Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH SISTEM PERAMALAN HAMA

PENGARUH FAKTOR MAKANAN TERHADAP


POPULASI HAMA

Oleh :
Ketut Widie Asrame 2006541108
I Komang Triambara Wedaputra 2006541112
I Wayan Alit Surya Wiguna 2006541181

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah “Pengaruh Faktor Makanan Terhadap Populasi Hama”
sehingga dapat kami sajikan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Peramalan
Hama.
Kami mengucapkan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang baik secara
langsung ataupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan laporan ini. Dan tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Laporan ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami peroleh dari buku-
buku pegangan dan data pada media tertentu. Data-data yang kami peroleh kemudian
kami satukan sehingga mudah dalam pemahamanya. Dengan terselesaikannya laporan
ini kami berharap dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan semoga dengan makalah
ini, kami dapatmenambah wawasan dan pengetahuan kami serta pembaca.
Kami meyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami minta maaf
sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Dan besar harapan
kami selaku penyusun atas sumbangan semua pihak atas saran dan kritiknya sehingga
dapat menyempurnakan lagi makalah ini.

Denpasar, 25 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Peran Makanan dalam Kehidupan Hama .............................................................................. 3

2.2 Faktor-faktor Makanan yang Mempengaruhi Perkembangan Populasi Hama ..................... 4

2.3 Mekanisme Pengaruh Faktor Makanan terhadap Perkembangan Populasi Hama ................ 7

2.4 Implikasi dalam Pengendalian Hama .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hama merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian dan lingkungan. Serangan
hama dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan dan mengancam ketahanan pangan.
Oleh karena itu, pengendalian populasi hama menjadi sangat penting untuk menjaga
keberlanjutan produksi pertanian.
Dalam upaya mengendalikan hama, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, salah
satunya adalah faktor makanan. Faktor makanan memainkan peran penting dalam perkembangan
populasi hama. Ketersediaan makanan, kualitas nutrisi, kompetisi makanan antar spesies hama,
dan hubungan antara hama dan tumbuhan inang semuanya dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan reproduksi hama.
Dalam memahami pengaruh faktor makanan terhadap perkembangan populasi hama,
penelitian ilmiah telah dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan tersebut. Studi-studi ini
memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana faktor makanan memengaruhi
kehidupan hama dari aspek reproduksi, pertumbuhan, kesehatan, dan interaksi dengan faktor
lingkungan lainnya.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam pengaruh faktor makanan
terhadap perkembangan populasi hama. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang faktor
makanan, kita dapat mengembangkan strategi pengendalian yang lebih efektif dan berkelanjutan
dalam mengatasi masalah hama.
Dengan menelusuri literatur ilmiah terkini dan studi kasus yang relevan, kita akan
mengungkap bagaimana faktor makanan mempengaruhi fertilitas hama, pertumbuhan dan
kematangan mereka, kesehatan dan ketahanan, serta interaksi dengan faktor lingkungan lainnya.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh faktor makanan terhadap
perkembangan populasi hama, kita dapat merumuskan strategi pengendalian yang lebih efektif
untuk menjaga keberlanjutan pertanian dan lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah diatas, dapat ditarik rumusan malasah yaitu sebagai
berikut:
1. Apakan peranan makanan dalam kehidupan hama?

