Anda di halaman 1dari 4

REAKSI KIMIA DAN KESETIMBANGAN MASSA

Reaksi kimia adalah bagian integral dari teknologi, budaya dan kehidupan manusia. Melebur besi,
membuat gelas, menyeduh teh serta membuat keju adalah beberapa contoh kegiatan yang
menggabungkan reaksi kimia yang telah digunakan selama ribuan tahun. Reaksi kimia sangat banyak
di bumi, atmosfer dan lautan.

Reaksi kimia atau perubahan kimia ada di sekitar kita, dari metabolisme makanan dalam tubuh
hingga bagaimana cahaya matahari bisa diserap oleh tubuh manusia. Ada dua jenis perubahan yaitu
perubahan kimia dan perubahan fisik.

Contohnya adalah lilin yang menyala. Seiring berjalannya waktu, lilin yang utuh akan berubah
menjadi parafin. Pembakaran dari sebuah lilin merupakan reaksi kimia atau perubahan kimiawi
sedangkan perubahan lilin menjadi sebuah parafin disebut dengan perubahan fisik.

Reaksi kimia harus dibedakan dari perubahan fisik. perubahan fisik meliputi perubahan keadaan
seperti es batu mencair menjadi air, air menguap menjadi uap. Jika terjadi perubahan fisik, maka sifat
fisik dari suatu zat akan berubah tetapi identitas kimianya akan tetap sama.

Tidak peduli bagaimana keadaan fisiknya, air (H2O) adalah senyawa yang sama. Namun, jika air
sebagai es, cairan atau uap bertemu dengan natrium (Na) maka akan berubah menjadi (NaOH).
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan kimia.

Reaksi kimia adalah suatu proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau zat yang
berbeda dan menghasilkan produk yang baru. Zat adalah unsur atau senyawa kimia. Reaksi kimia
mengatur ulang atom reaktan untuk membuat zat yang berbeda.

Reaksi kimia umumnya terjadi dengan perubahan fisik, produksi panas, perubahan warna dll. Laju
dari perubahan reaksi bergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tekanan dan suhu.

Ciri-ciri reaksi kimia:

 Perubahan warna: Kamu mungkin pernah menyadari suatu barang yang berubah warnanya.
Misalnya, sepeda yang kamu letakkan di luar rumah akan berubah warna jika sering terkena
air hujan dan panas matahari. 
 Perubahan suhu: Ciri kedua dari reaksi kimia adalah adanya perubahan suhu. Ketika energi
diserap atau dilepaskan, hal ini menandakan adanya perubahan kimia. Kembang api adalah
salah satu contoh perubahan kimia yang menghasilkan perubahan suhu dan memancarkan
cahaya. 
 Formasi presipitasi: Ketika kamu mencampur dua garam, mungkin saja akan membentuk zat
padat dan mengendap dari larutan. Selain itu, jika kamu mencampur dua cairan dan kemudian
melihat zat padat di gelas kimia mu, maka telah terbukti bahwa adanya perubahan kimia.
 Menghasilkan gas: Produksi gas merupakan tanda yang jelas jika terjadi perubahan kimia.
Salah satu contohnya adalah ketika kamu memanggang kue. Saat kamu menggigit kue dan
melihat lubang-lubang kecil di kue, ini menandakan zat yang mengembang seperti soda kue
atau baking powder bereaksi dengan komponen asam kue untuk menciptakan karbon
dioksida.
 Emisi cahaya: Ada banyak reaksi yang menghasilkan cahaya salah satu contoh yang sering
kamu saksikan ketika membengkokan ‘lightstick’. Ketika lightstick dibengkokkan akan
memulai reaksi antara hidrogen peroksida dan ester fenil oksalat yang menghasilkan emisi
cahaya.


