian panaskan pada suhu 105°C
↓
Angkat dan dinginkan kembali
didalam desikator selama 30 menit,
lalu oven kembali sampai berat
konstan
↓
Kemudian masukkan kedalam tanur
selama 30 menit dengan tahapan
suhu mulai dari 400°C, 500°C dan
600°C
↓
Angkat dan dinginkan kembali
didalam desikator selama 30 menit,
lalu oven kembali sampai berat
konstan
↓
Hitung sebagai kadar abu tidak larut
asam
V. HASIL PENGAMATAN
Sampel = Biskuit
Pengulangan Berat krus Berat krus + Berat krus + abu Berat krus + abu
(gram) sampel (gram) (gram) + HCl (gram)
1 30, 3556 35, 7934 32,8905 32,2235
2 30, 3687 35, 7543 32,8123 32,2310
3 30, 3521 35, 7134 32,9031 32,2984
PERHITUNGAN
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu analisis kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam
dengan proses pengabuan menggunakan tanur. Pengabuan dilakukan untuk menentukan
jumlah mineral yang terkandung dalam bahan. Penentuan kadar mineral bahan secara asli
sangatlah sulit sehingga perlu dilakukan dengan menentukan sisa hasil pembakaran atas
garam mineral bahan tersebut. Pada peroses pengabuan ini dilakukan dengan menggunakan
tanur yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 550oC, dilakukan menggunakan tanur
ini yaitu karena suhu dapat diatur sesuai yang telah ditentukan untuk proses pengabuan.
Metode yang digunakan adalah metode langsung yaitu pengabuan kering.
Kadar abu yang diperoleh dari kadar abu total untuk krus pertama adalah 46,6162%,
krus kedua adalah 45,3728%, krus ketiga adalah 47,5817%. Sedangkan untuk kadar abu
tidak larut asam untuk krus pertama adalah 34,3502%, untuk krus kedua adalah 34,5792%,
dan untuk krus ketiga adalah 36,3027%.
Penentuan abu total dilakukan dengan tujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu
proses pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, serta dijadikan parameter nilai
gizi bahan makanan. Pada penentuan abu tidak larut asam dilakukan dengan
mencampurkan abu kedalam HCl encer, yang kemudian disaring dengan kertas saring
whatman. Residu merupakan abu yang tidak larut dalam asam yang terdiri dari pasir dan
silika. Jika abu banyak mengandung abu jenis ini maka dapat diperkirakan proses
pencucian bahan tidak sempurna ataupun terjadinya kontaminasi dari tanah selama
proses bahan tersebut.
VII. KESIMPULAN
Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Kadar abu dapat
menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses
pembakaran akan terbakar tetapi komponen organiknya tidak, karena itulah disebut sebagai
kadar abu. Proses pemanasan yang dilakukan sebaiknya menggunakan suhu 500°C, agar
diperoleh hasil pemanasan yang maksimal. Kandungan abu dapat digunakan untuk
memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Sedangkan kadar abu
sebagai parameter nilai gizi.
VIII. SARAN
Dalam analisis kadar abu banyak hal yang harus diperhatikan oleh para praktikan,
diantaranya yaitu memperhatikan bahan yang digunakan agar benar-benar bebas dari
kotoran, karena hal tersebut dapat mempengaruhi besarnya kadar abu yang diperoleh.
Untuk itu, praktikan harus memperhatikan hal tersebut dan lebih teliti agar memperoleh
hasil yang baik.