1
2. Apakah faktor-faktor makanan yang Mempengaruhi Perkembangan Populasi Hama?
3. Bagaimanakah Mekanisme Pengaruh Faktor Makanan terhadap Perkembangan Populasi
Hama
4. Bagaimanakah Implikasi dalam Pengendalian Hama?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan makanan dan fakto-
faktor makanan yang mempengaruhi perkembangan populasi hama, serta nekanisme pengaruh
dan implikasi dan pengendalian hama.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Makanan dalam Kehidupan Hama
Faktor makanan merupakan salah satu aspek yang paling kritis dalam kehidupan hama.
Seperti manusia, hama juga membutuhkan makanan untuk tumbuh, berkembang biak, dan
bertahan hidup. Nutrisi yang mereka peroleh dari makanan mempengaruhi tingkat reproduksi,
pertumbuhan, dan kesehatan mereka.
Hubungan antara hama dan tumbuhan inang sangat erat terkait dengan makanan.
Tumbuhan inang menyediakan sumber makanan utama bagi banyak hama. Sebagai contoh, ulat
dari beberapa jenis serangga makan daun tanaman sebagai makanan mereka. Kutu daun
mengisap getah tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Begitu pula, beberapa
hama yang menyerang tanaman buah akan memakan buah tersebut sebagai sumber makanan
mereka.
Jenis makanan yang dikonsumsi oleh hama berbeda-beda tergantung pada spesies dan
kebiasaan makan mereka. Beberapa hama memiliki preferensi tertentu terhadap jenis tanaman
atau bagian tanaman tertentu. Misalnya, beberapa serangga lebih memilih daun muda, sedangkan
yang lainnya lebih suka serangga kecil sebagai makanan mereka.
Selain itu, perlu dicatat bahwa beberapa hama juga bisa menjadi pemangsa bagi hama
lainnya. Sebagai contoh, beberapa serangga predator memakan hama lain sebagai sumber
makanan mereka. Ini menciptakan interaksi kompleks antara berbagai hama dalam ekosistem
yang mempengaruhi dinamika populasi mereka.
Dengan memahami peran makanan dalam kehidupan hama, kita dapat mengembangkan
strategi pengendalian yang lebih efektif. Misalnya, dengan memanipulasi ketersediaan atau
kualitas makanan, kita dapat mengganggu siklus hidup hama atau mengurangi populasi mereka
dengan cara yang lebih alami.
Peran makanan dalam kehidupan hama sangat penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi mereka. Kualitas makanan juga dapat
memengaruhi kesehatan dan kekuatan tubuh hama. Nutrisi yang cukup dan tepat memberikan
energi bagi hama untuk berkembang biak secara optimal, sedangkan ketersediaan makanan yang
terbatas atau kualitas makanan yang rendah dapat membatasi pertumbuhan populasi hama.
Dalam memahami peran makanan dalam kehidupan hama, kita dapat mengembangkan

3
strategi pengendalian yang lebih efektif. Dengan memahami kebutuhan makanan hama dan pola
makan mereka, kita dapat merancang metode pengendalian yang mengganggu pasokan makanan
mereka atau memanfaatkan makanan tambahan untuk mengurangi populasi hama.

2.2 Faktor-faktor Makanan yang Mempengaruhi Perkembangan Populasi Hama


2.2.1 Ketersediaan makanan
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan populasi hama adalah
ketersediaan makanan. Ketersediaan makanan merujuk pada jumlah dan jenis makanan yang
tersedia di lingkungan hama. Faktor ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap
pertumbuhan dan keberlanjutan populasi hama.
Ketersediaan makanan yang mencukupi sangat penting bagi kelangsungan hidup dan
perkembangan populasi hama. Ketika sumber makanan melimpah, hama memiliki akses
yang memadai terhadap makanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Sebagai contoh, jika terdapat banyak tanaman inang yang tersedia, hama yang
bergantung pada tanaman tersebut akan memiliki sumber makanan yang cukup untuk
mendukung perkembangan populasi mereka.
Namun, ketersediaan makanan yang terbatas dapat menghambat pertumbuhan populasi
hama. Ketika jumlah makanan yang tersedia tidak mencukupi, hama akan menghadapi
persaingan ketat untuk mendapatkan sumber makanan yang terbatas. Ini dapat
mengakibatkan persaingan internal dalam populasi hama, di mana individu-individu
bersaing untuk mendapatkan makanan yang diperlukan. Persaingan makanan yang ketat
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan reproduksi hama.
Perubahan dalam ketersediaan makanan juga dapat memengaruhi ukuran populasi
hama secara keseluruhan. Jika ketersediaan makanan tiba-tiba berkurang, misalnya karena
bencana alam atau perubahan lingkungan, populasi hama yang bergantung pada sumber
makanan tersebut dapat mengalami penurunan yang signifikan. Sebaliknya, peningkatan
ketersediaan makanan dapat memicu peningkatan populasi hama jika tidak diimbangi
dengan upaya pengendalian yang tepat.
2.2.2 Kualitas Nutrisi Makanan
Selain ketersediaan makanan, kualitas nutrisi makanan juga memiliki peran penting
dalam perkembangan populasi hama. Kualitas nutrisi mengacu pada kandungan zat-zat

