Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERADILAN NIAGA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Acara Perdata yang
Diampu oleh :

Wawan Muhwan Hariri, S.H., M.H.


Opik Rozikin, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Muhammad Aria Fachri Irawan (1213050117)


2. Muhammad Ghaly Kamil (1213050122)
3. Muhammad Riyadi Setiyawan (1213050128)
4. Muhammad Yusuf Hang Tuah (1213050132)
5. Nadita Amalia Putri A (1213050136)
6. Putri Adisha Nur Syafira (1213050149)

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas seluruh
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Peradilan Niaga dan
Hubungan Industrial. Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yakni sebagai
dipenuhinya tugas dalam mata kuliah Hukum Acara Perdata.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak jarang kami mengalami kesulitan yang
disebabkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan kami. Kami pun
menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah Peradilan Niaga
dan Hubungan Industrial. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik
lagi.

Bandung, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengadilan Niaga...................................................................................................3
B. Dasar Hukum Pengadilan Niaga.............................................................................3
C. Ruang Lingkup Peradilan Niaga.............................................................................4
D. Hubungan Industrial...............................................................................................5
E. Subjek Hubungan Industrial...................................................................................6
F. Ruang Lingkup Hubungan Industrial.....................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya sering kali dijumpai berbagai
macam permasalahan, mulai dari yang menyangkut hubungan pribadi
seseorang bahkan permasalahan mengenai upah para pekerja yang tidak
sesuai. Permasalahan demi permasalahan akan terus bermunculan setiap
harinya, karena itulah dibutuhkan tempat-tempat yang sesuai untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pemerintah Indonesia menempatkan lembaga maupun badan hukum yang


berwenang untuk menangani permasalahan tertentu. Misalnya, Pengadilan
Militer sebagai tempat menyelesaikan perkara terkait masalah yang
menyangkut para prajurit militer, Pengadilan Agama untuk masyarakat
beragama Islam yang ingin mecari keadilan, Pengadilan Tata Usaha Negara
yang disediakan untuk menangani kasus sengketa Keputusan TUN, dan
Pengadilan Negeri.

Disamping itu, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 mengenai Kekuasaan


Kehakiman juga menyebutkan mengenai Pengadilan Khusus pada Pasal 27
ayat (1) berupa pengadilan Anak, pengadilan Niaga, Pengadilan Hak Asasi
Manusia, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pengadilan Hubungan Industrial
dan Pengadilan Perikanan yang berada di lingkungan Peradilan Umum, serta
pengadilan pajak yang berada di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara.

Pengadilan-pengadilan khusus tersebut nyatanya masih terdengar asing di


telinga masyarakat. Apalagi menyangkut kepailitan dan perselisihan antara
pengusaha dengan pekerjanya. Mencegah kekeliruan dalam mencari keadilan,
tentunya harus diberikan pemahaman sepintas mengenai pengadilan-
pengadilan khusus tersebut, terkhusus Pengadilan Niaga dan Hubungan
Industrial. Agar tidak salah sasaran, maka dibuatlah makalah dengan judul
“PENGADILAN NIAGA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL”

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu Pengadilan Niaga?
2. Apa dasar hukum Pengadilan Niaga?
3. Apa saja ruang lingkup Pengadilan Niaga?
4. Apa itu Hubungan Industrial?
5. Apa subjek dari Hubungan Industrial?
6. Apa saja ruang lingkup Hubungan Industrial?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :

1. Mengetahui apa itu Pengadilan Niaga,


2. Mengetahui dasar hukum Pengadilan Niaga,
3. Mengetahui ruang lingkup Pengadilan Niaga,
4. Mengetahui apa itu Hubungan Industrial,
5. Mengetahui subjek Hubungan Industrial, dan
6. Mengetahui ruang lingkup Hubungan Industrial.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengadilan Niaga
Dwi Rahayu (2019) berpendapat bahwa Pengadilan Niaga merupakan salah
satu lembaga peradilan yang khusus menangani sengketa perdata di bidang
usaha, khususnya yang berkaitan dengan perjanjian perdagangan dan kredit,
kepailitan dan likuidasi, persaingan usaha, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan dunia usaha1.
Sementara itu, Todung Mulya Lubis mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul Hukum Dagang Indonesia bahwa Pengadilan Niaga digambarkan
sebagai “pengadilan tingkat pertama yang berwenang khusus menyelesaikan
sengketa yang berkaitan dengan kegiatan usaha dan perdagangan”2.
Definisi pengadilan niaga menunjukkan bahwa lembaga peradilan ini
memainkan peran penting dalam menyelesaikan sengketa perdagangan dan
perdagangan untuk memberikan perlindungan hukum bagi semua pihak yang
terlibat.

