“Racun Makanan”
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
Kelas 1.A
Dosen Pembimbing :
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan
karunianyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah toksikologi lingkungan
tentanag “ Racun Makanan”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam mengetahui jenis racun makanan. kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepadan semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Jika ada kesalahan kata dari
penulisan makalah ini kami mohon maaf karena manusia tidak akan pernah luput
dari kesalahan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
.............................................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
C. Fase Eksposisi...............................................................................................6
D. Fase Toksikonetik.........................................................................................7
E. Fase Toksikodinamik....................................................................................9
G. Cara Pencegahan dan Pertolongan Pertama Pada Orang yang Terkena Racun
Makanan.................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak
berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Menurut Undang-Undang
No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya
yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia. Sebelum makanan disajikan pada umumnya mengalami
proses pengolahan baik pada suatu industri maupun pengolahan pada rumah
tangga. Proses pengolahan tersebut sangat menentukan kualitas makanan yang
selanjutnya sampai pada penyajian. Oleh karena itu pembicaraan mengenai
sanitasi dan hygiene makanan selama proses produksi hingga makanan siap
disajikan menjadi sangat penting.
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk kedalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat
racun telah diketahui. Namun,tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan
1
dan tumbuhan , termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat
mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah
(Sediaoetama, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian dari toksin pada makanan?
2. Apa itu fase eksposisi ?
3. Apa itu fase toksikodinamik ?
4. Apa itu fase toksikokinetik ?
5. Bagaimana mekanisme cara kerja racun pada tubuh ?
6. Bagaimana cara pencegahan dan pertolongan pertama pada orang yang
yang terkana toksin pada makanan ?
7. Bagaimana menurut SNI toksin pada makanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang toksin pada makanan
2. Untuk mengetahui tentang fase eksposisi
3. Untuk mengetahui tentang fase toksikodinamik
4. Untuk mengetahui tentang fase toksikokinetik
5. Untuk mengetahui tentang mekanisme kerja racun pada tubuh
6. Untuk mengetahui tentang cara pencegahan dan pertolongan pertama pada
orang yang terkena toksin pada makanan
7. Untuk mengetahui tentang toksin pada makanan menurut SNI
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Macam-Macam Toksin Pada Makanan
1. fitohemaglutinin (phytohaemagglutinin)
2. Glikosida Sianogenik.
4
masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari.
Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan kerongkongan, mual,
muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.
Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong
dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-
potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu
dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya
memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke
tingkat non toksik.
3. Amygldalin Glikosida
4. Asam Oksalat
Zat ini dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan seperti batu ginjal
dan berbagai jenis nyeri. Oksalat adalah sejenis asam organik yang ditemukan
5
dalam setiap tanaman, hewan dan manusia. Tubuh manusia juga memiliki
kecenderungan untuk mengubah beberapa zat kimia lainnya seperti vitamin C
menjadi oksalat.
Asam oksalat secara alami terkandung dalam kebanyakan tumbuhan,
termasuk bayam. Namun, karena asam oksalat dapat mengikat nutrien yang
penting bagi tubuh, maka konsumsi makanan yang banyak mengandung asam
oksalat dalam jumlah besar dapat mengakibatkan defisiensi nutrien, terutama
kalsium. Asam oksalat merupakan asam kuat sehingga dapat mengiritasi saluran
pencernaan, terutama lambung. Asam oksalat juga berperan dalam pembentukan
batu ginjal. Untuk menghindari pengaruh buruk akibat asam oksalat, sebaiknya
kita tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa ini terlalu banyak.
5. Kumarin
Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang
terbentuk terutama dari turunan glukosa nonatsiri saat penuaan atau pelukaan..
