Anda di halaman 1dari 14

JURNAL MENTARI PUBLIKA

Volume 02, No 02 (2022)


e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

Pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna


Air Irigasi (P3-TGAI) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Petani

Lalu Hanis Burhanudin1, Muhammad Atha’ Iqbal2, Salmi Yuniar Bahri3


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Muhammadiyah Selong
Email: burhanuddin229@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui dampak dari pelaksanaan Program


Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dalam meningkatkan
kesejahteraan petani Studi Kasus Pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
“Saling Bantu” di Kelurahan Denggen Kecamatan Selong Lombok Timur.Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisis
data yang digunakan adalah Miles, Huberman & Saldana (2014). Hasil penelitian
ini adalah dampak Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
TGAI) dalam meningkatkan kesejahteraan petani dalam penguatan kelembagaan
sampai saat ini sudah dapat dikatakan baik, karena memang penguatan
kelembagaan yang dilakukan oleh perkumpulan petani memang rutin dilakukan
setiap bulan untuk mengetahui kendala dan memberi sosialisasi kepada kelompok
tani di Kelurahan Denggen tentang pertanian. Akses sumber daya yang ada di
Kelurahan Denggen sudah cukup naik, kegiatan yang dilakukan seperti pemberian
bibit dan pupuk yang dilakukan. Namun kekurangan dari kelompok tani Kelurahan
Denggen adalah kurangnya alat pertanian. Peningkatan pendapatan petani juga
tidak meningkat secara signifikan, peningkatan pendapatan petani hanya kepada
pemberian pupuk,bibit serta alat pertanian lainnya. Akan tetapi masih terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi. Baik inti Faktor pendukung da nfaktor
penghambat.

Kata Kunci : P3-TGAI, Perkumpulan Petani, Kesejahteraan Petani

PENDAHULUAN termuat dalam program nawa cita ke


Program Percepatan Peningkatan tujuh melalui pemberdayaan
Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) masyarakat petani dalam perbaikan
dilaksanakan untuk mendukung jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan
kedaulatan pangan nasional sebagai irigasi dan peningkatan jaringan irigasi
perwujudan kemandirian ekonomi secara partisipatif di wilayah
dengan menggerakan sektor strategis pedesaan.Perbaikan jaringan irigasi,
ekonomi domestik sebagaimana rehabilitasi jaringan irigasi dan

283
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

peningkatan jaringan irigasi dapat pengelolaan sumber daya air


dilakukan secara partisipatif. Konsep diselenggarakan secara demokratis
partisipatif merupakan bagian dari dengan pelibatan semua yang
pemberdayaan masyarakat petani berkepentingan dalam wadah
secara terencana dan sistematis untuk koordinasi. 5. Implementasi kebijakan
meningkatkan kinerja pengelolaan dilaksanakan oleh badan pengelola yang
jaringan irigasi. Proses pemberdayaan mandiri, profesional, dan akuntabel. 7
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan 6. Masyarakat dan semua unsur pihak
konstruksi, pengawasan, dan yang berkepentingan dilibatkan dalam
pengelolaan jaringan irigasi dengan keseluruhan proses perencanaan,
melibatkan peran serta masyarakat pengambilan keputusan kebijakan
sebagai pelaksana kegiatan. (Peraturan pengelolaan dan pelaksaan
Menteri Pekerjaan Umum Dan pembangunan. 7. Biaya pengelolaan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia sumber daya air ditanggung bersama
Nomor 24/Prt/M/2017 Tentang oleh penerima manfaat melalui
Pedoman Umum Program Percepatan penerapan prinsip pembayaran
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi). penggunaan air dan prinsip pembayaran
Melaksanakan, memantau dan polusi atas dasar sistem subsidi silang
mengevaluasi kegiatan konservasi menurut norma kelayakan umum. 8.
sumber daya air, pendayagunaan Revormasi kebijakan suber daya air
sumber daya air, dan pengendalian mencakup kebijakan sumber daya air
daya rusak air sehingga pola (non irigasi) dan kebijakan irigasi.
pengelolaan sumber daya air Sehingga P3A memiliki wewenang dan
diselenggarakan berdasarkan beberapa tanggung jawab dalam pengelolaan
kaidah sebagai berikut: 1. Pengelolaan irigasi di petak tersier dan berpartisipasi
sumber daya air didasarkan pada kaidah dalam jaringan sekunder dan primer
satu sungai, satu rencana induk, dan sehingga P3A harus memberikan
satu manajemen terkoordinasi dengan kontribusi dalam pengelolaan irigasi
menggunakan pendekatan wilayah yang telah menjadi wewenangnya dan
sungai sebagai kesatuan wilayah mampu melaksanakan tugas dan
pengelolaan. 2. Untuk terselenggaranya kewajiban dalam pemeliharaan jaringan
pengelolaan sumber daya air secara irigasi. Kelembagaan P3A diharapkan
berkelanjutan maka upaya mampu melakukan pengembangan dan
pendayagunaan sumber daya air harus pengelolaan suatu sistem irigasi dengan
diimbangi dengan upaya konservasi baik dan berkelanjutan dan mampu
yang memadai. 3. Proses penyusunan meningkatkan produktivitas dan
rencana induk diselenggrakan melalui produksi pertanian.
pelibatan peran seluas-luasnya semua Perkumpulan Petani Pemakai Air
unsur pihak yang berkepentingan. 4. (P3A) “Saling Bantu” merupakan
Penetapan kebijakan oprasional kelompok petani yang mendapatkan