Prinsip kesetimbangan massa/materi banyak diaplikasikan dalam mendesain suatu proses
pengolahan pangan (pengupasan, sortasi, ekstraksi, pengeringan, evaporasi) atau formulasi produk
baru. Prinsip dari kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap
proses atau proses keseluruhan akan sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan yang
terjadi adalah perubahan wujud dari input menjadi bentuk lainnya pada saat output

prinsip kesetimbangan massa tersebut dapat dinyatakan dengan Persamaan, berikut (m adalah total
massa):

minput =moutput +makumulasi ¿


¿

Untuk dapat melakukan evaluasi kesetimbangan massa dalam suatu tahap proses pengolahan atau
keseluruhan proses maka perlu dilakukan identifikasi dan spesifikasi seluruh materi yang masuk ke
dalam proses tersebut dan dimasukkan dalam perhitungan. Prinsip ini dapat digunakan dalam
menghitung rendemen dari proses ekstraksi atau sortasi, proporsi campuran bahan dalam suatu
formulasi, kehilangan dalam proses, komposisi bahan awal dan akhir. Dalam proses pengeringan,
misalnya, yang terjadi adalah pengeluaran air dari bahan pangan.

Dalam hal ini, bahan basah dimasukkan ke dalam sistem pengeringan, kemudian air akan dibawa
oleh udara pengering menjadi fase uap, dan setelah pengeringan keluar bahan kering yang sudah
berkurang kadar airnya. Sesuai prinsip kesetimbangan massa maka berat bahan basah yang masuk ke
dalam pengering seharusnya sama dengan jumlah uap air yang keluar dan berat bahan keringnya

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon (unsur) dan metrein (mengukur). Dengan
begitu stoikiometri berarti ilmu yang mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat
tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Tidak hanya itu, stoikiometri juga
diartikan sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam
reaksi.

Adapun persamaan yang biasa digunakan dalam menyelesaikan materi Kimia Stoikiometri adalah
sebagai berikut:

Angka 22,4 L pada persamaan di atas merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273 K. Sementara angka
6,02 x 10²³ merupakan besaran tetapan Avogadro. Jadi, 1 mol zat apa pun memiliki jumlah partikel
yang sama yaitu sebanyak 6,02 x 10²³ partikel.

Hukum Dasar Kimia untuk Stoikiometri


1. Hukum Kekekalan Massa

Hukum ini menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama dengan massa total
bahan sebelum reaksi.

2. Hukum Perbandingan Tetap

Hukum ini dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 yang menyatakan perbandingan massa
unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap.

3. Hukum Perbandingan Berganda

Hukum ini dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803 yaitu apabila ada dua unsur yang dapat
membentuk lebih dari satu senyawa, perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan
unsur lain yang tertentu massanya adalah bilangan bulat dan sederhana.

4. Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan Volume dicetuskan oleh
ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Berdasarkan hasil penelitiannya, Gay Lussac
mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

6. Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro ini melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan untuk stoikiometri. Seorang
ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom
yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul unsur. Berdasarkan pemikiran tersebut,
Avogadro berhasil menjelaskan hukum Gay Lussac dan membuat hipotesis, yaitu pada tekanan dan
suhu yang sama, perbandingan gas yang memiliki jumlah volume sama akan mempunyai jumlah
molekul yang sama pula.

Jenis-Jenis Stoikiometri

1. Stoikiometri Reaksi

Stoikiometri ini memang sering dipakai dalam menyeimbangkan suatu persamaan kimia yang dapat
ditemukan pada stoikiometri reaksi. Hal tersebut menggambarkan bahwa hubungan kuantitatif
antara zat disebabkan karena mereka berpartisipasi dalam reaksi kimia.
2. Stoikiometri Komposisi

Stoikiometri ini menjelaskan mengenai kuantitatif (massa) hubungan antara suatu unsur-unsur
dalam senyawa. Misalnya, stoikiometri komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen
dengan hidrogen yang bergabung dan menjadi amonia kompleks. yakni 1 mol nitrogen dan juga 3
mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia. Mol adalah satuan yang digunakan didalam kimia untuk
jumlah zat.

3. Stoikiometri Gas

Jenis stoikiometri ini berkaitan dengan reaksi kimia yang melibatkan gas, di mana gas pada suhu,
tekanan, dan volume tertentu dianggap sebagai gas ideal. Persamaan gas ideal sering dirumuskan
dengan PV = nRT (P = tekanan dalam satuan atm, V = volume gas dalam satuan liter, n = jumlah mol,
R = tetapan gas 0,082 L atm/mol K, dan T = suhu 273 K).

Anda mungkin juga menyukai