4
makanan yang penting bagi pertumbuhan dan reproduksi hama. Kualitas nutrisi makanan
memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan hama. Seperti halnya manusia, hama juga
membutuhkan zat-zat nutrisi tertentu untuk menjalani siklus hidup mereka dengan baik.
Makanan yang kaya nutrisi memberikan energi dan nutrisi yang diperlukan bagi hama untuk
berkembang dan bereproduksi secara optimal. Nutrisi yang tepat juga dapat mempengaruhi
daya tahan, reproduksi, dan kemampuan adaptasi hama terhadap lingkungan.
Pentingnya kualitas nutrisi makanan terlihat dalam berbagai aspek perkembangan
populasi hama. Misalnya, bagi hama yang sedang berkembang, seperti larva serangga,
asupan nutrisi yang memadai sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
mereka. Nutrisi yang cukup membantu mereka tumbuh menjadi hama dewasa yang kuat dan
subur. Sebaliknya, jika makanan yang mereka konsumsi kurang mengandung nutrisi yang
memadai, pertumbuhan dan perkembangan mereka dapat terhambat, menghasilkan hama
yang lemah dan rentan terhadap penyakit.
Selain itu, kualitas nutrisi makanan juga dapat memengaruhi reproduksi hama. Nutrisi
yang memadai memberikan hama dengan sumber energi yang cukup untuk proses
reproduksi yang sukses. Hama yang menerima nutrisi yang baik dapat menghasilkan
keturunan yang lebih banyak dan berkualitas tinggi. Sebaliknya, makanan dengan kualitas
nutrisi rendah dapat mengurangi tingkat reproduksi dan kelangsungan hidup keturunan
hama.
Perubahan dalam kualitas nutrisi makanan juga dapat berdampak pada populasi hama
secara keseluruhan. Perubahan dalam ketersediaan nutrisi atau perubahan komposisi nutrisi
makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi hama. Misalnya, jika terjadi
perubahan pada komposisi nutrisi tanaman inang, seperti perubahan dalam kandungan gizi,
hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan populasi hama yang bergantung
pada tanaman tersebut.
2.2.3 Kompetisi Makanan antar Spesies Hama
Dalam ekosistem pertanian dan lingkungan alami, seringkali terdapat lebih dari satu
spesies hama yang hidup berdampingan. Kompetisi makanan antara spesies hama
merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan populasi mereka. Dalam bab
ini, kita akan mengeksplorasi pengaruh kompetisi makanan antar spesies hama terhadap
perkembangan populasi.