B. Dasar Hukum Pengadilan Niaga


Terkait dengan dasar hukumnya, Pengadilan Niaga ini pertama kali dibentuk
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berdasarkan Pasal 281 Perpu Nomor 1
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan. 3
Merujuk pada Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman bahwasanya
Pengadilan Niaga ini adalah pengadilan khusus dalam system peradilan
Indonesia yang ada dalam lingkungan Pengadilan Negeri.
Dalam perkembangannya, Pengadilan Niaga ini kemudian diatur dalam
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang karena melihat banyaknya kasus pailit dan
hutang karena krisis moneter di Indonesia kala itu. Hal ini berbeda dengan

1
Dewi Rahayu Wijayanti, Penyelesaian Sengketa Bisnis di Pengadilan Niaga, Journal of Legal
Dynamics, 2019
2
Todung Mulya Lubis, Hukum Dagang Indonesia, 2018
3
Direktorat Jendral Badan Peradilan Umum, 2022, Pengadilan Niaga di Indonesia hlm. 2

3
Pengadilan Khusus lain yang berada dibawah lingkungan peradilan umum
seperti Pengadilan Tipikor, Pengadilan Anak, Pengadilan HAM dan
Pengadilan Industrial.4
C. Ruang Lingkup Peradilan Niaga
Pengadilan Niaga bertugas dan berwenang mengadili juga memutus
permohonan pailit dengan penangguhan pembayaran. diluar itu, bertanggung
jawab untuk merundingkan dan memutuskan hal-hal lain yang berkaitan
dengan perdagangan, yang penerapannya dilaksanakan sesuai pada peraturan
pemerintah.5 Kekuasaan pengadilan perdangangan karena dengan
diberlakukannya Undang-Undang (HKI), dengan merujuk pengadilan niaga
sebagai lembaga yang bertugas memutus pelanggaran hukum yang muncul
dari undang-undang.

Pengadilan niaga berwenang mengadili segala tuntutan pailit dan PKPU


juga bertugas mengadili hal-hal yang telah ditentukan undang-undang.
Sekurang-kurangnya terdapat enam wilayah dominan yang harus diperluas
yurisdiksi penuh pengadilan niaga, yakni :

1. Perbankan
Bank mempunyai hubungan yang tak terlepaskan dengan sebuah
keperluan masyarakat. Permasalahan di dunia perbankan tidak
hanya terkait dengan peraturan kepailitan dan tidak dapat
dijelaskan secara langsung. Padahal, putusan-putusan yang
diberikan dari Pengadilan Niaga kepada Mahkamah Agung telah
mengatur konsep utang dengan interpretasi yang berbeda-beda.
Selain itu, peraturan mengenai kepailitan tidak memiliki definisi
atas suatu perbuatan kejahatan, sehingga dalam praktiknya terdapat
dua jenis pertimbangan hukum.
2. Asuransi

4
Herwasti dan Putri, 2020, Hukum Acara Peradilan Niaga : Mengupas Sengketa Kepailitan, PKPU,
dan Kekayaan Intelektual hlm. 4
5
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Profil Mahkamah Agung Republik Indonesia.

4
Badan penyelesaian sengketa sangat dibutuhkan oleh industri
asuransi karena para pihak yang bersengketa cenderung melihat
pengadilan niaga merupakan sebuah lembaga dengan semboyan
murah, cepat dan nyaman untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Di sektor pasar modal, masa kini terdapat Lembaga Arbitrase
(BAPMI) Pasar modal indonesia, ialah merupakan lembaga dengan
visi misi menjamin penyelesaian sengketa opsi kedua yang tepat
waktu, transparan, independen dan adil di bidang ini.
3. Perseroan6
Perseroan adalah balah satu bagian BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas (PT) yang berkonsekuensi hukum sebagai badan
hukum dengan adanya pemisahan kekayaan7.
4. HAKI
Yurisdiksi absolut juga mencakup yurisdiksi atas sengketa merek
dagang juga paten. urusan yang bisa diperiksa oleh pengadilan
niaga yakni ialah desain industri juga desain sirkuit terpadu..8
5. Perkapalan yang diatur oleh KUH dagang.

