Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Acara Perdata yang
Diampu oleh :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dalam penyusunan makalah ini, tidak jarang kami mengalami kesulitan yang
disebabkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan kami. Kami pun
menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah Peradilan Niaga
dan Hubungan Industrial. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik
lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengadilan Niaga...................................................................................................3
B. Dasar Hukum Pengadilan Niaga.............................................................................3
C. Ruang Lingkup Peradilan Niaga.............................................................................4
D. Hubungan Industrial...............................................................................................5
E. Subjek Hubungan Industrial...................................................................................6
F. Ruang Lingkup Hubungan Industrial.....................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya sering kali dijumpai berbagai
macam permasalahan, mulai dari yang menyangkut hubungan pribadi
seseorang bahkan permasalahan mengenai upah para pekerja yang tidak
sesuai. Permasalahan demi permasalahan akan terus bermunculan setiap
harinya, karena itulah dibutuhkan tempat-tempat yang sesuai untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu Pengadilan Niaga?
2. Apa dasar hukum Pengadilan Niaga?
3. Apa saja ruang lingkup Pengadilan Niaga?
4. Apa itu Hubungan Industrial?
5. Apa subjek dari Hubungan Industrial?
6. Apa saja ruang lingkup Hubungan Industrial?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengadilan Niaga
Dwi Rahayu (2019) berpendapat bahwa Pengadilan Niaga merupakan salah
satu lembaga peradilan yang khusus menangani sengketa perdata di bidang
usaha, khususnya yang berkaitan dengan perjanjian perdagangan dan kredit,
kepailitan dan likuidasi, persaingan usaha, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan dunia usaha1.
Sementara itu, Todung Mulya Lubis mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul Hukum Dagang Indonesia bahwa Pengadilan Niaga digambarkan
sebagai “pengadilan tingkat pertama yang berwenang khusus menyelesaikan
sengketa yang berkaitan dengan kegiatan usaha dan perdagangan”2.
Definisi pengadilan niaga menunjukkan bahwa lembaga peradilan ini
memainkan peran penting dalam menyelesaikan sengketa perdagangan dan
perdagangan untuk memberikan perlindungan hukum bagi semua pihak yang
terlibat.
1
Dewi Rahayu Wijayanti, Penyelesaian Sengketa Bisnis di Pengadilan Niaga, Journal of Legal
Dynamics, 2019
2
Todung Mulya Lubis, Hukum Dagang Indonesia, 2018
3
Direktorat Jendral Badan Peradilan Umum, 2022, Pengadilan Niaga di Indonesia hlm. 2
3
Pengadilan Khusus lain yang berada dibawah lingkungan peradilan umum
seperti Pengadilan Tipikor, Pengadilan Anak, Pengadilan HAM dan
Pengadilan Industrial.4
C. Ruang Lingkup Peradilan Niaga
Pengadilan Niaga bertugas dan berwenang mengadili juga memutus
permohonan pailit dengan penangguhan pembayaran. diluar itu, bertanggung
jawab untuk merundingkan dan memutuskan hal-hal lain yang berkaitan
dengan perdagangan, yang penerapannya dilaksanakan sesuai pada peraturan
pemerintah.5 Kekuasaan pengadilan perdangangan karena dengan
diberlakukannya Undang-Undang (HKI), dengan merujuk pengadilan niaga
sebagai lembaga yang bertugas memutus pelanggaran hukum yang muncul
dari undang-undang.
1. Perbankan
Bank mempunyai hubungan yang tak terlepaskan dengan sebuah
keperluan masyarakat. Permasalahan di dunia perbankan tidak
hanya terkait dengan peraturan kepailitan dan tidak dapat
dijelaskan secara langsung. Padahal, putusan-putusan yang
diberikan dari Pengadilan Niaga kepada Mahkamah Agung telah
mengatur konsep utang dengan interpretasi yang berbeda-beda.
Selain itu, peraturan mengenai kepailitan tidak memiliki definisi
atas suatu perbuatan kejahatan, sehingga dalam praktiknya terdapat
dua jenis pertimbangan hukum.