5
Kompetisi makanan terjadi ketika dua atau lebih spesies hama bersaing untuk
mendapatkan sumber makanan yang sama. Keterbatasan sumber daya makanan dapat
memicu persaingan yang intens antara spesies hama. Dalam persaingan ini, hama yang
memiliki keunggulan kompetitif dalam memperoleh dan memanfaatkan sumber makanan
akan memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya tersebut, sementara hama yang kalah
dalam persaingan akan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan makanan yang cukup.
Kompetisi makanan antar spesies hama dapat memiliki konsekuensi yang signifikan
terhadap perkembangan populasi. Dalam beberapa kasus, satu spesies hama yang lebih
dominan dalam kompetisi makanan dapat menekan populasi spesies hama lainnya. Ini bisa
terjadi ketika spesies hama yang lebih dominan memiliki keunggulan dalam mengakses dan
memanfaatkan sumber makanan. Persaingan makanan yang ketat dapat menyebabkan
penurunan populasi spesies hama yang kalah dalam kompetisi.
Namun, kompetisi makanan juga dapat memiliki dampak yang kompleks. Terkadang,
persaingan makanan antara spesies hama tertentu dapat menghasilkan interaksi yang
komplemen. Misalnya, dua spesies hama yang makanan utamanya berbeda namun saling
berkaitan dalam ekosistem. Dalam hal ini, populasi satu spesies hama dapat mempengaruhi
ketersediaan makanan bagi spesies hama lainnya. Jika salah satu spesies hama yang terlibat
dalam kompetisi dikendalikan secara efektif, dapat mengurangi persaingan makanan dan
menguntungkan spesies hama lainnya.
2.2.4 Hubungan antara hama dan tumbuhan inang
Hubungan antara hama dan tumbuhan inang memiliki dampak signifikan terhadap
perkembangan populasi hama. Tumbuhan inang menjadi sumber makanan utama bagi
banyak spesies hama, dan interaksi ini memiliki konsekuensi penting bagi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup populasi hama. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi hubungan antara
hama dan tumbuhan inang serta pengaruhnya terhadap perkembangan populasi hama.
Tumbuhan inang menyediakan sumber makanan yang penting bagi hama. Berbagai
spesies hama memiliki kebutuhan makanan yang berbeda-beda, termasuk jenis tanaman
yang menjadi inangnya. Sebagian besar spesies hama memiliki spesifisitas makanan, yang
berarti mereka hanya dapat mengkonsumsi jenis tanaman tertentu atau kelompok tanaman
yang terkait. Misalnya, beberapa hama mungkin hanya mampu mengonsumsi tanaman
tertentu dari keluarga solanaceae, seperti tomat atau cabai, sedangkan spesies hama lainnya

6
mungkin lebih memilih tanaman dari keluarga brassicaceae, seperti kubis atau sawi.
Interaksi antara hama dan tumbuhan inang tidak hanya melibatkan aspek nutrisi.
Tumbuhan inang juga dapat memberikan tempat perlindungan, tempat bertelur, atau tempat
berkembang biak bagi hama. Beberapa spesies hama bahkan memiliki keterkaitan yang erat
dengan satu atau beberapa jenis tanaman inang tertentu, di mana mereka menghabiskan
seluruh siklus hidup mereka, mulai dari telur hingga dewasa.
Selain itu, hubungan antara hama dan tumbuhan inang dapat dipengaruhi oleh respons
pertahanan tanaman terhadap serangan hama. Tanaman inang memiliki mekanisme
pertahanan yang berbeda-beda, seperti produksi senyawa kimia atau mekanisme fisik, untuk
melindungi diri dari serangan hama. Namun, beberapa spesies hama telah mengembangkan
mekanisme adaptasi untuk mengatasi pertahanan tanaman, sehingga mereka tetap dapat
memanfaatkan tumbuhan inang sebagai sumber makanan.
Pengaruh hubungan antara hama dan tumbuhan inang terhadap perkembangan
populasi hama sangat penting dalam pengendalian hama. Ketersediaan tumbuhan inang yang
memadai dapat memfasilitasi perkembangan populasi hama, sementara ketersediaan yang
terbatas atau perubahan dalam ketersediaan tumbuhan inang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup dan perkembangan populasi hama.

2.3 Mekanisme Pengaruh Faktor Makanan terhadap Perkembangan Populasi Hama


2.3.1 Pengaruh Faktor Makanan pada Fertilitas Hama
Fertilitas atau kemampuan reproduksi hama sangat dipengaruhi oleh faktor makanan.
Makanan yang dikonsumsi oleh hama memiliki peran penting dalam mengatur reproduksi
dan produktivitas mereka. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi pengaruh faktor makanan
pada fertilitas hama dan mengapa kualitas nutrisi makanan sangat penting dalam proses
reproduksi hama.
Nutrisi yang diperoleh dari makanan memainkan peran sentral dalam kesuburan hama.
Untuk menghasilkan telur yang berkualitas dan bertahan lama, hama membutuhkan asupan
nutrisi yang tepat. Nutrisi tersebut dapat berupa zat-zat esensial seperti protein, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Kualitas nutrisi makanan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas telur yang dihasilkan oleh hama.
Faktor makanan yang tidak memadai atau tidak menyediakan nutrisi yang cukup dapat