Hal ini penting terutama ada tumbuhan alfalfa dan semanggi manis di mana
kumarin menyebabkan timbulnya aroma yang khas sesaat setelah kedua tumbuhan
itu dibabat. Para peneliti telah mengembangkan galur semanggi tertentu yang
mengandung sedikit kumarin dan galur lainnya yang mengandung kumarin dalam
bentuk terikat.Semua galur itu secara ekonomi sangat penting karena kumarin-
bebas dapat berubah menjadi produk yang beracun, dikumarol, jika semanggi
rusak selama penyimpanan. Dikumarol adalah senyawa antipenggumpalan yang
menyebabkan penyakit semanggi manis (penyakit perdarahan) pada
hewan ruminansia (pemamah biak seperti sapi) yang memakan tumbuhan yang
mengandung dikumarol.
Kumarin adalah senyawa kimia yang ditemukan secara alami pada beberapa
tanaman, walaupun dapat juga diproduksi secara sintetis. Senyawa ini memiliki
bau khas, sehingga orang menggunakannya sebagai bahan tambahan makanan dan
ramuan parfum. Karena kekhawatiran tentang kumarin sebagai racun hati dan
ginjal yang potensial, penggunaannya sebagai makanan tambahan sangat dibatasi,
meskipun sangat aman untuk makan makanan yang secara alami mengandung
senyawa tersebut.
6
C. Fase Eksposisi
Jika suatu objek biologis berkontak dengan sesuatu zat, maka kecuali zat
radioaktif, hanya dapat terjadi efek biologi atau toksik setelah absorpsi zat
tersebut. Pada umumnya hanya bagian zat yang berada dalam bentuk terlarut,
terdispersi secara molekul, yang dapat diabsorpsi. Penyerapan zat dalam hal ini
sangat tergantung pada konsentrasi dan jangka waktu kontak antara zat yang
terdapat dalam bentuk yang dapat diabsorpsi dengan permukaan organisme
yang berkemampuan untuk mengabsorpsi zat. Pada obat disebut farmaseutik
yaitu bagian dari dosis zat aktif yang tersedia untuk diabsorpsi. Pada
pencemaran lingkungan disebut dosis efektif, yaitu bagian dosis yang dapat
diabsorpsi yang akan menentukan derajat eksposisi yang efektif.
Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui reaksi kimia
menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik dari senyawa awal.
Ketersediaan farmaseutik yaitu bagian dari dosis aktif yang tersedia untuk
absorpsi.
D. Fase Toksikokinetik
Toksikokinetik adalah studi kuantitatif dari pergerakan sebuah zat kimia yang
dimulai dari masuknya zat kimia ke dalam tubuh, pendistribusiannya ke organ dan
jaringan melalui sirkulasi darah dan disposisi terakhir dengan biotransformasi
serta eksresi. Konsep dari toksikokinetik adalah absorpsi, distribusi, metabolsime
dan eksresi (ADME) (Klaassen 2008).
Absorpsi
7
Sebelum zat kimia membuat dampak kesehatan kepada tubuh manusia, zat kimia
tersebut harus masuk ke dalam tubuh. Peristiwa masuknya zat kimia ke dalam
tubuh disebut dengan absorpsi. Secara umum, rute masuk zat kimia dalam
absorpsi terdiri dari 3 rute yaitu inhalasi, dermal dan ingesti. Inhalasi merupakan
jalur utama dari pajanan di tempat kerja karena banyak zat kimia yang dapat
masuk langsung ke paru-paru melalui jalur inhalasi seperti debu, asap, uap, kabut
dan gas. Zat kimia tersebut masuk ke dalam paru yang memiliki luas sekitar 140
m2 sehingga memudahkan untuk absorpsi.
Kontak kulit adalah rute kedua yang terpenting dalam absorpsi. Kulit memiliki
total luas sekitar 2 m2 dengan kemampuan untuk mengabsorpsi zat kimia terutama
yang berbentuk cairan seperti KOH ataupun aerosol seperti pestisida. Meskipun
sedikit, jalur ingesti juga dapat menjadi jalur masuk zat kimia yang berbahaya
(Klaassen 2008). Jalur ingesti merupakan jalur pencenaan yang dimulai dari
mulut, kerongkongan, dan lambung. Zat kimia yang masuk dalam jalur ini
biasanya terjadi karena ketidaksengajaan seperti dalam kasus keracunan.