D. Hubungan Industrial
Pengertian mengenai hubungan industrial secara luas merupakan seperangkat
aturan tertentu yang mengatur hak serta kewajiban para pihak di dalam proses
pembuatan suatu komoditas industri9. Hubungan tersebut melibatkan pihak
pekerja juga pengusaha dengan pemerintah yang berperan sebagai team dari
pembuatan regulasi dengan memperantarai akan sebuah kepentingan dalam
melakukan sebuah binaan ekonomi nasional.10

6
Muhammad Andriansyah, 2014, Pembatalan Putusan Arbitrase Nasional Oleh Pengadilan
Negeri, Jurnal Cita Hukum, Vol. 1, No. 2, hlm. 332
7
Khairandy, R, 2013, Karakter Hukum Perusahaan Perseroan dan Status Hukum Kekayaan yang
Dimilikinya. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, hlm. 82
8
Meita Djohan OE, 2019, Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Pengadilan Niaga, Jurnal Pranata
Hukum, Vol. 14, No. 1, hlm. 76
9
Idris, F. (2018). Dinamika Hubungan Industrial. Deepublish. hlm. 3
10
Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik). Deepublish. hlm3

5
Dr. Indra Afrita membuat perincian bahwasanya hubungan industrial itu
meliputi pembentukan perjanjian kerja, kewajiban para pekerja maupun buruh
untuk melakukan pekerjaannya untuk memenuhi keingian pengusaha atas
pekerjaan pegawai maupun buruh, seorang pengusaha harus memenuhi sebuah
kewajiaban untuk memberikan gaji sebagai hak pegawai atau buruh dengan
sebuah gaji, selesainya hubungan industri, dengan bagaimana membereskan
sebuah perselisihan diantara kedua belah pihak bersangkutan dengan cara
sebaik-baiknya.11

Dalam hal hubungan industrial ini, menurut Riyanto (2014: 83) melibatkan
pekerja ataupun buruh serta pengusaha dan pemerintah yang berperan sebagai
pihak regulator untuk menghubungkan dan berkepentingan untuk pembinaan
ekonomi nasional. Sebab, hubungan industrial ini sangat penting apalagi
diibarakan suatu negara tidak akan maju secara ekonomi tanpa melakukan
pembinaan terlebih dahulu pada system industrian antara pekerja/buruh
dengan pengusaha. 12

Dilihat dari berbagai pengertian mengenai hubungan industrial, maka


dapat disimpulkan bahwa maksud dari sebuah hubungan industrial ialah
hubungan anatara pemerintah, pengusaha, dan pegawai dengan mencakup
kepentingan atas suatu proses industry barang ataupun jasa di lingkungan
perusahaan guna mewujudkan system hukum industrial yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

E. Subjek Hubungan Industrial


Dalam definisi hubungan industrial diatas telah dijelaskan bahwa
hubungan ini menyangkut tiga actor penting, yaitu pemerintah, pengusaha, dan
pekerja/buruh. Sebagai subjek pelaku hubungan industrial, ketiganya memiliki
perannya masing-masing.