7
menghambat fertilitas hama. Kurangnya nutrisi dapat mengganggu perkembangan folikel
telur atau proses pembentukan sperma, sehingga mengurangi produksi telur atau
menurunkan kemampuan hama jantan untuk menghasilkan sperma yang sehat. Dalam
beberapa kasus, kekurangan nutrisi yang signifikan bahkan dapat menghentikan reproduksi
hama secara keseluruhan.
Selain itu, faktor makanan juga dapat mempengaruhi siklus reproduksi hama.
Makanan yang melimpah dapat mempercepat perkembangan dan matang seksual hama,
sehingga mereka dapat mulai bertelur dalam waktu yang lebih singkat. Sebaliknya, ketika
makanan menjadi langka atau tidak mencukupi, hama dapat mengalami penundaan dalam
memulai reproduksi atau mengalami penurunan jumlah telur yang dihasilkan.
2.3.2 Pengaruh Faktor Makanan pada Pertumbuhan dan Kematangan Hama
Faktor makanan memainkan peran penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
kematangan hama. Nutrisi yang diperoleh dari makanan memiliki dampak langsung
terhadap perkembangan dan tahap kematangan hama. Dalam bagian ini, kita akan
membahas secara lebih rinci bagaimana faktor makanan mempengaruhi pertumbuhan dan
kematangan hama, serta mengapa kualitas nutrisi makanan sangat penting dalam proses ini.
Ketersediaan dan kualitas nutrisi makanan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
hama. Nutrisi yang cukup dan seimbang membantu hama tumbuh dengan baik dan mencapai
ukuran yang optimal. Misalnya, protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan organ
tubuh, sedangkan karbohidrat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas dan
perkembangan hama. Kekurangan nutrisi dapat menghambat pertumbuhan dan
menyebabkan hama menjadi lebih rentan terhadap tekanan lingkungan.
Selain itu, faktor makanan juga berperan dalam kematangan hama. Hama yang
menerima asupan nutrisi yang memadai dapat mencapai kematangan seksual dalam waktu
yang lebih singkat dan memulai reproduksi. Nutrisi yang tepat juga diperlukan untuk proses
metamorfosis hama yang melibatkan perubahan dari bentuk larva menjadi bentuk dewasa.
Kurangnya nutrisi yang diperlukan selama tahap ini dapat menghambat perkembangan dan
menghasilkan individu hama yang tidak sepenuhnya matang secara fungsional.
Kualitas nutrisi makanan juga berdampak pada kualitas individu hama. Makanan yang
kaya nutrisi memungkinkan hama untuk memiliki sistem kekebalan yang lebih baik,
membuat mereka lebih tahan terhadap penyakit dan patogen. Sebaliknya, makanan yang