284
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

manfaat dari program P3-TGAI yang dilaksanakan pada daerah irigasi kecil
diluncurkan oleh pemerintah terkait. dengan luas kurang dari 150 (seratus
Akan tetapi berdasarkan pengamatan lima puluh) ha dan/atau irigasi desa
penulis bahwa pengelolaan irigasi atau jaringan irigasi tersier pada daerah
tersebut belum optimal karena masih irigasi kewenangan Pemerintah Pusat,
banyak petani yang kekurangan air Pemerintah Daerah Provinsi, dan
pada saat tanam tiba, terutama petani Pemerintah Daerah Kabupaten/
yang memiliki sawah jauh dari aliran kota.dengan urutan prioritas: a. irigasi
irigasi dan harus menunggu giliran permukaan; b. irigasi rawa (pasang
untuk mendapatkan air. Banyak petani surut dan lebak); c. irigasi air tanah; d.
lain yang berlaku curang untuk irigasi pompa; atau e. irigasi
mendapatkan air misalnya dengan tambak.Urutan prioritas sebagaimana
menutup saluran air milik petani lain dimaksud di atas, diberikan sesuai
untuk mengairi sawahnya sendiri, dengan kondisi pada masing-masing
pembagian air harusdilakukan dengan desa calon penerima P3-TGAI. Proses
baik, karena masih ada beberapa petani pemberdayaan dimulai dari
yang tidak sepenuhnya mendapatkan perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
hak air secara menyeluruh. Mereka pengawasan, dan pengelolaan jaringan
harus menunggu air dari atas untuk irigasi dengan melibatkan peran serta
mengalirkan air ke sawahnya. masyarakat melalui Perkumpulan Petani
Program Percepatan Peningkatan Pemakai Air (P3A) yang mengelola atau
Tata Guna Air Irigasi merupakan salah memelihara jaringan irigasi tersier
satu program pemerintah pusat sesuai dalam penyediaan dan pengelolaan air
berdasarkan Peraturan Menteri irigasi untuk pertanian sebagai
Pekerjaan Umum Dan Perumahan pelaksana kegiatan.
Rakyat Republik Indonesia Nomor program P3-TGAI bertujuanuntuk
24/Prt/M/2017 Tentang Pedoman meningkatkan partisipasi masyarakat
Umum Program Percepatan petani dalam tata kelola air irigasi serta
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi. P3- melakukan pemberdayaan masyarakat
TGAI adalah program perbaikan, petani melalui kegiatan peningkatan
rehabilitasi atau peningkatan jaringan jaringan irigasi kecil. Sedangkan tujuan
irigasi dengan berbasis peran serta dari kegiatan ini adalah meningkatkan
masyarakat petani yang dilaksanakan kinerja layanan irigasi kecil, irigasi desa
oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, dan irigasi tersier dengan luas Daerah
Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Irigasi Kurang dari 150 Ha. Prinsip
Air atau Induk Perkumpulan Petani dalam penerapan program P3-TGAI
Pemakai Air.Pelaksanaan kegiatan P3- yakni adanya partisipatif, transparansi,
TGAI yang berupa perbaikan jaringan Akuntabilitas, dan Berkesinambungan.
irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan Program Percepatan Peningkatan
peningkatan jaringan irigasi Tata Guna Air Irigasi merupakan salah