2. Asuransi
4
Herwasti dan Putri, 2020, Hukum Acara Peradilan Niaga : Mengupas Sengketa Kepailitan, PKPU,
dan Kekayaan Intelektual hlm. 4
5
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Mahkamah Agung Republik Indonesia.
4
Badan penyelesaian sengketa sangat dibutuhkan oleh industri
asuransi karena para pihak yang bersengketa cenderung melihat
pengadilan niaga merupakan sebuah lembaga dengan semboyan
murah, cepat dan nyaman untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Di sektor pasar modal, masa kini terdapat Lembaga Arbitrase
(BAPMI) Pasar modal indonesia, ialah merupakan lembaga dengan
visi misi menjamin penyelesaian sengketa opsi kedua yang tepat
waktu, transparan, independen dan adil di bidang ini.
3. Perseroan6
Perseroan adalah balah satu bagian BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas (PT) yang berkonsekuensi hukum sebagai badan
hukum dengan adanya pemisahan kekayaan7.
4. HAKI
Yurisdiksi absolut juga mencakup yurisdiksi atas sengketa merek
dagang juga paten. urusan yang bisa diperiksa oleh pengadilan
niaga yakni ialah desain industri juga desain sirkuit terpadu..8
5. Perkapalan yang diatur oleh KUH dagang.
D. Hubungan Industrial
Pengertian mengenai hubungan industrial secara luas merupakan seperangkat
aturan tertentu yang mengatur hak serta kewajiban para pihak di dalam proses
pembuatan suatu komoditas industri9. Hubungan tersebut melibatkan pihak
pekerja juga pengusaha dengan pemerintah yang berperan sebagai team dari
pembuatan regulasi dengan memperantarai akan sebuah kepentingan dalam
melakukan sebuah binaan ekonomi nasional.10
6
Muhammad Andriansyah, 2014, Pembatalan Putusan Arbitrase Nasional Oleh Pengadilan
Negeri, Jurnal Cita Hukum, Vol. 1, No. 2, hlm. 332
7
Khairandy, R, 2013, Karakter Hukum Perusahaan Perseroan dan Status Hukum Kekayaan yang
Dimilikinya. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, hlm. 82
8
Meita Djohan OE, 2019, Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Pengadilan Niaga, Jurnal Pranata
Hukum, Vol. 14, No. 1, hlm. 76
9
Idris, F. (2018). Dinamika Hubungan Industrial. Deepublish. hlm. 3
10
Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik). Deepublish. hlm3
5
Dr. Indra Afrita membuat perincian bahwasanya hubungan industrial itu
meliputi pembentukan perjanjian kerja, kewajiban para pekerja maupun buruh
untuk melakukan pekerjaannya untuk memenuhi keingian pengusaha atas
pekerjaan pegawai maupun buruh, seorang pengusaha harus memenuhi sebuah
kewajiaban untuk memberikan gaji sebagai hak pegawai atau buruh dengan
sebuah gaji, selesainya hubungan industri, dengan bagaimana membereskan
sebuah perselisihan diantara kedua belah pihak bersangkutan dengan cara
sebaik-baiknya.11
Dalam hal hubungan industrial ini, menurut Riyanto (2014: 83) melibatkan
pekerja ataupun buruh serta pengusaha dan pemerintah yang berperan sebagai
pihak regulator untuk menghubungkan dan berkepentingan untuk pembinaan
ekonomi nasional. Sebab, hubungan industrial ini sangat penting apalagi
diibarakan suatu negara tidak akan maju secara ekonomi tanpa melakukan
pembinaan terlebih dahulu pada system industrian antara pekerja/buruh
dengan pengusaha. 12
1. Pemerintah
11
Indra Afrita, S. H. (2021). Hukum Ketenagakerjaan dan Penyelesaian Sengketa Hubungan
Industrial di Indonesia. Absolute Media hlm. 19
12
Nasution, B. J. (2015). Fungsi Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja Dalam Hubungan Industrial
Pancasila. INOVATIF| Jurnal Ilmu Hukum, hlm. 1
6
Sebuah Lembaga pemerintah dan badan swasta khusus dijadikan
oleh pengusaha juga pegawai yang berhubungan juga
pekerja/buruh, perusahaan, dan hubungan keduanya13.