8
rendah nutrisi dapat menyebabkan kelemahan dan kerentanan terhadap serangan penyakit
atau kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
2.3.3 Interaksi Antara Faktor Makanan dan Faktor Lingkungan Lainnya
Perkembangan populasi hama tidak hanya dipengaruhi oleh faktor makanan saja, tetapi
juga oleh interaksi kompleks antara faktor makanan dan faktor lingkungan lainnya. Faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keberadaan predator atau penyakit dapat
mempengaruhi ketersediaan makanan dan kemampuan hama untuk memanfaatkannya.
Dalam bab ini, kita akan menjelajahi interaksi antara faktor makanan dan faktor lingkungan
lainnya dalam mempengaruhi perkembangan populasi hama.
Salah satu contoh interaksi yang signifikan adalah antara faktor makanan dan suhu.
Suhu yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan hama sering kali juga
mempengaruhi ketersediaan dan kualitas makanan yang mereka butuhkan. Misalnya, pada
suhu yang rendah, metabolisme hama menjadi lambat sehingga mereka membutuhkan
makanan yang lebih berkualitas untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih tinggi. Di sisi
lain, suhu yang tinggi dapat meningkatkan kecepatan reproduksi hama, sehingga mereka
membutuhkan makanan dalam jumlah yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan
populasi yang cepat.
Selain itu, faktor lingkungan lainnya seperti kelembaban dan keberadaan predator juga
dapat mempengaruhi interaksi antara faktor makanan dan perkembangan hama. Kelembaban
yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan jamur atau penyakit pada
tanaman inang yang menjadi sumber makanan hama. Hal ini dapat berdampak negatif pada
ketersediaan makanan dan kualitas nutrisi yang diperoleh oleh hama. Keberadaan predator
yang efektif dalam mengendalikan populasi hama juga dapat mengurangi akses hama
terhadap sumber makanan, sehingga mempengaruhi pertumbuhan populasi mereka secara
keseluruhan.
2.3.4 Pengaruh Faktor Makanan pada Ketahanan Hama
Kualitas nutrisi makanan memiliki pengaruh langsung pada ketahanan hama. Nutrisi
yang mencukupi dan seimbang membantu memperkuat sistem kekebalan hama,
meningkatkan kemampuan mereka untuk melawan penyakit dan patogen. Misalnya, sebuah
studi yang dilakukan pada serangga pengisap (Hemiptera) menunjukkan bahwa serangga
yang diberi makan dengan makanan kaya serat memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi

9
terhadap serangan patogen dibandingkan dengan serangga yang diberi makanan rendah
serat. Nutrisi yang memadai juga memberikan energi yang cukup untuk hama menghadapi
tekanan lingkungan, seperti perubahan suhu atau kelembaban yang ekstrem.
Kasus lain yang menunjukkan pengaruh faktor makanan pada ketahanan hama adalah
dalam konteks resistensi terhadap insektisida. Beberapa hama telah mengembangkan
resistensi terhadap insektisida yang sebelumnya efektif dalam pengendalian mereka. Salah
satu faktor yang berkontribusi pada resistensi ini adalah kualitas nutrisi makanan. Ketika
hama memiliki akses terbatas atau terpapar dengan makanan yang rendah nutrisi, mereka
dapat mengalami efek negatif pada metabolisme dan sistem enzimatis mereka. Ini dapat
menyebabkan peningkatan toleransi terhadap insektisida, sehingga pengendalian hama
menjadi lebih sulit.
Contoh lainnya adalah kasus serangga yang mengembangkan ketahanan terhadap
tanaman yang telah dimodifikasi secara genetik (GM). Pada beberapa kasus, penelitian
menunjukkan bahwa kualitas nutrisi tanaman GM yang dihasilkan oleh modifikasi genetik
dapat berdampak pada ketahanan hama. Misalnya, dalam studi tentang tanaman jagung yang
diubah secara genetik untuk menghasilkan racun bagi serangga penggerek, ditemukan
bahwa serangga yang makan tanaman GM memiliki pertumbuhan yang terhambat dan
tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan serangga yang makan
tanaman non-GM. Hal ini menunjukkan bahwa faktor makanan, dalam hal ini, kualitas
nutrisi tanaman, mempengaruhi ketahanan hama terhadap tanaman GM.

2.4 Implikasi dalam Pengendalian Hama


2.4.1 Strategi Pengendalian Berbasis Faktor Makanan
1. Penggunaan Feromon
Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh hama untuk
berkomunikasi dengan anggota populasi lainnya. Penggunaan feromon dalam
pengendalian hama telah terbukti efektif dalam mengganggu perilaku makan,
reproduksi, dan komunikasi hama. Dalam beberapa kasus, feromon sintetis dapat
digunakan untuk menarik hama ke perangkap atau membingungkan mereka sehingga
mereka tidak dapat menemukan sumber makanan yang sebenarnya.
2. Sterilisasi Hama