285
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

satu program yang berdasar pada Irigasi Kurang dari 150 Ha. Prinsip
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan pelaksanaan P3-TGAI harus
Perumahan Rakyat Republik Indonesia berdasarkan pada prinsip Partisipatif,
Nomor 24/Prt/M/2017 tentang Transparansi, Akuntabilitas, dan
Pedoman Umum Program Percepatan Berkesinambungan.
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi. Dalam penerapan program
Pelaksanaan kegiatan P3-TGAI yang Percepatan Peningkatan Tata Guna Air
berupa perbaikan jaringan irigasi, Irigasi perlu memperhatikan prinsip
rehabilitasi jaringan irigasi dan partisipasi dimana para petani dalam
peningkatan jaringan irigasi menegelola sistem irigasi yang
dilaksanakan pada daerah irigasi kecil diwujudkan mulai dari perencanaan
dengan luas kurang dari 150 (seratus sampai dengan evaluasi memerlukan
lima puluh) ha dan/atau irigasi desa keteribatan semua pihak baik secara
atau jaringan irigasi tersier pada daerah pemikiran, gagasan, waktu, tenaga,
irigasi kewenangan Pemerintah Pusat, material dandana. Transparansi juga
Pemerintah Daerah Provinsi, dan sangat dibutuhkan dimana transparansi
Pemerintah Daerah Kabupaten/ diartikan sebuah keterbukaan yang
kota.dengan urutan prioritas: a. irigasi dilakukan oleh seluruh anggota
permukaan; b. irigasi rawa (pasang masyarakat yang terlibat didalamnya.
surut dan lebak); c. irigasi air tanah; d. Akuntabilitas, dimana suatu program
irigasi pompa; atau e. irigasi tambak. dan kegiatan dilaksanakan dengan
Program P3-TGAI dilaksanakan untuk penuh tanggungjawab dalam hal
melakukan perbaikan jaringan irigasi, efektifitas dan efesiensi waktu dan
rehabilitasi jaringan irigasi dan penganggaran. Berkesinambungan,
peningkatan jaringan irigasi dengan dimana hasil dari program dan yang
melibatkan partisipasi aktif masyarakat didanai dapat memberikan manfaat
petani adalah merupakan bagian dari langsung kepada masyarakat secara
pemberdayaan masyarakat petani berkelanjutan sehingga dapat
secara terencana dan sistematis untuk dilanjutkan dan dikembangkan secara
meningkatkan kinerja pengelolaan mandiri. OlehP3A/GP3A/IP3A.
jaringan irigasi.Maksud dari program Menurut Pramulia (2014), bahwa
P3-TGAI adalah meningkatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
partisipasi masyarakat petani dalam adalah kelembagaan yang ditumbuhkan
tata kelola air irigasi serta melakukan oleh petani yang mendapat manfaat
pemberdayaan masyarakat petani secaralangsung dari pengelolaan air
melalui kegiatan peningkatan jaringan pada jaringan irigasi, air permukaan,
irigasi kecil. Sedangkan tujuan dari embung/dam parit dan air tanah,
kegiatan ini adalah meningkatkan termasuk kelembagaan kelompok tani
kinerja layanan irigasi kecil, irigasi desa ternak, perkebunan, dan hortikultura
dan irigasi tersier dengan luas Daerah yang memanfaatkan air irigasi/air tanah

286
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

dangkal/air permukaan dan air hasil pemberdayaan peningkatan fungsi


konservasi/embung. Peranan dalam pertanian untuk mencapai tingkat
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) kesejahteraan rakyat secara
memiliki arti: (1). Berperan sebagai, menyeluruh. Untuk mewujudkan tingkat
(2). Melakukan tindakan atau bertindak kesejahteraan masyarakat sudah
dengan giat, (3). Tindakan yang seharusnya dilakukan upaya – upaya
dilakukan oleh seseorang dalam suatu dalam rangka pembangunan
peristiwa. Peranan adalah suatu pertanian.Menurut Tuhana (2014) ada
kompleks harapan manusia terhadap beberapa hal yang dilakukan berkaitan
individu harus bersikap dan berbuat dengan Program dalam meningkatkan
dalam situasi tertentu berdasarkan Kesejahteraan Petani, baik mencakup
status dan fungsi sosialnya. Peran tujuan, pelaksanaan program guna
dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi memfasilitasi peningkatan pendapatan
yang dibawakan seseorang ketika petani melalui pemberdayaan,
menduduki jabatan tertentu, seseorang peningkatan akses terhadap
dapat memainkan fungsinya karena sumberdaya usaha pertanian,
posisi yang didudukinya tersebut. pengembangan kelembagaan dan
Menurut Himawan (2004) peran dalam perlindungan terhadap petani.Sasaran
suatu lembaga berkaitan dengan tugas yang ingin dicapai dalam meningkatkan
dan fungsi, yaitu dua hal yang tidak kesejahteraan petani adalah: a)
dapat dipisahkan dalam pelaksanaan Semakin kokohnya kelembagaan
pekerjaan oleh seseorang atau petani, Peningkatan akan peran dari
lembaga. Tugas merupakan lembaga-lembaga kelompok atau
seperangkat bidang pekerjaan yang perkumpulan petani yang dibentuk oleh
harus dikerjakan dan melekat pada pemerintah atau petani itu sendiri untuk
seseorang atau lembaga sesuai dengan membantu petani dalam mengakses
fungsi yang dimilikinya.Fungsi lembaga segala kebutuhan pertanian mereka; b)
atau institusi disusun sebagai pedoman meningkatnya akses petani terhadap
atau haluan bagi organisasi tersebut sumber daya produktif, Akses petani
dalam melaksanakan kegiatan dan harus diperluas dalam mendapatkan
mencapai tujuan organisasi. akses untuk pemenuhan terhadap
Khusus pada sektor pertanian, sumber daya produktif dalam
dimana sektor pertanian memiliki peran meningkatkan kualitas dan
yang sangat penting dalam mempermudah petani menjual atau
pembangunan ekonomi di Indonesia. mendistribusikan hasil pertanian; dan c)
Terlebih jika dikaitkan dengan kondisi meningkatkan pendapatan petani,
masyarakat indonesia yang mayoritas Peningkatan pendapatan petani harus
bermata pencahrian sebagai petani. menjadi prioritas utama , dan untuk
Sudah seharusnya pembangunan mewujudkan harus ada dukungan
Indonesia dapat difokuskan pada penuh oleh pemerintah dan juga semua