2. Pengusaha
Peran pengusaha ialah untuk membentuk asosiasi,
mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan
mendukung pekerja/karyawan secara terbuka, demokratis dan
adil.14. Pengusaha juga tidak berhak untuk membatasi para
pekerjanya untuk menjadi pengurus maupun anggota serikat
pekerja pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perlakuan terhadap
pekerja tidak boleh dinilai semata-mata atas dasar kepentingan
industri semata, melainkan dianggap sebagai upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia.15
3. Pekerja atau Buruh
Baik pekerja maupun buruh, keduanya berhak untuk mendapatkan
upah yang layak sesuai bagaimana ia bekerja dan kondisi pekerjaan
yang baik dari manajemen. Pekerja dan buruh diwajibkan untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik, dan baik itu pengusaha
maupun pemerintah mewajibkan memberikan hak-hak
pekerja/buruh sebagaimana semestinya.
13
Riyanto, A., Eriyatno, B. P., & Maulana, A. (2014). Perancangan Model Integrasi Manajemen
Kebijakan Outsourcing dalam Perspektif Hubungan Industrial. Jurnal Manajemen Teknologi hlm.
83
14
Sastrohadiwiryo, S., & Syuhada, A. H. (2021). Manajemen tenaga kerja Indonesia. Bumi aksara,
hlm. 7
15
Fadly Irmawan, “Human Capital Management, Manajemen Sumber Daya Manusia,” Reports 3,
no. 331 (2020).
7
permasalahan serta pemecahannya. Proses ini akan muncul ketika pekerja
maupun buruh menyanggupi perjanjian dengan perusahaan.
Selain dalam batasan individu, hal-hal diatas dapat juga dilakukan secara
berkelompok dengan perantara dari organisasi pekerja/buruh. Kelompok-
kelompok tersebut akan menjadi wakil pelaksanaan syarat-syarat kerja,
Misalnya, organisasi karyawan dipercaya untuk mematuhi persyaratan hukum
ketenagakerjaan dan menyelesaikan masalah hukum ketenagakerjaan.
Akibatnya, pekerja harus menerima kondisi kerja dan memberikan solusi atas
masalah mereka kepada serikat pekerja/karyawan, terutama yang berkaitan
dengan perekrutan, pengembangan, remunerasi, integrasi, dan retensi
pekerja.16.
Sedang menurut Agus Guntur dalam buku Luis Marnisah, ruang lingkup
hubungan industrial itu terbagi menjadi tiga macam :
8
melahirkan kemitraan, mengembangkan usaha, memperlebar lapangan
pekerjaan, dan memberikan kesejahteraan pada pekerja/buruh didasari
oleh nilai-nilai Pancasila. Sementara pihak pekerja/buruh melakukan
pekerjaannya, mengasah keterampilan dan keahlian, mengutarakan
saran dan masukan secara demokratis, dan juga memperjuangkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
3. Ruang Lingkup Masalah
Berisikan segala macam yang bertalian dengan pengusaha dan
pemerintah pada suatu hubungan kerja dengan pekerja/buruh, misalnya
syarat kerja, pengupahan, jaminan kerja, jam operasional, kesehatan dan
keselamatan kerja, jaminan sosial, organisasi ketenagakerjaan, dan lain
sebagainya.17
17
Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik). Deepublish. hlm
8-9
9
BAB III
PENUTUP
Pengadilan Niaga merupakan tempat bagi para pencari keadilan dalam
perkara kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran piutang, HAKI, dan
sengketa perniagaan lainnya dibawah kekuasaan Pengadilan Umum. Dasar hukum
diadakannya Pengadilan Niaga terdapat dalam Undang-Undang No. 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Adapun
ruang lingkup Pengadilan Niaga hanya terbatas pada Perbankan, Lembaga
Asuransi, Perseroan, HAKI, dan Perkapalan sebagaimana diatur dalam KUHD.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12