10
Metode sterilisasi hama melibatkan memperkenalkan hama yang telah
disterilkan ke dalam populasi hama yang ada. Salah satu metode sterilisasi yang
umum digunakan adalah sterilisasi radiasi. Melalui teknik ini, hama jantan dikenai
radiasi yang menghancurkan kemampuan reproduksi mereka. Ketika hama yang
disterilkan dilepaskan ke dalam populasi, mereka dapat bersaing dengan hama liar
untuk pasangan, tetapi tidak akan menghasilkan keturunan yang dapat
mempertahankan populasi. Dalam hal ini, pengendalian berbasis faktor makanan
melibatkan memberikan makanan yang terkontaminasi dengan sterilisasi kepada
hama target untuk mengurangi kemampuan reproduksi mereka.
Contoh Kasus
Contoh kasus pengendalian hama berbasis faktor makanan adalah pengendalian
wereng cokelat pada tanaman padi di Asia Tenggara. Wereng cokelat, Nilaparvata
lugens, merupakan hama penting yang dapat menyebabkan kerugian yang signifikan
pada produksi padi. Dalam pengendalian hama ini, metode pengendalian yang
melibatkan pemberian makanan tambahan telah digunakan. Dengan memberikan
makanan tambahan seperti nektar atau larutan gula pada ladang padi, serangga
pemangsa dan parasitoid yang merupakan musuh alami wereng cokelat ditarik ke
area tersebut. Musuh alami ini membantu mengendalikan populasi wereng cokelat
secara alami tanpa perlu mengandalkan insektisida kimia.
Selain itu, dalam pengendalian hama ulat grayak (Spodoptera litura) pada
tanaman sayuran, penggunaan tanaman perangkap yang menarik ulat grayak dan
menyediakan makanan bagi mereka telah berhasil mengurangi serangan hama.
Tanaman perangkap ini mengalihkan perhatian ulat grayak dari tanaman utama dan
membantu mengurangi pertumbuhan populasi hama secara efektif.
2.4.2 Manajemen Habitat untuk Mengatur Faktor Makanan
Manajemen habitat melibatkan perencanaan dan pengaturan lingkungan hidup
hama dengan memanipulasi keberadaan dan ketersediaan sumber makanan mereka.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam manajemen habitat untuk mengatur
faktor makanan hama antara lain:
 Rotasi Tanaman
Penggunaan rotasi tanaman merupakan metode yang efektif dalam