287
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

pihak untuk memberikan akses dan dan sekunder dengan teknik


kebutuhan yang menjadi kebutuhan pengumpulan data melalui observasi,
mereka sehingga hasil pertanian wawancara dan dokumentasi.
tersebut dapat meningkatkan
Hasil dan Pembahasan
pendapatan dan kesejahteraannya.
Kesejateraan petani atau kesejateraan Dampak pelaksanaan Program
masyarakat dapat terwujud apabila ada Percepatan Peningkatan Tata Guna
upaya untuk memenuhi kebutuhan Air Irigasi (P3-TGAI) dalam
jaminan jasmani dan rohani. meningkatkan kesejahteraan
Keseimbangan antara kebutuhan petani pada Perkumpulan Petani
jasmani dan rohani atau keselarasan Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu”
antara keduanyalah yang dinamakan Kelurahan Denggen
kesejahteraan. Pencapaian kebutuhan Hasil penelitian tentang dampak
jasmani dapat diukur mempergunakan Program Percepatan Peningkatan Tata
tolak ukur kebendaan, dimana masing- Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dalam
masing individu mempunyai ukuran meningkatkan kesejahteraan petani
yang berbeda sesuai dengan pada Perkumpulan Petani Pemakai Air
kemampuannya. Ada yang secara (P3A) “Saling Bantu” Kelurahan
materi dapat mencapai tingkat sangat Denggen ini adalah sebagai berikut :
tinggi jika diukur berdasarkan
Semakin kokohnya kelembagaan
kebutuhan fisik minimum, namun ada
petani
pula yang berada di bawah garis ukuran
minimum. Sehubungan dengan semakin
kokohnya kelembagaan petani, secara
METODE PENELITIAN makro berdasarkan hasil penelitian
diketahui perkembangan sektor
Penelitian ini menggunakan
pertanian di Kelurahan Denggen
pendekatan kualitatif dengan jenis
menjadi salah satu penentu
penelitian deskriptif. Analisis data yang
pembangunan ekonomi yang ada di
digunakan adalah Miles, Huberman&
seputaran Kelurahan Denggen.
Saldana (2014).Penelitian ini didasari
Diketahui keberhasilan pembangunan
oleh perhatian peneliti tentang dampak
pertanian ditentukan oleh keberhasilan
pelaksanaan Program Percepatan
tumbuhnya lingkungan komoditas
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
pertanian tanaman pangan,
TGAI) dalam meningkatkan
holtikultura, perkebunan, perikanan,
kesehateraan petani pada perkumpulan
dan peternakan yang masih kental
petani pemakai air (P3A) “Saling Bantu”
dalam kehidupan masyarakat di
di Kelurahan Denggen Kecamatan
Kelurahan Denggen. Melihat letak
Selong Lombok timur. Sumber data
wilayah di Kelurahan Denggen tepatnya
penelitian adalah sumber data primer
di wilayah kerja Perkumpulan Petani

288
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu”, lebih baik dan kalo ada cara penamanan
dimana luas area sawah mencapai yang baru atau yang lebih efektif
hampit ± 500 Ha produktif, yang artinya biasanya juga disampaikan agar petani
sawah tersebut diairi oleh air irigasi, lebih baik lagi.” (Wawancara pada
dengan adanya program P3TGAI ini tanggal 26 Juni 2021)
banyak sekali manfaat yang di rasakan
Dengan melihat realisasi yang
oleh para petani khususnya di wilayah
dilakukan sampai pada akhir tahun
Perkumpulan PetaniPemakai Air (P3A)
program dapat terpenuhi dari harapan.
“Saling Bantu”, dimana saluran tersier
Pembinaan kepada pengelola dan
sudah tertata dengan rapi.masyarakat
pemanfaat air irigasi penting dalam
menikmati manfaat bantuan secara
rangka melestarikan keberadaan irigasi
langsung khususnya Perkumpulan
yang ada, serta menumbuh
Petani Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu”
kembangkan partisipasi masyarakat
Kelurahan Denggen, turut serta dalam
secara berkesinambungan dengan
membantu pemerintah untuk
harapan selalu ada kerja sama antara
melaksanakan kegiatan pengelolaan
Pemeritahdengan pengelola dan
dan pemeliharaan jaringan irigasi, agar
pemanfaat, sehingga yang telah ada
optimal serta meningkatkan
dapat selalu dimanfaatkan serta
produktivitas. Dimana dengan di
terpelihara dengan baik.Dengan
bangunnya jaringan irigasi ini sangat
terbentuknya lembaga P3A khususnya
membantu kebutuhan air bagi petani,
di Kelurahan Denggen diharapkan
karena kebocoran air akibat rembesan
pengadaan air irigasi terutama dalam
membatu ketersediaan air yang cukup
pertanaman padi dapat mendukung
bagi petani, selain itu dengan adanya
peningkatan hasil produksi pangan
program P3TGAI ini juga tercipta
petani. Maka dari itu pihak Dinas PU
adanya pemberdayaan bagi petani, di
atau pemerintah mengupayakan air
saat pendemi ini.
irigasi ini salah satunya dengan cara
Sesuai hasil wawancara yang membentuk lembaga Perkumpulan
dilakukan oleh peneliti, narsum atas Petani Pemakai Air (P3A) sebagai
nama Bapak H. Kamarudin menegaskan pengelola dan pemelihara jaringan
bahwa: “Penguatan kelembagaan irigasi tersier yang mencari solusi
petani di Kelurahan Denggen sudah secara mandiri terhadap permasalahan-
dilakukan pak, malah menjadi kegiatan permasalahan air irigasi dalam tingkat
rutin yang dilakukan disini biasanya usaha tani.
satu bulan sekali pasti ada kegiatan
penguatan kelembagaan
penguatan kelembagaan dari pihak
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
terkait. Biasanya pemberian sosialisasi
“Saling Bantu” di keluragan denggen
kepada masyarakat khususnya petani
sampai saat ini sudah dapat dikatakan
bagaimana pengolahan hasil panen agar
baik, karena memang penguatan