Distribusi
Ketika zat kimia diabsopsi ke dalam aliran darah, maka zat kimia tersebut dapat
diangkut ke seluruh tubuh. Proses ini disebut “distribusi” yang merupakan proses
reversibel yaitu zat kimia dapat masuk ke dalam sel dari darah ataupun bisa masuk
ke darah dari sel. Pengiriman zat kimia ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
aliran darah, permeabilitas kapiler, kekuatan dari pengikatan dari zat kimia ke
darah ataupun jaringan protein dan solubilitas relative dari molekul zat kimia
(Terms n.d.).
Metabolisme
8
Metabolisme dari zat kimia dapat bervariasi antar grup populasi. Genetik menjadi
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi enzim untuk memproses zat kimia.
Umur menjadi faktor lain yang mempengaruhi karena semakin tua seseorang
makan semakin kecil toleransinya terhadap zat kimia(Terms n.d.).
Eksresi
Pengeluaran secara keseluruhan zat kimia dari dalam tubuh disebut dengan eksresi
(Terms n.d.). Ginjal dan organ pencernaan menjadi bagian penting dalam proses
eksresi ini. Selain itu, air susu ibu,keringat, rambut, kuku dan air ludah juga dapat
menjadi organ yang melakukan proses eksresi (Trush 2008).
E. Fase Toksikodinamik
9
F. Mekanisme Kerja Racun Pada Tubuh
10
G. Cara Pencegahan dan Pertolongan Pertama pada Orang yang Terkena
Toksin Pada Makanan
11
Pada kasus racun yang tertelan, berikut cara mengatasinya:
1. Minta penderita untuk meludahkan sisa racun yang masih ada di mulut.
Namun, jangan memaksa penderita untuk memuntahkan racun yang sudah
tertelan, karena justru bisa berbahaya.
2. Jika penderita muntah secara tidak sengaja, segera bersihkan mulut dan
tenggorokannya. Caranya, balutkan kain bersih ke jari dan tangan Anda, lalu
gunakan jari Anda untuk membersihkan mulut dan tenggorokannya.
5. Jika korban keracunan sadar, minta ia untuk duduk dan pastikan penderita
tetap sadar hingga tim medis datang.
6. Jika zat berbahaya tersebut mengenai baju atau kulit penderita, segera
bersihkan.
12
makan makanan ringan, hambar, seperti biskuit asin, pisang, nasi, atau roti.
2) Cegah dehidrasi
Minum cairan banyak cairan seperti air mineral. Bisa dimulai dengan tegukan
kecil dan secara bertahap minum lebih banyak.
Jika muntah dan diare bertahan lebih dari 24 jam, minumlah larutan rehidrasi
atau oralit yang bisa dibeli di apotek
Jika darurat, segera buat larutan oralit dengan air 1 liter dicampur 6 sendok
makan gula, dan 1 sendok teh garam. Langung minum air larutan tersebut
perlahan
b. Pada Anak-Anak
13
1) Untuk bayi
Untuk bayi, langsung berikan apa pun yang biasa dikonsumsinya. Misalnya
ASI atau susu formula. Berikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.
Anda juga bisa memberi bayi Anda minuman elektrolit dari oralit mengikuti
takaran dokter sesuai berat badan.
Hindari makan makanan berat selama beberapa jam pertama sampai kondisi
muntah atau diare anak membaik
berikan makan ketika anak sudah mulai tenang. Makanan yang diberi bisa
berupa, roti panggang, buah pisang, dan nasi pakai kuah sayur bening
Usahakan anak istirahat, jangan dulu biarkan anak masuk sekolah atau
bermain
Jangan beri anak Anda obat apa pun untuk menghentikan diare. Diare adalah
cara tubuh mengeluarkan bakteri penyebab keracunan makanan. Obat
antidiare justru memberikan efek samping yang tidak diinginkan pada anak-
anak.
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustyar. 2017. Makalah Toksikologi dan Hygiene.
15
https://akhmadawaludin.web.ugm.ac.id/toksikan-alami-i/
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/157/RACUN-ALAMI-
Dektosifitas.2014.MakalahGlikosida.https://www.scribd.com/doc/234688
940/GLIKOSIDA-SIANOGENIK
16