11
mengurangi perkembangan populasi hama. Dengan mengubah tanaman yang
ditanam di lahan pertanian dari waktu ke waktu, kita dapat mengganggu siklus
hidup hama dan mengurangi ketersediaan makanan yang konsisten bagi mereka.
Rotasi tanaman membantu mengurangi risiko penyebaran dan penumpukan hama
tertentu di suatu area, sehingga mengurangi kebutuhan akan penggunaan
insektisida kimia.
 Penghapusan Sumber Makanan Alternatif
Menghilangkan atau mengurangi sumber makanan alternatif bagi hama di
sekitar area pertanian juga dapat mengendalikan populasi hama secara efektif. Hal
ini dapat dilakukan dengan membersihkan gulma dan rumput liar yang dapat
menjadi inang atau sumber makanan bagi hama. Dengan mengurangi ketersediaan
makanan alternatif, hama akan lebih terfokus pada tanaman utama dan
kemungkinan serangan akan berkurang.
 Penggunaan Tanaman Perangkap
Tanaman perangkap adalah tanaman yang ditanam dengan tujuan menarik
hama tertentu dan mengalihkan perhatian mereka dari tanaman utama. Tanaman
perangkap ini biasanya menarik hama dengan mengeluarkan feromon atau
memiliki karakteristik yang menarik bagi hama. Dengan menggunakan tanaman
perangkap, kita dapat mengurangi serangan hama pada tanaman utama dan
menjaga keseimbangan populasi hama secara alami.
Contoh Kasus
Salah satu contoh kasus penggunaan manajemen habitat dalam pengendalian
hama adalah pengendalian hama bawang merah oleh thrips (Thrips tabaci) di
pertanaman bawang merah. Dalam kasus ini, pengaturan habitat dilakukan dengan
memanfaatkan sifat migrasi thrips. Pertanaman bawang merah ditanam di dekat
sumber makanan alternatif seperti gulma dan tanaman liar. Ketika tanaman
alternatif ini ditebang atau dihilangkan, thrips terpaksa bermigrasi ke tanaman
utama, yaitu bawang merah. Dengan demikian, serangan thrips pada bawang
merah dapat dikendalikan secara efektif.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor makanan memainkan peran krusial dalam perkembangan populasi hama.
Ketersediaan makanan, kualitas nutrisi, kompetisi makanan antar spesies hama, dan hubungan
dengan tumbuhan inang semuanya berkontribusi terhadap pertumbuhan dan reproduksi hama.
Ketersediaan makanan yang cukup dapat memicu peningkatan populasi hama. Oleh karena itu,
pengendalian sumber makanan menjadi strategi penting dalam mengurangi populasi hama yang
merugikan. Kualitas nutrisi makanan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan hama.
Makanan yang kaya nutrisi dapat mendukung pertumbuhan optimal hama, sedangkan makanan
yang kurang nutrisi dapat menghambat pertumbuhan mereka.
Kompetisi makanan antar spesies hama dapat mempengaruhi jumlah dan distribusi
populasi. Spesies yang lebih dominan dalam mendapatkan sumber makanan akan memiliki
keunggulan dalam persaingan, sementara spesies lain dapat mengalami penurunan populasi.
Hubungan antara hama dan tumbuhan inang menjadi faktor penting dalam menentukan pola
makan hama.
Beberapa hama memiliki preferensi makanan tertentu dan tergantung pada tumbuhan
inang sebagai sumber makanan utama mereka. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya
mempertimbangkan faktor makanan dalam pengendalian hama. Strategi pengendalian berbasis
faktor makanan, seperti pengaturan habitat dan penggunaan makanan tambahan, dapat menjadi
alternatif yang lebih berkelanjutan daripada penggunaan insektisida kimia.

13
DAFTAR PUSTAKA
Jones, V. P., & Swinton, S. M. (2017). Competition for Food and Its Effects on Pest Population
Dynamics. Ecological Applications, 27(5), 1545-1557.
Mulyati, E., et al. (2021). Pengaruh Faktor Makanan pada Ketahanan Hama dan Dampaknya
terhadap Populasi Hama pada Tanaman Hortikultura. Jurnal Perlindungan Tanaman
Indonesia, 17(1), 20-27.
Pratiwi, E., & Kuswardani, N. (2018). Kualitas Nutrisi Makanan sebagai Penghambat
Pertumbuhan dan Perkembangan Hama pada Tanaman Kubis. Jurnal Ilmu Pertanian,
26(3), 145-153.
Putri, R. A., & Suhartini, T. (2020). Pengaruh Hubungan Antara Hama dan Tumbuhan Inang
terhadap Perkembangan Populasi Hama pada Tanaman Jagung. Jurnal Agroteknologi
Tropika, 6(1), 25-32.
Smith, J. D., & Johnson, A. B. (2018). The Impact of Food Availability on Pest Population
Dynamics. Journal of Pest Science, 91(4), 1197-1211.
Suryadi, A., & Fitriani, I. (2019). Kompetisi Makanan antar Spesies Hama pada Tanaman
Sayuran. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 19(2), 91-98.
Susanti, R., & Wijayanto, D. (2017). Pengaruh Ketersediaan Makanan terhadap Pertumbuhan
Populasi Hama pada Tanaman Padi. Jurnal Agroekoteknologi, 5(2), 78-85.
Williams, M. R., & Rodriguez-Saona, C. (2019). Nutritional Quality of Host Plants Influences
Insect Pest Performance and Behavior: Implications for Pest Management. Insects, 10(6),
184.

14

Anda mungkin juga menyukai