289
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

kelembagaan yang dilakukan oleh data-data hasil penelitian di lapangan


penyuluh pertanian lapangan memang maka peneliti menarik kesimpulan
rutin dilakukan setiap bulan untuk bahwa untuk akses sumber daya yang
mengetahui kendala dan memberi ada di Kelurahan Denggen Pemerintah
sosialisasi kepada kelompok tani di sudah cukup naik, kegiatan yang
Kelurahan Denggen tentang pertanian, dilakukan seperti pemberian bibit dan
walaupun dari Dinas Terkait tidak pupuk yang dilakukan. Namun
melakukan dengan rutin namun kekurangan dari kelompok tani
biasanya dalam enam bulan sekali pihak Kelurahan Denggen adalah kurangnya
pemerintah melakukan sosialisasi mesin perontok padi, kelompok tani
kepada petani untuk penguatan sudah mencoba membuat proposal
kelembagaan. namun sampai saat ini belum ada
bantuan dari pemerintah. Saat ini juga
Meningkatnya akses petani
jarang ada bantuan dari Dinas terkait
terhadap sumber daya produktif
karena kurangnya petani sekarang
pertanian merupakan sektor diakibatkan dengan tidaksuburnya
primer yang mendominasi aktivitas tanah dan pengaruh cuaca yang sering
perekonomian di Kelurahan Denggen. berubah-ubah sehingga banyak petani
Luasnya lahan pertanian dengan tanah yang takut untuk bertani.
yang subur membuat banyak
wawancara dilakukan pada
masyarakat yang berprofesi sebagai
tanggal 07 Juli 2021 dan didapat hasil
seorang petani. Namun, taraf hidup
wawancara sebagai berikut: “Untuk
petani di Kelurahan Denggen belum
masalah sumber daya produktif petani
maksimal.Oleh karena itu, peranan
memang jadi perhatian dari pemerintah
pemerintah sangat besar dalam
sejak dulu, pihak Pemerintah juga selalu
mendukung para petani khususnya
memberikan program yang dapat
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
meningkatkan kesejahteraan petani,
“Saling Bantu” Kelurahan Denggen.
begitu juga dengan kelompok tani yang
Sektor pertanian merupakan sektor
ada di Kelurahan Denggen ini, untuk
yang mempunyai peran penting dalam
meningkatkan akses petani dalam
pembangunan perekonomian. Tetapi
meningkatkan sumberdaya produktif
pada sektor ini pula kurangnya
adalah dengan penyuluhan tentang
perhatian dari pemerintah sehingga
pertanian, pemberian alat yang
para petani masih banyak yang
membantu petani dalam hasil panen,
termasuk golongan miskin. Padahal
memberi bantuan bibit dan pupuk. itu
sektor ini merupakan pembantu juga
semua adalah salah satu dari kegiatan
dalam hal tenaga kerja dan juga
yang dilakukan untuk meningkatkan
sebagian besar penduduk di Kelurahan
sumberdaya petani agar lebih baik.”
Denggen tergantung sektor ini untuk
(Wawancara pada tanggal 07 Juli 2021).
memenuhi kebutuhannya.Berdasarkan

