MODUL 1
HAKIKAT MENULIS
Kegiatan Belajar 1 :
Konsep Menulis
Orang enggan menulis karena tidk tahu untuk apa dia menulis
Orang enggan menulis karena merasa tidak berbakat dalam menulis
Orang enggan menulis karena merasa tidak tahu bagaimana menulis
Untuk alasan yang ketiga ini terkesan mengada ada karena siapapun yang pernah mengenyam
pendidikan formal tentu pernah mendapatkan pelajaran tulis-menulis atau mengarang. Namun
demikian, alasan tersebut sebenarnya juga dapat dipahami apabila mengingat pembelajaran
menulis di sekolah kerap berhenti sebatas teori atau pengetahuan.
Sejumlah mitos yang kerap muncul dalam kegiatan menulis atau mengarang diantaranya adalah
sebagai berikut;
1. Menulis Itu Mudah
Menulis dikatakan gampang jika sekedar pengetahuan atau teori tentang menulis. Tapi
mengarang bukan semata teori. Mengarang adalah akumulasi kemampuan yang terdiri dari
berbagai daya yaitu daya pikir, daya nalar, dan daya rasa yang berkaitan dengan penguasaan
persoalan kebahasaan, psikososial, tata tulis dan pengetahuan tentang isi tulisan. Teori
mengarang hanyalah alat agar orang dapat menata tulisan dengan baik sehingga dapat dipahami
dan dinikmati oleh pembacanya.
Tidak hanya itu, mengarang juga merupakan sebuah kemahiran layaknya sebuah keterampilan
yang hanya akan dikuasai melalui kegiatan belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh serta
mendapat masukan dari orang lain untuk memperbaiki cara dan kemampuan seorang penulis.
2. Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik Bahasa Merupakan Inti dari Menulis
Mengarang memang memerlukan kemampuan menggunkan unsur mekanik bahasa dengan
cermat. Tetapi menulis tidak sebatas itu. Sebuah karangan harus memiliki isi atau pesan yang
akan disampaikan kepada pembacanya berupa ide, pikiran, perasaan, atau informasi mengenai
sesuatu yang ditulis. Unsur mekanik menulis dan kebahasaan hanyalah sekedar alat yang
digunakan untuk mengemas dan menyajikan isi karangan sehingga pembaca mudah untuk
memahaminya.
3. Menulis itu Harus Sekali Jadi
Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi. Bahkan seorang profesional sekalipun.
Apalagi kita seorang pemula yang baru belajar. Menulis atau mengarang adalah sebuah peroses
yang terdiri dari serangkaian tahapan yaitu tahap pra-penulisan, penulisan, serta penyuntingan
dan perbaikan. Dalam menulis, tahapan itu tidak bersifat linear melainkan sirkuler dan interaktif.
4. Siapapun Dapat Mengajarkan Menulis
Seorang guru menulis atau orang yang mengajarkan menulis yang baik tidak hanya menguasai
teori menulis. Karena jika tidak bagaimana mungkin ia dapat menularkan semangat dan
minatnya kepada siswa atau orang lain. Bagaimana mungkin ia dapat menceritakan kenikmatan
dan kemanfaatan menulis, bagaimana mungkin ia dapat memberikan solusi terhadap berbagai
kesulitan dalam menulis, dan bagaimana mungkin ia dapat menjadi model atau contoh menulis
yang baik bagi orang lain jika hanya menguasai teori menulis tanpa memiliki keterampilan,
kemahiran dan kesukaan menulis.
C. Bentuk Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Masing-masing
bentuk karangan itu memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang satu sama lain berbeda-beda.
Dalam karya penulisan bahasa Indonesia juga terdapat jenis karangan, kami merangkum beberapa
jenis karangan beserta karakteristiknya yang perlu diketahui :
1. Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah ini biasanya digunakan untuk menulis hasil sebuah penelitian yang
telah dilakukan .
3. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi ini berguna untuk menggambarkan suatu keadaan atau objek
tertentu sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik.
4. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis jenis karangan yang berisi informasi
atau pengetahuan yang disajikan secara singkat, akurat dan padat. Karangan
eksposisi atau dapat disebut teks eksposisi memiliki tujuan memaparkan atau
menjelaskan informasi tertentu guna menambah wawasan pembaca.
5. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut
urutan kejadian atau kronologisnya baik fiksi maupun non fiksi.