1. Pemerintah
11
Indra Afrita, S. H. (2021). Hukum Ketenagakerjaan dan Penyelesaian Sengketa Hubungan
Industrial di Indonesia. Absolute Media hlm. 19
12
Nasution, B. J. (2015). Fungsi Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja Dalam Hubungan Industrial
Pancasila. INOVATIF| Jurnal Ilmu Hukum, hlm. 1

6
Sebuah Lembaga pemerintah dan badan swasta khusus dijadikan
oleh pengusaha juga pegawai yang berhubungan juga
pekerja/buruh, perusahaan, dan hubungan keduanya13.
2. Pengusaha
Peran pengusaha ialah untuk membentuk asosiasi,
mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan
mendukung pekerja/karyawan secara terbuka, demokratis dan
adil.14. Pengusaha juga tidak berhak untuk membatasi para
pekerjanya untuk menjadi pengurus maupun anggota serikat
pekerja pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perlakuan terhadap
pekerja tidak boleh dinilai semata-mata atas dasar kepentingan
industri semata, melainkan dianggap sebagai upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia.15
3. Pekerja atau Buruh
Baik pekerja maupun buruh, keduanya berhak untuk mendapatkan
upah yang layak sesuai bagaimana ia bekerja dan kondisi pekerjaan
yang baik dari manajemen. Pekerja dan buruh diwajibkan untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik, dan baik itu pengusaha
maupun pemerintah mewajibkan memberikan hak-hak
pekerja/buruh sebagaimana semestinya.

F. Ruang Lingkup Hubungan Industrial


Ruang lingkup hubungan industrial menurut Heidjrahman yang menekankan
bahwa industrial terbagi menjadi dua bagian, yaitu masalah man power
marketing dan masalah man power management yang hakekatnya akan selalu
mengulas mengenai syarat kerja dengan segala kerja dan berbagai

13
Riyanto, A., Eriyatno, B. P., & Maulana, A. (2014). Perancangan Model Integrasi Manajemen
Kebijakan Outsourcing dalam Perspektif Hubungan Industrial. Jurnal Manajemen Teknologi hlm.
83
14
Sastrohadiwiryo, S., & Syuhada, A. H. (2021). Manajemen tenaga kerja Indonesia. Bumi aksara,
hlm. 7
15
Fadly Irmawan, “Human Capital Management, Manajemen Sumber Daya Manusia,” Reports 3,
no. 331 (2020).

7
permasalahan serta pemecahannya. Proses ini akan muncul ketika pekerja
maupun buruh menyanggupi perjanjian dengan perusahaan.

Realitas dari diberlakukan dan pemecahannya diterapkan secara individu


yang mengait personal management, sebab hanya menyangkut pekerja/buruh
secara individu (perorangan), maka dari itu penanganannya pun sebatas
mengikutsertakan mereka yang bersangkutan dengan perusahaan saja.

Selain dalam batasan individu, hal-hal diatas dapat juga dilakukan secara
berkelompok dengan perantara dari organisasi pekerja/buruh. Kelompok-
kelompok tersebut akan menjadi wakil pelaksanaan syarat-syarat kerja,
Misalnya, organisasi karyawan dipercaya untuk mematuhi persyaratan hukum
ketenagakerjaan dan menyelesaikan masalah hukum ketenagakerjaan.
Akibatnya, pekerja harus menerima kondisi kerja dan memberikan solusi atas
masalah mereka kepada serikat pekerja/karyawan, terutama yang berkaitan
dengan perekrutan, pengembangan, remunerasi, integrasi, dan retensi
pekerja.16.

Sedang menurut Agus Guntur dalam buku Luis Marnisah, ruang lingkup
hubungan industrial itu terbagi menjadi tiga macam :

1. Ruang Lingkup Cakupan


Pada dasarnya, hubungan industrial ini meliputi seluruh tempat
pekerja/buruh itu bekerjasama dengan pengusaha atau atasannya
sebagaimana tertera dalam perjanjian kerja meliputi gaji, perintah, dan
pekerjaan untuk mencapai tujuan usaha.
2. Ruang Lingkup Fungsi
Pemerintah dalam ruang lingkup ini memiliki peran dalam menetapkan
kebijakan, memberikan pelayanan, melakukan pengawasan, serta
menindak pekerja/buruh yang melakukan pelanggaran terhadap
perjanjian kerja maupun peraturan ketenagakerjaan. Pihak pengusaha
maupun majikan dalam hal ini mempunyai kedudukan untuk
16
Ahmad Hunaeni Zulkarnaen, Masalah Rawan Dalam Hubungan Industrial dan Konsep Negara
Kesejahteraan Indonesia, 2016, hlm. 810-813