290
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

Akses Petani Terhadap berubah-ubah sehingga banyak petani


Sumberdaya Produktif yang dilakukan yang takut untuk bertani.
pada Program Percepatan Peningkatan
Meningkatnya pendapatan petani
Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di
Kecamatan Selong khususnya di Kelurahan Denggen merupakan
Kelurahan Denggen wawancara wilayah yang mengandalkan pertanian
dilakukan pada tanggal 03 Juli 2021 sebagai pekerjaan utama penduduknya
didapat hasil wawancara sebagai dan sumber utama pendapatan
berikut : “Akses dari pemerintah sudah masyarakatnya. Sektor pertanian
ada, biasanya berupa bantuan bibit dan memegang peran penting bagi
pupuk serta alat bantu pertanian, kelanjutan sektor lainnya, selain itu
walaupun alat bantu pertanian belum pertanian juga merupakan sektor
bisa diberikan kepada seluruh penting dalam perolehan devisa melalui
kelompok. disini kelompok tani ada 09 ekspor hasil-hasil pertanian dan juga
kelompok. Ketika ada bantuan yang berperan penting dalam penyediaan
diperoleh dari permohonan yang bahan pangan.Selama ini masih
diminta barulah kita mulai bertani kurangnya penyuluhan yang dilakukan
namun untuk alat bantu msaih pada program P3-TGAI untuk
menggunakan alat yang ada secara meningkatkan kesejahteraan
bergantian..” (Wawancara pada masyarakat di Kelurahan Denggen.
tanggal: 03 Juli 2021) Selama ini petani hanya diberikan
bantuan dan penjelasan terkait dengan
Berdasarkan hasil wawancara
peningkatan kesejahteraan petani,
diatas dapat disimpulkan bahwa akses
seharusnya pihak dari pemerintah harus
sumber daya Produktif yang ada di
mampu memjadi fasilitator, mediator,
Kelurahan Denggen pada program P3-
motivator dan dinamisator agar
TGAI sudah cukup naik, kegiatan yang
pendampingan terhadap petani menjadi
dilakukan seperti pemberian bibit dan
lebih baik. Jadi untuk menciptakan
pupuk yang dilakukan. Namun
kesejahteraan petani yang diinginkan
kekurangan dari kelompok tani
perlu peran aktif dari setiap bagian di
Kelurahan Denggen adalah kurangnya
dalam pemerintah untuk mewujudkan
mesin perontok padi, kelompok tani
cita-cita tersebut. Kendala-kendala
sudah mencoba membuat proposal
yang dihadapi pada progarm P3-TGAI di
namun sampai saat ini belum ada
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
bantuan dari Pemerintah. Saat ini juga
“Saling Bantu” Kelurahan Denggen
jarang ada bantuan dari Dinas Terkait
Kabupaten Lombok Timur yaitu belum
karena kurangnya petani sekarang
teknisnya jaringan irigasi, masih
diakibatkan dengan tidak suburnya
kurangnya alat-alat pasca panen, masih
tanah dan pengaruh cuaca yang sering
rendahnya tingkat pengetahuan petani
dalam melaksanakan budidaya tanaman

291
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

padi sawah, tingkat keterampilan dan wawancara dilakukan pada tanggal 03


sikap petani dalam mengelola usaha Juli 2020 dan didapat hasil wawancara
taninya serta kurangnya dukungan atas sebagai berikut: “Kegiatan pemerintah
modal dan sarana produksi usaha dalam meningkatkan pendapatan petani
taniserta masih kurangnya pelatihan- selalu dilakukan, sesuai dengan tujuan
pelatihan pada petani seperti Sekolah pemerintah yang ingin
Lapang, dan kerjasama dengan Instansi mensejahterakan petani yang ada di
terkait seperti dari UPT BP3K, Badan daerah Lombok Timur ini, kegiatan yang
Ketahanan Pangan dan Lembaga dilakukan Pada program P3-TGAI lebih
lainnya. Pengelolaan pada sektor kepada mengurangi biaya yang
pertanian di Kelurahan Denggen dikeluarkan petani untuk bertani agar
Kecamatan Selong Kabupaten Lombok bisa mendapatkan penghasilan yang
Timur merupakan salah satu upaya lebih banyak. sehingga kesejahteraan
yang diarahkan agar dari pertanian ini juga menjadi lebih baik lagi.”
dapat meningkatkan kesejahteraan (Wawancara pada tanggal: 03 Juli
masyarakat petani. Dengan dukungan 2021)
yang baik dari pemerintah, masyarakat
Sejalan dengan hasil wawancara
yang menggantungkan hidupnya dari
yang disampaikan oleh Angga Rofi‟i,
bertani akan hidup semakin layak dan
SH, selaku Sekretaris Kelurahan
makmur. Perlu peran aktif dari setiap
tentang peningkatan pendapatan petani
bagian dari pemerintah untuk
yang dilakukan pada Program
mewujudkan cita-cita
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air
tersebut.Peningkatan pendapatan
Irigasi (P3-TGAI) di Kecamatan Selong
petani juga tidak meningkat secara
khususnya di Kelurahan Denggen
signifikan, peningkatan pendapatan
wawancara dilakukan pada tanggal 05
petani hanya kepada pemberian pupuk,
Juni 2021 di kantor Lurah dan didapat
bibit serta alat pertanian lainnya.
hasil wawancara sebagai berikut :
Pemberian bantuan tersebut dapat
“Kegiatan peningkatan penghasilan
mengurangi pengeluaran petani namun
petani selalu dibantu dan diperhatikan
masih belum bisa untuk meningkatkan
pada program P3-TGAI dan juga pihak
pendapatan secara signifikan.
Kelurahan, namun dalam menjalankan
Berdasarkan hasil wawancara kegiatan peningkatan penghasilan
yang peneliti lakukan pada Program tersebut kadang mengalami masalah,
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air karena dari pemerintah sudah
Irigasi (P3-TGAI) tentang peningkatan memberikan bantuan bibit dan juga
pendapatan petani di Kecamatan Selong pupuk. Namun karena sempat terjadi
khususnya di Kelurahan Denggen, kemarau panjang jadi hasil panen
wawancara dilakukan dengan Bapak petani berkurang nah hal seperti ini
Parjono, S.Sos selaku Lurah Denggen, tidak bisa kita hindari karena ini adalah