Kegiatan Belajar 2 :
Menulis sebagai Proses
A. Berbagai Pendekatan Dalam Menulis
1. Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang, sekali pun tidak
dikoreksi (seperti buku harian atau Surat), akan membantu meningkatkan keterampilan
menulis seseorang .
2. Pendekatan gramatikal berpendapat bahwa pengetahuan orang mengenai struktur bahasa
akan mempercepat kemahiran orang – dalam menulis .
3. Pendekatan koreksi berkata bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima
banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tujuannya.
4. Pendekatan formal mengungkapkan bahwa keterampilan Menulisakan diperoleh bila
pengetahuan , pengalineaan, pewacanaan, serta konversi atau aturan penulisan dikuasai
dengan baik.
Menulis sebagai suatu aktivitas yang berproses , tidak tercakup dalam berbagai pendekatan di
atas. Sebagai proses , Menulis merupakan aerangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan ), penulisan (pengembangan isi karangan),
dan pas capenulis an (telaah dan revisi atau penyempurnaan tujuan ). Menurut Barra (1983:829-
831), pendekatan proses dalam menulis , terutama bagi penulispemula, mudah diikuti.
1. Tahap prapenulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis , seperti halnya pemanasan (warming up)
bagi orang yang berolahraga.
Apakah mengarang itu perlu persiapan
? Apa’saja yang harus diperaiapkan?
pengalaman Anda sendiri almana?
Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain
dalam Menulis sehingga apa yang ingin ditulisdapat disajikan dengan baik.
Menemukan topik
Topik adalah pokok persoalan atau permaaatahan yang menjiwai aeluruh kmangan. Ada
pertanyaan pemicu yang dapat digunakan untuk mencari, Misalnya : “Saya mau Menulis apa?
Apa yang akan saya tulis ? Tujuan saya Man berbicara tentang apa?” Nah, jawaban atas
pertanyaan itu berisi topik karangan.
Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan
Setelah mendapatkan topik yang baik, langkah selanjutnya adalah menentukan maksud atau
tujuan penulis an. Untuk membantu kita merumuakan tujuan, kita dapat bertanya pada
dirisendiri
, “Apakah tujuan saya Menulistopik karangan ini? Mengapa saya Menuliskarangan dengan
topik ini? Dalam rangka apa saya Menuliskarangan ini?”
Memperhatikan sasaran karangan (pembaca)
Kalau kita Menulis Surat, misalnya , kita pas ti berharap pembaca Surat dapat membaca,
memahami, dan mereapon tujuan kita. Agar isi tujuan itu kepada pembaca, kita harus
memperhatikan siapa yang akan mcinbaca karangan kita, bagaimana level pendidikan dan status
sosialnya , serta apa yang diperlukannya Britton (1975 dalam Tompkina dan Hoakiaaon, 1995)
menyatakan bahwa koberhasilan Menulisdipengaruhi oleh ketepatan pemahaman
penulisterhadapatpembaca tujuan nya. Kemampuan ini memungkinkan kita sebagai penulisuntuk
memilih informasi serta cara penyajian yang sesuai .
Mengumpulkan informasi pendukung
Ketika akan menulis , kita tidak selalu memiliki bahan dan informasi yang benar-benar alap dan
lengkap. Itulah sebabnya , sebelum menulis kita Sumbernya dari mana? Banyak! Bisa dari
bacaan, pengamatan, wawancara, serta pengetahuan dan pengalaman sendiri atau orang lain.
Tanga pengetahuan dan wawaaan yang memadai, maka tujuan kita akan dangkal dan kurang
bermakna. Jangan-jangan yang kita sampaikan hanya informasi umum, bahkan uaang, yang
telah diketahui lebih banyak dari apa yang kita aajikan. Karena itulah, peneluauran dan
pengumpulan informasi sebagai bahan tujuan sangat diperlukan.
Mengorganisasikan ide dan informasi
Setelah kita memilih topik, menentukan tujuan dan corak wacana, mempertimbangkan
kernampuan dan kebutuhan pembaca, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasi kan atau
menata ide-ide karangan agar menjadi aaling bertaut, runtut, dan padu.
2. Tahap Penulisan
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal yang
memperjelas atau mendukung ide tersebut seperticontoh, Ilustrasi , informasi , bukti, atau
atasan. Akbk karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan
melalui perangkuman atuu penekanan ide-ide penting.