8
melahirkan kemitraan, mengembangkan usaha, memperlebar lapangan
pekerjaan, dan memberikan kesejahteraan pada pekerja/buruh didasari
oleh nilai-nilai Pancasila. Sementara pihak pekerja/buruh melakukan
pekerjaannya, mengasah keterampilan dan keahlian, mengutarakan
saran dan masukan secara demokratis, dan juga memperjuangkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
3. Ruang Lingkup Masalah
Berisikan segala macam yang bertalian dengan pengusaha dan
pemerintah pada suatu hubungan kerja dengan pekerja/buruh, misalnya
syarat kerja, pengupahan, jaminan kerja, jam operasional, kesehatan dan
keselamatan kerja, jaminan sosial, organisasi ketenagakerjaan, dan lain
sebagainya.17

17
Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik). Deepublish. hlm
8-9

9
BAB III
PENUTUP
Pengadilan Niaga merupakan tempat bagi para pencari keadilan dalam
perkara kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran piutang, HAKI, dan
sengketa perniagaan lainnya dibawah kekuasaan Pengadilan Umum. Dasar hukum
diadakannya Pengadilan Niaga terdapat dalam Undang-Undang No. 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Adapun
ruang lingkup Pengadilan Niaga hanya terbatas pada Perbankan, Lembaga
Asuransi, Perseroan, HAKI, dan Perkapalan sebagaimana diatur dalam KUHD.

Hubungan Industrial didefinisikan sebagai hubungan antara pemerintah,


pengusaha, dan pekerja/buruh yang mencakup kepentingan atas suatu proses
industry di lingkungan perusahaan guna mewujudkan system hukum industrial
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pelaku ataupun subjek dalam
hubungan industrial ini ada 3, yakni pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh.
Sementara, ruang lingkup dari hubungan industrial ini terbagi menjadi 3, ruang
lingkup cakupan, ruang lingkup fungsi, dan ruang lingkup masalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afrita, Indra S. H. (2021). Hukum Ketenagakerjaan dan Penyelesaian Sengketa


Hubungan Industrial di Indonesia. Absolute Media.
Andriansyah, Muhammad. (2014). Pembatalan Putusan Arbitrase Nasional Oleh
Pengadilan Negeri, Jurnal Cita Hukum, Vol. 1, No. 2.
Direktorat Jendral Badan Peradilan Umum. (2022). Pengadilan Niaga di
Indonesia.
Djohan, Meita OE. (2019). Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Pengadilan
Niaga, Jurnal Pranata Hukum, Vol. 14.
Herwasti dan Putri, Nur H. (2020). Hukum Acara Peradilan Niaga : Mengupas
Sengketa Kepailitan, PKPU, dan Kekayaan Intelektual.
Idris, F. (2018). Dinamika Hubungan Industrial. Deepublish.
Irmawan, Fadly. (2020). “Human Capital Management, Manajemen Sumber Daya
Manusia,” Reports 3, no. 331.
Khairandy, R. (2013). Karakter Hukum Perusahaan Perseroan dan Status Hukum
Kekayaan yang Dimilikinya. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 20(1), 81-97.
Lubis, Todung Mulya. (2018). Hukum Dagang Indonesia.
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Marnisah, L. (2019). Hubungan Industrial dan Kompensasi (Teori dan Praktik).
Deepublish.
Nasution, B. J. (2015). Fungsi Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja Dalam
Hubungan Industrial Pancasila. INOVATIF| Jurnal Ilmu Hukum, 8(1)..
Riyanto, A., Eriyatno, B. P., & Maulana, A. (2014). Perancangan Model
Integrasi Manajemen Kebijakan Outsourcing dalam Perspektif Hubungan
Industrial. Jurnal Manajemen Teknologi, 13(1), 101-116.
Sastrohadiwiryo, S., & Syuhada, A. H. (2021). Manajemen tenaga kerja
Indonesia. Bumi aksara.
Zulkarnaen, Ahmad Hunaeni (2016). Masalah Rawan Dalam Hubungan
Industrial dan Konsep Negara Kesejahteraan Indonesia.
Wijayanti, Dewi Rahayu. (2019). Penyelesaian Sengketa Bisnis di Pengadilan
Niaga, Journal of Legal Dynamics.

11
12

Anda mungkin juga menyukai