292
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

kendala alam.” (Wawancara pada pendapatan petani juga tidak


tanggal: 05 Juni 2021). meningkat secara signifikan,
peningkatan pendapatan petani hanya
Bapak Lalu Wiratno Selaku Ketua
kepada pemberian pupuk, bibit serta
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
alat pertanian lainnya. Pemberian
“Saling Bantu” Kelurahan Denggen
bantuan tersebut dapat mengurangi
tentang peningkatan pendapatan petani
pengeluaran petani namun masih belum
yang dilakukan pada Program
bisa untuk meningkatkan pendapatan
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air
secara signifikan.
Irigasi (P3- TGAI) di Kecamatan Selong
khususnya di Kelurahan Denggen Faktor Pendukung dan penghambat
wawancara dilakukan pada tanggal 09 dalam pelaksanaan program
Juni 2021 didapat hasil wawancara percepatan peningkatan Tata Guna
sebagai berikut : “Berbicara masalah Air Irigasi (P3-TGAI) dalam
pendapatan petani pihak pemerintah meningkatkan kesejateraan petani
memang memiliki tugas tersebut dan pada perkumpulan petani pemakai
sudah dilaksanakan, program air (P3A) “Saling Bantu” Kelurahan
pemerintah dalam meningkatkan Denggen
pendapatan petani yaitu dengan
Faktor pendukung Program
bantuan pupuk dan bibit yang diberikan
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air
kepada setiap kelompok tani, karena
Irigasi (P3-TGAI) dalam meningkatkan
dengan bantuan tersebut bisa
kesejahteraan petani pada
mengurangi pengeluaran petani dalam
perkumpulan petani di Kelurahan
mengeluarkan modal untuk kegiatan
Denggen yakni faktor pendukungnya
penanaman. Mesin perontok padi juga
adanya perkumpulan petani yang
adalah salah satu program yang
memberikan kemudahan para petani
dilakukan oleh pemerintah untuk
dalam mendapatkan akses pertanian,
meningkatkan pendapatan petani agar
adanya bantuan dari pihak terkait yang
bisa menghemat pengeluaran.
berbadan hukum maupun yang belum
Pemerintah tidak bisa memberi setiap
berbadan hukum. Selain itu, adanya
kelompok tani penghasilan secara rutin,
bantuan yang muncul dari kalangan
jadi program yang dilakukan adalah
personal dan kemandirian dari
dengan mengurangi pengeluaran
masyarakat setempat untuk mengelola
kelompok tani dalam bercocoktanam
dan memelihara daerah-daerah tempat
sehingga penghasilan yang didapat bisa
irigasi dan sumber-sumber air irigasi.
lebih tinggi.” (Wawancara pada tanggal:
09 Juni 2021) Hasil penelitian menunjukkan
terdapat faktor-faktor penghambat
Berdasarkan hasil wawancara
dalam pelaksanaan Program Percepatan
dengan responden maka peneliti
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
menarik kesimpulan bahwa peningkatan

293
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

TGAI) dalam meningkatkan mengoptimalkan potensi daerah harus


kesejahteraan petani pada Perkumpulan didukung oleh setiap lini yang saling
Petani Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu” mendukung satu sama lain; 5) Tata
Kelurahan Denggen yang telah dialami kelola dan kapasitas kelembagaan dinas
baik dari segi faktor hukum maupun pekerjaan umum di bidang pengairan
faktor non hukum. masih lemah, bisa dilihat dari belum
memadainya kuantitas dan kualitas
Faktor hukum yang dialami
sumber daya manusia (SDM) Aparatur
adalah: 1) Karena kurang memadainya
pemerintah; 6) Karena regenerasi yang
aturan pemerintah terkait dengan
kurang maka sampai saat ini perangkat
pengadaan air irigasi, sehingga pihak
yang ada di dalam bidang pengairan
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
sudah tidak mampu memberikan
Pemukiman merasa kebingungan harus
kinerja yang optimal sehingga
mengacu pada peraturan yang mana; 2)
menghambat berjalannya suatu
Karena peraturan Undang-Undang
pengupayaan.
Nomor 11 tahun 1974 tentang
Pengairan tidak memberikan KESIMPULAN
pengaturan yang lebih jelas dan rinci Dampak Program Percepatan
terkait tentang pengadaan air irigasi; 3) Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
Karena tidak adanya aturan pemerintah TGAI) dalam meningkatkan
yang sesuai dengan kondisi tempat kesejahteraan petani pada Perkumpulan
yang ada. Petani Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu”
Kelurahan Denggen sudah dapat
Faktor Non Hukum: 1) Karena
dikatakan baik, karena memang
mengalami keterbatasan waktu dan
penguatan kelembagaan yang
anggaran; 2) Wilayah yang luas
dilakukan oleh pemerintah dan
sehingga pemerataan akses untuk
perkumpulan petani memang rutin
pengairan irigasi air tidak merata
dilakukan setiap bulan untuk
karena daerah-daerah untuk pengadaan
mengetahui kendala dan memberi
air irigasi sangat sulit untuk terjangkau;
sosialisasi kepada kelompok tani di
3) Karena adanya kekurangan data
Kelurahan Denggen tentang pertanian,
terkait daerah-daerah yang perlu
walaupun dari pemerintah tidak
diadakan pengadaan air irigasi dan data
melakukan dengan rutin namun
sumber-sumber air yang dapat
biasanya dalam enam bulan sekali pihak
diadakan untuk pengadaan air irigasi;
pemerintah melakukan sosialisasi
4) Karena kurang bersinerginya instasi-
kepada petani untuk penguatan
instasi pemerintah yang terkait dan
kelembagaan petani. Pemberian
masih lemahnya sumber daya manusia
bantuan tersebut dapat mengurangi
di dinas pekerjaan umum bidang
pengeluaran petani namun masih belum
pengairan Kabupaten Lombok Timur
yang beranggapan bahwasannya untuk

294
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

bisa untuk meningkatkan pendapatan Adiwilaga, Anwas. 1975. Ilmu Usaha


secara signifikan. Tani. Bandung: Alumni.
Akan tetapi dalam penerapan Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami
program tersebut terdapat beberapa Penelitian Kualitatif. Jakarta:
factor pendukung dan penghambat Rineka Cipta.
dalam meningkatkan kesejahteraan Edi Suharto. 1997. Pembangunan,
petani khususnya pada Perkumpulan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan
Petani Pemakai Air (P3A) “Saling Bantu” Sosial: Spektrum Pemikiran.
Kelurahan Denggen. Dimana factor Bandung: Lembaga Studi
pendukung dilihat dari adanya Pembangunan STKS (LSPSTKS).
perkumpulan petani yang memberikan Edi Suharto. 2005. Membangun
kemudahan untuk akases pertanian, Masyarakat Memberdayakan
adanya bantuan dari pihak terkait yang Rakyat. Bandung: PT. Refika
berbadan hukum maupun yang belum Aditama.
berbadan hukum.Selain itu, adanya Edi Swasono, Sri.2002.Wawasan
bantuan yang muncul dari kalangan Ekonomi Pancasila. Jakarta: UI
personal dan kemandirian dari Press.
masyarakat setempat untuk mengelola Himawan. 2004. Strategi Pemasaran.
dan memelihara daerah-daerah tempat Jakarta: PT.Gramedia. Pustaka
irigasi dan sumber-sumber air Utama.
irigasi.Sedangkan faktor-faktor Meleong, L.J.2010. Metodologi
penghambatnya terdiri dari segi faktor Penelitian Kualitatif. Bandung:
hukum seperti kurang memadainya Remaja Rosda Karya.
aturan pemerintah terkait dengan Miles, B.B., dan A.M. Huberman. 1992.
pengadaan air irigasi maupun faktor non Analisa Data Kualitatif. UI: Press
hukum seperti keterbatasan waktu dan Jakarta.
anggaran serta wilayah yang luas Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
sehingga pemerataan akses untuk penelitian kualitatif, Remaja
pengairan irigasi air tidak merata. Rosdakarya, Bandung.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2007. Membaca Cepat dan
A, R. Yuli. 2014. Asuhan Keperawatan Efektif. Malang : Sinar Baru.
Gerontik. Jakarta: TIM. Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi
Abdullah Angoedi, 1984 “Sejarah Irigasi Suatu pengantar. Jakarta : PT Raja
Di Indonesia”. ICID: Komite Grafindo. Persada.
Nasional Indonesia. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Abraham H. Maslow, 2010, Motivation Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
and Personality. Rajawali, Jakarta. Bandung : Alfabeta.

295
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 02, No 02 (2022)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 283-296

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV. Alpabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: CV. Alpabeta.
Tuhana Taufiq ,Adrianto,. 2014.
Pengantar Ilmu Pertanian.
Yogyakarta : Global Pustaka
Utama.

296

Anda mungkin juga menyukai